bc

Karma : Nino, The Man with The Broken Heart

book_age12+
12.7K
FOLLOW
81.6K
READ
escape while being pregnant
love after marriage
second chance
playboy
CEO
single mother
drama
tragedy
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Cerita untuk dewasa!

***

"Ceraikan aku!"

"Aku tidak akan menceraikanmu! Tidak akan !" Tolak Mas Nino.

"Beri talak aku, dan kamu bisa menikahi selingkuhanmu itu secara resmi. Yang penting Ilyas dan Yasa, ikut aku. Kamu tega menduakan aku, Mas. Apa kurangku sebagai seorang istri?"

Pertanyaan standar yang akan diajukan oleh seorang istri yang diduakan. Apa kurangnya Rania hingga Nino tega selingkuh. Semua kewajiban sebagai seorang istri dipenuhi, tiada kurang.

Kulihat Mas Nino tersenyum senang karena aku tak menolak ajakannya. Yaa, aku memang tak menolak, tapi aku juga tak mau merespon setiap sentuhannya. Aktivitas ranjangku bagaikan patung. Aku hanya diam saja, sama sekali tak mau membalas setiap kecupan ataupun sentuhan Mas Nino di tubuhku.

Selesai aktivitas ranjang kami, seperti biasa Mas Nino akan mencium keningku. Kali ini aku tak bisa menolak, karena dia mengungkung tubuhku dalam pelukannya. Lagipula, aku sangat lelah, lahir batin. Lelah di kantor, di rumah dan lelah di hati.

Aku memunggungi Mas Nino, rasa di d**a kiriku masih sakit. Ada air mata mengalir di pipiku, dan kurasakan ada jemari kokoh menghapus air mata itu perlahan.

"Maaf... maafkan aku..." Permohonan maaf itu disertai kecupan berkali-kali di kepalaku.

"Aku akan tidur bersama si kembar." Mas Nino, yang sebelumnya duduk di pinggir kasur dengan kepala menunduk, tampak bingung, mendadak dia berdiri dan menyusulku. Memeluk tubuhku dari belakang, kembali mencium pucuk kepalaku dan mengucap maaf berkali-kali. Percuma saja! Tak akan mengubah apa pun.

Aku tahu, ini harus segera diselesaikan. Cepat atau lambat, hanya masalah waktu saja sebelum rumah tangga kami berubah menjadi neraka. Bagiku, bagi Mas Nino dan bagi anak kembar kami, Ilyas dan Ilyasaa.

***

PS: Some scenes are based on true story experienced by the author

Cover by Eternity Studio

chap-preview
Free preview
Prolog
"Apa ini mas?" Mataku menyipit melihat amplop berwarna coklat yang diberikan Mas Nino padaku di suatu sore. "Itu... surat perjanjian. Bacalah." Nada suara suamiku bergetar. Dia bahkan langsung menundukkan kepalanya. Kulihat ada kilat kesedihan di matanya. Kubuka amplop itu, k****a dengan perlahan. Nafasku tercekat. Sejujurnya aku sudah bisa menduga isi suratnya, tapi tetap saja aku tak menyangka, ini akan nyata terjadi. Aku mencoba tetap tegar, tersenyum ke arah suami tampanku, yang masih tetap menunduk tak mau melihat ke arahku. Tidak, tidak akan ada air mata mengalir. Air mataku sudah habis tiap malam saat aku bersujud pada-Nya, memohon ampun dan petunjuk. Tidak akan aku tunjukkan air mataku pada suamiku ini. "Kenapa aku tidak kamu ceraikan saja, Mas? Jadi kalian bisa lebih leluasa." Mas Nino melihat ke arahku. Terkejut. Mungkin dia kaget dengan reaksiku yang tampak biasa saja. Padahal, sungguh, aku ingin menjerit, melampiaskan semua kekesalan dan kekecewaanku padanya, suamiku, yang tega berselingkuh. Memangnya apa yang dia harapkan dari seorang istri yang diselingkuhi selain kekecewaan? Mas Nino menolak melihatku. Dia memalingkan wajahnya. Malahan dia yang menangis. Dia mengusap ujung matanya cepat, membuat satu bulir air matanya tidak jadi turun. "Ceraikan saja aku, Mas. Jadikan perempuan itu istri sahmu. Anak-anak, si kembar ikut bersamaku." Bahkan untuk menyebut nama perempuan itu pun lidahku kelu. Apa kurangku selama ini dibanding perempuan pelakor itu? Tidak ada! Aku merasa sudah melakukan tugas dan peranku sebagai seorang istri, seorang ibu, dengan baik dan sebagaimana mestinya. "Aku tak akan menceraikanmu. Tidak. Tidak mau." Kulihat tangan Mas Nino terkepal. Dia menggeleng keras, tapi dia masih belum mau melihatku. Masih menolak untuk melihatku. Kudekati dia, kutangkup wajah tampan suamiku, agar ia mau melihatku. Sambil tersenyum aku berkata, "Di agama kita, seorang lelaki bisa memiliki sampai empat istri asalkan dia bisa memenuhi persyaratan. Salah satunya bersikap adil. Bahkan Aisyah ra pun pernah cemburu pada istri Rasul SAW yang lain. Aku bukanlah Aisyah ra yang berakhlak sungguh mulia. Aku hanyalah seorang Rania. Dan kamu pun bukan Nabi yang bisa berbuat sungguh adil. Daripada kita sering bertengkar nantinya, akan timbul dosa, lebih baik kita bercerai." ~~~ Empat tahun berlalu sejak perceraian kami, lelaki itu sekarang ada di hadapanku. Dia yang dulunya sangat tampan, sekarang tampak sungguh berbeda. Badannya kurus, pipinya sungguh tirus. Rambutnya rontok. Dia tidak terawat. Dia sakit keras. Kanker menggerogotinya. Lelaki itu bersimpuh di hadapanku. Menangis memohon maaf dan ampunan dariku dan si kembar. Dia bilang umurnya tidak lama lagi. Dia hanya ingin tenang, ingin dekat dengan kami, keluarganya, sampai ajal menjemputnya. Dia bilang, karma datang padanya karena pengkhianatannya pada kami, anak istrinya. Padahal aku dan kedua anak kembarku, tidak pernah menyumpahinya. Aku terenyuh melihatnya. Hatiku menjerit, kasihan pada laki-laki itu, lelaki yang masih tetap kucintai. Tapi logikaku menolak. Sudah cukup penderitaan yang dia berikan pada kami. Apalagi ada seorang lelaki lain yang mau menerimaku apa adanya, dengan status janda dan menerima anak-anakku. Tapi... sekali lagi, perempuan itu lebih sering berpikir dan bertindak berdasarkan hatinya, bukan logikanya. Mas Nino atau Yogi? Mana yang harus kupilih? Cinta masa lalu atau masa depan? Pengabdian dan pengorbanan ataukah kebahagiaan? | | | Jakarta, 4 Mei 2019

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MENGGENGGAM JANJI

read
474.4K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

TERSESAT RINDU

read
333.2K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.9K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

Just Friendship Marriage

read
507.0K
bc

T E A R S

read
312.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook