bc

WA Suami Untuk Selingkuhannya Terkirim Ke Istri

book_age18+
20.0K
FOLLOW
199.3K
READ
others
drama
tragedy
serious
like
intro-logo
Blurb

WA dari Wisnu yang tak sengaja terkirim ke HP Ainun--Istrinya-- yang akhirnya menguak tabir perselingkuhan Wisnu dengan selingkuhannya yang nyatanya tak cuma satu.

jadi siapa lagi selingkuhannya selain Wina?

chap-preview
Free preview
Salah Kirim
[Nanti malam gunakan gaun yang aku berikan ya, Sayang. Kamu memang paling cantik Wina, aku terpesona.] jawaban WA dari Mas Wisnu. Aku terperanjat, bukankah tadi aku WA mengabarkan tentang Aira? Badan Aira panas hingga aku ingin membawanya kerumah sakit. Aku WA Mas Wisnu agar membatalkan bertemu klien malam ini. Namun .... Tanpa menunggu lama aku segera menelfon Mas Wisnu. Dari seberang sana kudengar nada Mas Wisnu yang gugup. "Siapa Wina, Mas?" tanyaku langsung membrondong begitu dia menerima telfonku. "Wi-wina siapa, Dek?" tanyanya pura-pura. "Jangan bohong ya, Mas! Kamu sendiri yang tadi pengirim pesan. Aku yakin kamu salah kirim dan pesan itu kamu kirim untuk Wina! Iya, kan?" cercaku. Mas Wisnu segera mematikan telfon, setelah sebelumnya aku mendengar suara seorang perempuan mendekat dan memanggil dengan sebutan manja. Aku harus segera selidiki ini, Mas Wisnu mulai main belakang. Aku harus mencari tahu. Namun sebelumnya aku harus bawa Aira kerumah sakit terlebih dahulu. Aku pergi kerumah sakit diantar sopir pribadi, tak lupa mengajak Bik Uni agar nanti ketika pulang Aira bersama Bik Uni. Aku sengaja akan kekantor Mas Wisnu setelah dari rumah sakit. Alhamdulilah, Aira hanya demam biasa. Hingga tak perlu upname dan hanya diberi obat saja. "Bik, titip Aira ya. Aku ada urusan. Kalau ada apa-apa kabari aku. Aira cepat sembuh ya dan minum obatnya." kukecup kening bocah enam tahun itu lembut. *** "Permisi, Mbak." "Iya, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" resepsionis menyapa dengan ramah. "Iya, Mbak. Saya ingin bertemu dengan Wina." "Oh, Mbak Wina, sebentar ya, Bu." benar dugaanku, kalau wanita bernama Wina memang satu kantor dengan Mas Wisnu. "Kalau boleh tahu Wina di sini menjabat sebagai apa?" selidikku. "Mbak Wina itu sekretaris Pak Ridho, Bu." Sekretaris? Pantas mereka berhubungan lewat chat karena tentu tempat mereka sedikit berjauhan. Mas Wisnu hanya staf marketing yang lebih banyak kerja dilapangan. "Maaf, Bu. Mbak Wina sedang makan siang. Mungkin dia ada di kantin kantor. Ibu bisa menemuinya disana." Aku hanya mengangguk, kulihat jam menunjukan pukul setengah 12. Pantas, karena ini jam makan siang. Aku bergegas menuju kantin kantor, kebetulan memang aku tahu tempatnya karena sudah sering aku kesini. Namun untuk bertemu dengan Bang Ridho, dia adalah kakak sepupuku dan Mas Wisnu bisa bekerja di sini juga karena jasanya. Kuamati beberapa orang, menelisik mencari keberadaan Wina, bagaimana aku bisa mengenali Wina? Sedangkan aku sendiri belum pernah melihatnya. "Wina, kamu sudah lama menunggu?" tanya seorang laki-laki yang sangat kukenal, dia melewatiku, tapi tidak melihatku karena posisiku membelakanginya. "Nggak kok, Mas. Baru saja!" wanita itu berdiri kemudian bercupika cupiki. Hatiku panas, bagai tersiram air mendidih. Setelahnya mereka duduk tanpa melepaskan tangan satu dengan yang lainya. Jiwa liarku berontak, ingin sekali rasanya langsung menyambangi mereka dan menjambak rambut wanita yang lurus itu! Sabar! Sabar, Ainun! Aku berusaha mendinginkan diriku sendiri. Tak perlu dengan cara kasar, bermainlah dengan elegant. Kukeluarkan ponsel dan memotret mereka berdua. Bahkan aku memilih duduk dan merekam adegan-adegan romantis mereka yang tak tahu malu. "Ehem ...." aku berdehem, Mas Wisnu kaget, bahkan langsung beranjak dari duduknya dan melepaskan tangan Wina. "Ainun, ke-kenapa kamu disini?" tanya Mas Wisnu tergagap. "Siapa dia, Mas. Aku menganggu ya?" tanyaku basa-basi. "Oh ... Di-dia rekan kerjaku, Dek. Ayu namanya." Mas Wisnu berbohong. "Wah ... Nama yang cantik, namun tak secantik kelakuannya. Ups! Maaf jangan tersingung aku cuma bercanda." aku menutup mulutku, kulirik Mas Wisnu sudah salah tingkah. Wina terlihat bingung, bahkan ketika Mas Wisnu menyebutkan namanya sebagai Ayu, dia sebenarnya ingin protes. "Kamu kesini ada perlu dengan Mas?" tanyanya. "Eee ... Ngga kok, aku kesini mau bertemu dengan Bang Ridho. Sebentar lagi dia juga datang," jawabku santai. Aku tengah menyusun rencana, video rekaman tadi sudah kukirim pada Bang Ridho. Dia merespon baik dan berjanji akan memberi pelajaran pada mereka. "Nah itu dia!" pekikku, melihat Bang Ridho sedang berjalan kearahku. Kini wajah pucat Mas Wisnu tergambar jelas tak terkecuali Wina. Siap-siaplah kalian akan menerima nasib karena telah berbuat curang, tak perlu cara kasar. Halus namun akan lebih menyakitkan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.2K
bc

My Secret Little Wife

read
91.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook