bc

Imamku mantan kakak ipar (Turun Ranjang)

book_age18+
8.6K
FOLLOW
53.6K
READ
like
intro-logo
Blurb

Dengan berat hati setelah menimbang nimbang akhirnya Aldrian memutuskan untuk menerima permintaan mendiang istrinya, setelah melakukan sholat istikharah, ia terus berdoa " jika memang ini yang terbaik mimpikan aku bertemu dengan istri hamba mu ya Allah maka aku akan menerima permintaannya, jika engkau tidak mempertemukan ku dalam mimpi ini bukan pilihanku, amiin." setelah selesai berdoa ia kemudian melihat putri kesayangannya hasil cinta kasihnya dengan mendiang istrinya hanya sekedar ingin menciumnya. "tidurlah nak," cup ia mengecup kening putrinya. ia kemudian kembali untuk beristirahat dengan harapan ada sebuah jawaban dalam doanya.

***

"sayang.... sayang...sayang" Aldrian terbangun dari tidurnya ia baru saja bermimpi bertemu istrinya, "mungkin ini jwaban dari doaku".

Aldrian bangun dari tidurnya diambilnya ponsel yang berada di atas nakas dilihatnya jam menunjukan pukul 05.35 ia kemudian bergegas untuk melaksanakan sholat subuh, setelah selesai ia kembali ditempat tidur sambil memikirkan permintaan terakhir mendiang istrinya " ya Allah bagaimana aku menikah dengan adik ipar ku, padahal aku sudah menganggapnya sebagai adikku bukan sebagai iparku tapi kini dia akan menjadi istriku ap aku sanggup mencintainya sama seperti aku mencintai kakak nya, apa aku sanggup membahagiakannya, apa aku mampu menciptakan kasih sayang diantara kami, ya Allah". sambil menangkup wajahnya dengan kedua tangannya Aldrian kemudian berdiri dan mengambil handuk ia memilih untuk berendam dalam air hangat agar tubuhnya segar, setelah selesai ia memutuskan untuk kebawah menuju ruang makan dan ia juga memutuskan untuk masuk kerja kembali banyak hal yang sudah ia tinggalkan selama ia frustasi ia juga sadar selama satu bulan ia tak mampu membangkitkan kembali sang istri "apagunanya frustasi toh istriku tak akan kembali" ia keluar dari kamarnya.

***

diruang makan sudah ada orangtua serta adik Aldrian "sarapan dulu nak" mamahnya Aldrian tak kuasa menahan senyum di bibirnya kini putranya kembali beraktivitas meski masih terlihat tak serapih dulu, wajahnya masih ditumbuhi bulu bulu halus rambutnya agak panjang sedikit

chap-preview
Free preview
lamaran
Renata Aditiya rela melepaskan masa mudanya untuk menikah dengan kakak iparnya ia menjadi ibu sambung bagi ponakannya yang belum genap berusia 1 tahun. Renata harus merelakan cita-citanya memiliki sebuah perkebunan yang ia impikan dan kelak akan menjadi seorang istri dari kekasih yang ia cintai dan ingin membesarkan anak-anak mereka dengan memiliki sebuah perkebunan namun cita-citanya kandas kala mendengar keinginan sang kakak untuk menjadi ibu sambung dari anaknya (keponakan) Ririn Aditya meninggal karena sebuah kecelakaan yang merenggut nyawanya, sebelum meninggal Ririn berpesan pada adiknya "dek, kakak mohon gantikan kakak, jadilah istri dari suami kakak dan ibu dari anak kakak, karena kakak tidak mau anak kakak jatuh ke ibu yang belum tentu mencintai Ciya, kakak mohon cintai Ciya dan mas Aldrian seperti kakak mencintai mereka" dengan isakan Renata tak sanggup menahan apa yang dikatakan kakaknya "kak tanpa kakak minta aku akan mencintai Ciya seperti anak ku tapi tidak untuk menikah dengan mas Aldrian, tidak kak, Rena tak bisa" dengan suara parau Ririn terus membujuk adiknya " kakak mohon denganmu, kakak tidak pernah meminta apapun darimu tapi tolong kabulkan permintaan kakak untuk sekali ini agar kelak kakak akan tenang di alam sana, kakak ikhlas" tangisan Renata tak terbendung Kala mendengar ucapan kakaknya akan pergi selamanya orangtua Ririn dan orang tua Aldrian ikut menyaksikan perbincangan mereka kakak beradik tersebut. Ririn hendak menyampaikan sesuatu pada suaminya dengan berat hati suaminya mendekat karna ia juga tak sanggup untuk mendengar permintaan terakhir dari sang istri. "mas aku mohon jadikan Renata sebagai istrimu, sayangi dia seperti kamu menyayangiku jangan tinggalkan dia jadilah keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah seperti yang kita cita citakan " Aldrian menahan air matanya agar tak jatuh namun tetap saja tidak terbendung. "kamu pasti kuat, kamu pasti sembuh sayang, aku mohon jangan tinggalkan kita aku mohon, aku yakin kamu sembuh kamu bisa melewati masa-masa ini" Ririn memegang tangan suaminya, diciumnya dan Ririn pun menarik tangan Renata ditangkup kan pada tangan suaminya dan tangan mereka menyatu, Ririn tak lupa meminta maaf kepada semuanya. " ibu, ayah maafkan Ririn selama ini Ririn sudah menyusahkan ibu dan ayah" dengan isakan tangis sang ibu "tidak, nak tidak" "mamah, papah maaf, Ririn belum bisa menjadi menantu yang baik untuk kalian, kabulkan permintaan Ririn yang terakhir kalinya agar Ririn tenang disana, dengan nafas yang ter engah Ririn mengucapkan "lLā ilāha illallāh Muhammadarrasulullah , makasih" Ririn pergi meninggalkan keluarga yang dicintainya. *** hari ke hari Aldrian masih menyalahkan dirinya ia enggan keluar rumah bahkan ia juga tak pernah masuk ke kantornya karna frustasi ia selalu berteriak teriak membuang rasa penyesalannya meski demikian ia tak mampu mengembalikan istri dan mengulang lagi waktu, "arrhhhhh, maaf kan mas sayang maafkan mas" orangtua Aldrian pun semakin bingung dan cemas memikirkan kondisi anaknya yang mengurung diri di kamar kini wajah Aldrian sangat kacau ia tak memperhatikan penampilannya bahkan ia mengabaikan semuanya sampai akhirnya ia tersadar masih ada Ciya yang membutuhkan dirinya dengan bantuan orangtuanya, Aldrian kini sadar. "sayang kamu tega dengan Ciya? kamu tega, membiarkan Ciya tanpa mamahnya, yang pergi untuk selamanya. kamu mau ciya jadi anak yatim piatu? kamu mau ciya kehilangan kasih sayang kedua orangtuanya, ia sudah kehilangan mamahnya dan sekarang kamu akan meninggalkannya, Setega itukah kamu dengan anakmu, ingat pesan istrimu sayang, ingat coba ingat apa pesan terakhirnya jadilah papah ciya yang baik, sangat mencintai dan menyayangi Ciya. belajar mencintai Renata seperti kamu mencintai nya, ga ada yang abadi di dunia ini, semua hanyalah titipan" dengan berurai air mata ibunya terus menasehati putranya tersebut, "sayang, jika kamu sayang dengan istrimu sadarlah agar Ririn bisa bahagia disana jika Allah mengijinkan kalian akan bersama nanti, istighfar sayang". mamah via pun memeluk putra kesayangannya dengan terisak Aldrian terus memeluk mamahnya "sudah cukup sayang jangan menyalahkan dirimu sendiri ini semua takdir, yang tak bisa ditolak oleh siapapun" Aldrian terus memeluk mamahnya "maafkan Aldrian mah maaf, bagaimana hidup Aldrian mah tanpa Ririn, bagaimana aldrian bisa menerima permintaan Ririn untuk menikah dengan Rena, itu sesuatu yang tak mungkin Aldrin lebih baik hidup menduda selamanya mah" Aldrian frustasi "sayang, ga baik berkata seperti itu, biarkan Ririn bahagia diatas sana, jika kamu mencintainya turuti amanat terakhirnya meski ini berat untuk kalian" Aldrian menangkup wajahnya dengan kedua tangannya "mamah percaya Allah telah mengatur segalanya dialah yang menciptakan manusia, takdir hidupseseorang telah d tentukan, mungkin inilah yang terbaik, doakan istrimu tenang disana" lalu Bu via pun pergi meninggalkan putranya "pikirkan demi Ciya" sambil berlalu dan Aldrian menatap orangtua nya sampai tak terlihat lagi di kamarnya. **** Di tempat lain. "Bu bagaimana dengan Davin Bu bagaimana kalo Davin marah atas keputusan Renata untuk menikah dengan mas Aldrian, Rena mencintai Davin bukan mas Aldrian, Ciya tanggung jawab rena untuk membesarkannya tapi bukan menikah dengan papahnya Bu" rena terus menangis. "pikirkan amanat kakakmu sayang, biarkan dia tenang biarkan ia melihat adiknya, dan keluarganya hidup dengan bahagia" Bu sita tak pandai merangkai kata kata karna selama ini bu sita hanya mampu memberi nasihat pada anak-anaknya dan tak pernah memaksakan kehendak anaknya, bu sita sangat terpukul ia juga bimbang harus bagaimana menghadapi putri keduanya ia ingin menolak permintaan putri pertamanya namun ini juga permintaan terakhir putri pertamanya, " bagaimana jika pernikahan Rena dan mas aldrian tidak bahagia Bu, bagaimana kalau mas Aldrian justru tidak bahagia dengan Rena, Renata takut, Bu Renata takut apa yang akan terjadi nanti" Rena menangis kencang dalam dekapan ibunya. Bu sita memeluk anaknya serta mengelus pundak putrinya, "ini memang berat, berat bagi kamu berat juga bagi nak Aldrian, tapi semuanya harus di jalani, mungkin ini adalah yang di namakan takdir seseorang, jodoh, maut itu semua berasal dari yang maha kuasa, kita tak dapat menolaknya. nasib seseorang mungkin akan bisa dirubah namun takdir tak dapat di ubah sayang, belajar merelakan sesuatu yang kita cintai memang sangat berat, namun akan lebih berat lagi jika kita mencintai seseorang dibayangi oleh amanat bahkan pesan itu adalah pesan terakhir. ibu yakin semuanya akan baik-baik saja, bahkan kalian akan hidup bahagia, ibu yakin karena nak Aldrian anak yang baik tidak pernah macam-macam dalam hidupnya. dan ia juga pasti akan menjadi pemimpin yang baik bagi keluarga kalian, percayalah ibu, bapak serta keluarga nak Aldrian akan mendoakan kalian".

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
49.8K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
53.9K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.7K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.0K
bc

Turun Ranjang

read
578.5K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.4K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
50.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook