bc

KONDANGAN MANTAN 2

book_age16+
333
FOLLOW
6.2K
READ
HE
boss
drama
bxg
witty
office/work place
affair
civilian
like
intro-logo
Blurb

Aya pikir setelah meminta maaf dengan Jo, kesialan dalam hidupnya akan terangkat, tapi nyatanya tidak. Untuk bulan ini saja sudah ada 5 undangan pernikahan yang diterimanya. Undangan terakhir adalah undangan dari mantan yang mampir ke rumahnya. J & L, dua inisial yang akan menikah tiga hari lagi.

Tidak ingin hal yang sama terulang lagi, Aya memutuskan untuk pergi kondangan seorang diri dengan tekad besar mampu menanggapi pertanyaan “kapan nikah".

Tapi dunia memang suka sekali bermain-main dengannya. Di sana Aya tidak hanya bertemu dengan satu mantan, melainkan barisan mantan bersama pasangannya.

Bagaimana nasib Aya yang masih menjomlo setelahnya?

chap-preview
Free preview
1. surat keramat
Aya melemparkan kertas yang baru saja diterimanya ke atas meja. Perempuan itu lantas membanting tubuhnya ke atas kasur. Satu lagi kertas terkutuk diterimanya hari ini. Dari sekian banyak nama yang ia kenal, kenapa haus J & L?! “Gue sama tunangan gue bakal nikah seminggu lagi. Jangan lupa datang, ya.” Mantannya setengah tahun yang lalu tiba-tiba saja datang tadi pagi, memberikan undangan pernikahannya dengan senyum penuh kebahagiaan. Total sudah 3 undangan yang diterima bulan ini, membuat Aya terus overthinking, semua yang ia kenal sudah menikah atau setidaknya menemukan pasangan, sedangkan Aya hilalnya saja belum kelihatan. “Udah udah, nggak usah mikir yang aneh-aneh deh lo,” ucap Dela sambil melahap kerupuk. Aya menatap Dela dari layar ponselnya, salah fokus dengan keberadaan seorang pria di belakang Dela yang sedang sibuk berlalu-lalang entah melakukan apa. “Lo bisa bilang gitu gara-gara sudah punya suami. Coba lo masih jomblo kayak gue,” jawab Aya. Sedikit berita mengejutkan, sekarang Dela sudah pindah ke Bandung bersama suaminya. Tidak ada yang tidak tahu Dela pernah menjadi apa di kehidupan sebelumnya sampai-sampai dia menemukan pasangan yang tampan, mapan, dan sat set sat set seperti itu. Mereka bahkan baru berpacaran satu tahun yang lalu, tapi sekarang sudah sudah nikah aja. “Ye, kok jadi gue. Itu buktinya Sandra nggak ada pacar juga santai ae,” balas Dela. “Oh iya, itu anak mana? Udah lama gue nggak lihat dia muncul di grup.” Aku berdecak. Melihat keadaan Sandra sekarang, Aya tidak tahu harus sedih atau senang. “Dia lagi sibuk. Baru diangkat jadi art director. Hari Minggu gini aja masih kerja. Jangankan nongol di grup, baca chat-an gue aja nggak pernah lagi.” “Wah … produktif banget. Gue jadi iri.” “Giwi jidi iri.” Aya mengulang ucapan Dela dengan ekspresi super julid. “Gue yakin lo seneng banget jadi ibu rumah tangga, nggak perlu kerja lagi.” “Hehehe, tahu aja lo. Kalau gue bisa milih antara jadi wanita karir atau ibu rumah tangga, ya gue milih jadi ibu rumah tanggalah!” Aya lagi-lagi berdecak. Jauh dalam hati, dia sangat iri dengan Dela. Walaupun jika dia tidak menikahi pria mapan seperti suaminya, dia tidak perlu khawatir dengan masalah finansial lantaran dari sononya sudah kaya raya. “Jadi ini gue kudu gimana?” tanya Aya frustasi, kembali fokus pada topik yang membuat mereka berdebat sejak tadi. “Ya kalau lo nggak mau datang ke acara pernikahan mantan ya nggak usah datang. Ribet banget lo jadi orang,” jawab Dela yang sudah muak dengan topik kami. “Ya nggak bisa gitu dong!” “Kenapa nggak bisa? Emang Januar ngancam bakal nyabut nyawa lo kalau lo nggak datang?” tanya Dela geram. Aya mengacak-acak rambutnya. “Januar kan mantan klein gue, Del. Hubungan kita habis putus juga baik-baik aja. Januar juga yang sering nolongin gue pas masih magang. Apa coba alibi gue nggak datang ke acara pernikahannya?” jelasnya. “Alasan lo nggak mau datang apa?” “Ya gue ….” Aya terdiam, berusaha memproses kata apa yang cocok untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran perempuan itu sekarang. “Ya gue apa?” tanya Dela setelah menunggu beberapa detik tak kunjung mendengar lanjutan kalimatnya. “Masa lo gagal move on sih, Ya? Dulu kan lo cuma pacaran sebentar sama dia. Berapa minggu lo pacaran? Gue lupa,” heboh Dela. “Sebulan,” jawab Aya tidak bersemangat. Dela langsung menjentikkan jarinya. “Nah! Cuma sebulan kok lo bisa-bisanya gagal move on.” “Bukan gitu … masa gue datang sendiri, sih? Tadi juga Januar bilang ke gue jangan lupa bawa gandengan. Masa iya gue datang sendiri,” ucap Aya yang akhirnya jujur. “Ye, kalau emang nggak punya mau digimanain lagi. Nggak usah maksa deh lo. Kalau ditanya gandengan bilang aja lagi sibuk,” jelas Dela yang kecewa mendengar penjelasan jujur Aya. “Aaaaa tapi masa iya datang sendiri?!” erangnya frustasi. Sekarang, boneka panda besar yang menjadi sasaran emosi Aya. “Ajak Sandra apa susahnya.” “Itu lebih susah! Diajak video call bareng aja susah, apalagi kondangan bareng.” Dela diam sejenak, jarinya terdengar mengetuk-ngetuk meja sambil berpikir. “Cari pacar palsu aja,” ucap Dela sambil menaik-turunkan alisnya, menatap Aya jail. “Kayak yang dulu-dulu itu loh, KetemuanYuk!.” Aya terdiam sejenak, mencerna maksud dari ucapan Dela sebelum akhirnya perempuan itu berteriak histeris. “DELAAA AHHH! GUE UDAH LUPA LO INGETIN LAGI. AWAS LO YA!” kesalnya sambil menumbuk-numbuk wajah boneka panda yang tidak berdosa. “AHAHAHAAHA! Udah 3 tahun juga, masih sensi aja lo,” jawab Dela sambil tertawa terbahak-bahak. “Jadi ini ceritanya lo gagal move on sama si Januar atau si Jo? Ya ampun, gue baru sadar kalau inisialnya sama-sama J. OH IYA CEWEKNYA JUGA L, HAHAHAHA! Lana Laila. Gimana jantung lo, Ya? Gue yakin lo pasti jantungan pas baca J & L,” heboh Dela sambil tertawa terbahak-bahak, membuat Aya semakin kesal. “Del ….” Rengek Aya supaya Dela berhenti mengolok-oloknya. “Tega banget lo ngejek gue yang lagi sedih kayak gini,” lanjutnya. “Sorry deh sorry, eh tapi kabar Jo gimana ya sekarang?” walaupun sudah berkata “sorry” Dela tetap saja melanjutkan kejailanya. Aku mengedikkan bahu, malas menanggapi pertanyaan tidak berguna dari Dela. “Ngapain lo tanya gue, tanya pacarnya sono noh!” Dela mendekatkan wajahnya pada kamera, pertanda sesi pergibahan akan segera dimulai. “Gue denger dari Sandra terakhir kali sih, katanya dia gantiin posisi bokapnya, ya? Sumpah deh. Kalau gini ceritanya udah pasti dia mapan banget sekarang. Rugi lo Ya, cowok kayak gitu lo sia-siain. Coba aja pas itu lo jadi pacaran, pasti sekarang setidaknya lo udah tunangan, nggak sibuk mikirin kondangan mantan, hahahaha!” Tuhkan, tidak seharusnya Aya membicarakan masalah ini dengan Dela karena pasti ujung-ujungnya dia dijadikan bahan bully-an. “Kata lo gue gagal move on, tapi kok sekarang lo yang ngungkit mulu sih?” Dela sama sekali tidak terusik dengan sindiran Aya. “Lo nonton acara D&F nggak sih? Sumpah, Lana kelihatan bening banget. Gue setiap kali lihat acara itu jadi salfok. Mereka nggak salah pilih juri deh pokoknya.” Ya … sedikit informasi mengejutkan lagi, sekarang kepopuleran Lana setara dengan artis lantaran kehadirannya sebagai juri di acara TV D&F—semacam kompetisi mendesain pakaian. Berkat acara itu juga, aku jadi tahu kalau sekarang Lana berprofesi sebagai desainer, dia juga mendirikan butik yang lumayan terkenal. “Jadi gimana, Ya. Yakin nggak mau coba KetemuanYuk! lagi? Siapa tahu dapat yang spek kayak Jo. Kalau nggak dicoba nggak akan tahu, kan?” ucap Dela yang lagi-lagi menggoda Aya. Perempuan itu berdecak, membenamkan wajahnya pada bantal sambil berteriak, “Nggak ada gunanya gue minta saran lo, bye!”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.2K
bc

My Secret Little Wife

read
92.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook