bc

Return of The-Vi

book_age16+
1.8K
FOLLOW
17.2K
READ
billionaire
possessive
sex
second chance
CEO
sweet
bxg
genius
campus
friendship
like
intro-logo
Blurb

Siapa yang tidak mengenal Matheo Christian Jaya?

Pria dengan kekayaan yang tidak akan habis hingga turun temurun itu kembali ke Jakarta setelah kuliahnya selesai. Theo kembali dengan harapan bisa bertemu dengan wanita pujaannya, Viana. Akan tetapi, sebuah masalah datang karena status Theo yang sudah menjadi tunangan orang.

Hilangnya Viana memang masih menjadi tanda tanya untuk Matheo. Tetapi, semua mulai terungkap saat Theo bertemu dengan Viana di rumahnya. Seorang anak kecil menyambut Theo dengan wajah polos.

"Om, Papa Cane?"

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Matheo Christian Jaya adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas terkenal di Inggris. Oxford University menjadi tempat cowok itu melanjutkan kehidupannya setelah SMA. Setelah mendapatkan rasa sakit dari kekasihnya Viana Joycelyn Damares, tidak membuat Theo mengurungkan niatnya untuk melanjutkan cita-cita. Cowok yang kini memiliki suara lebih berat dari sebelumnya, sedang mengambil kelas bisnis di kampusnya. Sudah tiga bulan Theo berada di Inggris, dan tinggal di sebuah apartemen yang tidak jauh dari kampus. Selama itu, Theo memiliki beberapa teman baru di sana. Dan saat ini, ia sedang berada di dalam kelas untuk mengikuti mata kuliah bisnis. “Matheo! Duduk di sini!” seru seorang cowok yang tak lain adalah teman Theo. Theo melambaikan tangan, lalu melangkah masuk ke dalam kelas itu. Terlihat di sana ada lima remaja sedang bersenda gurau, dan mereka adalah teman yang paling akrab dengan Theo. Mereka adalah Cory, Kit, Nola, Emma, dan Lia. Ya, Lia di sini adalah Yaya, sahabat Theo saat SMA, salah satu anggota inti dari Genius Trouble Maker. Mereka ada di beberapa kelas yang sama, dan hari ini kebetulan sekali kelas mereka berenam ada di sana. Theo berjalan mendekati teman-temannya, lalu duduk tepat di samping Emma. Emma adalah seorang cewek yang berasal dari Indonesia, sama seperti Theo dan Lia. Emma memiliki beasiswa penuh di Oxford, dan tinggal dalam satu apartemen dengan Lia. “Oreo, pulang entar anak-anak mau ngajakin ke café. Ikutan kagak?” tanya Lia. “Ehm, boleh … habis ini gak ada kelas kan?” sahut Theo. “Gak ada,” jawab Emma. “Oke. Mau ke tempat yang biasanya?” tanya Theo. “Iya.” “Oke.” Beberapa detik kemudian, kelas itu dimulai. Theo menjadi mahasiswa yang terbilang cukup rajin dari saat ia masih berada di bangku SMA. Penampilannya tidak banyak berubah, karena Theo selalu mengenakan yang menurutnya nyaman. Selama mata kuliah berlangsung, beberapa kali Theo merasa ada yang mencuri pandang padanya. ya, ia adalah Emma. Cewek itu terlihat jelas seperti menyukai temannya itu. Hanya saja, Theo masih belum bisa melupakan kekasihnya yang bernama Viana. “Jangan liatin gue mulu, entar lu makin jatuh cinta ama gue!” celetuk Theo dengan menggunakan bahasa Indonesia. “Pede banget sih.” Theo tersenyum miring, lalu kembali mencatat beberapa penjelasan dari dosen yang ada di depan. Hingga akhirnya kelas yang berlangsung selama dua jam itu berakhir. Theo memasukkan buku dan alat tulisnya ke dalam tas, begitu juga dengan teman lainnya. “Mau jalan kaki atau naik mobil?” tanya Cory dengan bahasa Inggris. “Naik mobil saja!” sahut Lia. Mereka pun berjalan keluar dari kelas, dan menuju area parkir mobil. Keenamnya berjalan berpasangan, dan kali ini Theo sedang berjalan bersama Kit, seorang teman cowok yang berasal dari Itali. “Hei, kamu tidak mau pacaran sama Emma? Dia sepertinya suka,” ujar Kit. Theo hanya menggelengkan kepalanya, dan tersenyum saat melihat Kit seperti kecewa dengan jawaban dari Theo. “Tapi … kamu masih normal kan? Kamu suka sama cewek,” tanya Kit memastikan. Tidak perlu banyak bicara, Theo mendaratkan sebuah pukulan ke kepala Kit. “Bule k*****t, lu kata gue belok apa!” ucap Theo. “Kamu itu bicara apa? Jangan pakai bahasa planet seperti itu! aku tidak tahu!” sahut Kit kesal saat mendengar Theo menggunakan bahasa Indonesia. Lia dan Emma yang tahu apa yang dikatakan oleh Theo, mereka tertawa cukup keras, hingga teman lainnya melihat tingkah konyol Theo dan Kit yang berjalan di barisan belakang. “Oreo, kalo lu kagak belok, buktiin dong! Pacaran gitu ama cewek,” sahut Lia. “Apa kabar sama lu? Habis putus ama Anjeli, terus Ovi, sekarang? Ame demit?” timpal Theo. “Ye … Yaya kan emang belum nemuin yang pas di hati!” jawab Lia. “Ya sama! Jadi gak usah suruh-suruh gue buat pacaran!” tegas Theo. Mendengar penjelasan Theo, Emma sedikit kecewa dan murung. Ia tidak menyangka jika Theo masih belum bisa membuka hatinya untuk cewek lain. Emma sudah mendengar cerita cinta Theo dari Lia, dan Emma juga bertekad untuk bisa membuat Theo menyukai dirinya. “Tiga orang dengan bahasa yang entahlah … apa kalian tidak mau menterjemahkannya pada kami?” tanya Cory. “Hahaha, lebih baik tidak,” jawab Theo. “Kamu selalu menyebalkan kalau pakai bahasa asal,” sahut Nola. Akhirnya mereka sampai di parkiran mobil, dan di sana ada tiga mobil milik Theo, Cory dan Nola. Biasanya … Lia akan bersama Nola, dan Cory tentu dengan Kit. “Oreo, titip Emma. Jangan di apa-apain selama di jalan,” ujar Lia. “Masuk! Kita berangkat,” ucap Theo. Emma tersenyum, bisa satu mobil dengan Theo adalah hal yang paling membahagiakan untuknya. Dan hari ini ia bisa menang banyak hanya dengan duduk di kursi samping. Selama perjalanan menuju café, Theo lebih banyak diam dari sebelumnya. “The, maaf kalo anak-anak bikin gak nyaman,” ucap Emma. “Maaf buat apaan? Bukannya lu kagak salah?” “Gak gitu, gue jadi ngerasa gak enak aja.” “Biasa aja, lagian Yaya pasti udah cerita ke elu soal kisah tragis yang gue alamin beberapa bulan lalu,” jelas Theo. “Iya, sih. emang lu kagak mau gitu lupain dia dengan cara cari yang lain?” Theo terdiam untuk beberapa saat, hingga akhirnya ia menjawab pertanyaan Emma. “Gue pernah ngalamin hal ini sebelumnya sama dia, dan kali ini … gue yakin kalo dia itu bakalan balik lagi sama gue,” jawab Theo. “Mau sampek kapan?” “Sampek ada kabar, kalo dia udah nikah ama laki lain.” “Lu gak mau cari info?” “Udah, dan info terakhir … dia masih sendiri.” Emma menundukkan kepalanya, merasa kecil hati untuk mendapatkan cinta dari Theo. “Jangan berharap ke gue, ada banyak cowok di kampus, bahkan mereka ada yang lebih baik dari gue,” ujar Theo. “Gue maunya sama lu, karena cinta gak perlu alasan.” “Terserah sih, gue gak akan maksa. Selamat berjuang,” ucap Theo. Mobil yang ia kemudikan kini mulai memasuki halaman café, dan sebelum keluar dari mobil itu Theo mengatakan pada Emma. “Gue dulu cowok paling b*****t di sekolah. Dan yang merubah gue itu dia, kalo lu datang sekarang … sorry, gak ada yang perlu dirubah lagi dari kebangsatan gue yang sekarang,” ujar Theo yang akhirnya membuka pintu dan keluar dari mobil. “Gue yakin, gue bisa dapetin lu, The.” Emma mengikuti langkah teman-temannya untuk masuk ke dalam café. Dan ia duduk di samping Lia, sahabatnya. “The, nanti malam kita nonton yuk!” ajak Cory. “Nonton apaan?” tanya Theo. “Aku ada video terbaru, gimana?” “Gak deh! Nanti malem mau tidur aja,” jawab Theo. “Ah … gak asik kamu itu.” “Susah ama bule yang suka sange,” gerutu Theo. Mereka melanjutkan perbincangan di sana, hingga beberapa dari mereka memutuskan untuk pergi karena ada hal lainnya. Hanya tersisa empat remaja di sana, Theo dan ketiga temannya. "Gue juga balik deh," ucap Theo yang akhirnya dengan segera menghabiskan minumannya. "Oreo, titip Emma dung. Balikin ke apartemen, gue ada urusan ama Nola. mau cari buku," sahut Lia. "Kan lu temen satu kamarnya, ngapa jadi nyusahin gue sih." "Menolong adalah perbuatan baik, gue lagi minta tolong, dan sebagai temen, lu wajib hukumnya buat bantu gue anterin Emma sampek di apartemen." "Gak usah, gue balik sendiri aja," sahut Emma. "Ya udah, gue anter."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
279.5K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.3K
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
399.9K
bc

Married By Accident

read
224.1K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.1K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.3K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook