bc

Meet You Again

book_age18+
981
FOLLOW
10.3K
READ
adventure
others
family
pregnant
space
serious
first love
lies
secrets
affair
like
intro-logo
Blurb

Freya tidak dapat mempercayai jika ia kembali berjumpa lagi dengan seseorang yang pernah menjadi masa lalunya. Seseorang yang telah membuatnya menjadi seorang ibu dengan usia yang masih muda. Freya sangat beruntung pernah mengenal pria itu. Karena tanpa pria itu, ia tidak mungkin bisa melihat putranya sekarang.

Tapi satu yang membuat ia sangat kecewa. Ternyata pria itu sudah memiliki seorang anak perempuan yang usianya sama dengan putranya. Freya sagat kesal akan hal itu. Bagaimana bisa ia berjumpa lagi degan pria yang ia cintai tetapi dalam kondisi yang sangat tidak memungkinkan mereka untuk bersama lagi.

chap-preview
Free preview
Peremuan pertama
--- Freya tersenyum melihat seorang pria yang berjalan ditengah lapangan itu. Pria itu menuju kantin yang bersebrangan dengan tempat yang sedang ia duduki. Mata Freya tidak pernah lepas dari sosok pria itu. Sudah seminggu pria itu menarik perhatiannya. Sekarang pria itu sedang duduk bersama dengan beberapa wanita yang terlihat sangat centil itu. Beberapa wanita itu bersandar di bahu pria itu. Pria itu sama sekali tidak terlihat risih. Ia bahkan terlihat sangat menikmatinya.  Freya sangat ingin berada di posisi para wanita itu. Bermanja-manja dengan pria itu dan memamerkan lekuk tubuhnya. Ia bahkan rela jika harus sedikit menunjukkan lekukan tubuhnya.  "Darel Bramasta."  Freya langsung menatap seseorang yang sudah berada di sampingnya. Agam. Sahabat Freya. Freya menatap Agam yang sedang menunjuk pria yang ia perhatikan sejak tadi. "Nama dia. Cowok populer di kampus ini. Bahkan para wanita akan dengan suka rela menyerahkan tubuh mereka untuk bercinta dengan Darel." Jelas Agam. Freya menganggukkan kepalanya. Tidak heran jika para wanita itu rela untuk disentuh oleh Darel. Melihat tampang Darel yang sangat tampan itu, pasti semua wanita akan bertekuk lutut kepada dirinya.  "Lo tau tadi mana?" Tanya Freya. "Gue rasa semua orang yang ada di kampus ini mengetahui fakta itu. Lo aja yang gak tau." Balas Agam. Ia mencomot dan memakan makanan yang Freya beli. Pandangan Freya masih tetap melihat kearah Darel. Ia sangat terpesona dengan wajah tampan pria itu. Hingga  tanpa ia sadari, Darel menoleh kearah dirinya. Untuk beberapa detik mereka saling memandang. Darel yang meihat tatapan reya langsung tersenyum sinis. Freya pun langsung megalihkan pandangannya dari Darel. Ia langsung melihat Agam yang sedang memakan makanan yang ia beli. "Mampus. Darel lihat gue tadi." Ucap Freya menatap Agam. Agam pun langsung menoleh ke arah Darel. Ia melihat Darel yang sedang membisikkan sesuatu kepada salah satu temannya. Agam kembali menatap kearah Freya yang sedang sedikit khawatir. "Sebaiknya lo jangan dekat-dekat sama dia." Ucap Agam dengan serius. "Emang nya kenapa? Agam.. Kalau gue dekat sama dia itu bagus dong. Gue bisa dapat kesempatan untuk jadi pacar dia. Gue gak bisa bayangin gimana bahagianya hidup gue kalau dia jadi pacar gue." Balas Freya. Dia benar-benar sudah terpikat dengan ketampanan Darel. "Frey.. Darel itu berbahaya. Lo gak boleh main-main sama dia. Dia hanya anggap perempuan itu p*****r. Habis dia pake langsung dia buang gitu aja. Lo mau di jadiin seperti itu? Dan lo tau.. Pernah ada desas-desus kalau Darel pernah perkosa perempuan dan setelah itu teman-temannya yang makek itu perempuan. Dalam artian tuh perempuan di gilir ama mereka. Lo mau di gilir ama manusia-manusia b*****t itu?" Freya yang mendengar itu langsung takut. Ya walaupun semua itu desas-desus saja, sudah membuatnya ngeri. Ia tidak dapat membayangkan hidup perempuan itu. Freya kembali menoleh ke arah Darel. Dia menghela napas panjang setelah melihat Darel yang sedang mencium pipi seorang perempuan di sampingnya. Dia telihat sangat menikmati ciuman itu. "Lo lihat perempuan itu? Gue taruhan kalau mereka akan bercinta sebentar lagi. Dan setelah itu, Darel akan meninggalkan perempuan itu begitu aja. Bahkan tanpa rasa bersalah sedikit pun." Ucap Agam lagi. Freya menghela napas panjang. Mungkin ia harus mengubur rasa sukanya kepada Darel dalam-dalam. Lagian melihat wanita-wanita yang Darel kencani, berbanding terlbalik dengan Freya. Penampilan Freya yang sangat sederhana dan sopan. Sedangkan penampilan wanita-wanita itu terlihat sangat stylish dan seksi. Ya tidak heran kenapa Darel menyukainya. Mereka hanya perlu menampakkan p******a mereka yang montok itu dan Darel dengan senang hati membawa wanita tersebut ke dalam kamarnya. --- Freya memasuki toilet wanita. Ia ingin membuang air kecil. Tetapi niatnya langsung terhenti ketika melihat Darel dan wanita yang tadi ia cium sedang melakukan hal yang tidak senonoh. Freya sangat syok melihat itu. Untuk sesaat ia tidak bergeming di tempatnya. Ia melihat Darel yang dengan buasnya mencium leher wanita itu. Freya menggelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak percaya apa yang ia lihat. Ya dia memang tau jika Darel sering melakukan itu dengan wanita-wanita yang random. Tetapi ini di toilet kampus. Bagaimana bisa ia dengan gampangnya melakukan hal itu di sini. Kedua orang itu sama sekali tidak menyadari keberadaan Freya. Mereka masih asik melakukan hal yang membuat Freya geli itu. Bahkan wanita itu sudah mendesah beberapa kali. Frey kembali ke dunia nyata ketika mendengar handphone nya yang berdering. Ia sangat terkejut mendengar ponselnya yang berdering. Bahakan Kedua orang itu menghentikan kegiatan nya dan baru menyadari kehadiran Freya di sini. Darel menatap Freya dengan pandangan yang sulit diartikan. Sedangkan wanita itu menatap Freya dengan kesal. Seakan-akan Freya menganggu kegiatan mereka. Ya.. Biarpun itu benar. Freya memang mengganggu kegiatan mereka. Freya yang melihat tatapan kedua orang itu langsung gelagapan. "Sori." Ucapnya. Hanya itu yang bisa ia ucapkan. Setelah itu ia langsung buru-buru keluar dari toilet. Freya melihat siapa yang menelpon nya. Dan ternyata orang itu ialah Agam. Freya menghangatkan panggilan tersebut dengan kesal. "Kenapa sih Gan?" Tanyanya. Jika Agam tidak menelpon nya ia pasti tidak akan  ketahuan oleh kedua orang itu. Freya sedikit takut sekarang. Bagaimana jika mereka dendam kepada dirinya karena sudah menganggu aktifitas mereka. "Gue udah nungguin lo dari tadi. Lo bilang lo mau pulang bareng gue. Ayo buruan.. Gue tunggu diparkiran ini. Kalau lo gak muncul tiga menit lagi, gue tinggal." Ucap Agam dan langsung memutuskan panggilan telepon mereka. Freya menghela napas panjang. Dia pun langsung pergi untuk menemui Agam. Kalau sampai Agam pergi meninggalkan dirinya, ia tidak tau mau pulang naik apa. Freya bulan ini harus hemat. Dia tidak boleh kehabisan uang untuk bulan ini. Sesampainya di parkiran, Freya tersenyum kepada Agam. Sedangkan Agam sudah memasang wajah kesalnya. "Sori ya gue lama. Tadi gue ke toilet dulu." Ucap Freya membuka percakapan. "Gue udah hampir lumutan nungguin lo. Nih!" Agam menyerahkan helm kepada Freya. Freya menerima helm tersebut dengan cengiran khasnya. "Hehe.. Lo kan sabar orang nya. Oh iya.. Gam lo harus tau sesuatu. Tadi gue lihat Darel lagi ngelakuin 'itu' di kamar mandi sama wanita yang sama dia di kantin tadi. Dan lo tau.. Gue katuan gara-gara lo nelpon gue. Gue takut banget kalo mereka dendam sama gue. Karena gue kan udah ganggu kegiatan mereka." Jelas Freya kepada Agam. "Frey.. Kalau mereka ngapa-ngapain lo, lo harus langsung kasih tau gue. Gue gak mau lo kenapa-napa. Ngerti kan?" Balas Agam. Agam menatap Freya dengan khawatir. Freya tersenyum melihat kekhawatiran Agam. Dia tau jika Agam sangat sayang kepada dirinya. Karena memang dari pertama kali mereka bertemu, Agam sangat perhatian kepada dirinya. Freya menepuk pelan bahu Agam. "Gue tau lo khawatir sama gue. Gam.. Kalau gue gak nemu jodoh gue, lo ya yang nikah sama gue. Gue tau lo pasti akan sayang sama gue. Ya kan?" Agam menghempaskan tangan Freya dari pundaknya. "Males gue punya bini kayak lo. Ogah.." Ucap Agam kepada Freya. Freya tertawa mendengar itu. Setelah itu ia memakai helm Agam dan naik ke motor Agam. "Pegangan! Nanti lo jatuh gue yang repot lagi." Perintah Agam kepada Freya. Freya pun langsung melingkari kedua tangan nya ke perut Agam. "Bilang aja lo mau gue peluk kan?" Gurau Freya kepada Agam. Agam hanya menggelengkan kepalanya. Setelah itu ia menjalankan motor nya. Freya sangat nyaman berada di dekat Agam. Ia sudah menganggap Agam seperti saudaranya sendiri. Mungkin tanpa Agam, ia sudah tidak kuliah lagi di kampus nya sekarang. Ketika ia sedang kesulitan dalam masalah keuangan, Agam dengan cepat membantu Freya. Biarpun Freya menolak bantuan itu, tetapi Agam tetap berusaha membantu Freya. Dari situlah Agam mempunyai tempat trsendiri di hidup Freya. Agam sudah sangat mempunyai peran yang penting untuk hidup Freya. Dan begitu pula sebaliknya. Sesampainya di rumah Freya, Agam tidak langsung pulang. Ia masih sempat menatap Freya sejenak. "Frey gue tau lo lagi kesusahan lagi. Sebenarnya gue bisa bantu lo. Tapi gue juga tau kalau lo akan langsung nolak bantunan gue. Jadi gye cuman msh bantuin lo untuk cari kerjaan. Gue sebenarnya senang kalau lo nolak pekerjaan ini." Tutur Agam kepada Freya. "Kerja apa emang?" Tanya Freya. "Di club malam. Ya gue rasa memang ini yang cocok. Lo kan dari pagi sampai siang kuliah. Gue udah bicara sama pemilik club tersebut. Dan mereka juga udah nerima lo. Kalau lo mau lo bisa datang malam ini untuk bekerja. Dan gajinya lumayan untuk hidup lo perbulan. Tapi sebenarnya gue gak suka lo kerja di sana. Atau lo mau gue cariin lo pekerjaan yang lain? Kalau lo mah nunggu semingguan lagi, gue bisa cari pekerjaan yang pas untuk lo." Tutur Agam kepada Freya. Freya tersenyum tipis kepada Agam. "Gue akan ambil pekerjaan ini. Lo tau kan gue butuh uang. Kalau untuk nunggu seminggu lagi, gue rasa gue gak bisa lagian kalau ada apa-apa kan, gue bisa langsung hubungi lo. Ya kan? Gue kan ada lo di samping gue." Balas Freya berusaha untuk menenangkan Agam. Agam yang mendengar perkataan Freya tersenyum tipis. Ia mengacak pelan rambut Freya. "Lo pande banget buat gue luluh. Yaudah gue setuju. Nanti gue kasih alamatnya sama lo. Gue juga udah kasih tau sama pemilik club itu untuk ngasih perhatian lebih untuk lo. Jadi lo enggak akan di gangguin sama lelaki hidung belang di club tersebut." Ucap Agam kepada Freya. "Kalau gitu gue balik dulu. Besok pagi gue jemput lo ya?" "Iya. Hati-hati di jalan, Gam. " Balas Freya. Setelah itu Agam pergi meninggalkan  Freya sendiri. Freya benar-benar sangat beruntung memiliki Agam. --- Freya menatap sekeliling Club malam ini. Club ini cukup mewah. Sangat mewah malahan. Freya sangat yakin jika ya masuk ke dalam club ini hanya orang-orang kaya saja. "Kamu Freya?" Pandangan Freya teralihkan oleh seorang wanita yang penampilan nya sangat seksi yang menanyakan dirinya. "Iya saya Freya." Balas Freya. "Akh.. Kamu temannya Agam kan? Kebetulan saya pemilik Club ini. Nama saya Laura. Kamu bisa panggil saya Laura atau bos atau ibu atau juga mba juga boleh. Agam udah banyak cerita tentang kamu. Dan seperti perkataannya, saya sama sekali tidak kecewa dengan pekerja baru saya ini. Kamu memang cocok untuk kerja di sini." Ucap Laura, pemilik club ini. Freya hanya diam. Dia tidak mengerti maksud kata Laura jika ia cocok untuk kerja di sini. Laura yang seakan mengerti pemikiran Freya langsung mengoreksi perkataan nya. "Kamu gak usah khawatir. Disini kita gak akan nyuruh kamu untuk ngelayani pelanggan kami. Ya kamu cuman nganterin mereka minum. Itu aja. Kamu enggak akan di sentuh-sentuh oleh mereka. Saya jamin. Lagian Agam sudah menitipkan kamu kepada saya. Jadi kamu tenang saja. Oke?" Freya merasa lega mendengar perkataan dari Laura. Dia langsung menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Laura. "Yaudah kalau gitu. Kamu siap-siap di belakang. Akan ada baju yang akan kamu pakai. Ya.. Baju nya memang sedikit terbuka. Namanya juga kamu bekerja di club. Tigapuluh menit lagi Club akan  di buku. Jadi kamu harus siap-siap." "Baik. Terimkasih.. Saya ke belakang dulu." Balas Freya. Setelah itu, ia langsung meninggalkan Laura. Laura tersenyum melihat kepergian Freya. "Kalau aja dia di dandanin sedikit saja, Freya pasti akan sangat menggoda. Sayang sekali." Ucap Laura sendiri. Ia pun kembali melanjutkan pekerjaan nya. Club sudah di buka. Freya tidak tau kenapa pelanggannya hari ini sangat sedikit. Hanya ada empat orang pria yang mengunjungi club ini. Freya pikir club ini akan banyak didatangi oleh orang-orang. Ternyata tidak seperti dugaannya. "Kenapa hanya mereka aja yang datang? Apa club ini memang sepi seperti ini?" Tanya Freya kepada salah satu bartender yang sedang membuatkan minuman untuk pria-pria itu. Bartender itu tertawa mendengar pertanyaan Freya. "Sebenarnya club ini selalu ramai. Hanya saja keempat pria itu menyewa satu club ini malam ini. Ya jadi gak ada siapapun selain mereka. Mereka itu pelanggan tetap di sini. Dan memang mereka selalu seperti ini. Menyewa club ini semalaman. Mereka tidak suka keramaian. Namanya juga orang kaya. Oh iya.. Gue mau bilang, lo jangan berurusan sama mereka. Semua pelayan disini rata-rata pernah dibawa salah satu diantara mereka ke kasur. Dan setelah itu, buang. Selesai." Jelas bartender tersebut. Freya seperti sudah mendengar penuturan tersebut. Penuturan itu sama seperti apa yang Agam katakan kepada dirinya tentang Darel. "Siap. Sekarang lo antar minuman ini ke meja mereka. Ingat. Mereka emang ganteng-ganteng tapi sifatnya macam dakjal. Jadi lo harus hati-hati. Jangan tergoda sama mereka. Ingat pesan gue." Ucap bartender tersebut. Freya hanya tersenyum menanggapi perkataan tersebut. "Lo tenang aja. Gue gak gampang tergoda sama begituan." Balasnya. Ia pun menganggat nampan tersebut dan berjalan menuju keempat pria tersebut. Sesampainya di meja tersebut, Freya langsung meletakkan gelas-gelas tersebut ke hadapan mereka. Ia tidak berani untuk menatap pria-pria tersebut. "Wajah baru ni. Lo pelayan baru ya?" Tanya salah satu pria yang ada di situ. Freya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Benar. Saya pelayan baru disini. Selamat menik--" Perkataan Freya terpotong ketika ia tidak sengaja menatap salah satu diantara pria tersebut. Darel. Freya sangat terkejut melihat kedatangan Darel disini. Darel juga sedang menatap Freya dengan pandangan mengodanya. "Selamat menikmati." Ucap Freya kembali. Setelah itu ia pergi meninggalkan keempat pria itu. Freya sangat takut sekarang. Bagaimana bisa Darel berada di sini. Ia sangat takut jika Darel mengingat dirinya. Darel yang melihat ketakutan di mata Freya langsung tersenyum sinis. Ia sangat tertarik dengan wanita itu. Darel berdiri dari duduknya. Ia berjalan meninggalkan temannya dan pergi untuk menemui Laura. Darel langsung masuk ke dalam ruangan Laura. Ia dapat dengan mudah masuk ke dalam ruangan tersebut. Darel tersenyum melihat Laura yang sedang mengerjakan sesuatu dengan kertas-kertas di hadapannya itu. "Laura." Panggil Darel kepada Laura. Laura langsung menoleh. Mendapat keberadaan Darel, ia pun langsung berdiri. Ia berjalan mendekati Darel. "Darel. Lo kenapa ke sini?" Tanya Laura sedikit gugup. Darel yang mendengar itu hanya mengangkat bahu nya. Setelah itu ia bejalan melewati Laura dan duduk di kursi kerja Laura. "Pelayan baru di sini. Siapa namanya?" Tanya Darel kepada Laura. Laura yang mendengar itu diam sesaat. Dia sangat yakin jika Darel akan berbuat sesuatu kepada Freya. "Freya." Balas Laura. "Akh.. Freya? Nama yang bagus. Gue mau dia malam ini." Ucap Darel to the point. Laura yang mendengar itu langsung melebarkan kedua matanya. "Hm.. Darel.. Gimana kalau yang lain? Gue bisa cariin wanita yang lebih dari dia." Ucap Laura dengan cepat. Darel yang mendengar permintaan nya ditolak lngsung bangkit dari duduknya. Ia berjalan mendekatkan Laura. Laura yang melihat itu langsung menundukkan kepalanya. Ia sangat takut sekarang. Darel yang melihat itu tersenyum sinis ia langsung mengangkat dagu Laura agar menatap wajahnya. "Lo sekarang udah berani ngatur gue ya? Gue bilang gue mau Freya." Tutur Darel dengan setiap penekanan. "Please jangan dia. Dia udah di titipkan sama gue. Dia benar-benar gak ngerti soal percintaan lo. Dia murni hanya untuk kerja di sini. Dia gak akan mampu untuk ngelayani lo." Balas Laura. Darel menghela napas panjang mendengar perkataan Laura. "Laura.. Lo lupa dengan semua bantuan yang udah gue berikan sama lo? Kalau gue gak bantu lo, lo gak akan bisa sampai di sini. Lo mungkin masih jadi p*****r di jalan sana. Jadi.. Sebagai balas budi, harusnya lo nurutin semua perkataan gue. Sekali lagi gue bilang ya.. Gue mau Freya." Kali ini, ucapan Darel sangat menusuk. Wajahnya yang serius membuat Laura sangat takut. "Gue mohon.. Gue ak--" Darel langsung memotong perkataan Laura. "Gue tunggu di kamar ya. Jangan lebih dari limabelas menit. Ingat.. Freya. Kalau lo salah ngirim perempuan, gue akan pastiin lo nyesel pernah kenal sama gue." Setelah mengatakan itu, Darel langsung pergi meninggalkan Laura sendiri. Dan setelah kepergian Darel, Laura langsung meneteskan air matanya. Ia sudah berjanji kepada Agam untuk menjaga Freya. Bahkan ia juga sudah berjanji kepada Freya. Tapi kali ini, ia tidak tau harus berbuat apa. Karir nya menjadi taruhan disini. Laura menghela napas dalam. Dia tidak bisa membuat karir nya hancur. Ia pun keluar dari ruangannya. Laura mencari keberadaan Freya. Setelah ia melihat Freya yang sedang berdiri dan berbincanga dengan salah satu bartender. Ia pun langsung menghampiri Freya. Laura tersenyum kepada Freya. "Hari ini kita gak banyak tamu. Kamu bisa santai dulu untuk hari ini." Ucap Laura. "Iya." Balas Freya. "Dimas. Ambil satu botol vodka." Perintah Laura kepada Bartender. Bartender yang bernama Dimas itu langsung mengambil Vodka dan memberikan nya kepada Laura. Laura kembali tersenyum. Ia menyerahkan satu botol vodka itu kepada Freya. Freya yang melihat itu langsung menatap kearah Laura. "Kamu bisa antar vodka ini ke kamar atas? Salah satu pelanggan kita mau minum ini di kamarnya. Bisa kan, Freya?" Ucap Laura dengan senyuman ya itu. Freya pun membalasnya dengan tersenyum ia menganggukkan kepalanya. "Bisa kok. Biar saya antarkan." Balas Freya. Setelah itu Freya mengambil botol vodka dan pergi menuju kamar atas. Dimas yang melihat itu langsung menghela napas panjang. Ia menatap Laura dengan kesal. "Lo ngorbanin Freya? Dia baru di sini. Dan lo langsung ngasih dia ke Darel?" Tanya Dimas. "Gue gak tau mau gimana lagi. Darel bisa aja bunuh gue kalau gue gak ngasih kemauan dia. Lo tau sendiri dia seperti apa. Gue gak mau karir gue yang selama ini gue bangun hancur. Lagian.. Freya gak akan mati. Dia cuman akan sedikit trauma aja mungkin. Lagian siapa sih yang gak mau tidur sama Darel. Dia pasti juga senang tidur sama Darel." Balas Laura. "Gue gak habis pikir sama pemikiran lo itu." Ucap Dimas akhirnya. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya. Laura yang melihat itu pun langsung pergi meninggalkan Dimas. --- Freya sudah mengetuk pintu ini tiga kali. Tetapi masih belum ada yang memabukkan pintu. "Permisi!" Panggil Freya. Ia kembali mengetuk pintu. Tidak beberapa lama kemudian, pintu terbuka. Freya terkejut melihat Darel yang membukakan pintu kamar ini. Darel yang melihat kedatangan Freya tersenyum tipis. "Saya mau anterin Vodka. Laura bilang kamar ini minta sebotol Vodka." Ucap Freya sedikit gugup. "Bener. Gue yang pesen. Lo bisa masuk dan taruk Vodka nya di dalam? Gue sebenarnya lagi mandi. Air di dalam belum gue matiin." Tutur Darel. Freya tidak tau harus berbuat apa. Tetapi ia tidak bisa menolak perintah dari tamunya ini. Apalagi dia masih baru di sini. Mau tidak mau Freya pun masuk ke dalam kamar tersebut. Darel yang melihat itu tersenyum dengan sangat lebar. "Lo bisa taruk di meja itu ya. Gue ke kamar mandi bentar." Ucap Darel. Freya pun mengiyakan perkataan Darel. Di luar kamar, Laura sedang mengunci pintu dengan kunci cadangan yang ia miliki. Dia menatap pintu tersebut dan menghela napas panjang. Ia tau apa yang sudah ia perbuat akan berdampak besar untuk Freya. Tetapi ia tidak tau lagi harus membuat apa. Hanya ini yang bisa ia lakukan. Mengikuti kemauan Darel adalah pilihan yang sangat tepat untuk dirinya. "Maaf Frey. Gue gak tau harus buat apa lagi. Ini yang terbaik buat gue. Gue akan ngejaga lo setelah ini." Ucap Laura. Setelah itu ia pergi meninggalkan  kamar tersebut. ---

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook