bc

The Last Heirs

book_age12+
810
FOLLOW
2.7K
READ
alpha
possessive
arrogant
luna
drama
bxg
pack
superpower
cruel
lonely
like
intro-logo
Blurb

Aina hanya seorang murid biasa pada umumnya. Namun karena keterbelakangan ekonomi membuat ia menjadi bahan bullyan di sekolah. Hingga pada suatu hari saat kasus pembullyan itu semakin parah. Ia bertemu dengan seseorang. Yang akan merubah hidupnya.

Damian La Morta seorang Alpha sekaligus Raja di kerajaan Palace Moon. Terkenal akan bengis dan kejam. Serta sorot mata yang selalu menatap tajam. Membuat ia di takuti baik di kalangan werewofl, vampir maupun kalangan manusia. Baginya kebahagiaan adalah angan kosong belaka bagi jiwa seorang pecundang. Lalu bagaimana jika ia di pertemukan dengan Aina yang merupakan takdirnya. Akankah Aina dapat meluluhkan hati seorang Damian atau sebaliknya?

Gambar : pixabay (willgard)

Font :

PrincessSofia-reguler (100% free phonto's system font)

Noto serif - reguler (100% free phonto's system font)

chap-preview
Free preview
Part I
Dingin menerpa tubuh hangatnya, butir-butir salju berguguran merayapi bulunya yang halus dan berwarna abu-abu. Menggigit maupun menerkam setiap musuh yang ia jumpai. Tubuhnya yang lebih besar dari yang lain membuat ia tampak sebagai penguasa. Ya, dia adalah werewolf. Seorang Alpha atau Raja dari Kerajaan Palace Moon. Kerajaan terkuat, tersadis, terkejam entah julukan apa lagi yang menyandangnya. Mata hitamnya menjelajahi musuh-musuh yang telah tumbang, tidak ada belas kasihan disana. Jika ada yang masih hidup langsung ditebas ditempatnya. Terompet kemenangan kini telah dibunyikan menandakan perang telah usai, perlahan pasukan serigala bergerak mundur meninggalkan medan perang. Meninggalkan musuh-musuh mereka ke dalam kobaran api yang menyala. Rakyat bersorak menyambut kedatangan Raja beserta pasukan istana yang baru saja pulang dari medan perang. Pujian dan doa terdengar ketika ia menginjakan kaki di gerbang istana yang kokoh dan megah. Namun tidak ada senyum ataupun raut bahagia yang terbingkai diwajah Raja mereka, hanya wajah datar dingin dan pandangan yang menusuk seperti mata pedang di wajah rupawannya. Tapi itu tak mengikis kebahagiaan mereka, seperti sudah terbiasa dengan watak Sang Raja yang memang terkenal dingin dan tak berperasaan. Palace Moon adalah sebuah Kerajaan yang makmur, dipimpin oleh seorang werewolf. Sebagian rakyatnya ada yang manusia dan ada juga dari bangsa werewolf. Perbedaan itu tak membuat mereka membenci ataupun merendahkan satu sama lain. Tanah yang subur dan kaya akan sumber daya alam membuat kerajaan ini sebagai kerajaan terkuat dan terbesar pada zamannya. Tentu ada yang iri dengan kejayaan Kerajaan Palace Moon, mulai dari pemberontakan, perang dan bahkan penghianatan dari kaum sendiri telah mampu ditebas dengan habis di kerajaan ini. Jika kau telah masuk maka jangan harap kau akan pulang dengan tubuh yang utuh, bahkan seekor semutpun sulit untuk keluar menembus dinding kokoh istana. Langkahnya menggema disetiap sisi istana, melewati setiap tubuh yang tengah membungkuk disisinya. Seorang Kasim menghampiri dirinya dengan tergesa-gesa, cemas dam takut terpampang diwajahnya yang telah menua. "Yang mulia, maaf telah menganggu waktu anda. Saya ingin memberitahukan bahwa mereka telah datang." Kasim gugup dalam tundukannya. Tatapan Raja Damian nampak berkilat, "Dimana mereka?" "Mereka ada di ruang perjamuan, Yang Mulia." *** "Hai keponakanku, lama tidak bertemu. Ternyata kau sudah besar yah, mirip seperti ayahmu. Ah iya, kenalkan ini istriku, Amanda" Seorang pria tampak berumur diatas empat puluh, yang diketahui ia adalah paman Sang Raja. Tampak menyambut kedatangan Raja dengan hangat. Baju merah yang dikenakan Sang Paman, membuatnya tampak lebih muda dari umurnya. Rambut-rambut halus terlihat tumbuh disekitar wajah namun tak membuat ia nampak tua. Kulit kecoklatan yang mewarnai epidirmis nampak terlihat dari tangannya yang terbuka. Sementara perempuan yang berdiri disampingnya mengenakan gaun merah menyala, bibir berlapis gincu merah dan riasan wajah yang agak berlebihan. Tatapan terpesona ketika Sang Raja tiba menemui mereka terlihat dari pandangan Si Perempuan yang diketahui bernama Amanda. Amanda mengulurkan tangannya dengan senyum sebagai sesi perkenalan, namun hanya dibalas tatapan dingin oleh Sang Raja lalu diabaikan. Merasa tidak enak ia kembali menarik tangannya. Tidak senang dengan apa yang dilakukan keponakannya pada Amanda, istrinya. Ia menegur Sang Raja dengan sindiran tentunya. "Rasanya tidak sopan mengabaikan orang yang lebih tua dari anda, apa lagi itu dilakukan oleh Raja Palace Moon yang dihormati dan dipuja oleh rakyatnya. Bukan begitu Yang Mulia?” "Hahaha..." Tawa Sang Raja pecah menggema dalam ruangan. Tawa itu terdengar lain, bukan selerti tawa kebahagiaan. Suara itu sarat akan ironi, kepedihan dan ancaman dibaliknya. Semua yang mendengar tawa itu merinding, terbukti bulu-bulu yang berada di tengkuk mereka berdiri. Kasim, Pengawal pribadi Raja Damian berserta pelayan-pelayan yang berdiri diseberang pintu nampak menundukkan kepala dalam-dalam. Hidup puluhan tahun di istana ini, telah mengajarkan mereka banyak hal. Jika masih ingin melihat matahari esok hari maka jangan mengusik ketenangan Sang Raja. Berdirilah dalam zona aman, jangan melebihi batas atau lehermu tertebas. Dan mereka sudah melihat buktinya selama tinggal disini, berapa nyawa hilangan dalam tangan dingin lagi halus itu. Terakhir, yang mereka tau Raja Damian tidak pernah tertawa, bahkan untuk menampilkan rasa sakit ketika pedang menembus tubuhnya itu, wajahnya tetap sekaku patung dan keras seperti batu. Justru ia akan menebas kepala orang yang menusuknya dengan k**i, matanya memancarkan aura kebengisan. Kejadian itu terjadi karena penghianatan yang dilakukan oleh salah satu anggota kerajaan, hanya demi kekuasaan seluruh anggota keluarganya mati beserta keturunan-keturunannya dibalik pedang algojo, disaksikan oleh ribuan rakyat Palace Moon. Dan semenjak itu tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan, kejadian itu sudah cukup menjadi peringatan bagi orang-orang yang berbuat kejahatan. Lalu mendengar tawa Sang Raja yang ganjil, jelas sudah memberikan firasat buruk dalam benak orang-orang disana. "Astaga, air mataku sampai keluar. Kau benar Paman, kelakuanku barusan rasanya tidak sopan...." ucapnya lantas diam. Kepalanya menoleh ke kanan, dimana bunyi berisik yang ditimbulkan dari dua ekor burung yang hinggap di balik jendela sedang mematuk-matuk kaca. Pandangannya menyorot hampa, lalu ia menatap Sang Paman kembali dengan tatapan berganti tajam ".....tapi untuk apa aku menghormati sesuatu yang lebih RENDAH dari SAMPAH.” Tatapan itu menyudutkan lagi merendahkan. Si Paman hanya bisa menampilkan senyum palsu layaknya tak mengerti makna dibalik itu. Padahal tangannya sudah mengepal kuat. "Saya tidak mengerti maksud anda, Yang Mulia." Ujarnya, "saya tidak melihat sampah disini." Seolah ingin mematik bara api. "Memang tidak ada sampah, itu hanya bahasa kiasan. Paman harus lebih belajar lagi. Tentu malu, jika orang di luar istana tau bahwa anggota kerajaan adalah sosok yang bodoh." Raja Damian melempar seringai sebelum ia berbalik dengan dingin. “Ah sepertinya aku banyak urusan, aku tidak ingin membuang waktuku percuma. Jacob!" "Hamba, Yang Mulia" pria yang berpakaian serba hitam dengan kedua pedang tersampir di pinggangnya, membungkuk di belakang Raja Damian. “Antarkan tamu istimewaku ke kamarnya. Nampaknya mereka sangat lelah sehabis perjalanan jauh, itu pasti menghabiskan waktu yang lama. Nyamankan diri anda senyaman mungkin Paman, Bibi" Raja Damian berbalik angkuh. Tatapannya membekukan layaknya es. Dagunya terangkat tinggi. Jubah kebesarannya menimbulkan suara gemerisik di setiap langkahnya. Begitu pintu tertutup di belakangnya. Ia menghentikan langkah. Kepalanya melirik ke belakang, netra hitamnya memandang pintu dan mengepalkan jarinya hingga kuku-kukunya terlihat memutih. ‘Karena setelah ini aku akan membuat lubang neraka untuk kalian' *** Sementara di balik pintu, ada yang membara tapi bukan api melainkan kepala seseorang. Andai dia waktu itu berhasil. Tentu kerajaan ini akan menjadi miliknya. Lalu ia menoleh ke arah istrinya dan menemukan tatapan memuja Amanda yang masih tertuju pada pintu tempat menghilangnya sang Raja. Amarahnya langsung meroket. Ia menyentak lengan istrinya dengan tatapan peringatan. "Amanda!" "Apa? Oh, aku melamun tadi. Aku kesal karena dia menyebutku sampah. Jangan salah paham sayang."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
570.3K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.2K
bc

DESTINY [ INDONESIA ]

read
1.3M
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.7K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.9K
bc

Crazy Maid ( INDONESIA )

read
206.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook