bc

The Sweet Devil

book_age18+
4.0K
FOLLOW
28.5K
READ
dark
possessive
love after marriage
arrogant
badboy
goodgirl
CEO
boss
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Ditinggalkan oleh pengantinnya, bukannya membuat Realdo Blacker batal menikah, tetapi ia malah mendapat calon pengantin baru yang didapatkan oleh ibunya dalam waktu sepuluh menit.

Yang benar saja? Pikirnya

Yeah, tapi ibunya benar-benar mendapatkan calon pengantinnya dalam waktu sepuluh menit, yang ia tak tahu dan tak tak peduli didapat darimana wanita itu.

Ariana, itu nama wanita yang menjadi calon pengantinnya, ia tidak tahu apa alasan wanita itu mau menikah dengannya, tapi yang bisa ia duga adalah wanita itu mendapatkan imbalan dari ibunya yang pasti dengan mudahnya menawarkan kekayaan.

Akankah rumah tangga mereka berjalan dengan baik sebagaimana rumah tangga pada umumnya, atau justru mereka akan berakhir dengan kata perceraian?

chap-preview
Free preview
1. Pengantin tak dikenal
Realdo Blacker memandang jengah keluarganya yg tampak panik karena ketidakhadiran calon mempelai wanita. Lelaki itu bahkan dengan santainya memainkan ponselnya tanpa memikirkan pernikahannya yang sebentar lagi akan batal karena mempelai wanita-nya tidak hadir juga sampai saat ini. Jelas saja ia terlihat santai. Karena pernikahan ini bukan keinginannya. Sekali lagi ia tekankan, Bukan keinginannya. Orang tuanyalah yg terlalu terburu-buru menikahkan Aldo dengan alasan umurnya yg memang seharusnya sudah menikah. Bayangkan saja, diumur yg hampir berkepala tiga, ia masih dengan santainya keluar masuk club dan bermain dengan wanita yg berbeda tiap harinya tanpa memikirkan pasangan untuk berkomitmen. "Aldo" Dyaprina dengan kesal berteriak di telinga anaknya yg sedari tadi sibuk dengan ponselnya. "What Mom?" Aldo memandang tak acuh pada Mommy-nya. "What? You say to Mommy what? Crazy" Dyprina menghembuskan nafasnya kasar kemudian menarik nafas untuk menahan emosinya "Baiklah, Mommy akan mendapatkan wanita sebagai pengganti mempelai wanitanya dalam waktu sepuluh menit, itu demi menyelamatkan nama baik keluarga Blacker" Ha? Semua keluarga besar Blacker dan sahabat sahabat Aldo memandang tak percaya pada Dyaprina yg mengatakan mendapatkan pengganti mempelai wanita dalam waktu sepuluh menit. Yg benar saja? Untuk mencari pakaian dalam saja tidak semudah itu, ini Mommy-nya malah mengatakan bahwa ia akan mendapatkan wanita dalam waktu 10 menit. Memangnya mencarikan pengantin semudah mencari aqua gelas. Terserahlah. Pikir Aldo tak acuh. ** Dyaprina memandang ragu pada seorang gadis yg tengah diusir oleh satpam sebuah restoran yang tak terlalu besar, namun gadis itu nampaknya terlalu gigih pada keinginannya. Dyaprina memilih menghampiri gadis itu dengan senyuman yang tampak seperti seringai-an. "Bisa kita bicara?" gadis itu menoleh pada suara di belakangnya. Ia mengernyit saat melihat ada wanita yang sepertinya mengajaknya bicara. "Nyonya berbicara pada saya?" gadis itu melihat kanan-kiri serta belakang tubuhnya untuk melihat siapa kiranya yg diajak berbicara oleh wanita paruh baya yang tampak elegan itu. Tak ada siapapun selain dirinya. Itu tandanya wanita paruh baya ini memang berniat mengajaknya berbicara. Gadis itu mengangguk seolah berkata baiklah. "Sepertinya kamu sangat butuh pekerjaan?" gadis itu mengangguk lagi. Siapa tau wanita paruh baya itu berniat menawarinya pekerjaan. "Kamu tidak perlu bekerja jika kamu mau menikah dengan anak saya?" "Em..maaf, tapi saya bukan p*****r Nyonya" Aprina terkekeh dengan ucapan gadis di depannya namun kemudian menampilkan seringainya "Karena itulah maka saya memilih kamu untuk anak saya. Saya tidak mungkin mencarikan p*****r untuk menjadi istri anak saya" ujarnya logika. "Ta--" "Saya akan menuruti apapun keinginan kamu jika kamu mau, penawaran ini hanya berlaku dalam waktu dua menit" Aprina lagi lagi menampilkan seringainya. Untuk sesuatu mendesak, ia yakin siapapun akan tergiur dengan tawarannya. Lagipula putranya bukanlah pria yang wajar untuk ditolak karena pria itu memiliki wajah yang bisa membuat wanita manapun paling tidak menoleh sebanyak dua kali padanya. "Oh iya, siapa nama-mu?" "Ariana Helkov, Nyonya" Ariana atau yang lebih sering disapa dengan panggilan -Arin- benar benar tergiur akan tawarannya. Dengan ini, ia bisa membebaskan ayahnya dari penjara dan membantu ekonomi keluarganya. Namun di sisi lain, ia juga tak mungkin menikah dengan orang yg tak ia kenal. "3..2..-" "Saya mau" ucapan Arin membuat Aprina tersenyum penuh kemenangan. Maafkan Arin yah, bun. Lirihnya dalam hati. To : Ricov Aku sudah mendapatkan pengantinnya, saat ini mempelai wanita sedang di rias. Aprina mengirimkan pesan itu pada suaminya, Ricov Blacker. Setelah itu pernikahan pun digelar dengan tamu-tamu bahkan keluarga yang kebingungan karena pengantinnya tidak sama dengan yang ada di foto undangan. Paman Arin saja bahkan terkejut mendapat telepon tiba-tiba dan disuruh menjadi wali nikah Arin. Namun, karena mengerti alasan Arin, akhirnya pamannya itu menyanggupi permintaan Arin menjadi wali nikahnya. *Dikediaman Blacker* Aldo memandang Arin dengan pandangan yg sulit diartikan, namun berubah menjadi datar saat Arin menatap ke arahnya. Dapat dimana wanita ini?. Pikir Aldo penuh tanya. "Aldo, jadilah suami yg baik untuk istrimu" nasihat Ricov yg di balas tatapan jengah oleh Aldo. "Mommy tak suka jika masih ada berita jelek tentangmu, anak nakal" "Baiklah kalau sudah selesai bicara, aku mau pulang" Ricov dan Dyaprina memandang kesala dengan kelakuan anaknya yang tak pernah berubah. Selalu mengabaikan nasihat orang terdekatnya. "Bersabarlah menghadapi Aldo, Rin" ucapan itu berasal dari Aprina, ibu Aldo. Bersabar? Apa orang tua Aldo sudah lelah dengan tingkah putranya itu, hingga mengatakan kalimat yang sepertinya memedihkan itu bagi mereka. "Baiklah Mom, Dad. Arin pamit untuk ikut Aldo " *** *Dikediaman Aldo* Arin mengikuti langkah Aldo yg menaiki tangga, ia tidak tau harus berbuat apa selain mengikuti suaminya, sang empunya rumah. Aldo memutar tubuhnya hingga bertabrakan dengan tubuh Arin saat ia ingin memasuki kamarnya, namun merasa seperti diikuti oleh seseorang. "Aws.." ringis Arin itu pada dahinya yg terasa sakit setelah menabrak d**a Aldo. "Dasar gadis bodoh, kenapa mengikutiku?" Aldo menatap Arin dengan tajam membuat Arin menundukan kepalanya takut. "Em..a-akukan tidak tau harus kemana? Ja-jadi aku mengikutimu" "Apa kau tidak lihat banyak maid di rumah ini? Seharusnya kau tanya pada mereka dimana kamarmu, bodoh" sentak Aldo. "Baiklah" Arin bertanya pada salah satu maid dimana letak kamar yg bisa ia tempati. Dan maid itu pun menunjukkan padanya kamar yg berjarak dua kamar kosong dari kamar Aldo. Arin menghempaskan tubuhnya di ranjang yg berukuran besar dengan sprei warna biru. Ini memang resiko yg harus di tanggungnya. Menikah demi keuangan keluarganya. Jadi seharusnya tak ada yg perlu ia sesali atas pilihannya sendiri. Jujur, awalnya Arin cukup kaget karena ia akan menikah dengan pebisnis hebat dan bisa disebut orang terkaya se-Asia. Namun apa mau dikata, ia sudah terlanjur mengiyakan perjanjian antara dirinya dan ibunda Aldo. Walau sebenarnya ia takut dengan gosip gosip yg akan memperbincangkan dirinya yg beruntung bisa menikah dengan seorang keturunan Blacker. Atau malah gosip yg menjelek jelekkan dirinya. Ugh.. Memikirkannya malah membuat Arin pusing sendiri, dan akhirnya ia memilih memejamkan matanya agar cepat terlelap. Lagipula tubuhnya sudah sangat lelah dan terasa berat. ***** Arin menghampiri salah satu maid yg sedang memasak untuk menanyakan apa yg harus ia lakukan. "Hai, saya Ariana Helkov, panggil Arin saja. Nama kamu siapa?" maid itu menoleh dengan pandangan takut pada Arin dan langsung memilih menjauhkan dirinya dari Arin membuat wanita itu bingung. "Kenapa menjauh?" "Maaf Nyonya, tapi kami para maid di larang berdekatan dengan majikan" "Tapi itu tidak berlaku untuk saya, jadi kamu tidak perlu menjauh seperti itu" ujar Arin. Ia kan bukan nyonya rumah di Mansion itu mengingat ia juga merupakan orang baru yang tiba-tiba hadir dan menyandang nama belakang Blacker. "Tapi Nyonya-" "Sudahlah, saya juga pastinya butuh teman ditempat semegah ini. Jadi saya mau kamu dan para maid lainnya dekat dengan saya. Jadi siapa nama kamu?" "Saya Tiris, Nyonya" Arin hanya ber-oh ria mendengar nama maid itu. "Apa Aldo sudah bangun?" “Mr. Blacker baru pulang jam 5 tadi pagi Nyona, jadi kemungkinan sekarang masih tidur" jelas Tiris pada istri tuannya. "Memangnya Aldo kemana tadi malam?" "Mr. Blacker biasanya memang begini Nyona. Dia sering ke club malam dan --" "Dan?" Arin memandang Tiris yg kelihatan ragu mengucapkan kalimat selanjutnya "Maaf Nyonya, Mr. Blacker sering bermain wanita" Arin tak heran lagi karena kabar itu memang selalu muncul di siaran tv swasta dengan gosip gosip hangatnya. "Kalau gitu saya bangunin Aldo dulu ya" Tiris mengangguki ucapan Arin Tok tok tok Arin mengetuk-ngetuk pintu kamar Aldo, untuk membangunkan lelaki itu. Lelaki yg kini menyandang status sebagai suaminya. "Aldo bangun" Tok tok tok Lagi lagi Arin mengetuk pintu kamar Aldo agar lelaki itu lekas bangun dari lelapnya. Ugh.. Arin memegang knop pintunya dengan ragu, takut kalau nanti ia malah mendapat amukan dari lelaki itu. Tapi kan-- arghh. Ia meraih knop pintu dan langsung membukanya. Ia dapat melihat Aldo yg sedang tidur di bawah lapisan selimutnya dengan damai. " Aldo bangun, udah jam 7, Do" Arin menggoyangkan tubuh Aldo dengan gerakan lembut. "Aldo" "Emh.." lelaki itu hanya menggumamkan kata 'emh' tanpa membuka matanya atau bahkan bergerak dari ranjang. "Kamu gak kerja?" "Aduhh, apaan sih kerja kerja? Gue ngantuk, mending lo keluar deh dari kamar gue" usir Aldo "Oh oke, kalau kamu lapar kamu turun ya" Arin keluar dari kamar Aldo dan memilih akan melakukan aktivitas yg tak membuatnya bosan. Kring kring "Nyonya, ada telpon dari Nyonya besar" panggil Tiris pada Arin di depan kamar Arin dengan sang empunya yg sedang merapikan pakaiannya ke dalam lemari, pakaian yg di belikan oleh mertuanya semalam. "Hallo Mom, selamat pagi" "Pagi Arin, kamu sedang apa?" "Arin baru selesai merapikan baju baju di lemari Arin Mom" "Kenapa tidak menyuruh maid saja?" "Itukan barang pribadi Arin, Mom. Masa yg ngerapihin pelayan" "Ya deh, itu terserah kamu aja. Aldo udah bangun?" "Belum Mom, katanya bentar lagi" "Apa semalam Aldo ke club lagi?" "Em-em i..iya Mom" "Dasar anak itu, selalu seperti itu. Mommy bingung cara mengajarkan hal yg benar sama dia" "Arin akan nyoba merubah Aldo Mom" ujar Arin walau sebenarnya ia sendiri ragu akan hal itu. Yang benar saja merubah, bebicara dengan pria itu saja ia rasanya enggan. "Yaudah kalau gitu Mommy tutup telpon dulu ya sayang" "Iya Mom, salam untuk semuanya" Tut Sambungan keduanya terputus. Aldo melangkah ke luar mansion karena mendengar gelak tawa di halaman mansionnya. Ia memandang Arin yg tengah menanam bunga dengan tangannya yg sudah kotor. Ia juga mendengar salah satu maidnya bercerita tentang momen momen lucu yg pernah dirasakan maidnya itu pada Arin dan beberapa maid lainnya yang ikut berkumpul disitu, hingga membuat gelak tawa makin riuh. "Sini Dor, biar saya yang nyiram bunga" Dora yg hendak menyiram bunga, kini memberi selang air pada Arin yg meminta untuk menyiramnya sendiri. "Abis ini kita buat cemilan gimana?" ajak Arin pada maid maid yg bersamanya. "Ny. Arin pandai memasak?" tanya Rika, salah satu maid lainnya. "Enggak sih, tapi bisa aja" "Wahh, zaman sekarang jarang loh cewek tau masak. Sekarang semuanya serba teknologi jadi semuanya udah instant aja" para maid lain mengangguki ucapan Dora yg memang benar adanya. "Ekhm" semua yg ada di halaman menoleh pada Aldo yg berdiri tak jauh memandang mereka dengan pandangan tajamnya. Mereka menundukkan kepalanya takut, takut kalau nantinya tuan muda mereka ini akan marah marah karena kejadian ini. Arin mencuci tangannya yg kotor kemudian menghampiri Aldo yang kini beralih memandangnya. "Ta--tadi aku yg ngajak mereka. Kamu jangan marah sama mereka ya?. Oh ia kamu udah sarapan?" "Emh" "Kamu udah mandi?" "Emh" "Kalau gitu, aku mandi lagi dulu ya?" tanpa menunggu jawaban Aldo, Arin segera berlalu dari hadapan lelaki itu karena tak tau lagi harus berbicara apa dan bagaimana. Toh semua pertanyaan ataupun ucapannya nanti hanya di jawab 'emh' oleh lelaki itu. [NB : Ini benar-benar cerita yang udah lama banget dan aku nulis ini masih muda banget. Mohon dimengerti kalau ceritanya tidak terlalu baik secara kata dan penyusunan kalimat. Alur ceritanya juga mungkin terlalu simpel. INTINYA KALAU NGGAK SUKA, SILAHKAN TINGGALKAN SAJA. JANGAN BERUSAHA MENJATUHKAN PENULIS.]

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marry Me If You Dare

read
222.5K
bc

Romantic Ghost

read
161.9K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.0K
bc

Marry The Devil Doctor (Indonesia)

read
1.2M
bc

Bad Prince

read
508.0K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
287.6K
bc

Mendadak Jadi Istri CEO

read
1.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook