bc

Our Love

book_age0+
1.6K
FOLLOW
12.7K
READ
billionaire
possessive
pregnant
goodgirl
CEO
boss
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Menjadi pantas, adalah hal yang harus dilakukan seorang Shanika untuk menjadi pendamping hidup seorang Marvel Naresawara. Putra bungsu dari konglomerat Teo Nareswara.

chap-preview
Free preview
Prolog
"Silahkan duduk Shanika!" perintah seorang lelaki paruh baya kepada seorang gadis bernama Shanika. "Terima kasih,Pak." Jawab gadis yang dipanggil Shanika itu langsung menuruti ucapan lelaki tersebut yang masih terlihat tampan meskipun wajahnya sudah ada kerutan tanda menua. "Saya papanya Marvel." kata pria paruh baya tersebut memperkenalkan diri. "Dia istri saya, yang berarti ibunya Marvel." katanya menunjuk perempuan paruh baya disampingnya yang terlihat cantik dengan pakaian rumahannya. "Dan dia kakak Marvel." tunjukknya pada perempuan yang lebih muda dari perempuan pertama yang juga terlihat cantik. Kedua perempuan beda generasi itu tersenyum kecil kearah Shanika yang dibalas senyuman kecil pula oleh gadis itu. Meskipun dia benar-benar tegang berhadapan langsung dengan keluarga Marvel tapi dia tak boleh melupakan sopan santunnya. "Shanika!" panggilan itu kembali keluar dari bibir ayah Marvel. "Saya tidak tahu bagaimana hubungan kamu dengan Marvel sampai kamu menerima lamarannya. Bagi saya itu bukan suatu hal yang penting untuk saya ikut campur, tapi yang terpenting bagi saya adalah, dia tidak sedang mengenalkan istri orang, pacar orang, atau bahkan selingkuhan orang. Benar kan?" Shanika mengangguk. Tentu dia wanita single yang tak masuk dalam kategori gadis yang disebutkan oleh ayah Marvel tersebut. Dia masih benar-benar tersegel dengan rapi dan baru bisa terbuka segel tersebut jika sudah sah menjadi seorang istri. "Menerima lamaran Marvel, artinya kamu sudah siap terikat dengan putra saya dan juga keluarga Nareswara. Kamu sudah mempertimbangkannya?" "Iya. Pak." "Kamu sudah siap dengan segala resikonya? Apa yang boleh dan tidak boleh kamu lakukan, apa yang yang seharusnya dan tidak seharusnya kamu kerjakan, dan beberapa hal yang memang harus kamu patuhi jika sudah masuk di keluarga kami." meskipun ragu, Shanika kembali mengangguk. Kenapa untuk menikah saja, dia harus dibuat setegang ini. Marvel tak pernah mengatakan akan seperti apa ‘interview’ yang akan diberikan oleh orang tua lelaki itu. Bahkan dalam hati, Sha bertanya pada dirinya sendiri, ini masih rumah kan? Bukan tempat shooting twiligh. Meskipun tak menyeramkan, tapi hawanya begitu berbeda. Otak Shanika seolah digiring untuk tetap fokus dan berfikir agar pertanyaan semudah apapun bisa dijawab dengan benar dan tepat. Tidak berlebihan, dan benar-benar sesuai porsi. "Saya tidak pernah mengekang anak-anak saya." Mulai ayah Marvel lagi. "Mau berteman dengan siapapun saya biarkan. Bahkan dengan b******n sekalipun. Tapi, yang perlu mereka pahami adalah, mereka harus tahu batasan. Harus bisa menjaga kehormatan dirinya dan juga kehormatan keluarga. Saya selalu memberi kepercayaan penuh pada orang-orang di sekitar saya. "Termasuk tentang pendamping hidup mereka, saya percaya jika mereka sudah mempertimbangkan dengan baik sebelum memilih seseorang untuk menjadi teman hidup mereka. Dan Marvel memilih kamu." jeda sebentar. "Jika kamu sudah sah menjadi bagian dari keluarga kami, maka kamu harus bisa menjadi salah satu orang yang bisa saya percayai. Salah satunya adalah menjadi wanita yang saya percayai untuk mendampingi putra saya." pria paruh baya itu menancapkan pandangan tegasnya untuk Shanika.Shanika bisa melihat jika ada kesamaan antara lelaki itu dengan Marvel.Salah satunya cara mereka  menatap orang lain. Begitu tegas dan mengintimidasi.Dan yang dilakukan Shanika adalah, hanya bisa menelan ludah pelan, gemuruh hatinya semakin menjadi-jadi. Tak diberikan waktu untuk mengendalikan gemuruh hatinya, panggilan lain mengudara. "Shanika!" jika tadi adalah ayah Marvel, maka yang memanggil kali ini adalah perempuan paruh baya yang berstatus ibu Marvel. Shanika beralih memandang ibu Marvel. Jika Shanika boleh memberi nilai, maka dia akan memberi nilai 85 untuk wanita itu. Meskipun usianya sudah tidak lagi muda, masih terlihat begitu cantik. Wajahnya halus meskipun keriputnya sudah terlihat di bagian tertentu. Mungkin karena perawatan mahal yang dilakukannya, jadi keriput-keriput itu bisa di minimalisir. "Iya,Bu." jawab Shanika setelah beberapa saat terdiam. Gadis itu berusaha menekan perasaan yang becampur-campur antara gugup dan takut. Dia memang berusaha untuk menujukkan perasaan gugup tersebut kepada mereka, tapi percayalah, otaknya selalu berpikir yang tidak-tidak.  Perempuan paruh baya itu memang menatapnya lembut, tapi tetap saja getaran hatinya tak bisa biasa saja. "Seberapa banyak kamu mengenal Marvel?" pertanyaan ibu Marvel ini benar-benar membuat Shanika bingung. Jawaban apa yang harus dia berikan kepada beliau. Anggapan Shanika adalah, apakah pertanyaan ini adalah sebuah jebakan, atau memang benar-benar di pertanyakan karena perempuan itu memang ingin tahu. Otaknya berusaha mencerna dan memikirkan tentang Marvel. Selama ini yang Shanika tahu, Marvel adalah pria sopan dan tidak banyak tingkah. Meskipun beberapa kali mereka keluar berdua untuk saling mengenal, tapi tetap saja pertemuan mereka terbatas. "Saya belum terlalu banyak mengenal mas Marvel Bu. Saya hanya tahu sekilas saja tentang beliau." jawab Shanika agak ragu. Dia hanya takut jawabannya akan membuat ibu Marvel murka. Tapi, melihat wanita itu mengangguk, Shanika kembali berfikir apa yang dipikirkan ibu Marvel ini sekarang. "Marvel adalah lelaki yang posesif." katanya memulai. "Dan ada saatnya ucapannya tidak mau dibantah, meskipun dia juga bisa melunak dalam sebuah kondisi. Dia suka kebersihan. Apapun harus terlih rapi dan bersih.Tidak suka jika letak barang di dalam kamarnya berpindah tempat.  Terkadang, dia akan menjadi lelaki yang menyebalkan, otoriter, dan keras kepala." ibu Marvel memandang Shanika untuk melihat perubahan ekspresi wajah gadis itu. "Jadi Shanika, kamu harus siap direpotkan oleh Marvel. Karena sekali kamu terjerat oleh Marvel, dia tidak akan mengizinkan kamu kemanapun." Shanika tahu jika dia sudah masuk di keluarga Marvel, hidupnya tak lagi sama. Bukan hanya Marvel yang akan merepotkannya, tapi juga dia harus bisa beradaptasi dengan kehidupan barunya. "Saya mengerti, Bu." jawabnya pelan. Tak ada hal lain yang bisa dia lakukan kecuali hanya bisa memahami semua ini. "Bagus." ibu Marvel tersenyum dan kembali bersuara. "Siapkan diri kamu untuk semuanya. Mungkin semua ini akan merepotkan buat kamu Shanika." Dan ucapan terakhir ibu Marvel seperti ketukan palu hakim yang menetapkan tersangka sebagai pelaku. Hidup Shanika akan terkurung di keluarga Nareswara.  ^-^

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

Sweetest Diandra

read
70.4K
bc

MOVE ON

read
94.6K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

His Secret : LTP S3

read
649.3K
bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook