bc

Terjerat Cinta Playboy

book_age18+
1.0K
FOLLOW
5.9K
READ
dark
HE
arrogant
others
drama
sweet
straight
bold
realistic earth
weak to strong
like
intro-logo
Blurb

"Anda boleh menyuruh saya menanggalkan cadar saya. Tapi saya tak akan mau memendekkan panjang hijab saya apalagi melepasnya. Sampai mati pun, aku tetap memakainya," tegas Nazira tanpa kompromi.

Biarlah dia melanggar janjinya sendiri untuk terus mengenakan cadar demi bisa menemani pria yang sudah mengambil penuh cintanya.

Nazira mencintai dengan tulus seorang casanova pencinta wanita Fathan Khalil Afkar, suaminya.

Rumah tangga macam apa yang mereka jalani?

chap-preview
Free preview
Gara-Gara Sebuah Tas
Udara dingin kota Kairo terasa sampai menembus kulit di awal malam minggu kedua bulan Juni. Suasana kota Kairo yang cukup ramai selaras dengan gerak dinamis masyarakatnya yang menciptakan. Seorang gadis dengan gaun lebar dan niqob menutupi separuh wajahnya tampak berjalan tergesa diantara pejalan kaki yang meramaikan trotoar Kota Kairo, Mesir Dari raut wajahnya sangat terlihat, jika gadis pemilik sepasang mata bernetra almond itu sangat terburu-buru. "Kenapa bisa tertukar sih? " gumam gadis itu seraya sesekali melirik ke arah tas travel berukuran sedang yang tengah di jinjingnya. "Hal yumkinuk astihabi 'iilaa funduq Ramsis?" tanya gadis bercadar pada sopir taksi yang berhenti didepannya. "Arjuk tafawit sieraha 75 pound," jawab sopir dan gadis itu pun mengangguk lalu masuk ke taksi yang membawanya ke hotel Ramses. "Untung di kantung tas ini ada alamat pemiliknya. Coba tidak bagaimana aku menukar tas milikku dengan milik dia," gumam gadis bercadar itu lagi. "Wasal ya, Ansa ' ucap sopir taksi saat mobil berhenti didepan bangunan bertingkat dengan design mewah. "Ha hi al'ujrat washukran," jawab si gadis seraya memberikan ongkos kepada sopir yang berwajah ramah itu. Nazira Aniya gadis pemilik wajah khas Timur Tengah yang baru menyelesaikan studynya di Univeritas Mesir itu pun segera berjalan memasuki lobby hotel. Langsung menuju meja resepsionis untuk menanyakan pemilik tas coklat yang dia pegang. Resepsionis itu membenarkan jika bill pemesan kamar tersebut berada di hotel Ramses. Setelah mendapat petunjuk dari sang resepsionis, Nazira pun bergegas kearah lift untuk membawanya ke kamar dari si pemilik tas. Sesaat gadis berparas cantik dengan tatapan lembut itu tampak ragu saat sudah berada di depan pintu kamar nomor 706 sesuai dengan petunjuk ditangannya. Baru saja Nazira akan mengetuk, pintu sudah terbuka dari dalam. Seorang wanita dengan pakaian semi terbuka menatap penuh selidik kearahnya. "Anda siapa?" tanya si wanita dalam bahasa Inggris. "Saya Nazira, saya ingin bertemu dengan Tuan Fathan Afkar," jawab Nazira. "Bertemu Fathan? Apa dia masih belum puas bergumul denganku semalaman dan sepagi ini sudah memesan wanita bercadar untuk menghangatkan ranjangnya lagi! Andai saja aku tidak ada pemotretan, tentu aku tak akan pergi dari atas ranjang pria itu!" gerutu wanita berdandan menor tersebut. Namun gerutuan dalam bahasa Indonesia itu terdengar dan dipahami oleh Nazira. "Apa maksud Anda, Nona?" "Kamu bisa bahasa Indonesia?" tanya siwanita dengan lipstik merah cabe itu. "Tentu saja, karena saya orang Indonesia," jawab Nazira lagi. "Kenapa kamu belum pergi, Lyondra!" Suara berat pria mengintrupsi kedua wanita tersebut. "Aku segera pergi, Honey! Dan aku akan kembali malam ini!" sahut wanita berdandan menor bernama Lyondra itu. Dan seorang pria lain datang dari belakang Nazira yang langsung menyapa wanita berpakaian seksi itu. "Lama sekali! Kita sudah di tunggu di lokasi pemotretan!" ucap si pria tanpa mengjiraukan Nazira yang memilih sedikit menepi. "Karena big boss masih belum puas aku keloni," sahut Lyondra dengan senyum genitnya. Wanita itu lantas menyerahkan koper besarnya ke pria tersebut dan melenggang begitu saja melewati Nazira. "Siapa dia?" tanya si pria seraya melirik ke Nazira. "Wanita panggilan pemuas bos Fathan !" sahut Lyondra yang jelas membuat Nazira meradang. Gadis itu hampir saja berlari untuk menarik rambut Lyondra jika saja akal sehatnya tak cepat mencegah. "Kau masih belum pergi, Lyondra?!" "Saya bukan Lyondra! Saya Nazira, ingin mengembalikan tas milik anda, Tuan!" jawab Nazira sedikit keras. Nazira sedikit memundurkan langkahnya saat seorang pria hanya mengenakan kimono mandi berdiri di depan pintu. "Masuk!" "Disini saja, Tuan!" "Saya bilang masuk! " "Tapi saya ingin berdiri di sini saja, ini tas anda dan saya minta tas saya!" jawab Nazira seraya menyorongkan tas kulit berwarna coklat itu ke arah Fathan. Fathan tak lantas menerimanya, pria itu malah memunculkam smirk di bibir tipis yang serasi dengan bentuk garis wajahnya yang tegas dengan dua rahang kokoh yang dihiasi sedikit bulu halus. "Aku akan memberikan tas milikmu, jika kamu masuk ke kamar! Karena aku harus memeriksa isi tas milik saya itu terlebih dahulu." "Anda bisa percaya pada saya, jika saya tidak ada membuka tas milik anda ini. Saya hanya mencari identitas pemilik di kantung luar tas ini saja, Tuan," ucap Nazira berusaha bertahan. "Jika tak mau ya sudah!" ucap pria tersebut lantas mengambil tas coklat dari tangan Nazira dan menutup pintu. "Ehh! Nggak bisa begitu, Tuan! Anda belum memberikan tas saya!" pekik Nazira seraya menahan pintu agar tidak tertutup. "Terima tawaran saya!" ucap Fathan. "Tap-pi …." Belum sempat Nazira menyelesaikan ucapannya, Fathan sudah menarik tangannya masuk ke kamar bersamaan dengan datanganya tiga pria berpakian serba hitam yang mengarah ke kamar dimana dia berdiri. Fathan membawa Nazira dan merapatkan tubuh gadis itu ke balik pintu yang tertutup. Bahkan dengan cepat pria itu membuat tas coklat miliknya dan ikut merapatkan tubuh ke pintu hingga membuat Nazira terjepit oleh tubuh atletis itu. "Tu-tu-tuan! " "Diam!" bisik Fathan seraya matanya mengintip dari lubang pintu di belakang kepala Nazira membuat gadis itu memiringkan kepalanya dan menahan d**a keras Fathan menggunakan kedua tangannya. Nazira tak berani bersuara lagi, wanita itu hanya diam seraya menahan nafas. Dia takut jika dirinya berontak maka pria yang tengah mendekapnya ini akan melakukan hal yang filuar dugaannya. Sapuan hangat nafas Fathan membuat bulu kuduk Nazira meremamg. "Sialan! Kenapa mereka bisa ada disini?" ucap Fathan seraya terus memperhatikan tiga pria yang kini berdiri didepan pintu kamar yang dia sewa. Dan saat suara ketukan di pintu terdengar, Fathan kembali berbisik pada Nazira. "Tolong katakan pada mereka, kalau kau yang menyewa kamar ini!" "Tapi, bagaimana bisa?" tanya Nazira tak paham sekaligus bingung. "Sudah lakukan saja!" perintah Fathan seraya membalik tubuh Nazira hingga menghadap pintu sementara dia sendiri dibelakang gadis itu. Nazira membuka sedikit pintu kamar hingga hanya bisa memunculkan kepalanya saja. "Ada apa,Tuan?" tanya Nazira saat di lihat ekspresi bingung di wajah tiga pria didepannya. "Apa Nona yang menyewa kamar ini?" "Iya," jawab Nazira. "Sudah berapa lama?" "Tiga malam." Ketiga pria itu pun saling pandang dan berbisik satu dengan lainnya. "Apa informan kita salah memberi tahu tentang keberadaan Boss Nine Cloud itu?" "Bisa saja, atau kita terlambat untuk menangkapnya." Karena tak mendapat hasil, ketiga pria itu pun pergi meninggalkan depan kamar tersebut. Nazira lantas cepat berbalik dan menutup pintu. "Ternyata kamu hebat juga berakting! Terima kasih bantuannya," ucap Fathan yang lantas membuka tas coklat miliknya yang tadi diberikan Nazira. "Ini untukmu!" ucap pria itu seraya menyodorkan segepok uang ke arah Nazira. "Untuk apa?" tanya Nazira tak paham. "Karena sudah membantulu bermain peran !" "Maaf, saya melakukan itu hanya karena ingin anda mengembalikan tas milik saya yang tertukar semalam," ucap Nazira tegas. Fathan lantas menunjuk kearah tas kulit berwarna coklat yang diletakkan dekat ranjang."Silakan ambil!" Dengan cepat Nazira beranjak dan mengambil tas tersebut. "Apa bagusnya tas berisi buku-buku dibandingkan dengan uang?" "Ilmu lebih tinggi nilainya di bandingkan dengan uang. Karena memiliki uang banyak tanpa memiliki ilmu hanya akan menimbulkan kesulitan dikemudian hari. Sementara memiliki ilmu tanpa punya uang masih bisa bermanfaat dunia akhirat." Fathan hanya nyengir mendengar perkataan gadis bercadar di depannya.'Dia malah ceramah!' "Kalau begitu, saya permisi ," ucap Nazira seraya keluar dari kamar. "Gadis yang unik! Lebih memuja buku dari pada uang. Aku yakin dibalik cadarnya itu dia memiliki wajah yang cantik!" gumam Fathan setelah Nazira meninggalkan dirinya. *** Nazira tampak sedikit berlari saat memasuki area boarding Bandara Internasional Kairo, Mesir. Penerbangannya dijadwal satu jam lagi dan gadis itu terburu-buru karena harus mengurus permohonan beasiswa untuk program S2nya. Tubuh ramping Nazira sempat terhuyung ke belakang saat seorang pria bertubuh besar menabraknya. "Astagfirulloh !" pekik Nazira kaget. "Anda tidak apa-apa, Nona?" Kedua mata Nazira membola sempurna saat wajah tampan seorang pria sangat dekat dengan wajahnya. Dan, gadis bercadar hijau tua itu segera menegakkan tubuh, lalu menjauh dari pelukan pria asing di depannya. "Oh maaf, tadi saya spontan memeluk saat Nona hampir terjatuh tadi," ucap pria itu menyadari tatapan sepasang mata indah milik gadis didepannya ini. "Iya, tidak apa. Maaf, saya permisi," pamit Nazira segera berlalu dari hadapan pria berwajah blasteran erofa itu. "Kok, rasa nggak asing ya? Aku pernah mencium aroma segar gadis tadi," gumam pria tersebut seraya menatap punggung Nazira yang semakin menghilang diantara lalu lalang penumpang. "Yaaa... ! Aku ingat. Gadis pemilik tas berisi buku yang datang kekamarku dua hari lalu!" Pria itu tersenyum penuh misterius. "Boss Fathan! Malah bengong. Ayo! Penerbangan ke Paris tiga puluh menit lagi!" panggil seorang pria membuyarkan lamunan pria bernama Fathan tersebut. Pria bernama Fathan itu tak menyahut, hanya berjalan cepat mendahului pria yang memanggilnya tadi. Sementara Nazira pun tengah berada di pikiran yang kalut. Memory di otaknya seakan memutar kejadian dua hari lalu di salah satu kamar yang berada di Hotel Rames, pinggir Sungai Nil, Kairo. "Kenapa aku ketemu dengan pria menyebalkan itu lagi, sih!" gumam Nazira setelah berhasil menyatukan potongan puzzel kejadian dikamar tersebut akibat tas yang tertukar.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Scandal Para Ipar

read
693.4K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Marriage Aggreement

read
80.7K
bc

Sang Pewaris

read
53.0K
bc

Dilamar Janda

read
319.0K
bc

JANUARI

read
37.1K
bc

Terjerat Cinta Mahasiswa Abadi

read
2.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook