bc

Terjerat Cinta Om Tampan

book_age16+
5.0K
FOLLOW
23.7K
READ
arranged marriage
mate
goodgirl
others
sweet
city
sacrifice
like
intro-logo
Blurb

Pokoknya “Chilsa mau dinikahkan minggu depan, Kakek. Minggu depan. Nggak mau tahu.”

Ya, begitulah Chilsa angelista ketika memiliki keinginan. Gadis manja cucu tunggal dari pemilik marvelous corp itu, selalu keukeh ketika memiliki keinginan dan harus dipenuhi.

Dia ingin segera menikah karena terlalu kecewa dengan mantan pacarnya. Dia akan membuktikan kepada sang mantan pacar kalau dia bisa mendapatkan pengganti dalam hitungan hari. Bahkan dia bisa menikah dan tidak akan menjadi perawan tua seperti sumpah serapah mantannya.

Tentu saja sang kakek tidak bisa menolak permintaan itu Karena rasa kasih sayang yang terlalu besar. Dia memang sudah berumur 20 tahun. Namun, dia masih sangat manja dan kekanak-kanakan seperti anak SMA.

Akhirnya Chilsa dinikahkan dengan seorang asisten pribadi kakek Harjoko. Dia adalah Seorang duda 37 tahun yang memiliki anak sepantaran dengan Chilsa. Chilsa sangat bahagia meskipun laki-laki itu selalu bersikap dingin.

Bagaimana kehidupan mereka setelah menikah? Mampukah gadis super manja itu beradaptasi dengan kehidupan yang baru? Mampukah dia menaklukkan suami dinginnya?

chap-preview
Free preview
Chilsa Ingin Menikah
Seorang gadis muda dengan dress warna pink sepanjang lutut tengah berjalan dengan tergesa memasuki sebuah restoran mewah di pusat kota. Kaki jenjangnya terlihat lincah, melangkah dengan cepat menuju ke sebuah bangku yang dipenuhi oleh beberapa laki-laki. 4 laki-laki kira-kira berumur 20-an tengah asyik berbincang sambil tertawa. “Prass, ayo ikut aku!” teriak gadis itu pada salah satu laki-laki paling tampan di antara mereka berempat. Prasetyo Nugroho, itulah nama laki-laki itu. Laki-laki berumur 20 tahun dengan rambut tipis tapi berjambul sedikit di bagian depan. Kulitnya bersih dan terawat. Dagunya berbelah, membuat laki-laki itu tampak lebih menarik dan mempesona. Laki-laki yang dimaksud itu langsung menoleh. Dia membuang nafas kasar. Tidak sekali dua kali pacar manjanya itu menghampirinya saat dia asik nongkrong dengan teman-temannya. Prass, begitulah laki-laki itu biasa disapa. Dia paling tidak suka jika kebersamaannya dengan sahabat-sahabatnya terganggu. Bahkan jika yang mengganggu itu adalah pacarnya sendiri. Dia berdiri dari tempat duduknya, lalu mendekatkan tubuhnya ke arah Chilsa. “Kenapa sih? Sudah berkali-kali aku bilang, kalau aku lagi nongkrong sama teman-teman, tolong jangan diganggu. Malu-maluin tahu nggak? Aku butuh waktu sendiri bersama teman-temanku.” “Kamu kenapa bolos kuliah sih. Malah nongkrong di sini. Ayo sekarang ikut aku. Antar aku belanja dan temani aku makan. Aku lapar, Prass. Bukan hanya teman temanmu saja yang butuh kamu, aku juga. Aku kan pacar kamu, jadi aku yang harus kamu prioritaskan.” Chilsa merengek sambil memegang lengan Prass manja. “Tuh, diminta menemani anak asuh kamu. Hahaha mau aja jadi babysitternya anak manja,” celetuk Roy, salah satu teman satu gank Prass. Dia sangat tidak menyukai Chilsa, karena dia selalu menjadi penghalang bagi mereka saat ingin berkumpul. “Tuh kan? Sudah kubilang jangan pernah menghampiriku ketika aku bersama teman-teman. Kamu mau aku diledek seperti ini?” Prass mengibaskan tangannya kasar. “Tapi kamu kan pacar aku, Prass. Sudah seharusnya kamu mengantar aku ke mana-mana. Ini kewajiban kamu. Ayo dong?” Chilsa masih merengek, diraihnya kembali lengan Prass dan digoyang-goyangkannya sambil terus merengek. Prass melihat ke sekeliling, beberapa orang sedang memperhatikan mereka berdua. Saat itu dia sangat malu dengan tingkah laku Chilsa yang benar-benar kekanak-kanakan. Kekasihnya itu memang sudah berumur 20 tahun, tetapi sama sekali tidak ada sisi dewasanya. “Lepasin, Sa. Aku capek begini terus. Harus menuruti permintaan kamu ini itu, dan kamu tidak pernah membiarkan aku memiliki waktu sendiri. Aku capek Sa. Capek!” “Capek? Ya udah, kalau kamu memang capek, lebih baik kita putus aja.” “Oke, kita putus. Kamu pikir aku menyesal putus sama kamu? Nggak sama sekali. Kamu itu hanya cewek manja yang menganggap cowok kamu sebagai b***k. Aku bakal pastikan kalau nggak ada cowok yang bakal mau sama kamu setelah kita putus.” Prass melotot ke arah Chilsa dan berbicara dengan nada suara tinggi. “Oh ya? Yakin sekali kamu. Sangat mudah mendapatkan pengganti kamu.” “Kamu nggak akan pernah mendapatkan penggantiku selama kamu masih posesif, manja, kekanak-kanakan dan selalu memaksakan kehendakmu. Kalau kamu terus-terusan begin, Aku pastikan tidak ada yang betah sama kamu dan kamu akan menjadi perawan tua.” “Itu tak akan terjadi. Karena aku bisa mendapatkan penggantimu, bahkan jauh lebih baik, lebih tampan, lebih mengerti aku. Aku menyesal selama ini sudah menghabiskan waktu sama orang yang nggak punya hati kayak kamu,” ucap Chilsa kesal. Dia menatap penuh amarah ke arah teman-teman Prass. Menurut chilsa, teman-temannya itulah yang selalu menghasut Prass untuk selalu menentang keinginannya. Setelah itu, dia memutuskan untuk pergi dari tempat itu dengan rasa kesal juga rasa sakit di dalam hatinya. Ternyata, Prass lebih memilih teman-temannya dari pada dirinya. Chilsa keluar dari ruangan itu dengan mata berkaca-kaca. Selama ini dia selalu memberikan apapun yang diminta oleh Prass. Dia sering membelanjakan kekasihnya ini itu. Dia juga selalu berusaha ada untuk Prass, tetapi malah seperti ini balasannya. “Bukannya wajar ya kalau perempuan itu ingin dimanja sama pasangannya. Kenapa begitu banget sih ucapan dia,” ucap Chilsa sambil terisak. Gadis yang masih terlihat imut itu berjalan setengah berlari menuju ke mobil putih yang terparkir tidak jauh dari lokasi kafe. Pak Udin, sopir yang selalu membuntuti dia ke mana-mana segera membukakan pintu mobil, dan mereka segera meluncur menuju ke rumah mewah milik Tuan Harjoko, kakek Chilsa. “Pokoknya Chilsa mau dinikahkan minggu depan, Kakek. Minggu depan. Nggak mau tahu.” Chilsa mengerucutkan bibirnya dengan mata yang masih basah. Dia menghentak-hentakkan kakinya. Begitulah dia kalau sedang merengek meminta sesuatu. Ya Tuhan, dia persis seperti anak TK yang minta dibelikan permen. Chilsa sudah terbiasa meminta sesuatu dan dengan gampangnya. Tuan Harjoko selalu bisa memenuhi. Namun, untuk permintaannya kali ini benar-benar membuat Tuan Harjoko tercengang. Dia kira, minta menikah itu sama dengan mau minta es krim? Kalau es krim, satu gudang pun Tuan harjoko bisa membelikan. Karena dia adalah seorang pemilik Marvelous Corp yang memiliki hotel dan Resto tersebar di beberapa kota. Kalau nikah? Bagaimana Tuan Harjoko bisa memenuhi permintaan itu? Kakek 60 tahun yang saat itu sedang membaca koran, langsung meletakkan korannya di atas meja kaca yang ada di hadapannya. Lalu ditatapnya Mata Sang cucu lekat-lekat. Cucunya sudah 20 tahun, tetapi dia benar-benar masih kekanak-kanakan. “Kalau meminta sesuatu itu yang jelas. Jangan diiringi sama rengekan dan hentakan kaki. Kakek tidak bisa jelas mendengarnya. Coba kamu mau minta apa?” tanya Tuan hardjoko sekali lagi, berharap tadi dia hanya salah dengar saja. “Kakek, kakek Chilsa yang paling Chilsa sayangi, Chilsa mau menikah. Bodo amat deh calonnya siapa. Yang jelas Chilsa mau menikah minggu depan. Titik. Kalau kakek tidak mau menikahkan, dan tidak mau mencarikan calonnya, Chilsa nggak mau makan dan nggak mau sekolah.” Kakek Harjoko tertawa. Ah, ini semacam lelucon, tetapi Chilsa mengungkapkannya dengan serius. “Kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba Mau minta nikah? Jangan-jangan kamu baru nonton film dewasa ya? Hayo ngaku,” tanya Tuan Harjoko di sela tawanya. Dia sengaja meledek sang cucu. Karena permintaan itu sungguh tidak masuk di akal tuan hardjoko. Namun, dia tahu cucunya tidak mungkin melakukan hal bodoh. “Ih, kakek. Lihat Chilsa. Chilsa ini serius, Kek. Chilsa mau dinikahkan. Kakek tidak perlu tahu alasannya.” “Terus calonnya siapa? Sudah ada?” “Belum ada, Kek. Kakek aja yang nyariin siapapun calonnya. Asalkan tidak jelek-jelek amat. Ayolah, Kek. Relasi bisnis kakek kan banyak sekali. Bisalah anaknya di comot satu buat dijadiin cucu menantu. Nggak susah kan bagi kakek.” “Jadi kamu serius, pengen dinikahkan?” Kali ini Tuan harjoko menatap cucunya lekat-lekat. Ditelusuri raut muka sang cucu, Apakah dia serius dengan apa yang dia katakan? “Sangat serius, Kek. Nikahkan aku Minggu depan!” ucap Chilsa sambil menatap mata sang kakek. Tangannya sibuk menggenggam tangan  Kakeknya yang sudah mulai keriput itu. Tuan Harjoko hanya bisa membuang nafas kasar. Dia bingung harus merespon apa permintaan tak lazim itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook