bc

AIR MATA SAHDA

book_age18+
2.5K
FOLLOW
38.2K
READ
sex
badboy
goodgirl
mafia
drama
bxg
another world
others
Writing Academy
polygamy
like
intro-logo
Blurb

WARNING, Sad Story

Siapkan tisu karena hati dan mata akan terkontaminasi oleh cerita ini...

Setiap wanita selalu ingin bahagia bukan? Namun nasib berkata lain untuk Sahda, wanita muda bernasib naas ini harus membagi cintanya dengan adik nya sendiri. Kehidupan Sahda sangatlah mengkhawatirkan, Sahda seakan tak pernah ada di hadapan mata suaminya yang saat proses ijab kabul sudah sangat ia cintai.

Sebagai wanita sabar, ia selalu mencoba bersikap tegar! Namun, air mata nya tak henti mengalir deras dari pipinya kala meratapi nasib buruknya.

Akankah air mata Sahda berhenti? Atau ia akan mati bersama cintanya kepada suaminya itu? .....

chap-preview
Free preview
Air mata Sahda - Chapter 1
Sahda MaliQi Abqari.. Dia Sahda adalah seorang gadis yang memiliki jiwa mengasihi dan selalu menyayangi orang di sekitarnya, setiap Hari Orang tuanya selalu memanggilnya dengan "Ratu kesabaran". Ya, Nasibnya sangatlah buruk hingga suatu hari pernikahan nya sudah ada di depan mata. Namun, sang mempelai dengan seenaknya begitu saja membatalkan pernikahannya. Entahlah mengapa seperti itu, Dia hanya tersenyum dan berdoa agar kebahagiaan nya akan segera datang. "Entahlah mengapa perasaan trauma untuk menikahpun selalu ada dalam benak ku! Apa Mungkin karena aku selalu gagal dalam menjalani pendekatan. Dan 6 bulan yang lalu Aku menjalankan Taaruf untuk kesekian kalinya. Namun lagi dan lagi aku gagal untuk menikah, bukan karena rasa trauma dari ku saja tetapi karena, Calon suamiku yang selalu membatalkannya! Dan Malam ini adalah Malam yang sangat membingungkan untuk ku." Hatinya selalu bergumam lirih jika seseorang mengucapkan kalimat segera menikah dan Sahda hanya mampu menyikapinya dengan senyuman, walaupun hatinya terasa sakit saat mendengar hal itu. "Tenang saja, semua akan baik-baik saja sayang. Percayalah pada Umma," Sahut Risna, Ibu dari Sahda. Umma Risna adalah Sebutan Mama yang sering dia gunakan, Dan Baba adalah sebutan Untuk Papa yang juga selalu digunakannya sedari kecil. Orang tuanya sangat menyayangi dirinya, sedari kecil Sahda memanglah berbeda. Ia selalu murung dan memiliki sikap tidak percaya diri. Ibu Sahda sendiri bernama Risnawati dan Ayahnya bernama Abqori Maliqi, Sahda adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Adiknya bernama Sahra Maqiah Abqari, mereka hanya terpaut Usia satu tahun. Kata Ummanya, sewaktu dirinya melahirkan Sahda diusia 28 tahun mendapatkan suami yang tidak memperbolehkannya memakai Pil atau Apapun penunda kehamilan dan tak berselang lama dirinya hamil kembali. Dan seperti Apa Kata Orang-orang mereka seperti anak kembar, Sahda Anak yang pendiam dan sedikit tertutup berbeda dengan Sahra yang sangat periang dan juga selalu terbuka dengan segala keadaannya. "Sahra banyak memiliki teman, Tidak dengan dengan ku" Kata Sahda dalam hati kala melihat banyak teman yang datang mendatangi adiknya. Selain memiliki sikap tertutup atau introvert, Sahda memiliki sikap yang dimana dirinya merasa trauma dengan adanya lelaku di sampingnya. Hingga matanya tertutup akan menerima hal baru di dalam kehidupannya, ia seperti tak tahu bagaimana menyikapi hal baru tersebut. Terkadang memang benar Sahda dan Sahra memiliki keberuntungan berbeda, Sahda sering sekali merasa menjadi manusia yang kurang beruntung. Wajah nya yang terlihat jutek dan terlihat tak menarik membuat lelaki enggan menjadi kekasihnya, namun tidak begitu sebenarnya. Sahda memang selalu menjaga jarak dengan lelaki manapun dan itu karena pesan Babanya. Dan hal itu Tidak berlaku untuk Sahra, dia Terbilang wanita Pintar dan Cantik, dia sangat pintar bergaul. Dia juga wanita yang selalu dikagumi banyak pria, dibelakang Baba Sahra selalu berani memiliki Hubungan dekat dengan Pria. Malam itu, Sahra menuntut hak nya yang ingin segera menikah. Apalagi Calon nya sudah menunggu dirinya dan Sahra terlihat berambisi untuk segera menikah. "Umma, sampai kapan Sahra mau nunggu Sada menikah. Lagipula Mas Fathur udah mau siapin semuanya untuk Sahra!" Risna menghela nafasnya, dan menatap Sahda dengan tatapan penuh Iba. "Gak apa kok Umma, Sahda gak merasa keberatan kalau Sahra yang nikah duluan." Jawabnya dengan wajah yang sangat meyakinkan. "Sahda, bukan masalah keberatan nak." "Mmpph,, siapa tahu memang Jodoh Sahra datang duluan. Lagian banyak kok Kaka yang dilangkahin Adiknya tetep aja dapet jodoh" Seru Sahra menyelah kalimat Risna, Sahda terlihat menatap wajah ibunya dan mencoba memohon kepada Mama namun Mama sepertinya tak ingin mendengar kalimat yang aku sampaikan. "Sudahlah, Nanti kalau baba kalian Pulang. Kalian ngobrol aja sama Baba." Cetusnya, "Umma tidak bisa berbicara apa-apa, semua tergantung Baba" Sambungnya, wajah ketus nya itu menandakan dirinya sedang merasa kesal. "Pokoknya kalau Baba, tetep nyuruh Sahra nunggu Sahda. Sahra mau jadi perawan tua Aja!" Gertakan Sahra membuat Sahda sangat bersedih, Sahda menundukan kepala nya. ia terlihat menyembunyikan air mata yang sudah berada disudut mata nya, sesekali ia menyeka air mata itu. "Harusnya kamu belajar kek, Gimana caranya bisa deket sama Cowo. Jadi cewe jangan terlalu introvert, Gak baik tau!" Sarannya membuat hati Sahda semakin merasa sakit. "Dulu kamu terlalu inget pesan Baba sama Umma, lagian kalau cuma kenal mah Gak apa kali! Gak akan buat Dosa juga" Pekiknya sembari menepuk bahu Sahda, Ia masih saja terdiam tak ingin menanggapi kalimat-kalimat frontal dari adiknya itu. "Kamu, terima aja dech lamaran dari Mamanya Mas dendi. Lagian Mas dendi ganteng juga kok!" Cerocosnya kembali. tanpa membalas kalimat apapun, Sahda hanya bisa tersenyum menutupi rasa sakit hatinya karena mendengar setiap umpatan yang diberikan adiknya. Dalam lamunan Sahda berucap dalam hati, "Mas dendi, Aku tahu mas dendi itu baik tapi dia belum tentu mencintaiku. Mas dendi hanya mencintai Bibi Shinta, dan aku tahu itu. Aku juga belum tahu Apa mas Dendi mau menerima perjodohan Mamanya kepada Baba" "Udah deh percaya sama Aku, dia pasti nerima kamu. Lagian umur Mas dendi udah cukup banget, dan Mas Dendi pasti nurut sama Mamanya." Cerocos Sahra masih terdengar hingga ia meninggalkan Sahda dan ibunya, Sahda meneteskan air matanya. Sahda terlihat menangis dan membungkam isakannya. Risna tersadar akan isak tangis anaknya, ia menghampirinya lalu memeluk tubuh Sahda yang terasa sangat lemah. "Sayang, Maafkan adik mu yang mungkin sikapnya lebih keras darimu. Dia baik kok, dia Hanya terlalu jujur saja. tolong jangan tersinggung dengan apa yang ia ucapkan tadi." Ucapan Risna sedikit membuatnya tenang dan krmbali berpikir positif mengenai adiknya itu. sembari memeluk Sahda, Risna pun terlihat menutup bibirnya. Menyeka air matanya dan berpura-pura tenang, namun hatinya sangat rapuh kala melihat wajah sendu Sahda. "aku tahu Umma menangis namun mencoba tegar dihadapanku." Ucap Sahda dalam hati, "Umma, aku akan sabar dan kuat seperti Umma! Itu janjiku pada Tuhan dan pada Umma" Ia menilik wajah ibunya yang terlihat sedang mengusap matanya sendiri, ia pun bertanya, "Umma kenapa menangis, Sahda ngerti kok lagipula mungkin Sahra takut berdosa jika lama-lama menunda pernikahannya." Ucapnya dengan hati yang sangat lapang. "Sahda! " Panggil Risna lirih dan kembali memeluk anaknya. "Maafkan Sahda Umma, Sahda selalu saja membuat Umma bersedih. Sahda janji, Sahda akan membuat Umma bahagia selamanya." Ucap nya penuh keyakinan, dengan suara yang terdengar menahan tangisan dibibir nya. "Tidak anakku, kau tak bersalah. Waktu yang akan menjawab semuanya. Umma akan selalu mendoakan kebahagiaan mu Nak" Umma mengecup keningku dan menyeka air mataku. *** Sepulangnya Ayah Sahda dari kantor, mereka segera melakukan kewajiban Makan malam bersama dirumah. Di hadapan sang ayah tak ada yang berani sepatah katapun berbicara tentang keadaan tadi siang begitupun dengan Sahra yang terdiam dan hanya memberiku kode untuk memulai pembicaraan itu. "Awrgh.." "Kenapa dengan mu Nak?" Tanya Abqori pada Sahda. "Emmmph ini Ba, kaki ku sakit" Jawab nya sediri sembari melirik kearah Sahra, Ia menajamkan kedua bola matanya untuk kakaknya itu dengan harapan Sahda tidak berbicara pada Ayahnya bahwa Sahra lah yang menginjak kakinya. "Kenapa? Apa perlu Baba antar ke dokter?" "Enggak usah Ba, Nanti juga sembuh sendiri kok!' Merekapun kembali melanjutkan makan malam yang sudah tersaji di atas piring mereka masing-masing. Bagi Sahda, Ayahnya adalah sosok lelaki idaman untuknya. Ia selalu berharap memiliki suami seperti ayahnya, sosok lelaki yang tegas namun Lugas. Dan Selama orangtuanya menikah tak pernah sekalipun Sahda maupun Sahra melihat ibunya menangis karena Ayahnya dan ibunya pun adalah sosok wanita yang Shalihah untuk ayahnya. Sahda masih menatap kikuk dihadapan ayahnya, hatinya terus bergumam lirih dan rasa takut itu hadir di dalam benaknya kala ingin mengucapkan kalimat penolakan atas perjodohan yang ayahnya lakukan. Tuk tuk tuk kakinya bergetar, tak hanya kakinya bibirnya pun bergetar hebat. "Ya Tuhan, harus bicara apa ini!" Batin nya bergumam kembali. "Ada apa nak?" Tanya Abqori. "Mmm, itu Ba .... Mmmm, " "Kamu ini, mmmm... Mmmm apa sih? Kok kaya yang bingung gitu!" Ujarnya kembali. "Begini Ba... Mengenai sosok lelaki yang Baba ceritakan sama Sahda!" Ucapnya. "Oh Dendi?" "Mmm, Iya Baba... " Abqori menatap wajah Sahda, "Kenapa dengan Dendi?" Tanya nya. "Mmm, apa dia udah benar-benar mau terima Sahda?" Tanya Sahda. "Mmm, Baba belum berbicara lagi dengan Dendi. Lagipula Dendi masih pulang dari Maroko tiga bulan lagi nak!" "Jika boleh Sahda meminta, carikan saja Sahda jodoh yang dekat. Dengan siapapun itu, Sahda akan menerima Baba!" Wajah Ayahnya berubah jadi garang saat mendengar hal itu. "Kenapa dengan mu? Apa kau tak menyukai Dendi?" "Bukan begitu Baba, Jika memang Baba sudah merasa Mas Dendi baik untuk Sahda.. Mmm apakah...." Kalimatnya sempat terhenti kala ia menatap wajah Ayahnya lalu menundukkan kepalanya, "Begini maksud Sahda, Tiga bulan itu kan bukan waktu yang sebentar! Apa boleh sembari menunggu Mas Dendi, Pernikahan Sahra ditentukan saja dulu." "Aku ikhlas kok Ba, jika memang sudah waktunya, biarkan Sahra yang terlebih dahulu menikah" Lanjut Sahda. Sahda memberanikan diri untuk berbicara kepada Ayahnya, Walaupun hatiknya sedikit terguncang kala melihat sorot mata yang sarkas kala itu. Abqori menatap wajah anaknya, Lalu menatap sedikit ke arah Sahra, Risna terdiam dan sesekali menyeka air matanya yang akan jatuh. Suasana seakan mencekam, sorot mata tajam Abqori benar-benar membuat mereka lemah seketika. "Tatap Mata Baba Sada" Ucap Aqobri sembari menggebrak meja. "Baba..." "Siapa yang memaksamu untuk berbicara seperti itu? Ide dari siapa itu?" Tanya nya Tegas kepada Sahda. "Tidak Baba, itu murni keinginanku!" Tukas Sahda kembali. "Baba sudah putuskan, Sahra akan menikah setelah kau menikah dan ingat Sahda Fathur adalah calon kedua mu! Ayahnya menginginkan dirimu, bukan adikmu!" Kalimat tegas itu membuat Sahra sedikit sakit, "Dan Abi Daud sudah sabar menunggu keputusan Dendi." Dendi dan Fathur sendiri adalah saudara sepupu, selama ini Ibunya Dendi memang sangatlah ingin menjadikan Sahda menantunya begitupun dengan Orang tua dari Fathur sendiri yang selalu bermimpi bahwa Sahda menjadi menantunya. Namun, ketidak percayaan diri Sahda selalu hadir dalam benaknya. "Dan ingat!!! Ini sudah keputusan Baba, tidak ada yang boleh menyela nya!" Abqorin pun meninggalkan mereka yang masih terdiam dan terpaku duduk di kursi meja makan itu, Sahra menangis mendengar kalimat tegas dari bibir Ayahnya yang mungkin tak akan bisa mereka bantah. Sahda menunduk dan terlihat merasa bersalah dengan apa yang Sahra rasakan saat ini, apalagi lelaki pilihan ayahnya yang kedua adalah kekasih Sahra. "Umma, Mas Fathur akan membatalkan pernikahan ini bersama kak Sahda jika memang akan terjadi dan Aku akan pastikan itu!!!!" Ucap Sahra dengan penuh amarah, "Dan satu lagi, Sahra akan menjadi perawan tua!! jika Mas Fathur dan Sahra Gagal melakukan pernikahan ini!!" Ancamnya sembari berlalu pergi dan meninggalkan Sahda serta Risna yang berada di atas meja makan. Melihat sarkas nya kalimat ancaman Sahra, Risna pun menangis dan Sahda terlihat mencoba menenangkannya. Ia beranjak dari duduknya dan menghampiri Risna, "Umma, Jangan menangis. Sahda mohon!" Sahda memeluk Risna, Risna pun tak kuasa menahan tangis yang sedari tadi di tahan olehnya. "Umma tak kuasa melihatmu bersedih sayang" Mereka pun akhirnya berpelukan, Sahda mengerti perasaan Umma nya dan Sahda tahu jika keputusan yang sudah dibuat oleh Ayahnya tidak akan pernah di ubah kembali. . . .

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bukan Ibu Pengganti

read
525.9K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

Because Alana ( 21+)

read
360.3K
bc

Pengganti

read
301.7K
bc

Escape from Marriage - Kabur dari Derita Pernikahan Kontrak

read
256.7K
bc

CEO Mesum itu Suamiku

read
5.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook