bc

My Love My Younger Sister

book_age18+
6.4K
FOLLOW
43.9K
READ
love-triangle
possessive
goodgirl
CEO
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

WARNING 21+

Novel ini mengandung adegan dewasa, seks dan kekerasan serta mengandung bawang yang menyebabkan anda tiba-tiba meneteskan air mata.

Jiso seorang gadis cantik berusia enam belas tahun. Dia begitu imut dan lugu. Setelah kepergian sang Ayah, gadis itu kini sebatang kara. Tak ada ada sanak sodara sama sekali. Secara tiba-tiba seorang Paman datang dan membawanya pulang ke sebuah rumah mewah dan besar. Paman itu begitu tampan dan anehnya mereka bahkan sangat mirip. Di rumah itu si gadis memulai kehidupannya yang baru. Dia pun bertemu dengan seorang kakak yang bisa membuat jantungnya berdebar. Pria itu bernama Yunja.

chap-preview
Free preview
Kepergian Mengenalkan Hal Baru
Terpaku dalam hening yang sunyi. Kepergian Ayah membuatku tak berdaya. Tidak ada rasa apapun. Hanya kehampaan semakin menusuk sukma. Enam belas tahun sudah dia merawatku, mengajarkan semua yang tidak ku ketahui. Ayah yang begitu mencintaiku. Karena bagiku Ayah segalanya untuku. Air mata ini terus menetes bahkan di saat aku tertidur. Cukup sudah aku kehilang sosok seorang ibu. Dan kini aku harus kehilangan seorang laki-laki yang hebat yang sangat aku sayangi. Ayahku dia adalah segalanya untuku, bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku tanpa dia? Air mataku tak bisa aku bendung, ketika melihat abu yang aku peluk. Abu dari seseorang yang sangat berarti dalam hidupku. Ayah, aku mencintaimu walaupun kamu tidak pernah memberiku harta berlimpah. Ayah, aku menyayangimu walaupun kamu memberikan aku sepiring nasi sisa. Kamu yang terbalik untuku. Kamu adalah ayahku dan takan tergantikan. Kini rumah kecil kami begitu ramai. Beberapa kerabat datang melayat almarhum Ayah. Tapi seseorang Paman tiba-tiba memelukku dengan erat. Pelukan yang aneh dan tak bisa ku gambarkan. "Jangan menangis lagi, kecantikanmu akan hilang jika kau terus menangis, ikutlah, dan tinggal bersamaku!" ucap Paman itu sambil memeluk erat tubuhku. Ah aku lupa. Dia adalah kakak tertua ayahku. Seorang CEO perusahan terkenal bernama Skarlet. Ayah memang sempat membicarakan paman tersebut. Tapi kita memang tidak terlalu akrab. Dan aku baru dua kali saja bertemu denganya. Pertama di makam almarhum ibuku, saat dulu kami mengadakan upacara untuk memperingati hari kematian ibu. Dan yang kedua sekarang ini, saat ayahku meninggal. Aku memang tidak punya pilihan lain, selain ikut dengannya. Karena aku tidak punya siapa-siapa lagi. Aku adalah anak tunggal. Bagi seorang gadis sepertiku, akan sangat berat hidup sendirian. Akhirnya tanpa berpikir panjang. Aku putuskan untuk ikut bersama Paman kerumahnya. Memang serasa berat harus meninggalkan rumah kecil kami yang penuh dengan kenangan. Kenangan indah masa kecilku bersama Ayah. Hanya kenangan Ayah saja yang aku miliki. Aku tak punya kenangan bersama ibu. Karena ibu meninggalkan aku sehari setelah kelahiranku. Aku melangkah mengikuti Paman menuju rumahnya. Ibu dan Ayah di makamkan di pemakaman keluarga, di dekat rumah Paman. Kenapa harus dekat rumah paman? Entahlah mungkin dulu mereka begitu dekat hingga Ayah memutuskan memakamkan ibu dekat rumah Paman. Akupun masuk ke sebuah rumah besar dan mewah. Rumah itu layaknya sebuah istana. Aku tak percaya aku bisa tinggal di rumah seperti ini. Bahkan dalam mimpi pun aku tidak pernah memimpikanya. Aku masih takut apakah langkahku ini benar? Tapi aku harus tinggal disini agar bisa dekat dengan makam Ibu dan Ayah. Langkah kakiku terhenti ketika seorang Bibi menatapku dengan tidak senang. Tatapan matanya seolah seperti singa betina yang sudah siap menerkam mangsanya. "Tidak bisa kupercaya, kamu membawanya kesini?" ucap Bibi itu dengan senyuman sinis. "Aku membawa keponakanku, putri dari adik bungsuku Jung, kenapa kamu harus khawatir, aku sendiri tidak khawatir saat kamu membawa putri dari mendiang kakakmu Wook kemari," jawab Paman itu dengan senyum dan tatapan sinis menatap istrinya. Iya betul, dia adalah bibi Wang Han na, istri dari paman Wang Soo. Sepertinya bibi memang tidak suka kepadaku. "Kamu..." ucapan Bibi terhenti. "Kang Ha, dan Ji So bagiku sama saja, akan ku anggap mereka putriku, ayo Ji so, akan Paman perlihatkan kamarmu di atas," ajak Paman Wang Soo sambil menarik tanganku. Aissh, tidakku percaya. Sepertinya Bibi itu sangat tidak menyukaiku. Aigoo apa yg harus ku lakukan? Aku terus menaiki anak tangga menuju ke sebuah kamar. Pintu kamar itu pun terbuka. Dan apa yg terjadi? Mataku terbelalak seolah mau terlepas, saking aku terkejut. "Apa ini?" Aku tak sengaja bertanya kepada Paman. Kenapa di kamar ini penuh dengan foto ibuku? Apa memang apa memang Paman sengaja membuat kamar ini khusus untuku, supaya aku bisa betah disini, ataukah ada hal lain? Hati kecilku terus bertanya. Semoga saja Paman bisa memberikan alasan yang bisa aku cerna. "Jiso sayang, ini adalah kamarmu, kamu tidak akan kesepian, karena disini ada aku dan ibumu, ini ATM untukmu. Dan ini Ponsel barumu. Segala kebutuhanmu sudah ada di kamar ini. Paman mungkin tidak akan sering menemanimu, tapi jika kamu membutuhkan sesuatu, jangan berbicara pada Bibimu! Tapi bicaralah padaku, atau pada pengasuhmu. Kamu mengerti honney?" tutur Paman Wang Soo dengan begitu perhatian. "Ya Paman So, terimakasih," ucapku sambil mengangguk. Saat itu Paman Wang Soo segera melangkah keluar dari kamarku. Badanku terasa lelah, setelah perjalanan jauh. Aku tidak percaya aku punya paman yang begitu kaya raya. Ayah tidak sering membicarakanya padaku. Jadi aku sama sekali tidak tahu bahwa ternyata ada kerabat kaya raya seperti ini. Ahhh dari pada aku pusing, sebaiknya aku mandi. "Ji So Sayang, buah hatiku, hidup bahagialah bersama Ayahmu, Ibu akan selalu berada di sisi kalian," ucap ibu lalu menghilang. "Tidak Ibu, tidak. Jangan pergi Ibuuuu Ibuuu..." Teriaku sangat nyaring. Aku pun menghela napas dan ternyata, aku hanya bermimpi. Setelah enam belas tahun, akhirnya aku bisa memimpikan ibuku. Padahal selama ini, aku tidak pernah bermimpi tentang ibu sekali. Aku lihat seisi kamarku. Semuanya penuh dengan foto ibu, foto dengan berbagai ekpresi. Aku senang bisa berada di kamar ini. Ibu aku sangat merindukanmu. Tanpa terasa air mataku menetes. Kerinduanku terhadapnya begitu dalam. Karena melahirkan aku akhirnya ibu meninggal. Aku menyesal karena kelahiranku membuat ibu pergi dari sisi ayah untuk selamanya. Aku melihat ke jendela kamar. Ternyata memang pagi. Aku harus bersiap-siap untuk bangun menyambut pagi pertamaku di rumah itu. Rumah baru, sebuah rumah yang terasa sangat asing untukku, bahkan aku berfikir bisakah aku terus bertahan tinggal di rumah ini? Sudahlah lupakan semua tentang kerisauanku, yang pasti pagi ini aku harus cepat turun dan bergabung dengan yang lain di meja makan. Aku segera turun untuk sarapan. Aku melihat suami istri itu hanya terdiam sambil terus menyantap makanan mereka. Sedang seorang gadis sebaya denganku terus tersenyum memperhatikanku. Oh iya, mungkin ini Kang Ha putrinya Paman Wook, dia sepupuku juga. Semoga kita bisa menjadi teman. Catatan kecil author :  Halo nama saya Evangelin Harvey, senang rasanya bisa di berikan kesempatan menulis di aplikasi dreame/ innovel. Kali ini akan saya sajikan couple sekuel dari moon lovers versi saya. Selamat membaca. Salam sayang dariku Evangelin Harvey.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Married By Accident

read
224.1K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
462.1K
bc

Dependencia

read
186.2K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.3K
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
399.7K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook