bc

Kellan's Obsession

book_age18+
989
FOLLOW
10.9K
READ
billionaire
possessive
sex
dominant
badboy
goodgirl
bxg
like
intro-logo
Blurb

Mungkin, ini adalah sebuah kesalahan. Membangun hubungan dan menyerahkan diri sepenuhnya pada lelaki arogan bernama Kellan.

Bagi lelaki itu, sebuah hubungan hanya memiliki nilai di dalam kamar. Kenikmatan duniawi merupakan prioritas utama. Saat ia bosan dan jenuh, wanita hanya sekadar sampah baginya.

Karena itulah Violin mundur. Hatinya berlabuh pada orang yang tidak tepat dan terancam hancur sewaktu-waktu. Tanpa kata, dia menghilang begitu saja dari kehidupan Kellan dan semua keglamoran hidup yang lelaki itu tawarkan.

Dua tahun kemudian, dia menikah dengan lelaki baik-baik dan menjadi ibu rumah tangga sederhana. Hidupnya tenang dan kembali lurus.

Hingga tiba-tiba, Kellan hadir dan memporak-porandakan semuanya, termasuk pernikahannya. Lelaki arogan itu menginginkan Violin tunduk lagi di bawah kakinya, menuruti semua keinginannya, dan membuat Violin menebus kesalahan masa lalu karena berani meninggalkannya.

Tetapi, Violin tidak akan semudah itu menyerah kalah. Akan ia buktikan sekuat apa dirinya dalam bertahan menghadapi diktator kejam seperti Kellan.

Kellan bisa memiliki raganya dan menghancurkan keluarganya. Tetapi, tidak akan ia biarkan emosinya luluh. Biar saja raganya jatuh pada iblis itu, asal jangan jiwanya.

chap-preview
Free preview
Malam Terakhir
Malam ini udara Jakarta terasa lembab. Awan menggantung pelan menutupi cahaya bulan setelah sebelumnya mengucurkan jutaan tetes hujan. Jalanan utama tergenang air, membuat banyak mobil terkena cipratan air kotor di setiap sisi. Sementara itu, di sebuah kamar hotel suite room di daerah Jakarta pusat, sepasang manusia saling membagi malam bersama. Detik demi detik mereka lewati seolah tak ada hari esok. Kellan dan Violin. Itulah nama sepasang manusia tersebut. Keduanya adalah pasangan yang telah menjalani hubungan cukup lama. Violin merupakan seorang wanita yang saat ini mampu menjadi candu bagi Kellan. Keberadaan wanita itu semacam ekstasi paling mahal dan langka. Sebanyak apa pun Kellan menikmati kebersamaan bersama Violin, dia tak pernah merasa puas. Kellan menatap wajah wanita di sisinya yang memiliki kecantikan unik. Wajah wanita ini memiliki sentuhan eropa, meskipun lebih dominan ke jawa. Sepertinya pihak neneknya ada yang merupakan blasteran Inggris. Manik mata Violin berwarna cokelat gelap dengan pendar khusus yang tak dimiliki wanita mana pun. Rambutnya yang sepanjang pinggang bergelombang selembut sutra. Semua yang ada pada diri wanita itu laksana perwujudan kecantikan dari dewi alam. Sempurna dan tak bercela sedikit pun. Kellan tak tahu bagaimana ia bisa seberuntung ini memiliki wanita istimewa. Violin yang terbaik dari semua deretan wanita yang pernah ia punya. "Kenapa?" tanya Violin merasa jengah ditatap secara intens oleh Kellan setelah aktifits kebersamaan mereka. "Tidak apa-apa. Hanya mengagumi kecantikanmu." Kellan tersenyum kecil, mengirimkan padangan penuh arti. Violin menelan ludah dan hanya mengangguk kecil. Sulit dipercaya seorang Kellan mampu benar-benar mengagumi sebuah kecantikan. Lelaki predator seperti dia lebih cocok disebut perusak kecantikan. Dalam arti yang harafiah. "Kenapa diam?" tanya Kellan. Sorot matanya menghangat setiap kali memandang wanitanya. "Tidak. Cuma lelah. Tidur, yuk!" Violin menarik sudut bibirnya sedikit, merasa perlu mengumpulkan tenaga dengan beristirahat. "Ayo tidur!" Kellan merengkuh Violin dan menyurukkan kepala di ceruk leher Violin. Dia segera memejamkan mata dan menyambut alam mimpi. Entah kenapa, setiap kali bersama Violin, Kellan selalu merasa tenang dan nyaman. Seperti ia kembali ke dalam rumah. Berbeda dengan Kellan. Pelukan Kellan justru membuat Violin terjaga dan mengusir kantuknya dalam waktu sekejap. Kedua mata Violin menatap langit-langit ruangan dengan pandangan nyalang. Pikiran liar mulai berkecamuk di dadanya. Sudut mata Violin melirik sosok lelaki di sisinya. Lelaki dengan garis rahang yang kuat, wajah maskulin, dan mata hitam sekelam malam. Kulitnya berwarna tembaga, dengan tubuh kekar dan proporsional. Dia lelaki yang bisa menjadi tokoh iklan dan mendongkrak penjualan marketting banyak produk pria. Pertama kali Violin mengenal lelaki ini, saat ia dulu menghadiri pesta atasannya yang merayakan anniversary pernikahan ke dua puluh lima. Kellan berdiri di sudut ruangan dengan setelan armi yang menggoda. Wajahnya yang terpahat sempurna dengan gurat-gurat ketampanan menyiratkan aura sebagai lelaki sejati. Sekelompok kaum wanita sibuk mengelilinginya, seperti sekumpulan ngengat yang mencari cahaya. Tak mengejutkan sebenarnya. Mengingat siapa Kellan dan identitas besar di belakangnya. Kellan Pratama. Seorang Direktur Utama dari PT. Diamond Group, sebuah perusahaan besar yang bergerak dalam bidang properti. Keluarganya memiliki saham terbesar sehingga putra tunggal mereka digadang-gadangkan akan menjadi satu-satunya pewaris. Saat itulah tanpa pernah Violin sadari, tatapan Kellan tertuju padanya. Netra mereka saling mengunci dalam, membawa mereka pada banyak kisah. Siapa sangka, pertemuan itu akan menggiring mereka pada titik ini. … Violin duduk di ruang tamu Suite room hotel. Dia mengenakan piyama dan mengikat rambut panjangnya dalam kuncir tunggal. Wajahnya yang tanpa make up terlihat halus dan lembut. Akan tetapi, matanya menyorot penuh kepedihan. Sebuah gelas kristal berisi wine ia sesap perlahan. Kelopak matanya ia pejamkan pelan, mencoba menikmati sensasi cairan berwarna kemerahan yang membasahi tenggorokannya. Violin mengangkat kedua kakinya dan duduk bersimpuh di atas kursi mahal yang hotel ini sediakan. Dia meletakkan wine di atas meja dan mengambil sebatang rokok dari kotak rokok di sisinya. Sebuah pemantik otomatis ia hidupkan untuk membuat rokok tersebut berfungsi. Dengan perlahan, Violin mulai menyesap rokok tersebut dan membuat ruangan mewah ini diliputi aroma nikotin yang tajam. Sekilas, Violin melirik ke arah tempat tidur yang jelas tak terlihat dari sini. Semoga saja Kellan masih tertidur, memberikan sedikit privasi bagi Violin untuk merenung sejenak. Lelah. Itulah apa yang dirasakan Violin saat ini. Raga dan juga batinnya. Sudah dua tahun ia menjadi wanita Kellan. Memberikan semua hal yang ia punya, hanya untuk dihargai dengan kemewahan sesaat. Hubungan mereka tak terbentuk. Hanya mengalir, saling mencari kepuasan satu sama lain. Nanti jika tiba saatnya, lelaki itu akan mencampakkan Violin sebagaimana puluhan wanita lain dicampakkan sebelum ini. Violin bukannya wanita t***l yang tidak tahu konsekuensi. Justru ia cukup menyadari arti dirinya. Sehingga ketika ia mulai menyadari hatinya bergerak ke arah yang terlarang, dia mulai bersiap-siap untuk pergi. Hubungan mereka saling didasari suka sama suka. Tak ada janji manis muluk-muluk dari satu sama lain. Violin cukup realistis menerima fakta tersebut. Sayangnya, semakin ke sini hati nuraninya memberontak dengan kejam. Berulang kali dia memikirkan hidupnya. Arah mana yang ingin ia capai dan hasrat seperti apa yang ia mau. Usianya telah memasuki dua puluh tiga tahun. Sudah sebarusnya ia berfikir lebih serius. Hidup tak selamanya tentang gairah dan mencari kepuasan fisik. Dia butuh fondasi yang lebih kuat dari pada yang ia jalani sekarang. Layaknya wanita normal, dia mulai menginginkan kehidupan yang sebenarnya. Menemukan suami, berumah tangga, memiliki anak, dan menjalani hari secara sederhana. Kellan memang kekasih yang hebat. Lelaki sukses yang loyal dan memanjakan Violin dengan segudang kekayaan. Tetapi apa nama hubungan mereka jika tak ada rasa cinta? Sementara Violin mulai menberontak memadamkan benih-benih rasa yang tak seharusnya ada. Dia tak ubahnya wanita lacur yang menginginkan kaisar. Hal yang amat mustahil terjadi. Karena itulah, selama tersisa sedikit moral dari hatinya, Violin memutuskan untuk mengambil langkah mundur. Tanpa Kellan. Tanpa rasa bersalah yang kian mengusik. Tanpa rasa malu yang secara berkala menggerogoti nurani. Dia butuh bahagia. Menjalani hari dengan cara sederhana dengan orang yang cukup tulus menghargai dan mencintainya. Dia rindu menjadi wanita biasa. Dia rindu menjadi normal. Tidak apa-apa kehilangan sokongan finansial. Tidak apa-apa memulai sesuatu dari nol. Selama hati nuraninya tak lagi digebrak rasa bersalah. Tetapi Kellan adalah lelaki egomania sejati. Hubungan hanya boleh diputuskan dari pihaknya, tidak sebaliknya. Satu-satunya cara untuk pergi adalah menghilang tiba-tiba. Violin memejamkan mata dan mendesah kecil. Untuk pertama kali dalam hidupnya, dia akan menjadi pengecut dan berlari menjauh dari orang lain. "Kellan, just let me go," bisiknya putus asa, menyimpan banyak kepedihan. Mulai detik ini, kisah mereka hanya akan menjadi kenangan. …

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

Bastard My Ex Husband

read
383.0K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.1K
bc

T E A R S

read
312.6K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook