bc

Who My Owners

book_age18+
1.6K
FOLLOW
15.2K
READ
arrogant
drama
tragedy
comedy
twisted
sweet
heavy
mystery
brilliant
genius
like
intro-logo
Blurb

¤KHUSUS 18+ Bijak dalam memilih bacaan.¤

Dua pria, harus bersaing secara sehat untuk memperebutkan Lia, bukan bertengkar fisik, saling membenci dan lain sebagainya. Cara mereka unik, siapa yang dapat, dia yang menang. Dengan perjanjian, tak ada musuh di antara mereka.

Spesial Moment.

"Sini, saya ajarin ciuman biar hebat ketika menjadi istri saya."

"Jangan! Kamu sama saya saja. Bibir dia hitam bagaikan kayu yang telah dibakar. Tidak seperti bibir saya, yang membuat bibir kamu menjadi merah delima."

Azerlia pingsan di saat itu pula. Keduanya saling memandang dan melontarkan senyum khas mereka, yaitu seringaian m***m.

"Aku membenci pikiran kotorku, bagaimana denganmu?"

"Sama, kulihat-lihat, di sini amat sepi dan kita bisa membawanya ke lain tempat agar lebih sepi lagi. Kau setuju?"

"Tentu."

chap-preview
Free preview
1
Sound system bergema di sekolah Tirtania yang menandakan waktu istirahat tiba. Guru pun keluar dengan ucapan salam. Kini, semua murid berhamburan menuju kantin. Tetapi, tidak untuk Azerlia, gadis pemalu sedari SD, SMP, hingga SMA, dia tetap seperti itu. Pernah kejadian, dia pingsan karena kelaparan, teman-temannya membawanya ke-UKS. Saat guru bertanya: apa dia sarapan pagi sebelum ke sekolah? Azerlia menggeleng. Guru kembali bertanya: kenapa tidak ke kantin? Bibir kecilnya pun menjawab: malu. Aneh, Azerlia lebih memilih kelaparan dan membuatnya pingsan daripada harus ke kantin yang dipenuhi hiruk pikuk siswa. Kembali ke jadian utama. Sekarang, Azerlia berharap ke Joni, teman kelasnya untuk menitip makanan. Joni mengangguk kemudian menerima uang dari gadis tersebut lalu ke kantin, beberapa lama kemudian wwdia kembali dengan nasi bungkus dan juga air gelas. "Terima kasih." "Sama-sama." Hari ini, Azerlia lega karena perutnya dapat terisi. Saat jam pelajaran olahraga telah tiba, ini lah yang paling tidak disukai oleh Azerlia karena mapel tersebut harus praktik di lapangan, padahal dia ingin berada di tempat tertutup, tidak terlalu juga, setidaknya ada orang yang dia kenal (dalam kelas). "Azerlia, silakan keluar dan ganti baju." "Ba-baik, Pak." Menuju toilet, Azerlia melesat ke tempat tersebut dan akhirnya selamat dari tatapan para siswa yang mengekori. Setelah mengganti pakaian, dia berjalan ke lapangan dan memaksakan diri untuk tenang, anggap orang yang menatapmu adalah benda mati. "Huft." Azerlia tersenyum, akhirnya dia berhasil melewati ketakutannya, tetapi, itu tidak bertahan lama karena ... banyak kelas lain yang free class dan keluar melihat kelasnya untuk melakukan praktik senam. "Oh, tidak. Aku malu!" pekik Azerlia dalam hati. Saat gilirannya, para pria bersiul menggoda dan itu semakin membuatnya keringat dingin, Pak Guru olahraga mulai memutar musik dan dia pun mengikut gerakan teman di depannya saja, tidak peduli jika gerakannya tidak sesuai tempo. "Pergerakannya cantik!" "Lihai sekali!" "Aku ingin memacarinya." "Siapa dia?" Azerlia menutup telinganya kemudian berteriak sekencang mungkin dan menuju kelas, sebelum dia pingsan di sana dengan mempermalukan diri sendiri. Padahal, gadis tersebut tidak tahu, bahwa orang di sampingnya lah yang dipuji. "Kenapa orang-orang selalu berlebihan dalam menanggapi sesuatu?" tanya Azerlia, mengusap keringatnya yang banjir. Dia sedikit tenang sekarang, tidak memedulikan jika nilainya menurun nanti, karena ini pelajaran yang paling tidak ia sukai. Selesai jam pelajaran selesai, para temannya kembali ke kelas dan bertanya kepadanya, "Kenapa kau kabur? Guru tidak akan segan menurunkan nilaimu, Lia." "Biarkan saja, aku hampir pingsan tadi," jawabnya. "Baiklah." Azerlia tak membuka suara lagi, dia tidak tahu harus berbicara apa lagi, soalnya dia lebih ke introvet yang irit bicara dan cuek pada sesuatu hal, apalagi tidak penting. Tiba-tiba, seseorang menggebrak meja. Azerlia menatap sang pelaku, pelaku tersebut merupakan anak kelas sebelah yang notabennya murid nakal seantero sekolah. Dirinya selalu bertanya, kenapa ada orang yang iseng seperti dia? Kerjaannya hanya mengacau dalam kelas, dan memancing keributan! Azerlia benci keributan. Pertengkaran pun terjadi di kelasnya, banyak yang berteriak heboh kecuali Azerlia. Melihat kondisi yang tidak kondusif lagi, dia pergi dari kelasnya dan segera ke ruang konseling untuk melaporkan kejadia tersebut. "Bu, di kelas ada yang berbuat onar, dan mereka bertengkar juga." "Baik, atas nama siapa, Nak?" "Siapa, Bu?" "Namamu, yang melapor harus dicatat namanya, Nak." "Oh, Azerlia, Bu." "Baik, Azerlia, yah. Terima kasih, Nak. Sekarang kita ke sana." Aku memanggil guru konseling untuk menenangkan keadaan di kelas karena keributan itu sangat menggangguku, yah, ini hal yang benar bukan? Bukan berarti aku ingin cari perhatian, tetapi, untuk mengusir anak nakal itu juga. Aku berada di belakang guru, mengikutinya hingga sampai di kelas. Ibu konseling pun masuk, sedangkan aku langsung melesat duduk di tempatku bagaikan bayang yang sulit terdeteksi, hingga membuat siswa tidak sadar, he he he. Siswa yang bertengkar tadi terpaksa berhenti dengan kehadiran sosok yang tegas dan garang, mereka berdiri bagaikan patung, tak bergerak sama sekali dan kaku serta memandang takut siapa di hadapannya sekarang. "Mari ikut Ibu, dan kita kupas masalah kalian di ruangan investigasi sekolah!" Horor sekali, ibu guru memanggil dengan nada dimirip-miripkan host silet di televisi. Di sekelilingku, teman-teman bertanya, siapa yang melapor? Mungkin orang-orang berpikir aku akan takut untuk menyahut, nyatanya memang iya, dan aku memilih diam dan memerhatikan keadaan. "Harus gue akuin sih, bagus juga ada yang laporin, soalnya ... ngeganggu banget, pusing jadinya." "Ho'oh, gue juga geram liat anak sebelah masuk ke kelas kita!" Sahut mereka, aku sedikit berbangga, juga tersenyum membuat Naila menatapku dengan heran dan bertanya, kenapa kau tersenyum? Aku mengedikkan bahu, kemudian menjawab bahwa aku sedang berimajinasi tentang dunia fantasi. Keributan terjadi kembali, cuman bukan pertikaian yang tercipta, tetapi sebuah gosip, yang di mana, ada murid tampan di area sekolah yang melanglang buana mencari kekasih. Huft, itu sudah basi untukku. Pria tampan memang selalu populer di kalangan gadis-gadis remaja, ingin bergabung dengan mereka? Mohon maaf, aku mundur alon-alon, lebih baik memikirkan diri daripada hal yang tidak penting hingga bagaikan lalat yang mencari makanan, sekali diusir dia lenyap sendiri. Lah, apa hubungannya? Aku pun tidak tahu, itu hanyalah konteks yang tidak penting, muncul dalam kepalaku. Tak lama kemudian, orang yang telah kulaporkan pada guru konseling, menimbulkan kabar tragis, dia harus dihukum membersihkan toilet selama seminggu. Haish, toilet sekolah tidak ada yang bersih, berganti baju saja, aku harus menempel di dinding dekat pintu pada bagian ujung, kenapa? Air bergenang di lantai dan kotoran manusia pun mengambang di sana, tak bisa kalian bayangkan bukan? Betapa jijiknya ... ew, aku hampir muntah dibuatnya. Oh iya, untunglah bukan teman kelasku yang kena dan aku tidak heran juga sih, karena semua kelas ada kamera pengintainya, jadi segala kebohongan akan terungkap dengan mudah. Kecuali, dia seorang hacker yang dapat menyabotase kamera pengintai di setiap kelas, hebat lah dia. "Cie, gak kena hukuman, nih," sahut Naila pada teman cowok di kelasku yang baru datang. "Wajar, orang tampan mau dihukum, gimana bisa?" "Cih, PD banget lo!" Perdebatan kembali terjadi, antara buaya betina dengan buaya jantan, siapa yang lebih kuat mulutnya di antara kedua buaya itu? Sudah jelas buaya jantan, buaya jantan tidak perlu panjang lebar, cukup sepatah atau dua kata, asalkan mengena di hati. "Laki-laki sudah kodratnya memang tampan, lo pun jadi cewek pasti cantik, karena apa? Lo betina yang sudah punya itu, ha ha ha." "Eh, iya juga, yah. Oke lah, kali ini kita berdamai." Mereka pun berjabat tangan, oh ... betapa indahnya sebuah kedamaian, andai, aku dapat merasakan itu pula, akan tetapi, damai yang kumaksud adalah: tenangnya kehidupan tanpa adanya hiruk pikuk yang hampir memecah telinga.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
120.7K
bc

See Me!!

read
87.8K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.6K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.7K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.0K
bc

Yes Daddy?

read
797.0K
bc

Suamiku Calon Mertuaku

read
1.4M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook