bc

Marriage A Captain

book_age16+
13.4K
FOLLOW
124.4K
READ
family
love after marriage
badgirl
independent
drama
sweet
bxg
enimies to lovers
pilot
husband
like
intro-logo
Blurb

Perjodohan merupakan kisah klasik yang banyak dibenci. Siapa yang suka perjodohan? tentunya akan lebih indah jika kita bisa memilih sendiri pasangan hidup kita. Sama seperti kisah Ily Latunadira yang dipaksa menikah oleh kedua orang tuanya demi menggantikan posisi kakaknya yang sialan saat tiba-tiba kabur dari rumah dihari pertunangannya.

Jika kalian mencari kisah perjodohan dimana sang wanita tertindas, kalian tidak akan menemukannya disini, karena yang kalian sedang ikuti adalah kisah Ily Latunadira si gadis keras kepala bersama suaminya yang sangat manis. Eitssss hati-hati diabetes setelah berkenalan dengan Alian ya heheh.

chap-preview
Free preview
Chapter 1
"Selamat pagi, Captain." "Selamat pagi." "Safe flight, Captain." "Terima kasih." "Selamat pagi, Capt. apa kabar?" "Selamat pagi, Alhamdulillah baik." Sapaan demi sapaan dengan sabar dibalas satu persatu oleh Alian Zafrano Lukas atau yang biasa dipanggil Captain Alian. Senyum manis tak pernah lekang dari bibir agak tipis miliknya yang berwarna merah muda alami itu. Senyum yang mampu meluluhkan kaum hawa manapun. Penumpang pesawat akan merasa sangat beruntung jika bisa bertemu meskipun hanya berselisih jalan dengannya di bandara, apalagi jika berkesempatan untuk menaiki pesawat yang ia bawa. Mendengar suara Captain Zidan dari intercome saja mampu membuat darah mereka berdesir. Namun berbeda dari sapaan biasanya, pagi ini setiap kru pesawat yang menyapanya pasti memperlihatkan wajah prihatinnya meskipun yang disapa selalu memperlihatkan senyum manisnya seolah-olah tak terjadi apapun. Kabar itu begitu cepat tersebar, dan Alian sadar akan hal itu. Ia tahu persis orang-orang pasti sebenarnya ingin bertanya penuh rasa keingin tahuan, namun mereka merasa tak enak dengan Alian. Jadi hanya senyuman yang ia lontarkan pertanda bahwa ia baik-baik saja. "Pagi Bro."Alian menyapa seseorang yang duduk dibagian pojok kafetaria. Orang yang disapapun langsung menoleh kepada Alian sembari tersenyum. "Pagi Capt." "Are you okey?" Alian tersenyum kemudian menyeruput kopi yang sudah dipesankan oleh sahabat sekaligus CO- Pilotnya itu. Verrell Aditya menatap Alian menunggu ia selesai meneguk kopi dengan pandangan khawatir. Ia benar-benar sudah tidak sabar untuk mendengar langsung dan memastikan bahwa sahabatnya dalam keadaan baik-baik saja. Bukan senyuman yang ia harapkan, karena dalam kedaan apapun, Alian pasti selalu tersenyum terutama untuk tidak membuat orang lain khawatir. "Mungkin belum waktunya," balas Alian lagi-lagi tersenyum. "Keterlaluan banget sih Liyana, bisa-bisanya dia kabur dihari pertunangan kalian. Masih mending dia dijodohin sama Lo. Lo kurang apa sih? Kalau memang dia gak mau, bilang dong dari awal, bukannya malah kayak gini." Verrell tampak benar-benar begitu kesal. "Lebih baik dia kabur waktu tunangankan dari pada waktu nikah." "Ya tetap aja, sok kecantikan banget." "Ya emang cantik." "Lo udah pernah lihat dia emangnya? Bukannya kata lo kalian baru akan ketemu waktu kalian mau tunangan?" "Ya kan semua wanita pasti cantik, cuma kadarnya aja yang beda-beda." Verrell mencibir balasan dari Alian yang selalu berpikir positif oleh apapun. Jujur sebenarnya Alian juga cukup kecewa dan sedih. Bukan soal dirinya, ia hanya kasihan oleh ibunya, terlebih lagi almarhum ayahnya yang pasti sangat kecewa karena ini merupakan permintaan terakhirnya. Alian benar-benar merasa menyesal tidak bisa segera memenuhi permintaan itu.  3 hari yang lalu harusnya menjadi saat yang penting bagi hidup Alian. Ia akan bertunangan dengan gadis pilihan orang tuanya. Menurut cerita dari ibunya, gadis bernama Liyana Saskia itu adalah anak dari sahabat ayahnya sejak kecil, namun mereka sudah lama tidak bertemu karena sahabat ayahnya sudah lama pindah tinggal di luar negri. Namun menurut cerita beberapa bulan belakangan ia sudah menetap di Indonesia. Ayah Alian sebenarnya sudah lama ingin mengatur waktu agar bisa bertemu kembali dengan sahabat lamanya itu. Namun sayang, sakit jantung yang diderita ayah Alian merenggut nyawanya. Sejak kuliah, ayah Alian dan sahabatnya itu sudah berniat untuk menjodohkan anak mereka jika nanti mereka memiliki anak yang berbeda jenis kelamin. Tepat seminggu yang lalu, ibu Alian menceritakan semua itu kepada putranya, terlebih sebelum menghembuskan nafas terakhir ayahnya berpesan agar perjodohan sejak dulu itu tetap dilaksanakan. Meskipun Alian sebenarnya ingin menolak, namun ia tak sanggup. Baginya kebahagiaan orang yang ia sayang adalah segalanya. Sangkin tak inginnya menghabiskan waktu untuk menuntaskan janji, Alian dan calon istrinya itu tak langsung dipertemukan, hanya pembicaraan lewat telfon yang dilakukan ibu Alian dengan orang tua Liyana untuk menetapkan tanggal, kemudian acara pertunangan yang cukup mewah langsung dipersiapkan. Namun nasib baik tak berpihak pada Alian. Beberapa saat sebelum acara pertunangan dimulai, saat tamu mulai berdatangan, Alian mendapat kabar bahwa calon tunangannya itu melarikan diri entah kemana. Sudah berusaha dicari namun tak ketemu. Akhirnya acara hari itu dibatalkan. Dengan senyuman yang berusaha keras Alian tunjukkan untuk meminta maaf kepada para tamu undangan yang datang. Malu, pasti. Namun yang lebih menyakitkan melihat ibunya yang tampak begitu kecewa. "Berangkat sekarang yuk, bentar lagi mau briefing, gue juga harus ngecek yang lain," ajak Alian. Verrell melihat jam yang melingkar di tangannya, benar juga, sudah waktunya mereka bersiap-siap untuk penerbangan menuju Bangkok pagi ini. Kedua pria tampan itupun langsung bergegas keluar dari kafetaria menuju kantor bandara untuk melakukan segala macam persiapan. Jika kalian mengira jika tugas pilot hanya menerbangkan pesawat saja, kalian salah besar. Pilot dan Co-Pilot harus menganalisis rute dan detail penerbangan yang telah disiapkan oleh petugas operator penerbangan. Memantau kondisi cuaca, merencanakan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan, memeriksa dan menganalisis dokumen, mengkonfirmasi ketinggian dan kecepatan yang benar, dan mendiskusikan rencana alternatif yang mungkin diperlukan tergantung pada spesifik keadaan yang mungkin timbul. Selain itu kapten pilot harus mem-briefing para kru pesawat agar tidak terjadi kesalahan saat penerbangan nantinya. Tak hanya itu, kapten juga harus memeriksaan fisik pesawat sebagai langkah persiapan pra-penerbangan berikutnya. Kapten akan mendelegasikan tugas ini kepada First-Officer atau pilot tambahan yang merupakan bagian dari kru atau dia dapat memutuskan untuk menyelesaikan pemeriksaan sendiri. Biasanya pilot akan ada dibandara 2 jam sebelum penerbangan dilakukan untuk mempersiapkan semuanya. *** "Aku bilang enggak ya enggak Ma!" "Ily, ayolah. Papa harus menebus kesalahan papa." "Pa, yang salahkan Liyana, kenapa coba harus aku yang berkorban. Mending Papa cari deh Liyana sampai dapat kalau tetap mau nikahin anak Papa sama anak temannya papa itu." "Kita bahkan sekarang gak tau kakak kamu itu ada dimana," Ayu Kartika memijat pelipisnya pelan. Kenapa tidak ada satupun putrinya yang mau menurutinya.  "Ya terus, bukan berarti aku yang harus gantiin dia buat nikah Ma. Aku masih mau bebas. Aku gak mau terikat oleh pernikahan gitu." "Semua fasilitas kamu mama papa cabut dan papa akan putusin akses kerjaan kamu sebagai model. Sekarang kamu pilih, menikah dengan Alian atau cari kerja diluar sana selain jadi model tanpa bantuan nama papa karena papa gak akan biarin kamu dibantu karena kamu anak papa." Indra langsung meninggalkan kamar putrinya itu dengan sangat kesal. Ily mengusap wajahnya kasar merutuki apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Sejak Liyana pergi dari rumah, ibu dan ayahnya selalu mendesaknya untuk menggantikan posisi Liyana menikah dengan pria bernama Alian yang entah siapa itu, dari mana asalnya dan apa pekerjaannya. Apalagi saat acara pertunangan Alian dan Liyana yang mendadak ia tidak datang karena ada acara fashion show di Bali. Berkali-kali Ily memaki Liyana yang pergi meninggalkan tanggung jawab dan membuatnya harus menanggung semuanya. Ily memijit pelipisnya merasakan kepalanya yang pusing akibat beban pikiran. Hanya ada satu solusi, pikirnya. Digapainya ponsel yang berada diatas kasur kemudian mencari nomor seseorang dan menelfonnya. "Jemput gue sekarang" "..." "Gue butuh banyak minum, kepala gue mau pecah rasanya." "..." "Oke gue tunggu!" Ily langsung memutuskan sambungan telfon dan bergegas mengganti baju. Ia butuh hiburan malam ini untuk sekedar melupakan sejenak beban pikirannya. *** "Ly, lo udah kebanyakan minum." "Ini baru sedikit tauk Ca, gue butuh lebih banyak lagi. Ayo tambahin lagi." Caca berusaha menopang tubuh Ily yang sudah hampir tak sadarkan diri itu. "Lo kenapa sih?" "Nyokap gue tu, ribet. Masa gue disuruh nikah. Gue kan masih cinta sama Leo, gak mungkin gue berpaling?" Ily mulai meracau tak jelas. Merasa Ily sudah sangat mabuk, Caca langsung memopang tubuh Ily keluar dari klub itu dan memasuki mobilnya. Sepertinya ia akan membawa Ily ke rumahnya, selain hari sudah memasuki waktu subuh, kondisi Ily pun tak memungkinkan untuk dibawa pulang. Ya seperti inilah rutinitas gadis cantik itu setiap malamnya. Menghabiskan waktu bersama teman-temannya di kafe atau club malam. Gadis cantik yang memiliki perawakan tidak terlalu tinggi namun termasuk ideal dengan tubuh langsung itu memiliki rambut yang tak pula terlalu panjang. Mata bulat kecoklatan dengan bulu mata lentik, bibir tipis, hidung mancung dan pipi yang cukup chubby membuatnya terlihat semakin cantik.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mas DokterKu

read
238.7K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
311.1K
bc

Hate You But Miss You

read
1.5M
bc

Mendadak Jadi Istri CEO

read
1.6M
bc

Perfect Marriage Partner

read
809.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook