bc

Sorry Rasya!

book_age16+
6.7K
FOLLOW
39.1K
READ
possessive
one-night stand
pregnant
sensitive
CEO
single mother
drama
genius
city
model
like
intro-logo
Blurb

Arcio Aril Pramana langsung menyukai Rasya hanya dalam sekali melihatnya dalam waktu Mos di SMA. Tapi, ketika mengetahui Rasya berpacaran dengan Sean sahabatnya ia menjadi marah. Pasalnya Sean terkenal dengan Playboy. Tak terima dengan Playboy Sean sering melakukan banyak hal dengan para perempuan. Memikirkannya saja membuat hati dan pikiran Aril tersiksa. Ia menjadi marah dengan Rasya dan Sean. Terlebih ketika mengetahui Rasya suka sekali membully, Aril semakin membencinya. Rasya sendiri tak mengetahui kenapa Aril membencinya, padahal ia tak pernah mencari gara gara" dengannya.

Puncak kemarahan Aril thd Rasya ketika ia melihat Rasya di klub malam dengan orang yang seumur papanya. Aril langsung menarik Rasya kasar. Memaki dan mengejeknya di tempat umum. Rasya yang sakit hati langsung menampar Aril kasar. Aril tak mengetahui apa apa. Mendapati perlakuan kasar Rasya, Aril lebih marah. Ia menarik Rasya masuk ke dalam mobilnya lalu membawanya ke kamar Apartemennya. Rasya melihat Aril ketakutan, Aril masih mengejeknya dan melemparkan uang dan kartu di atmnya ke badan Rasya. Rasya membenci Aril. Sangat sangat membencinya karena memperlakukan seperti seorang p*****r. Ia menangis setiap malam jika mengingat perlakuan Aril. Menyesalinya. Tapi, mau sebenci apapun itu, Rasya tetap tidak bisa memutar waktunya. Terlebih kebrengsekan Aril membuatnya mengandung anaknya. Rasya membecinya sangat sangat membencinya. Tapi, ketika mata kecil polos itu menatapnya dengan memberikan sebungkus kecil permen Coklat. Rasya tak bisa membencinya meskipun wajah bocah itu mirip Aril.

"Mommy, Do you want Chocolate??" Tanyanya dengan suara cadel khas anak kecil. Ia tersenyum menatap Rasya ibunya.

chap-preview
Free preview
CHAPTER 1
Rasya membuka matanya, lalu bangun dari tidurnya. Ia membangunkan adik laki-lakinya dan menyuruhnya mandi. Adiknya itu menganguk lalu membuka kopernya dan mengambil peralatan mandinya. Rasya sendiri langsung membereskan rumahnya. Menata bajunya kedalam almari. Setelah itu, ia langsung pergi ke dapur memasak. “Hisk.. Hua... Mommy.. Mommy.. Whele ale you?” (where are) Rasya menghela nafas. Ia langsung menaruh roti yang ia pegang dan berlari ke kamarnya ketika mendengar suara anak kecil menangis. “Gabriel... Mommy disini.” Jawab Rasya. Gabriel langsung turun dari atas tempat tidurnya dan berlari mendekati Rasya. Rasya langsung menggendong putra kecilnya itu membawanya kedapur. Rasya memeluk dan menghapus airmata Gabriel. “Mom, Whele is this?” Tanya Gabriel yang sudah berhenti menangis dengan suara cadelnya. “Di rumah. Mommy kan udah bilang. Kita pindah rumah ke Indonesia.” Jawab Rasya menggunakan bahasa Indonesia. Ia ingin Gabriel bisa berbicara menggunakan bahasa Indo. Gabriel mengerti yang di katakan Mommy-nya tapi masih belum bisa mengucapkannya secara sempurna. “Meet Dady, Mommy??” “No Dady Gab. And don't discuss this again oke??” “Mom, Why don't discuss about Dady?” Tanya Gabriel lagi. Rasya menghela nafasnya. Sejak bisa berbicara dan mulai mengerti lingkungan sekitar, Gabriel selalu bertanya tentang Ayahnya. Rasya ingin sekali menjawab Bapakmu udah mati nak. Tapi, tetap saja ia tak mau berbohong tentang itu. Rasya lalu menatap putranya tepat di matanya. “Dady pergi kerja jauh. Dan belum bisa pulang.” Bohong Rasya. “Dimana Mommy? When he go home?” Tanya Gabriel. “Gabriel mau Coklat nggak?” Tanya Rasya, ia sudah malas menjawab pertanyaan anaknya. Gabriel menganguk cepat. Ia mau coklat. Rasya tersenyum. Dia lalu mendudukan Gabriel di kursi dan mengambilkan biskuit Coklat yang ia simpan tadi. Rasya mencucikan tangan Gabriel. Lalu membiarkan Gabriel memakannya sendiri. “Laji Mommy.” “Lagi Honey.. Not Laji.” Kata Rasya membenarkan. “Kita mandi dulu ya.” “Mandi?” “Iya mandi.” Jawab Rasya. Ia langsung melepaskan baju yang di kenakan Gabriel. Gabriel menggeleng ia memberontak. “No mommy, No mandi!! I don’t want!” Teriak Gabriel. “Gabriel.” “No.” Rasya langsung menurunkan Gabriel takut anaknya jatuh dari atas kursi karena memberontak. Inilah kebiasaannya setiap pagi, Gabriel paling susah jika di suruh mandi. Tapi jika sudah mandi ia tidak mau keluar dan hanya mau main-main air. Rasya benar-benar tak habis fikir. Seingatnya dulu dia anak yang sangat pintar, dan manis. Dia bahkan tak pernah membantah mamanya jika mamanya menyuruhnya mandi. Entah meniru siapa sikap Gabriel itu. Terlebih kebiasaannya yang sangat menyukai makanan berbau Coklat membuatnya khawatir. Bisa-bisa giginya sakit jika sering sekali makan Coklat. ****❤**** Rasya keluar dari supermarket dengan membawa banyak belanja bulanannya. Sedangkan Gabriel ia titipkan pada adiknya. Ia sedang menunggu taxi lewat tapi, sedari tadi tak ada taxi yang lewat. “Rasya,” Panggil seseorang. Rasya menoleh, melihat orang yang memanggilnya ia langsung tersenyum sumrigah. “Sean apa kabar??” Tanya Rasya. Sean Archer Ganada, dia adalah mantan pacar Rasya sewaktu masih duduk di bangku SMA. Rasya sangat populer waktu itu karena bisa mendapatkan hati Sean. Dan ia adalah perempuan pertama yang memegang rekor terlama berpacaran dengan Sean dan orang yang berani memutuskan Sean. “Lo yang apa kabar, nggak pernah kelihatan. Btw, lo mau balik?” Tanya Sean. Rasya menganguk cepat. “Mau gue anterin nggak?” Tawar Sean. “Ya maulah.. Rezeki nggak boleh di tolak.” Jawab Rasya cepat. Sean langsung keluar dari mobilnya. Dan membantu membawakan belanjaan Rasya masuk ke dalam bagasi. Rasya duduk di jok depan disamping Sean. “Lo kemana aja selama ini?” Tanya Sean membuka percakapan. “Aussy. Gue tinggal disana 5 tahun ini. Baru beberapa hari lalu balik. Lo gimana?? Udah nikah?” Tanya Rasya. Sean tertawa. “Calonnya pergi belum balik.” Jawab Sean sembari tertawa kecil. “Ooo..” Rasya tau siapa yang di maksud oleh Sean. “Btw, Yan.. Gue ngelamar kerja di kantor lo tau.” Kata Rasya. “Bagian apa?” Tanya Sean. “Pemasaran.” Jawab Rasya. “Hah... Bukannya lo kerja di butiknya nyokap gue jadi model?” Tanya Sean lagi. “Udah resign.” “Bukannya gajinya gedean model?” Tanya Sean. Ia tau betul jika jadi model di bawah lebel maminya itu bayarannya tinggi daripada kerja di perusahaannya. “Iya sih.. Tapi, gue lebih suka kerja kantoran.” Dalih Rasya. Sebenarnya Rasya tak bekerja jadi model karena ia tak ingin bertemu dengan Aril lagi. Nanti Aril pasti tau jika sampai fotonya ada di majalah. Jiwa raganya belum siap ketemu laki-laki b******k itu. “Tolong terima lamaran gue!” kata Rasya. “Yang nyeleksi bagian HRD. Bukan gue.” “Ish.. Kok lo gitu sih Yan sama gue!!” “Ya emang gitu prosedurnya..” “Yan Plis deh.. Buat mantan terindah lo nih!!” “Kalau terindah nggak bakal jadi mantan Anjing!” Balas Sean sembari tertawa. “Pliss deh...” Kata Rasya lagi sembari memutar matanya malas. “Iya.. Gue cari nanti lamaran lo!!” “Sip... Gue sayang banget sama lo.” Sean hanya tertawa dan menganguk menanggapinya. Sesampainya di depan rumahnya, Rasya menawari Sean mampir. Tapi, Sean menolaknya karena ia ada rapat habis ini. Rasya beruntung. Karena ia juga tak mau Sean melihat Gabriel. Wajah Gabriel sangat tak mirip dengannya. Semua orang yang melihat Gabriel pasti akan mengatakan jika Gabriel mirip Ayahnya karena wajah Gabriel yang sangat tak mirip dengannya. Gabriel memiliki rambut Coklat dan mata Hijau. Hanya bibir kecil tipis Gabriel yang diwarisinya. “Mommy...” Teriak Gabriel yang ketika melihat Rasya. Ia langsung menerjang Rasya dan memeluk kakinya. keino adik laki-lakinya langsung membantu Rasya membawa belanjaannya sementara Rasya memeluk Gabriel. “Aunty Mila hele. “ (Mira here) “Oh ya?? Disini?” Gabriel langsung memanguk cepat. Melihat Mira Rasya langsung memeluknya erat. “Mommy...” Teriak Gabriel yang tidak bisa bernafas karena Mira dan Rasya berpelukan erat. “Ya Allah.. Anak lu ngapa sih suka banget teriak-teriak.” Komentar Mira. “Sorry honey.” Kata Rasya yang langsung mencium pipi Gabriel gemas. Rasya menurunkan Gabriel. Gabriel langsung berlari ke arah pamannya Keino ketika melihat belanjaan yang dibeli Mommy-nya. Mira menemani Rasya berbincang bincang dan sedikit bergosip. Mira memberitahu Rasya jika ia membuka Cafe yang ia beri nama Ruang Rindu. Ia menyuruh Rasya kapan-kapan mampir kesana. “Mommy..” Panggil Gabriel dengan menguap. Rasya langsung menghampiri Gabriel. Lalu menidurkannya dalam dekapannya. “Mirip banget sama Aril.” Komen Mira ketika melihat Gabriel tertidur tenang. “Iya.” Jawab Rasya kesal. Benar-benar tak adil. Gabrielnya mewarisi semuanya dari Aril. Harusnya selama mengandung Gabriel dulu, ia jangan terlalu membenci Aril. Lihat sekarang, anaknya sangat mirip orang di bencinya. Rasya mencium pipi Gabriel. Lalu menggendongnya memindahkannya ke tempat tidur. “Mir, Kapan-kapan boleh nitip Gabriel nggak kalau kebetulan Keino balik lagi ke Aussi. Terus gue kerja. Soalnya Gabriel nggak suka deket-deket sama orang yang nggak dikenalnya.” “Ya ampun.. Boleh banget. Why not?? Sekarang juga hayuk... Gue angkat jadi anak bila perlu.” Jawab Mira. Rasya memeluk Mira. “Makasih Mir.. Sorry ngerepotin lu terus.” “Lo nggak ngerepotin kok,” Balas Mira dengan memeluk Rasya erat.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
92.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook