bc

Cinta Lama Radica

book_age16+
715
FOLLOW
2.9K
READ
possessive
goodgirl
drama
sweet
bxg
campus
city
highschool
first love
friendship
like
intro-logo
Blurb

Aku pergi bukan karena aku tak lagi mencintai, tetapi karena aku terlalu mencintaimu,” – Radi Arzan Ravindra.

“Jika memang kamu mencintaiku, kamu tak mungkin seperti ini, pergi dariku tanpa sebuah alasan yang jelas,” –Bianca Aprilia Permana.

“Ketika aku dan kamu bertemu, dan semua kembali di mulai,” –Radi & Bianca

Tentang cinta lama yang belum sepenuhnya selesai, tentang Radi dan Bianca yang kembali di pertemukan. Apakah mereka masih berada di satu perasaan yang sama atau mungkin telah berada di rasa yang berbeda?

**

Cover : Orisinal

Dibuat oleh : Purplerill

Gambar : Unsplash.com

Font : App text on photo

chap-preview
Free preview
1 : Lapangan Sekolah
Suara teriakan orang-orang yang berada di luar kelas membuat Bianca mengalihkan perhatian dari novel yang sedari tadi dia baca, ini memang waktunya istirahat dan dia tidak pergi ke kantin bersama dengan Laura juga Adelia. Bianca memilih untuk membaca novel di kelas karena dia juga membawa bekal dari rumah yang tadi pagi di siapkan oleh bundanya. Merasa di luar begitu heboh tak seperti biasanya, Bianca menutup novel dan tak lupa menyimpan pembatas di halaman yang terakhir kali di bacanya. Bianca mendengar suara sepatu yang beradu dengan lantai kelas bersama dengan teriakan Adelia yang begitu di kenal oleh Bianca membuat gadis itu heran di buatnya. Bagaimana tidak ... Adel masuk ke dalam kelas dengan napas yang terengah-engah seperti di kejar anjing saja. “Bi ... lo harus keluar kelas sekarang juga!” heboh Adel membuat Bianca lagi-lagi bingung menatap sahabatnya itu. Tak lama Laura datang ke kelas, namun ekspresi gadis itu berbeda dengan Adel. Laura tampak begitu tenang berbanding terbalik dengan Adel tadi yang heboh berlari masuk ke dalam kelas. “Ini ada apa sih, Lau?” tanya Bianca pada Laura yang baru saja duduk di kursi yang berada tepat di hadapan Bianca. “Aduh ... mendingan lo buruan ke lapang basket sekarang juga, Radi ... Bi, dia bikin heboh satu sekolahan.!” ucap Adel bahkan Laura berdecak kesal karena sahabatnya itu membuat dia kembali menutup mulut saat hendak membalas pertanyaan Bianca tadi. “Radi? Del, lo jangan bikin gue deg-degan gini dong, pake bawa nama Radi segala,” protes Bianca saat mendengar nama Radi, laki-laki yang selama ini ia sukai di sekolah ini. Adel berdecak, "Ini anak, udah ayo!!” Adel menarik tangan Bianca dan membawa gadis itu keluar dari kelas, di susul oleh Laura yang berjalan di belakang mereka. ** Bianca hampir saja terkena serangan jantung tepat saat Adel menarik dirinya sampai pinggir lapangan basket. Ada banyak siswa yang berkumpul mengelilingi lapangan ini, bahkan tak hanya di pinggir lapangan tetapi juga di setiap lantai yang bisa melihat secara langsung ke arah lapangan basket yang posisinya di tengah gedung sekolahan mereka. Bianca melihat Radi ... ya kapten basket yang selama ini dia sukai diam-diam. Radi berada tepat di tengah lapangan sambil membawa gitar, entah apa yang akan di lakukan Radi, Bianca tak tahu tetapi dia akui laki-laki itu berhasil membuat satu sekolahan heboh karena perbuatannya ini. Radi yang berada di tengah lapangan sudah menyadari keberadaan Bianca, gadis yang selama ini dia perhatikan dalam diam. Gadis yang bisa mencuri hati secepat ini. Hari ini ulang tahun Bianca dan Radi akan memberikan hadiah kepada gadis itu di sini, di saksikan oleh seluruh teman satu sekolahan. “Perhatian semuanya,” suara Radi mulai terdengar dari speaker yang sudah di pasang sedari tadi berkat bantuan ke dua sahabatnya, Devon dan Marcel. Seluruh siswa terdiam hanya mendengar suara Radi saja, termasuk dengan Bianca yang berdiri tepat satu garis lurus dengan Radi. Tiba-tiba saja jantungnya berdebar padahal bukan dia yang berada di tengah lapangan, tetapi kenapa dia juga menjadi grogi seperti ini? “Gue penasaran, si Radi mau ngapain,” bisik Adel yang saat itu berdiri di samping Bianca. “Apalagi gue,” balas Bianca. “Gue di sini mau kasih hadiah buat cewek yang hari ini lagi ulang tahun,” suara Radi kembali terdegar di ikuti dengan suara heboh dari siswa lainnya. Mendengar Radi akan memberikan hadiah kepada seorang perempuan, membuat seluruh siswa di sini penasaran siapa orang yang di maksud oleh Radi. Orang yang begitu beruntung karena bisa menarik perhatian seorang Radi yang di kenal sama sekali tak pernah dekat dengan perempuan mana pun. “Bi, hari ini kan lo ulang tahun,” bisik Adel lagi. “Ya terus?” “Mungkin gak sih Radi kasih hadiah sama lo.” “Del, please deh gak mungkin banget. Gue hari ini ulang tahu tapi gak menutup kemungkinan juga kalau ada cewek lain yang ulang tahun selain gue.” Bianca memang sedang berulang tahun hari ini dan ucapan Radi tersebut membuat dia setidaknya setengah merasa percaya diri. Apakah Radi akan memberikan hadiah kepadanya? Apa seseorang yang di maksud Radi adalah dirinya? Bianca bahkan berharap akan hal itu, menjadi seseorang yang di maksud oleh Radi. Menjadi perempuan yang mungkin spesial untuk Radi karena laki-laki itu bahkan sampai melakukan hal seperti ini dengan di saksikan oleh seluruh siswa sekolahan mereka. “Lagu ini gue kasih buat seseorang, perempuan yang berhasil menarik perhatian gue, dia adalah ... Bianca Aprilia Permana.” Deg. Jantung Bianca kembali berdebar, itu namanya kan. Dia tak salah dengar kan. “Serius?! Bi ... Nama lo!” seru Adel membuat Bianca kembali sadar dari lamunan. Benar, tenyata itu memang namanya dan Bianca tak salah dengar. Lalu petikan dari senar gitar membuat suasana semakin heboh, apalagi setelah suara merdu Radi terdengar di telinga mereka semua, semakin membuat suasana kian ramai, tatapan mereka beralih kepada Bianca yang berdiri mematung menatap ke arah Radi. Mata mereka bertemu, di tengah nyanyiannya Radi tersenyum kecil. Sampai lagu itu selesai, suasana belum juga tenang. Bahkan saat Radi menyimpan gitar tersebut kemudian Adel yang saat itu juga berhasil mendorong Bianca sampai ke tengah lapangan, suasana kembali riuh. Kapten basket dan juga siswa populer berada di tengah-tengah lapangan. “Bianca Aprilia Permana, jadi pacar gue sekarang?” Dan perkataan Radi barusan membuat suasana kembali heboh, untuk pertama kalinya seorang Radi Arzan Ravindra menyatakan cinta dan di saksikan oleh hampir seluruh siswa di SMA Kencana. Bianca tercengang, ia tak pernah menyangka akan berada di situasi seperti ini. Bianca memang menyukai Radi sejak lama tetapi ia tak pernah menduga bahwa Radi memiliki perasaan yang sama dengannya. Hari ini tepat di hari ulang tahunnya, Radi menyatakan cinta kepada Bianca. “Terima ... Bi!!” Adel berteriak begitu kencang. “Terima ... terima ... terima ...,” dan yang lain pun mengikuti perkataan Adel. Bianca semakin malu berada di situasi seperti ini, wajahnya bahkan begitu memerah membuat Radi terkekeh menatap gadisnya. Ya gadisnya, karena Radi sangat yakin Bianca akan menerimanya. “Jadi?” tanya Radi menatap Bianca begitu lekat. Bianca mengangguk pelan dan itu sudah menjadi jawaban yang memuaskan untuk Radi bahkan tanpa Bianca duga laki-laki itu memeluknya begitu erat, di tengah lapangan basket Radi memeluknya membuat suasana kembali heboh berkali-kali lipat apalagi hujan balon berwarna pink mulai turun dari lantai atas, Devon dan Marcel adalah pelakunya, itu karena permintaan dari Radi. Lapangan, teman satu sekolah dan juga ratusan balon pink menjadi saksi di mana Radi dan Bianca resmi berpacaran. “Makasih,” bisik Radi di telinga Bianca. Pelukan mereka semakin erat, tak ada yang lebih indah dari hari ini. Hadiah ulang tahun yang begitu spesial di dapatkan Bianca di hari ini, sangat membahagiakan dan tak pernah ia bayangkan. ** “Akhirnya si es punya cewek juga,” ucap Marcel. Saat ini mereka sedang berada di kantin untuk merayakan hari jadian Radi dan Bianca, juga merayakan ulang tahun kekasih Radi hari ini. Kekasih, Radi suka dengan statusnya itu karena artinya Bianca sudah menjadi miliknya. “Yoi! Lo bener, Cel. Masih nggak nyangka gue, Radi nembak cewek, gue kira selama ini dia gak suka cewek.” Devon kali ini yang bersuara membuat Marcel tertawa. “Sialaan lo! Gue gak homo, kamvrett!” protes Radi tak terima. “Lo kasih apa sih Bi sampe si Radi ini mencair setelah sekian bulan purnama,” ucap Devon pada Bianca yang duduk di sebelah Radi. Bianca hanya tersenyum kecil, lagi pula dia tak tahu kenapa Radi menyukainya bahkan selama ini tak pernah ada tanda-tanda laki-laki yang sudah resmi menjadi kekasihnya ini mencoba mendekati dia. “Gak perlu di kasih apa-apa, Radi udah pasti nempel, lihat aja tu tangannya gak lepas banget dari pinggang Bianca.” Adel yang menjawab, sedari tadi dia memang sudah memperhatikan sikap Radi kepada Bianca dan dia yakin kalau Radi benar-benar mencintai Bianca, terbukti dari tadi Radi yang seolah tak ingin jauh dari Bianca. Devon dan Marcel mengangguk setuju dengan apa yang di katakan oleh Adel. Tak heran kenapa Adel cepat akrab dengan Radi dan kedua sahabatnya, itu karena Adel adalah sepupu Devon dan Adel memang sudah mengenal Radi juga Marcel sejak lama. Sementara Laura yang duduk di samping Adel hanya bisa diam, karena jujur saja ini pertama kalinya dia bergabung dengan Radi dan teman-temannya. “Sebagai peringatan hari jadi Radi dan Bianca, hari ini kita makan sepuasnya di kantin dan Radi yang bayar. Setuju.!” seru Marcel. “Setuju!!!” ucap Devon dan Adel bersamaan. Dan Radi tak mempermasalahkan hal itu yang penting baginya adalah hari ini dia berhasil mendapatkan Bianca. Radi ingat kenapa dia bisa menyukai Bianca, bahkan selama ini memperhatikan Bianca diam-diam. Itu karena Radi melihat Bianca yang sedang makan di pinggir jalan bersama dengan anak-anak pengamen saat Radi baru saja pulang dari rumah Devon. Waktu itu mereka masih duduk di kelas satu SMA. Radi tak sengaja melewati jalanan yang ternyata ada Bianca bersama dengan beberapa pengamen jalanan sedang berada di pinggir jalan dekat penjual nasi gorreng. Bianca saat itu tengah berbincang dengan anak-anak sambil memakan nasi gorreng, gadis itu seolah tak merasa risih dengan suasana sekitarnya padahal ia sedang makan di pinggir jalan dan bersama dengan anak jalanan. Radi yang memang menghentikan motornya di dekat penjual nasi gorreng terus memperhatikan Bianca. Bagi Radi, Bianca bukan hanya cantik rupanya tetapi cantik juga hatinya dan melihat Bianca membuat jantungnya berdebar tak menentu. Hari berikutnya setelah Radi melihat Bianca di pinggir jalan, ternyata Bianca adalah siswa satu sekolah dengannya. Hanya saja di kelas yang berbeda, Radi yang saat itu baru saja keluar dari kelas melihat Bianca yang tengah membawa tumpukan buku dan berjalan ke arah ruangan guru, Radi senang karena kembali melihat Bianca, ia ingin sekali membantu Bianca saat itu tetapi seorang siswa lain menghampiri Bianca dan membantu gadis itu, Radi tahu kalau orang yang membantu Bianca adalah Adel, sepupu dari Devon. Semuanya bagaikan mudah bagi Radi apalagi saat tahu kalau Adel adalah sahabat Bianca, diam-diam dia mencari tahu tentang Bianca dari Adel dan berkat bantuan Devon juga. Semua hal tentang Bianca akhirnya dia ketahui dari Adel, sampai akhirnya Radi memilih untuk memperhatikan Bianca dari jauh sebelum nanti dia menyatakan cinta pada Bianca, Radi tak ingin terburu-buru mengambil keputusan. Sampai akhirnya Radi tahu tentang perasaan Bianca dari Adel, dia begitu senang karena ternyata Bianca memiliki perasaan yang sama seperti dirinya, artinya cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Semakin lama dia terus memperhatikan Bianca diam-diam, Radi juga tak berhenti mencari tahu tentang Bianca dari Adel. Lalu saat Radi sudah berada di kelas dua, akhirnya Radi memutuskan untuk menyatakan cinta pada Bianca. Lagi-lagi semua bantuan Adel, gadis itu yang memberikan saran untuk Radi menyatakan cinta dengan menyanyi di tengah lapangan di hari ulang tahun Bianca. Awalnya Radi keberatan dengan saran dari Adel karena menurut dia itu sama sekali bukan dirinya tetapi Adel tak pernah menyerah untuk meyakinkan Radi, begitu juga Devon dan Marcel yang mendukung saran dari Adel. Akhirnya Radi melakukan itu semua, menyatakan cinta kepada Bianca di tengah lapangan basket dan ternyata usahanya berhasil, atas bantuan dari Adel, Devon dan Marcel. Mereka memang sangat berperan penting dalam rencana hari ini. “Jadi semua ada campur tangan dari lo,” tunjuk Bianca pada Adel yang duduk di hadapannya setelah mendengar cerita dari Radi kenapa laki-laki itu bisa menyatakan cinta kepadanya. Adel hanya terkekeh dan mengangguk singkat. “Apa lo juga, Lau?” kali ini Bianca menunjuk ke arah Laura. “Nggak, gue gak tau apa-apa. Ini kerjaan Adel semua,” balas Laura. “Lo jangan buka aib gue dong, Del,” ucap Bianca agak memelas membuat teman-temannya tertawa kecil. Aib katanya? Aib yang seperti apa dari seorang yang di mata mereka sempurna seperti Bianca? “Aib kalau tidur kamu suka ngiler,” timpal Radi berhasil membuat yang lain tertawa kencang. Sementara wajah Bianca sudah memerah karena perkataan kekasihnya. “Ihh ... itu fitnah, nggak ya! Siapa yang bilang kaya gitu?” Bianca menatap Radi protes. Radi mengacak rambut kekasihnya itu dengan gemas, masih dengan tawa yang sama bahkan karena Bianca juga Radi bisa tertawa selepas itu. “Fix! Radi berubah, Cel,” celetuk Devon. “Berubah kaya batman,” tawa Marcel membuat Radi melemparkan sedotan ke arah sahabatnya itu, “Woy.! Joorok banget lo, basah dodol!!” seru Marcel saat sedotan itu tepat mengenai seragamnya. “Gue juga bukan batman, apalagi dodol!” ucap Radi sinis.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.1K
bc

Unpredictable Marriage

read
280.5K
bc

Bridesmaid on Duty

read
162.0K
bc

Mas DokterKu

read
238.6K
bc

Bad Prince

read
508.5K
bc

PLAYDATE

read
118.7K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook