Perjalanan Cintaku

Tiga gadis dengan setelan bikininya berjalan ke arah pinggiran laut dengan cerianya. Merentangkan tangan, menyatukannya hingga berbentuk sebuah lingkaran. Raya Marsha Aluna, seorang gadis dengan berbagai tingkahnya, seorang gadis dengan pergaulan bebasnya, dan seorang gadis dengan wajah cantik, manis serta cerianya. "Aaaaaaaa." Teriakan keras terdengar dari bibir ketiganya. Raya dan dua sahabatnya yang bernama Hana dan Lesta terus berteriak untuk melepas penatnya. Menghilangkan pikira buruk yang menumpuk di kepala mereka, Raya benar-benar ingin merasakan kebebasan. Raya yang merasakan tekanan besar dari ayahnya terus merasa ingin bebas, melarikan diri dari rumah yang sudah tak ada kenyaman di dalamnya, jika saja bundanya tidak ada, maka ia akan hidup semaunya, melangkah lebih jauh dari pijakannya. Pikirannya terus berkelana kala menikmati angin pantai yang sangat membut kulit menjadi dingin, meskipun begitu, tetap saja ia tak merasa kedinginan dengan bikini yang melekat di tubuhnya, karena mereka merasa senang dan gembira. Segerombolan pemuda dengan beberapa wanita yang ada di sekitarnya menoleh ke asal suara, teriakan riuh dan penuh keceriaan terdengar merdu di telinga mereka. Tiga pemuda di antaranya berdiri, menghindari berbagai wanita yang mengelilinginya, berdiri dan berjalan dengan santainya, hingga mengakibatkan jarak ketiganya semakin dekat dengan ketiga gadis di depannya, ketiga gadis dengan setelan seksinya. Raya, Hana, dan Lesta masih saja asik dalam bermain air, cipratan demi cipratan membasahi tubuh ketiganya. Tawa, candaan, serta senyuman lebar mereka perlihatkan dengan begitu manisnya, tak peduli jika ada beberapa orang yang menatap ketiganya dengan aneh. Masih sama, tiga pemuda itu masih saja setia dengan gayanya, setelan bawah yang pendek sepaha tanpa atasan apa-apa, memamerkan deretan roti sobek yang selalu didambakan wanita. Mereka menyeringai lebar, tersenyum dengan penuh rencana, dengan lipatan tangan di depan d**a membuat ketiganya terlihat lebih keren dari biasanya. Hingga mereka memilih maju dengan perlahan mendekati ketiga gadis itu. "Lo bisa dong bikin dia nyium lo? secara lo kan cowok terpopuler di antara kita." tantang dari salah satu pria di belakangnya. Membuat pria yang berjalan di depan berhenti, dan menoleh ke arah sahabatnya yg tersenyum miring seraya menaikkan satu alisnya. "Apa imbalannya kalau gue bisa?." tanya pria yangg menatap ke arah dua sahabatnya dengan gaya angkuhnya. "Malam nanti saat dugem, gue yang bayarin kalian." jawab salah satu di antara mereka. Pria tersebut mengangkat salah satu alisnya dengan tersenyum meremehkan ke arah kedua sahabatnya, meskipun dirinya tak pernah merasa kekurangan uang dugem tetap saja pemimpin geng itu akan menerima tawarannya, selain bisa menghemat uang kan lumayan juga kalau ceweknya secantik itu, belum lagi badannya yang berlekuk seseksi dan bohay seperti itu. "Satu lagi, gue bakal kasih beberapa wanita yang nemenin gue nanti malem, gimana?." kata yang lain menimpali. "Ok, gue terima." jawabnya dengan entengnya. Pria yang mendapat tantangan adalah pemimpin dari ketiganya. Dia kembali menatap ke arah depan, di mana seorang wanita yang berdiri membelakanginya, berlari ke belekang tanpa menoleh karena menghindari serangan air dari kedua sahabatnya. Dan,..... "Aww.." jerit terkejut dari seorang gadis yang terpental ke depan karena punggungnya bertatapan dengan d**a bidang miliknya. Gadis itu dan dua sahabatnya berhenti tertawa, Raya memutar tubuhnya dan menghadap ke arah pria yang tadi tak sengaja ditabraknya, dengan kedua sahabatnya yang ada di di belakangnya. Raya kembali menutup mulutnya saat di belakang pria itu ada dua orang laki-laki yang berdiri menyeringai dengan tangan yang di lipat di d**a, seolah tantangan baru bagi Raya. Raya berdiri dengan memicingkan matanya, di tatapnya seorang lelaki yang berdiri di depannya dengan tangan yang melipat di depan d**a, Raya yang tak mau kalah pun ikut-ikutan menaruh kedua tangannya di pinggang, yang langsung di ikuti oleh sahabat-nya. Tatapan sengit dari mereka membuat permusuhan terlihat jelas. Di sana, tiga orang laki-laki dengan kedua tangan yang terlipat di depan d**a, berhadapan dengan tiga orang gadis dengan kedua tangan yang bertengger di pinggang mereka. Pemimpin laki-laki mendekat ke arah pemimpin para gadis, yang di hadapi dengan acuh oleh Raya yang notabenenya sebagai pemimpin. Hingga jarak mereka dekat, bahkan sangat-sangat dekat, Raya masih diam, dia tak peduli dengan laki-laki yang ada di depannya itu. "Mondy Alex Christian." Raya memicingkan matanya saat tiba-tiba laki-laki di depannua mengulurkan tangan, seolah ingin mengajak berkenalan padanya. Raya menatap sinis ke arah laki-laki yang menyebutkan namanya Mondy dan menatap ke arah uluran tangan itu seraya tersenyum tipis. Raya menoleh ke belakang, menatap ke arah teman-temannya yang ada di belakang, tawanya terdengar mengejek ke pendengaran Mondy cs,bmembuat kedua teman Mondy tersenyum dan ber-highfive ria, karena nyatanya ketampanan Mondy tak di akui oleh semua kalangan wanita, buktinya pun di depan mata. "Anjirrrrrr." teriakan dari kedua teman Raya terkejut saat melihat Raya yang langsung tertarik ke pelukan Mondy saat Raya berniat ingin pergi begitu saja tanpa membalas uluran tangan Mondy. "Le-pa-sin." kata Raya mengejah seolah jijik dengan tangan Mondy yg ada di pinggangnya, menampik tangan Mondy yg sulit terlepas, Mondy hanya menyeringai tipis menatap Raya dari atas sampai bawah. "Kiss me." pinta Mondy sedikit berbisik pelan di telinga Raya, lidahnya bergerak pelan menggoda Raya dengan menjilat telinganya. "What? Lo gila?." teriak Raya terkejut seraya berontak ingin terlepas dari pelukan Mondy. Mondy hanya menyeringai menatap ke arah Raya dan bikini atas milik Raya, hingga kejahilan terlintas di otak Mondy. Mau bagaimanapun juga Mondy punya cara untuk membuat wanita yang ada di pelukannya untuk mencium dirinya. "Awww" jerit Raya seraya memeluk Mondy erat, kakinya ia lilitkan di tubuh Mondy dengan refleks serta kedua tangan yang melingkar erat di lehernya, membuat Mondy tersenyum kemenangan. Tangan yang semula memeluk Raya dengan erat kini ia renggangkan, seolah Rayalah yg memeluk dirinya. "Please,." bisik Raya panik saat Mondy menarik dirinya untuk menurunkannya. Mondy menatap ke arah teman-teman Raya yang terkejut, menutup bibir mereka masing-masing karena melihat adegan di depannya. Ingin sekali mereka menolong, tapi tahanandari kedua teman Mondy membuat keduanya tak bisa berbuat apa-apa. Raya memejamkan matanya dengan erat, saat bikini atasnya melorot ke bawah karena keusilan laki-laki yang ia peluk, demi apapun dia tak memikirkan pendapat orang lain yang melihatnya memeluk laki-laki di depannya dengan erat, yang ia pedulikan ia harus menyembunyikan apa yang harus di sembunyikan, bodo amat dengan pikiran orang lain yang melihat dirinya memeluk laki-laki dengan atasan yang hampir telanjang di depan umum. "Please, jangan lepasin." Mohon Raya seraya mempererat pelukannya di leher Mondy. "Kiss me" perintah Mondy membuat Raya mendongak,menatap ke arah Mondy tak percaya. Laki-laki itu benar-benar tak akan menyerah dengan niatnya. Dan..... TBC