bc

His Love (INDONESIA, end)

book_age16+
964
FOLLOW
4.8K
READ
possessive
family
age gap
fated
mate
badgirl
sweet
humorous
childhood crush
first love
like
intro-logo
Blurb

[SUDAH TAMAT + EXTRA BAB]

Razita Reeves. Seorang artis cantik yang sedang berada di puncak karir. Sangat dimanja dalam keluarga Reeves, terutama sang Kakek karena ia merupakan satu-satunya cucu perempuan. Layaknya seorang artis dan lahir dari keluarga kaya, Razita hidup dalam kemewahan. Mobil mahal, pakaian hasil rancangan desainer kelas atas, assesoris seharga jutaan, dan tentu barang-barang yang lain.

Adam Walter. Seorang dosen di sebuah kota kecil. Yatim piatu sejak berusia sebelas tahun, lalu berada dalam asuhan kakeknya. Namun baru saja duduk di bangku SMA, sang Kakek juga meninggal sehingga Adam terpaksa hidup seorang diri dan bekerja keras demi bisa terus sekolah. Terbiasa hidup dalam kesederhanaan menjadikan Adam pribadi yang lembut dan tidak pernah menuntut.

Dua anak manusia yang hidup dalam dunia yang berbeda. Dua orang dengan kepribadian bertolak belakang. Menurutmu, bagaimana cara mereka bertemu?

Bagian dari Full of Flowers Series

1. His Lips

2. In His Arm

3. His Smile

4. His Love

5. His Eyes

---------------------

Post Dreame : Senin (15.21), 22 Maret 2021

Status : End

Copyright © 2021 by Aya Emily

chap-preview
Free preview
Prolog
Senin (15.24), 22 Maret 2021 -------------------- Gadis cantik bermata biru dan berambut panjang bergelombang itu menatap kagum pada rumah berlantai kayu di depannya. Dia yang terbiasa tinggal di rumah besar bak istana dengan gerbang tinggi, jatuh cinta pada pandangan pertama pada bangunan yang terbilang amat sederhana itu. “Gimana, Rara. Kau suka?” tanya lelaki yang baru turun dari mobil sambil menjinjing sebuah tas besar berisi keperluan si gadis kecil. Razita—begitu nama gadis itu—mendongak pada lelaki yang kini berdiri di sampingnya. “Suka sekali, Kakek Seth. Rumah ini cantik. Seperti rumah pohon Tinker Bell.” Ujarnya dengan senyum merekah lalu kembali memandang kagum pada rumah itu yang dikelilingi pagar bunga terawat. Seth terkekeh. “Kalau begitu, ayo masuk!” Gadis tujuh tahun itu mengangguk. Ia mengeratkan pelukan tangan kirinya di tubuh boneka panda kesayangannya sementara tangan kanannya meraih jemari sang kakek. “Kakek, boleh Rara dapat kamar di lantai dua?” tanya Razita penuh harap saat Seth masih berkutat dengan kunci pintu. “Tentu saja, Sayang. Kau bisa pilih sendiri kamarmu.” “Asyik!” Razita melompat-lompat senang. Begitu pintu terbuka, gadis kecil itu langsung melesat masuk. Tatapannya mengarah ke sekeliling ruangan. Rumah sederhana sekaligus indah. Jelas menunjukkan bahwa si empunya memiliki selera tinggi. “Di sini tidak ada pelayan, Kek?” tanya Razita. “Ada, Sayang. Tapi pelayannya datang tiga kali seminggu untuk membersihkan rumah ini.” “Lalu siapa yang akan memasak untuk kita?” Seth tersenyum. “Tentu saja Kakek.” Dia mengedipkan sebelah mata. Bibir mungil nan merah Razita terbuka menunjukkan bahwa dirinya kaget. “Kakek bisa masak?” “Meragukan kemampuan Kakek, eh?” Razita mengangguk. “Tunggu setelah makan malam, kau akan melihat langsung bagaimana Kakek bermain dengan kompor dan panci.” Seth menggerakkan tangan seperti mempraktekkan jurus silat dengan sikap konyol yang berhasil mengundang tawa Razita. “Sekarang kita harus istirahat dulu. Tadi Rara juga bilang masih kenyang, kan?” “Iya, Kek.” “Ayo, segera cari kamarmu!” “Aye aye, captain!” Seth terkekeh seraya membuntuti Razita yang bergegas menapaki tangga ke lantai dua. *** “Kakek bilang ingin memasak di rumah.” Razita mengingatkan Seth tentang ucapannya tadi siang begitu mobil yang mereka tumpangi berhenti di halaman sebuah rumah. “Iya, tapi teman Kakek mengundang kita untuk makan malam di rumahnya. Sayang sekali kalau ditolak.” Seth menjelaskan seraya mematikan mesin mobil lalu turun menuju pintu samping Razita. “Bilang saja Kakek tidak bisa masak tapi malu mengakuinya.” Cibir Razita. Jemari mungilnya menggenggam tangan Seth yang membukakan pintu lalu turun dari mobil. Keduanya berjalan bergandengan tangan menuju rumah satu lantai yang terlihat lebih sederhana dari rumah Seth. Rumah itu juga terawat namun tidak terkesan cantik karena tidak ada satupun tanaman bunga di sekitarnya. Lebih banyak rumput hias dan tanaman buah yang dijadikan bonsai. “Kenapa Rara sangat tidak percaya pada Kakek.” Seth merengut pura-pura tersinggung. “Karena Kakek tidak pernah masak di rumah.” “Di rumah sudah ada pelayan. Kalau Kakek masak sendiri, para pelayan akan berpikir masakan mereka tidak enak lalu sedih.” Kening Razita berkerut, memikirkan ucapan sang Kakek. “Tapi Mama dan Bibi sering masak sendiri walau ada pelayan.” “Ah, baiklah. Rara yang menang.” Seth berdecak. Gadis kecil itu malah terkikik geli. “Jangan sedih, Kek. Walau masakan Kakek tidak enak, Rara akan tetap memakannya dan berpura-pura bilang enak.” “Dasar cucu Kakek ini!” Seth mencubit pipi Razita gemas lalu mengetuk pintu karena mereka sudah berada di beranda rumah teman Seth, Samuel Walter. Tak lama kemudian, seorang lelaki seumuran Seth keluar. Walau mereka sebaya, Seth tampak lebih muda dari Sam. Mungkin karena rambut Sam sudah memutih dan keriput memenuhi wajahnya. “Kau datang satu jam lebih awal, Seth. Makan malam belum siap.” Ujar Sam sambil memeluk Seth sementara Razita hanya berdiri memperhatikan dua orang tua itu. “Itu lebih bagus. Jadi aku bisa membantumu dan membuktikan pada cucuku ini bahwa Kakeknya benar-benar bisa masak.” Seth menyeringai. “Cucu?” Sam menunduk dan baru menyadari keberadaan gadis kecil yang tingginya hanya mencapai perut Sam. “Hai, Kakek Sam. Aku Rara.” Razita mengulurkan tangan pada Sam. Tadi dalam perjalanan, Seth sudah mengatakan nama temannya. “Nama lengkapnya Razita Reeves. Kami memanggilnya Rara.” Seth menambahi. “Gadis yang pemberani.” Puji Sam karena jarang ada gadis kecil yang berani menyapa orang asing tanpa disuruh. “Hai juga, Rara. Selamat datang di kediaman Kakek Sam. Eh, apa kau sudah punya kekasih?” PLAK. Seth memukul belakang kepala Sam yang sedang membungkuk ke arah Razita. “Dia masih tujuh tahun dan kau sudah membicarakan masalah kekasih.” “Aku kan hanya bertanya. Kurasa dia cocok bersanding dengan Adam.” Sam nyengir. “Kekasih itu apa?” tanya Razita polos. Seth melotot pada Sam. “Ini gara-gara kau. Aku jadi harus menjelaskan sesuatu yang seharusnya belum boleh dia tahu.” Gerutu Seth pelan agar Razita tidak dengar. “Biar aku yang jelaskan.” Belum sempat Seth mencegah, Sam sudah berlutut di depan Razita hingga kepala mereka sejajar. “Kekasih itu adalah seseorang yang akan menjagamu jika Kakek atau orang tuamu tidak ada. Dia akan menemanimu, bermain denganmu, membuatmu senang, mengajakmu jalan-jalan. Yah, pokoknya semua hal menyenangkan. Dan kekasih itu harus lawan jenis.” Kening Razita berkerut memikirkan ucapan Sam. “Aku tidak percaya kau menjelaskan hal itu pada anak yang baru duduk di bangku kelas satu SD.” Seth mendesah. Razita mendongak menatap Seth. “Seperti Kak Rachles dan Kak Raynand?” “Bukankah itu nama cucumu juga?” Sam juga bertanya. “Iya. Kau sudah membuatnya salah mengerti.” Ujar Seth kesal. “Sudah, hentikan pembicaraan tidak bermutu ini. Aku lapar!” Sam mengabaikan ucapan Seth lalu beralih kembali pada Razita. “Bukan, Sayang. Kekasih itu bukan Kakak atau saudaramu.” Kembali kening Razita berkerut. “Boleh Rara punya kekasih?” “Tidak!” “Tentu saja.” Seth melotot sementara Sam hanya nyengir. “Kakek, kenapa lama sekali? Aku sudah selesai memotong sayurannya.” Anak lelaki berusia empat belas tahun muncul dari dalam rumah menghampiri tiga orang yang masih berbincang di ambang pintu. “Tunggu sebentar, Adam. Kakek sedang berbincang dengan calon istrimu.” “Hah?” langkah Adam terhenti mendengar ucapan Sam. “Heh, kau bicara apa?” Seth hendak memukul Sam lagi namun gagal karena Sam lebih dulu menghindar. “Rara, itu kekasihmu. Cepat sapa dia!” Sam berkata pelan sambil menunjuk Adam. “Kau sungguh—” Sam segera berlari ke halaman diiringi tawa karena Seth mengejarnya. Mereka saling mengejar layaknya dua bocah meski lari mereka tidak secepat dulu akibat faktor usia. Sementara di beranda, Adam masih kebingungan dengan tingkah dua orang tua itu. Berbeda dengan Razita yang tersenyum manis. Tanpa malu atau takut, gadis kecil itu mendekati Adam lalu berdiri di hadapannya. Tinggi Adam yang hampir menyamai sang Kakek membuat Razita harus mendongak. “Kakek Sam bilang kau kekasih Rara. Tapi kekasih itu untuk apa?” tanya gadis itu penasaran. Adam melongo lalu menepuk keningnya sendiri sambil dalam hati memaki sang Kakek. --------------------- ♥ Aya Emily ♥

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Switch Love

read
112.4K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
113.7K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.2K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

The crazy handsome

read
465.3K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
462.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook