bc

Permainan Malaikat Maut

book_age16+
detail_authorizedAUTHORIZED
178
FOLLOW
1K
READ
twisted
scary
realistic earth
horror
like
intro-logo
Blurb

“Apakah Anda ingin menikmati game seluler yang gratis selamanya? Apakah Anda ingin memiliki hidup yang mendebarkan? Bergabunglah dalam ‘Permainan Malaikat Maut’! Anda akan merasakan berbagai macam ujian yang menyeramkan, menjadi Sang Malaikat Maut, atau malah kehilangan nyawa. Tindakanmu sama dengan tindakan Sang Malaikat Maut.”

Aku mengunduh sebuah game seluler yang mengklaim bahwa game ini gratis untuk selama-lamanya. Namun, aku justru sangat menyesal telah memainkannya, karena game seluler ini ternyata menggunakan nyawa sebagai taruhannya ….

chap-preview
Free preview
Bab 1 Permainan Gratis
Untuk dapat menyelesaikan masalah, kita harus berani menghadapinya. Semenjak kegagalan yang belum lama ini aku alami saat memberanikan diri menyatakan cinta pada gadis yang telah lama aku diam-diam sukai, aku menjadi keranjingan bermain berbagai macam game seluler. Kegilaanku dalam bermain game seluler sampai pada tahap di mana baik di kelas, di kamar asrama, di kantin, bahkan saat berjalan dan makan pun, aku terus bermain. Singkat kata, setiap saat aku selalu sibuk dengan game seluler. Teman-teman di kos-kosan pun berkata, "Michael, sebegitu sukanya kah kamu dengan game seluler?" Sebenarnya mereka tidak tahu bahwa aku hanya sedang melarikan diri, tidak ingin menghadapi patah hati. Karena hanya saat menenggelamkan diri dalam permainan inilah, aku jadi merasa tidak terlalu kesepian. Tetapi, terkadang aku juga bisa tiba-tiba merasa panik, bagaimana jika seandainya tiba-tiba tidak ada ponsel di dunia ini? Bukankah orang-orang sepertiku tidak akan bisa bertahan hidup? Namun, saat aku mengangkat kepala dan melihat bahwa para mahasiswa di sekelilingku memiliki kesamaan denganku, yaitu menundukkan kepala untuk bermain ponsel sepanjang waktu, aku pun merasa lega. Setelah memainkan banyak game seluler, aku dapat menyimpulkan beberapa peraturan. Apapun yang disebut game ‘gratis’, pada kenyataannya tidak ada yang benar-benar gratis. Pada saat kamu menyadari bahwa ada pemain yang mengeluarkan uang untuk memiliki keahlian yang lebih hebat, level yang lebih tinggi, peralatan yang lebih bagus, sehingga dengan mudah dapat mengalahkanmu secara brutal dalam sebuah permainan, apakah kamu masih dapat berdiam diri? Apakah di dunia ini benar-benar ada yang namanya ‘game gratis’? Ketika akhirnya aku berhasil menemukan sebuah permainan yang benar-benar gratis untuk selamanya, aku justru sangat menyesal telah memainkannya. Karena dalam game ini, nyawalah taruhannya! Pada hari Jumat malam, aku tinggal seorang diri di kamar kosku tanpa melakukan kegiatan apa-apa. Karena akhir pekan, teman-teman satu kamar di kos-kosanku yang memiliki pacar pergi berkencan. Sedangkan teman-teman yang belum memiliki pasangan, pergi begadang ke warnet, menyisakan aku yang tetap berada di dalam kamar kos-kosanku. Lalu dikarenakan game seluler yang kusukai tiba-tiba mengumumkan pemberhentian operasi, maka aku yang merasa bosan pun mulai menjelajahi Play Store, berharap menemukan game penggantinya. [Apakah Anda ingin menikmati game yang gratis selamanya? Apakah Anda ingin memiliki hidup yang mendebarkan? Apakah Anda ingin bermain dengan mempertaruhkan nyawa Anda? Bergabunglah dalam ‘Permainan Malaikat Maut’! Anda akan merasakan berbagai macam ujian yang menyeramkan, menjadi Sang Malaikat Maut, atau malah kehilangan nyawa. Tindakanmu sama dengan tindakan Sang Malaikat Maut.] Aku diam-diam menyeringai, ‘Lagi-lagi trik ‘permainan gratis’, sudah basi, siapa yang akan tertipu? Namun ... ‘Permainan Malaikat Maut’? Jika diamati, sepertinya cukup menarik! Apakah ini adalah sebuah permainan yang menyeramkan?’ Hatiku yang sedikit tergerak, diam-diam memutuskan, ‘Aku akan mencoba memainkannya! Lagi pula, jika kelak akan dipungut biaya, aku tinggal keluar dari permainan saja. Memangnya apa yang bisa mereka lakukan padaku?’ File game-nya tidak terlalu besar, sehingga proses pengunduhan dan pemasangan tidak memakan waktu lama. Kemudian tampilan di layar ponselku bertambah sebuah ikon dengan gambar klasik Malaikat Maut berjubah hitam, dengan tangan yang memegang sebuah sabit berukuran sangat besar. [Merasakan berbagai macam ujian yang menyeramkan, menjadi Malaikat Maut atau malah kehilangan nyawa ....] Teringat akan kata-kata di dalam iklan tersebut, aku jadi merasa gugup. Tiba-tiba, firasatku seakan berkata bahwa begitu game ini dimulai, semuanya akan menjadi berbeda, hidupku akan berubah total …. "Hehe, untuk apa berpikiran negatif? Ini ‘kan hanya game seluler biasa." Aku merasa geli dengan pikiran negatifku sendiri, menggelengkan kepala, lalu mengulurkan tangan untuk mengetuk ikon tersebut. Permainan dimulai, program mulai berjalan, dan layar berubah menjadi gelap gulita. Selanjutnya, gumpalan noda darah berwarna merah mengalir perlahan dari bagian atas ponsel, disusul dengan gumpalan berikutnya yang mengalir dalam jumlah yang semakin banyak. "Haha, progress bar ini dirancang dengan cukup baik." Permainan ini membangkitkan minatku, membuatku tak dapat menahan diri untuk mengulurkan tangan dan menyentuh noda darah yang tampak realistis tersebut. Ujung jariku ... terasa lengket. Bagaikan tersengat listrik, aku segera menarik tanganku dan memeriksa ujung jariku, tetapi tidak ada yang aneh. Apa yang barusan saja terjadi? Itu terasa nyata dan bukan seperti khayalan. Aku mendekatkan jariku ke ujung hidung, mencoba menghirup baunya, seolah-olah masih tercium bau darah yang samar. Saat melihat kembali ke layar ponsel, progress bar telah menunjukkan angka 100%. Noda darahnya sudah lenyap dan digantikan dengan sebuah gambar langit berwarna biru tua yang bertaburan bintang. Kemudian sudut pandangnya perlahan turun, menampilkan sebidang rumput berwarna hitam yang panjang. Di tengah rerumputan yang panjang itu, terdapat sebuah makam tunggal dengan tulisan ‘Tempat Peristirahatan’ yang besar serta berwarna hitam pekat di sampingnya, lalu di bagian bawahnya terdapat sebuah petunjuk, [Mulai Permainan?] "Hehe, cukup menarik." Aku mengetuk [Ya] tanpa ragu. Di sebelah kiri layar, muncul tiga buah pilihan, yaitu: [Karakter], [Misi], dan [Toko]. Di saat yang bersamaan, ada sebuah ikon berbentuk surat yang berkedip terus menerus di sudut kanan atas. Aku mengetuk ikon untuk membuka surat tersebut, lalu muncul sebuah kotak notifikasi, [Selamat, Anda telah memasuki ‘Permainan Malaikat Maut’, dan menjadi pemain resmi dari ‘Permainan Malaikat Maut’. Nama panggilan Anda adalah ‘Kambing Hitam’, silahkan menyelesaikan misi sebagai pemain baru sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Untuk informasi misi-misi berikutnya, silahkan periksa panel misi.] Permainan macam apa ini? Apa maksud dari nama panggilan ‘Kambing Hitam’? Aku sangat tidak menyukainya! Dengan perasaan kesal, aku mengetuk panel misi. [Misi pemain baru: Meloloskan diri dari gedung kos berhantu Mode Permainan: Pemain tunggal Waktu: Tidak terbatas Hadiah penyelesaian misi: Waktu hidup 10 hari Tingkat kesulitan misi: Normal Petunjuk permainan: 1. Hantu akan muncul sepuluh menit setelah permainan dimulai. 2. Hantu memiliki persendian yang kaku dan selalu berada dalam keadaan seperti saat sebelum meninggal. 3. Jangan sekali pun terlihat oleh ‘Ia’.] Aku terkesima hingga mulutku terbuka lebar, ini ... apa maksud dari semua ini? Siapa sebenarnya yang menciptakan lelucon membosankan bernama ‘Permainan Malaikat Maut’ ini? Mengapa aku harus menerima ‘misi’ yang aneh dan tidak masuk akal ini? Saat ini, di atas layar tiba-tiba muncul sebaris kalimat berwarna merah darah, [Permainan dimulai!] Selanjutnya, layar berubah menjadi gelap. Aku pun menunggu dengan sabar, tapi di luar dugaan, layarnya malah tiba-tiba kembali ke homescreen setelah beberapa detik. "Apa yang terjadi? Apakah programnya bermasalah? Permainan jelek macam apa ini?" Setelah mencoba beberapa kali, aku tetap tidak berhasil masuk ke dalam permainan tersebut. Hal ini membuatku kesal hingga aku pun langsung memasuki pengaturan ponsel untuk menghapus permainan yang menyusahkan ini. Saat ini angin bertiup, memberikan perasaan dingin yang menusuk hingga ke tulang dan merasuki tubuh, sampai aku pun tanpa sadar menggigil. Apa yang terjadi? Sekarang ‘kan bulan Mei, cuaca juga sudah mulai berubah panas, jadi mana mungkin ada angin yang bertiup dingin seperti ini! Aku mengangkat kepala untuk memeriksa jendela, dan melihat jendela yang tertutup dengan rapat. Ada yang aneh ... benar-benar aneh. Mengapa suasana di sekitarku begitu sunyi? Tidak terdengar suara apa-apa, sunyi senyap, seolah-olah di dunia ini hanya tinggal diriku seorang. Walaupun aku sendirian di dalam kamar kos, tetapi hari ini akhir pekan! Tidak mungkin sampai sesunyi ini. Biasanya, di saat seperti ini, akan terdengar suara nyanyian dan canda tawa yang keras dari kamar sebelah. Mereka bahkan terkadang membuka pintu kamarnya lebar-lebar, lalu memaksimalkan suara dari alat pengeras suara hingga suaranya menembus pintu kamar, jadi mana mungkin sedemikian sunyi? Aneh, sangat aneh. Aku melompat turun dari tempat tidur, membuka pintu kamar, dan menengok kedua sisi koridor. Tidak terlihat seorang pun di koridor yang panjang tersebut, pintu kamar di kedua sisi koridor juga tertutup rapat, dan tidak terlihat apapun di koridor selain lampu-lampu berwarna kuning yang redup. Aku menelan ludah, membuka pintu, dan berjalan ke tengah koridor. Di mana orang-orang? Ke mana perginya mereka semua? Aku mempercepat langkahku menuju kamar 501, lalu mengetuk pintu itu sekuat tenaga, "Roy! Wanto! Apakah kalian ada di dalam? Cepat bukakan pintu!" Tidak ada jawaban! Aku memegang gagang pintu, bermaksud untuk mencoba membuka pintu, tetapi tidak berhasil. Aku kemudian menunduk untuk melihat telapak tanganku yang terasa agak aneh, menemukan telapak tanganku sudah dipenuhi dengan noda karat dan debu. Begitu melihat kembali ke gagang pintu, ternyata benda tersebut dalam keadaan berkarat hingga hampir hancur, seolah-olah telah dibiarkan selama beberapa puluh tahun lamanya. Sebutir keringat dingin menetes dari dahiku. Semua yang terjadi saat ini benar-benar di luar imajinasiku. Aku sama sekali tidak dapat menjelaskannya meski berdasarkan pengalaman-pengalaman yang kumiliki sebelumnya. Aku mengeluarkan ponsel dengan tangan gemetar, bermaksud menelepon teman satu kamarku, tetapi mendapati ponselku sama sekali tidak memiliki sinyal! Tempat ini bahkan berada di luar jangkauan sinyal ponsel. Aku pun berjalan perlahan menyusuri koridor, mendapati semua pintu kamar di kedua sisi koridor memiliki kondisi yang sama dengan kamar 501, semua gagang pintunya berkarat. Rasanya seperti bukan berada di kos-kosan, melainkan sedang berjalan di dalam sebuah gedung berhantu yang telah lama terbengkalai. Perasaan takut yang tak terbendung menyeruak dari dalam hatiku. Tamatlah riwayatku, apakah aku benar-benar akan bertemu dengan hantu? Aku tidak berani kembali ke kamar, sehingga langsung mempercepat langkahku menuju lorong tangga. Aku saat ini hanya berfokus pada satu hal yaitu segera meninggalkan bangunan sial ini. Lantai 5 ... lantai 4 ... lantai 3 ... lantai 2 …. Langkahku terhenti secara tiba-tiba ketika tiba di lantai 1, aku lagi-lagi menemukan hal yang membuatku sangat ketakutan. Ternyata di lantai 1 masih ada lorong tangga yang menuju ke bawah! Keringatku terus bercucuran. Aku sudah mau kehilangan akal sehatku karena terus-terusan menghadapi hal-hal aneh yang datang secara bertubi-tubi. Bukankah tangga turun dari lantai 1 itu berarti ke ruang bawah tanah? Apa yang ada di bawah? Apakah ini merupakan tangga yang menuju ke neraka? Aku tidak berani berpikir terlalu jauh, juga tidak memiliki niatan untuk menjelajahi dunia di bawah sana, maka aku pun langsung bergegas menuju ke pintu utama yang berada di ujung lorong tangga. Tetapi yang menyambutku ternyata adalah sebuah kekecewaan yang lebih dalam. Sesampainya di pintu, aku baru mengetahui bahwa daun pintu itu ternyata hanyalah sebuah lukisan yang terlihat nyata dan terlukis di atas sebuah dinding. Kenyataannya, di sana sama sekali tidak terdapat pintu! "Argh!" Aku menggeram, menendang dinding tersebut dengan sekuat tenaga, kemudian terkulai lemas di lantai. Semua ini, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ... apakah ini adalah ‘Permainan Malaikat Maut’? Nafasku terasa sesak, jantungku berdetak kencang, kepalaku pusing, dan pandanganku mulai gelap. Tidak bisa begini, rasanya aku sudah ingin menyerah saja. Jangan-jangan sebelum bertemu dengan hantu, aku sudah mati ketakutan sendiri. Aku memaksakan diri untuk tetap bersikap tenang, mencoba menenangkan perasaanku secara perlahan-lahan dengan beristirahat sejenak. Keadaan di sekelilingku tidak berubah sama sekali, tapi kelihatannya aku telah terkurung di sini. Oleh karena itu, duduk berpangku tangan pun tidak ada artinya. Dilihat dari keadaan saat ini, sepertinya hanya ada satu hal yang bisa dilakukan. Aku pun bangkit, berjalan kembali ke tangga sambil memandangi anak tangga yang mengarah ke bawah tanah dengan ragu. Apakah benar-benar harus turun ke bawah? Apakah akan ada ‘sesuatu’ yang lebih aneh sedang menungguku di bawah? Jangan-jangan ‘Ia’ sedang menungguku di dalam kegelapan, diam-diam menantiku untuk masuk ke dalam perangkap. Aku menguatkan hati dan membulatkan tekad, lalu mengayunkan langkah pertama menuju ke bawah. Di dalam lorong tangga yang kosong, hanya terdengar suara langkah kakiku yang bergema. Aku tidak tahu apakah tangga ini memang tangga yang menuju neraka atau justru tempat lainnya, yang aku tahu aku sudah tidak memiliki pilihan lain. Aku bukanlah orang yang suka bertualang, tetapi ketika dihadapkan pada jalan buntu, aku tidak akan memilih untuk berpangku tangan. Setelah berbelok di sudut, aku segera mendapati angka yang tertera pada penanda lantai gedung yang terpasang di dinding kanan: -1.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.5K
bc

My Devil Billionaire

read
94.7K
bc

Marriage Aggreement

read
80.8K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.0K
bc

Scandal Para Ipar

read
693.7K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
624.3K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook