bc

Om Es Batu

book_age18+
2.7K
FOLLOW
17.5K
READ
dark
possessive
arranged marriage
arrogant
drama
comedy
sweet
humorous
mystery
Writing Academy
like
intro-logo
Blurb

Setelah penantian panjang, coba kalian bayangkan jika berada di sisi Bintang yang sedang menghadapi om-om yang kini menatapnya penuh dengan gairah cinta.

Om tersebut bernama Rejav. "Sayangku, jangan salahkan suamimu ini yang terlalu kalut menatapmu, karena dirimu sendiri mengenakan pakaian haram itu dan berhasil membuat sesuatu di bawah sana bangkit dan memberontaki semak belukarnya."

Bintang perlahan mundur di kasur empuknya. Namun sayang sekali, punggungnya harus tertahan oleh kepala ranjang dan di detik inilah Bintang mengatakan, "Om, kalau mau gagahin Bintang, jangan lupa mengucapkan bismillah, biar anak kita enggak nakal nantinya."

"Tenang sayang, semuanya udah aku lakuin," balas Rejav dengan smirk-nya.

"Oh no, oh no!"

chap-preview
Free preview
Bab 1
Bab 1 Bintang, dia bersiap-siap menuju suatu pesta bersama Cici, sahabatnya yang akan menemaninya di sana karena juga mendapatkan undangan. Undangan mereka berbeda, kata Cici, Bintang mendapatkan undangan yang spesial karena tak boleh ada seorang pun yang memberitahunya bahwa pesta apa yang akan dihadirinya-kecuali Cici sendiri-. Cici pun tutup mulut, karena Geno-Mantan Bintang-memberitahunya bahwa gadis tersebut tidak boleh tahu perihal ini dengan alasan: Bintang tidak akan mau menghadirinya. "Lo udah siap, Bin?" "Udah dong, gue dah cantik, kan?" "Hm, cantik banget." Mereka pun berangkat ke tujuan dengan Cici yang menyetir mobilnya. "Gue gak sabar banget, lo kan bilang kalau undangan gue tuh spesial sampai-sampai gak ada nama acara dan nama siapa yang merayakan," ujar Bintang begitu senang, Cici meliriknya sedikit, ada perasaan sedih dalam hatinya ketika mengetahui bagaimana reaksi sahabatnya nanti. Katakan dia kejam, tapi ini kebaikan Bintang karena Geno terpaksa memutuskannya dengan alasan pesta tersebut yang dirinya dijodohkan oleh orang tuanya sendiri. "Maaf, Bintang." "Maaf, kenapa?" Keningnya mengerut, menatap sahabatnya heran. "Eh, gak pa-pa, gue cuma minta maaf karena .... ," Cici berusaha mencari alasan karena dia baru saja keceplosan-efek dari kesedihannya-berlama-lama mencari alasan, bagaikan disambar petir dirinya langsung mendapat alasan, "Eum, gue nyetirnya lambat, he he he." "Oh, gak masalah, daripada ngebut kek kesetanan, gue juga gak mau, Ci." Cici hanya cengengesan kemudian fokus menyetir hingga mereka benar-benar sampai di tujuan. "Wah, ternyata pesta pernikahan, siapa yang menikah, Ci?" tanyanya penasaran. "Masuk aja, nanti lo tau." Mereka pun masuk dan apa yang dikhawatirkan oleh Cici terjadi juga, tatapan Bintang dan Geno bersatu padu, keduanya saling menatap lekat tetapi juga saling memandang dengan perasaan yang beda, satunya terkejut dan membenci, satunya pula sendu dan rindu. "Geno, jadi ini alasan dia putus dari gue? Dan lo, Ci." Sekarang, Bintang menatap Cici kesal. "Kok gini, sih?" "Oke, sekarang lo tenang dan dengerin penjelasan gue, gak ada bantahan!" tegas Cici sebelum Bintang menyambar ucapannya, terlebih dahulu, mereka mencari tempat duduk karena orang-orang menatap mereka aneh. "Geno, mantan lo yang gantengnya kelewatan, harus terpaksa putus karena dia dijodohkan oleh orang tuanya, dia gak bisa nolak atau dia gak dapat warisan perusahaan sama sekali, ngerti, kan?" "Ternyata zaman Siti Nurbaya masih berlaku yah sekarang," balas Bintang. Cici menghela napas lega kali ini karena sahabatnya dapat juga dikontrol agar tidak memberontak memalukan. Bintang, gadis itu kesal sekesal-kesalnya karena kabar ini bagaikan derita di atas derita, yang artinya double hurt. Rasa sakit yang mengganda padahal dia berusaha untuk move on, akan tetapi ... melihat wajah tampannya Geno yang sedang tersenyum ke para tamu, membuatnya tidak rela-sedikit-apalagi melihat istrinya yang tersenyum bahagia. "Ci, gue iri loh sama dia, gue juga mau nikah, hu hu," sahut Bintang, Cici menatapnya malas kemudian berubah menjadi kasihan. "Cari yang baru dan yang lebih ganteng atau lebih hot dari si Geno," balas Cici. "Emangnya yang ganteng dan hot itu mau dengan cewek miskin skinker sepertiku?" "Astaga, Bintang. Lo aja yang miskin skinker bisa ngedepak hatinya si Geno. Geno aja udah lo santet hatinya, gimana yang lain?" tanya Cici pula meyakinkan Bintang. Namun perkataannya membuat Bintang kesal ke sahabatnya. "Gak gitu juga kali omongan lo, mana ada gue nyantet atau ngedepak hatinya Geno? Sorry, yah ... gue mikat hati orang karena bersifat apa adanya, gak neko-neko dan berpura-pura harus ini, itu, dan lain-lain," balasnya panjang lebar yang bagaikan pidato di siang hari. "Terserah lo aja deh, gue mau makan, mumpung kantong merah udah gue bawa juga, jadi ... dagingnya lo yang ambil karena persediaannya gue yang siapin." "Lo malu-maluin banget, Ci, sumpah, gue malu punya sahabat kek lo yang seperti emak-emak di kondangan sekarang," cakapnya tak menyangka dengan Cici yang ada-ada saja perilakunya. "Efek ngekostan, Bintang. Lo harus ngerti, biar irit tabungan juga, kita kan misqueen." Bintang tak mendengar arahan Cici, secepat mungkin dirinya menghampiri Geno dan mengucapkan selamat setulus-tulusnya, juga sebagai bentuk bahwa dia telah mengikhlaskan pria tersebut dengan istrinya, "Selamat, langgeng yah, aamiin." Geno menatap lirih punggung Bintang yang kini menjauh, dia pun tersadar ketika Cici menyubit lengannya diam-diam. "Selamat yah, Gen. Istri lo cantik banget hari ini, lo juga ganteng, cocok kok," ucapnya. Namun-kok-nya itu, merupakan singgungan dari Cici bahwa Bintang lebih pantas bersanding denganmu daripada wanita ini, Geno semakin merasa bersalah ke kedua orang tersebut, dirinya pun merasakan hal yang sama jika Bintanglah yang lebih pantas di sampingnya sekarang. Namun apa daya, suatu hal yang membuatnya terpaksa untuk melakukan ini, yaitu harta warisan. "Aduh ... enak banget yah makannya, sampai gak nunggu sahabatnya sendiri, inget lo lagi diet," ucap Cici menghampiri Bintang yang asyik dengan nasi dan dagingnya. "Diet? Gak peduli, asalkan perut gue kenyang dan perasaan gue dah sembuh," balas Bintang. "Iddih, keknya gue gak rela deh kalau hati lo sembuh, ha ha." "Lucknut juga lo, Ci. Gue doain lo jomlo mulu, biar tau rasa, ha ha ha. Uhuk." "Mampus, keselek daging kan lo!"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
310.8K
bc

CEO Mesum itu Suamiku

read
5.1M
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.8K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M
bc

THE DISTANCE ( Indonesia )

read
579.8K
bc

Married with Single Daddy

read
6.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook