bc

REINKARNASI: Mengulang Takdir

book_age18+
446
FOLLOW
1.7K
READ
adventure
others
reincarnation/transmigration
ambitious
male lead
magical world
supernature earth
friendship
supernatural
like
intro-logo
Blurb

#The Next BIG Name

Andree seorang pria yang merasa dirinya tidak ada semangat hidup lagi. Dia menyesal karena ulahnya yang menghambiskan banyak uang keluarganya di permainan game online dan investasi semua gagal, akhirnya ibu yang sangat dia sayangi meninggal karena memikirkan Andree setelah uangnya habis habisan. Usahanya untuk mengembalikan uang yang hilang juga tak berhasil. Setelah dia menikah juga tidak merasakan kebahagiaan di dalam rumah tangganya. Sampai dia berhubungan dengan wanita yang dia sukai pada masa lalunya.

Hal besar terjadi saat dia hendak pulang setelah bertemu dengan kekasih rahasianya itu dia tertabrak mobil dan tak sadarkan diri. Lukanya yang sangat parah kala itu sulit untuk memulihkan keadaannya seperti sedia kala.

Tapi yang dia rasakan adalah berbeda. Dia seperti terbangun dari tidur tak merasakan sakit sedikitpun. Dan saat melihat arah kalender dia heran. Kenapa yang dipasang kalender tahun 2006? Padahal ini tahun 2021.

chap-preview
Free preview
1. Takdir dan Penyesalan
20 Agustus 2021 Andra, terbangun di sebuah kamar mewah sebuah hotel ditemani seorang wanita disampingnya. Penyesalan terus terekam di benaknya. "Ya Tuhan kenapa semua bisa terjadi," Erangnya pelan pada dirinya sendiri. Andai saja dia tidak tergiur oleh nafsu permainan online semerta merta untuk mendapatkan lebih banyak uang. Andai saja dia tidak tergiur oleh investasi bodong yang ada di internet. Andai saja dia tidak memiliki banyak hutang baik di bank maupun di saudara dan teman temannya. Pasti saja hidupnya jauh lebih tenang saat ini. Rumah orang tuanya tidak akan sampai dijual demi menutup semua hutang hutangnya. Ibu yang sangat dia sayangi juga tidak akan jatuh sakit memikirkan kehidupan anak semata wayangnya sampai harus meninggal. Istrinya pun pasti akan tetap menghormatinya sebagai suami jika dia tidak banyak hutang. Mertuanya pun pasti tidak akan mendikte mengatur keluarganya sampai sejauh ini sehingga muncul rasa di kekang oleh keluarga istrinya. Sebenarnya Dia masih sayang masih cinta dengan istrinya, tapi karena ketidak mampuannya untuk menafkahi, Andra merasa todak di hargai oleh istri dan keluarga mertuanya. Dan saat ini entah dapat bisikan dari mana, Andra nekat pergi bertemu dengan teman semasa kuliah dulu. Dari mulai makan bersama jalan jalan sampai sekarang masuk di sebuah kamar hotel. Walaupun mereka berdua hanya saring mencurahkan kepenatan mereka bersama, Andra tetap merasa bersalah atas apa yang terjadi di sudut hatinya. Memang semenjak kuliah mereka ada kedekatan dan rasa tapi tidak bisa saling memiliki. Karena di lain pihak, si wanita sudah di tunangkan dengan laki laki yang lebih hebat dan kaya dari Andra. Andra pun saat itu tidak punya kepercayaan diri untuk0 mengungkapkan rasa kepada gadis itu, Naya Charissa namanya. "Ndra, kamu dah bangun? ini jam berapa?" tanya Naya yang masih menutupi badannya dengan selimut tebal di tempat tidur. "Ini jam sepuluh malam Nay. Apa kamu tidak dicari?" Andra mencoba mengingatkan Naya. "Aku masih terlalu capek Ndra, aku juga masih ingin bersamamu," ucap Naya lembut sambil mengelus tangan Andra. "Aku juga sebenarnya masih ingin menemanimu Nay, tapi dari tadi Sasti terus menelepon, katanya Evan panas. Maaf sepertinya aku harus kembali malam ini. Besok pagi aku akan kembali." Sambil mengelus kening Naya kemudian mengecupnya. "Bener Ndra? Aku masih kangen ma kamu. Hanya saat bersamamu seperti ini aku bisa merasakan kebahagian yang sebenarnya Ndra." "Aku juga Nay. Aku juga sayang sama kamu. Tapi aku harus pergi, sku pamit dulu ya." Andra pun kemudian pergi meninggalkan Naya dikamar hotel sendirian. Dia berjalan keluar Hotel menembus dinginnya malam. Udara malam itu terasa sangat dingin. Dan sialnya, ternyata uang andra hanya tersisa lima puluh ribu saja di dompetnya. "Akhh... apa ini cukup untuk membeli obat?" desisnya pelan. Jika sampai rumah tanpa obat, pasti Ibu mertuanya dan Sasti akan berkata yang sangat tajam untuk menyindirnya, yang akhirnya hanya akan menimbulkan pertengkaran antara dirinya dan Sasti. "Apa aku harus kembali ke kamar hotel untuk meminjam uang kepada Naya terlebih dahulu?" pikirannya hanya mengingat Naya yang bisa membantunya. Saat Andra membalikkan langkah untuk kembali ke hotel, tiba-tiba dia melihat ada sesosok nenek yang sangat lemah mencoba untul menyeberang jalan sambil memegang perutnya. Karena melihat sesosok nenek itu yang terlihat sangat kasihan, Andra memutuskan untuk menghampiri dan membantunya. "Nenek? malam malam begini mau kemana? kenapa sendirian? apa perut nenek sakit?" Andra mendekati Nenek tua renta yang tampak kesulitan itu. "Nenek mau beli makanan nak, di sudut gang sana ada yang jual makanan murah. Nenek sendiri belum makan dari pagi, jadi perut nenek terasa perih," ucap nenek itu lemah. "Nenek mau beli makan apa? biar Andra bantu belikan. Nenek tunggu aja di kursi deket atm itu yach." ucap Andra sambil menunjuk kursi tunggu di dekat atm. "Tapi uang nenek hanya tinggal sepuluh ribu ini nak." ucap nenek polos sambil menunjukkan uangnya. "Tidak apa Nek, Andra masih ada uang, bisa untuk beli makan nenek dulu." ucap Andra yang merasa kasihan. "Tidak nak, nenek mau belikan paha atas untuk cucu nenek, dia suka sekali dengan paha atas goreng. Kamu belikan ya nak, semoga uang ini cukup." sambil mencoba memberikan selembar uang sepuluh ribunya kepada Andra. "Tidak usah sungkan Nek, pakai uang saya saja. Nenek tunggu di sini ya, Andra akan membelikam paha goreng untuk cucu nenek dan nenek makan. Aku akan segera kembali nek." kemudian Andra berdiri menatap ke arah tujuan yang nenek tadi tujukkan. "Kamu baik sekali nak, semoga kamu bahagia dan apa yang kamu mau terwujud ya Nak?" ucap nenek kepada Andra. "Kebahagian ku sudah hilang nek, mungkin hanya sebuah reinkarnasi yang bisa mengubah takdirku." Ucap Andra sambil mencoba tersenyum walau terasa pahit. "Kamu bisa nak." Ucap nenek yakin sambil tersenyum. Andra kemudian berjalan menyusuri gang kecil, di pojokan sebuah perkampungan yang di sebutkan nenek tadi. Setiba disana dia tidak menyangka, ada warung remang remang yang kecil tapi sangat komplit menunya. Pembelinya pun sangat rame duduk lesehan disekitar warung itu. Baru kali ini Andra tahu kalau di sini ada yang warung seperti ini. "Pak saya mau beli paha atas beserta nasinya, dua ya pak dibungkus," ucap Andra kepada penjualnya sambil melihat menu yang terlihat terhidang di atas meja. "Maaf mas, pahanya tinggal dua ini sudah dipesan oleh adiknya ini." sambil menujuk ke arah anak kecil yang menunggu disebelahnya. "Oh begitu ya Pak, padahal saya ingin membelikan paha itu untuk nenek diseberang jalan sana, nenek itu sangat kasihan Pak, katanya cucunya sangat suka paha goreng disini dan ingin membelikannya." muka Andra terlihat kecewa. "Aku juga suka paha kak, tapi kalau kakak ambil paha ini, lauk yang aku sukai tinggal gurame bakar itu. Apa kaka mau belikan itu dan barter dengan paha ini?" ucap anak itu polos. "MEmang berapa harga gurame bakar itu pak?" tanya Andra kemudian. "Gurame itu lima puluh lima ribu rupiah mas." jawab penjual itu ramah. Andra tampak berfikir sebentar. Andra memikirkan dia nanti harus pulang naik apa? membelikan obat untuk Evan bagaimana? tapi jika bisa membawa paha dan nasi itu untuk dikasihkan ke nenek dan cucunya pasti dia akan bisa membuat nenek itu bahagia. Sesaat air mata Andra terasa ada luapan air mata yang memberontak ingin keluar. Tapi Andra berusaha menekan perasaannya agar air matanya tidaka menetes. "Baiklah de, kakak belikan Gurame itu buat kamu ya, dan paha nasi itu buat kakak ya?" ucap Andra meyakinkan. "Pak saya ingin membeli Gurame bakar itu, tapi uang saya kurang lima ribu Pak, apa saya boleh ninggalin jam tangan ini, besuk saya ambil sekalian kasih kekurangannya?" Andra berbicara sambil menatap jam kesayangannya itu. Jam Alexandre Cristy hasil dari kerja pertamanya, yang saat itu membelinya bersama Almarhum ibunya. "Tidak usah di tinggal mas jam nya, besok saja lain kali mas bisa kesini lagi dan ngasih kekurangannya." Sahut Bapak menjual nasinya. "Terimakasih banyak Pak, besok saya kesini lagi Pak." ucap Andra sambil membawa makanan untuk nenek tadi. "Sama sama mas, semoga besok suatu hari nanti mas masih bisa kesini." ucap Bapak itu menanggapi. "Iya Pak, pasti saya akan kembali lagi kesini." ucap Andra dengan percaya diri. "Ucapkan insya Allah mas, kita yang berencama, Tuhan yang mengatur segalanya. Termasuk takdir yamg mempertemukan kita mas. Semoga mas terus memupuk kebaikan untuk sesama seperti ini." ucap Bapak penjual nasi itu lagi. "Iya Pak, Aamiin Pak. Saya akan ingat kepada hutang saya dan akan membayarnya," Andra kemudian menunduk dan meninggalkan tempat itu. Diseberang jalan Andra tampak begitu bahagia karena bisa membawa makanan sesuai yang diinginkan nenek tersebut. Dia terus menatap ke arah nenek itu berharap nenek tersebut melihat Andra dan makanan yang di bawanya. Deg... Hati andra terasa bergetar hebat. Dia melihat nenek tersebut terpejam dan tak bergerak di seberang jalan tempat nenek tadi menunggu. Walaupun jarak terhalang oleh jalan tapi Andra masih dengan jelas bisa melihat keadaan nenek tersebut. Dengan tergesa gesa Andra berlari untuk menghampiri nenek itu. Tapi tak disangka di jalan itu melintas bus besar yang tak tahu dari mana arahnya dan tiba tiba menghantam tubuh Andra. Andra tidak bisa menghindar karena cahaya lampu bus yang sangat terang itu mengilaukan mata Andra. Dan akhirnya... "BRUUK"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sang Pewaris

read
53.0K
bc

Marriage Aggreement

read
80.7K
bc

Scandal Para Ipar

read
693.5K
bc

Dilamar Janda

read
319.0K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

JANUARI

read
37.1K
bc

Terjerat Cinta Mahasiswa Abadi

read
2.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook