bc

Arne

book_age16+
744
FOLLOW
2.6K
READ
others
dark
drama
tragedy
twisted
sweet
Writing Challenge
city
royal
another world
like
intro-logo
Blurb

Arne merupakan seorang putri dari kerajaan Cayson yang sangat di cintai para anggota kerajaan. Parasnya yang cantik dan juga sopan santunnya membuat banyak orang menyukainya. Hidupnya bisa dibilang sangat sempurna. Tetapi semuanya berubah ketika Arne dijodohkan dengan Putra Mahkota kerajaan Syden. Status Arne yang hanya seorang Putri tidak dapat membuatnya menolak perjodohan itu. Dan yang lebih parahnya lagi Putra mahkota tersebut telah memiliki seorang selir yang sedang mengandung.

Perasaan cintanya kepada Sargon yang berstatus kepala pengawal kerajaan, harus dia hentikan.

___

"Aku sudah sampai di sini, akan aku lakukan semuanya sesuai kemauan ku. Aku akan menjadi Ratu di kerajaan Syden. Dan juga anakku lah yang akan meneruskan tahta kerajaan ini. Tidak seorang pun." Tutur Arne.

chap-preview
Free preview
Bagian Satu
"Putri.. ini sudah waktunya untuk menyapa yang mulia Raja. Anda harus segera bangun." Pelayan yang bernama Sally mencoba untuk membangunkan putri cantik dan jelita dari kerajaan Cayson.  "Aku akan bangun sepuluh menit lagi. Kau tenang saja Sally. Siapkan saja bajuku." Ucap sang putri. "Tapi putri.. Hari ini akan ada pengumuman penting yang akan disampaikan Raja. Anda harus segera bangun. Jika tidak kami akan terk--" "Baiklah.. baiklah. Aku sudah bangun. Kau ini banyak sekali bicara Sally. Sekarang aku tau kenapa Ratu memilihmu sebagai pelayanku." Putri langsung duduk dan menatap jengah Sally. Sedangkan Sally hanya tersenyum dan menundukkan kepalanya. "Siapkan air mandiku." Perintah sang putri. "Semuanya sudah siap Putri. Anda tinggal bangun saja." Balas Sally. Sang Putri hanya bisa menghela napas dan langsung menuju tempat dirinya untuk membersihkan diri.  --- Semua pelayan hanya bisa diam dikarenakan sang Putri mereka, sedari tadi mengeluhkan tentang bajunya. Terutama Sally. Dia yang sedari tadi di ceramahi oleh sang putri. Tapi dia hanya bisa diam dan tidak berani mengatakan sepatah kata pun. "Aku sudah bilang Sally.. aku tidak suka memakai baju ini. Lihatlah baju ini sangat jelek untukku. Bagaimana bisa seorang Putri memakai pakaian seperti ini."  Sally hanya bisa diam. Dia tidak bisa berkata apapun. Padahal menurutnya, apapun yang dipakai oleh sang putri akan menjadi sangat cantik dan bagus.  "Baju itu sangat cocok untuk mu Arne." Suara bariton itu membuat putri dan beberapa pelayan langsung berbalik dan menundukkan kepalanya. Senyuman dari pria itu mampu membuat semua orang luluh. Tapi tidak dengan Putri Arne. Dia malah semakin kesal. Dia sangat bosan dengan pria yang ada di depannya sekarang. "Pembohong." Ucapnya. "Aku tidak berbohong!" sanggahnya. "Sudahlah. Semua orang di istana ini tau siapa Arthur. Pangeran pembohong. Dan sayangnya ia adalah kakakku. Aku sangat menyesali itu." Ucap sinis Putri Arne. "Kau! Berani sekali kau berkata seperti itu kepada kakak mu. Sini kau!" Pangeran Arthur langsung mencengkram leher Putri Arne dengan lengannya. Dan itu membuat putri Arne berteriak. Para pelayan hanya bisa melihat tanpa berbuat apa-apa. Kedua kakak beradik ini memang selalu bertengkar.  "Lepaskan tangan kotor mu itu dari leher ku! Dasar pangeran pembohong!"  "Aku berkata jujur! Kau selalu saja tidak percaya kepadaku!" Pertengkaran mereka berdua membuat para pelayan tersenyum tipis. "Apa yang kalian berdua lakukan?" Kedua kakak beradik itu langsung melepaskan diri dan menundukkan kepalanya. Begitu pula dengan para pelayan.  "Kalian ini.. selalu saja bertengkar. Aku tidak habis pikir dengan kalian berdua." kekehnya. Dia sudah tau jika kedua kakak beradik ini selalu bertengkar. Tapi tetap saja, pemandangan itu membuatnya sedikit panas. "Bukan seperti itu. Tapi pangeran pembohong ini selalu saja mengeluarkan ucapan yang sangattt bohong! Ngomong-ngomong apakah putra mahkota juga terlambat?" Tanya putri Arne. "Arne.. kenapa kau selalu saja memanggilku putra mahkota. Aku ini juga kakak mu."  "Kak Areez sudahlah. Adikku ini memang tidak beres. Jadi maklumin saja." Ucap pangeran Arthur. "Bukan seperti itu. Jika aku memanggilmu kakak, Ratu pasti akan memarahiku. Aku harus mengetahui derajat ku sejak awal, Putra mahkota." Ucap putri Arne. "Arne apa yang kau katakan! Kau tidak boleh seperti itu. " tegur Pangeran Arthur. "Aku akan berbicara kepada Ibunda supaya ia tidak terlalu menekan mu." Ucap putra mahkota Areez. Setelah mengatakan itu, dia berjalan mendahului Pangeran Arthur dan Putri Arne. Tapi dia kembali menoleh ke arah belakang dan mengatakan sesuatu yang membuat hati Putri Arne sedikit menghangat. "Baju itu sangat pas untukmu. Kau semakin terlihat cantik Arne." Setelah mengatakan itu, putra mahkota Areez kembali berjalan meninggalkan Arthur dan Arne. "Dia sangat baik kepadamu. Tapi sikapmu selalu saja tidak baik kepadanya. Aku sangat kecewa dengan mu." Ucap Arthur. Dia pun berjalan mendahului Arne. Arne hanya bisa menghela napas panjang. Dia tau dia terlalu jahat dengan Areez. Tapi dia sangat kesal kepada ibu dari pria itu. "Sally.. apakah aku salah?" "Menurut saya, anda salah Putri. Tidak seharusnya anda bersikap seperti itu."  "Aku salah menanyakan hal ini kepadamu. Kau selalu menyalahkan ku!" Jawab ketus Arne. Dia pun berjalan dan diikuti oleh para pelayannya.  --- Arne berjalan menuju altar yang panjang ini. Dia selalu benci berada di sini. Senyuman palsu dan kadang hinaan selalu ia dapatkan. Arne menundukkan kepalanya kepada sang Raja yang sudah duduk di singgasana yang ada di depannya. Dan di sebelah kanan Raja, ada Ratu. Wanita yang sangat Arne benci. Satu lagi, wanita di sebelah kiri sang Raja. Ibundanya. Selir utama Raja. Ia Arne dan pangeran Arthur bukan lahir dari rahim sang Ratu. Dia lahir dari rahim selir yang sangat lembut dan juga penuh perhatian kepada anak-anaknya. "Selamat pagi Ayah. Pagi ini anda kelihatan sangat bahagia. Tadi malam aku mendoakan Ayah supaya panjang umur dan sehat selalu. Agar aku bisa selalu tinggal di Istana ini." Ucap Arne. Ada sedikit sindiran yang ia ucapkan.  "Tentu saja. Melihat Putriku tersenyum dan mendengar mu mendoakan ayah mu ini, membuatku semakin sehat." Ucap sang Raja. Tapi satu yang sangat Arne syukuri. Dia terlahir menjadi putri satu-satunya dari Raja Mentar. Dan tentu saja itu membuatnya sangat di sayangi oleh sang Ayahanda. "Tidak patut seorang Putri dari kerajaan Cayson terlambat datang. Bahkan Putra mahkota datang duluan dari pada Putri? Aku tidak habis pikir dengan mu. Kau harus meningkatkan disiplin mu Putri." Ucap sang Ratu.  "Akan saya lakukan, Ratu." Arne hanya bisa menuruti setiap ucapan sang Ratu. "Tidak masalah. Putri Arne pasti memerlukan waktu yang cukup banyak untuk berdandan dan lainnya. Jadi wajar jika dia sedikit terlambat. Duduklah Putri." Bela sang Raja. Pembelaan itu membuat Arne semakin menyayangi sang ayahanda. Dia pun langsung berjalan di tempat duduknya yang sudah di tata oleh berbagai makanan. Arne tersenyum tipis. Kali ini menu nya merupakan makanan yang sangat dia sukai. Arne sangat tidak tahan untuk langsung memakan semua itu. Anggukan dari sang Raja membuat mereka semua langsung memulai memakan. Arne sangat menikmati makananya. Bahkan mulutnya sampai penuh dengan banyaknya makanan yang masuk. Melihat Arne makan seperti itu, Ratu langsung menoleh ke arah Arne.  "Putri.. perhatikan makan mu! Apakah seorang Putri makan seperti itu?" Tutur Ratu kepada Arne. Arne pun langsung memelankan kunyahan nya dan makan dengan pelan. Teguran Ratu membuat Arne memelankan cara makannya. Setelah selesai makan, mereka semua masih menunggu untuk pengumuman yang akan Raja beritahu. "Aku berencana untuk mengirimkan seseorang pergi ke kerajaan Syden." Ucap sang Raja. "Untuk apa Raja?" Tanya Putra mahkota Areez. "Tentu saja menjalin persahabatan antara kedua kerajaan. Lagian kita sudah lama tidak mengirimkan hadiah kepada mereka." Mereka semua menganggukkan kepalanya. Tanda mengerti. "Siapa yang akan kita kirim ke sana. Atau mung--" Ratu langsung memotong ucapan Raja. "Bagaimana jika kita mengirim Putri Arne?" Ucap sang Ratu. Putri Arne yang sedari tadi hanya diam langsung mengarahkan pandangannya ke arah sang Ratu. Dia sangat tidak suka dengan anjuran sang Ratu.  "Tidak mungkin kita mengirim Putri. Kalau begitu, aku saja yang pergi Raja." Putra mahkota Areez langsung mengajukan dirinya. Tapi semua itu langsung ditolak oleh sang Ratu. "Tidak bisa! Kau tidak bisa keluar dari kerajaan." Tegas Ratu. "Kenapa?" Putri Arne langsung berdiri dan menatap tajam sang Ratu. "Kenapa putra mahkota Areez tidak boleh sedangkan aku harus? Bukankah seharusnya dia yang pergi? Dia penerus kerajaan Cayson dan dia yang harusnya pergi. Bukan aku yang hanya seorang Putri dan tidak mempunyai kekuasaan apapun." Ucap putri Arne. "Karena dia seorang penerus! Dia tidak boleh keluar. Bagaimana jika pihak musuh menyerangnya?" Ratu langsung menjawab pertanyaan Putri Arne. Mendengar perkataan Ratu, Putri Arne langsung tersenyum miring. "Dia tidak boleh terluka. Dan jika aku yang diserang oleh musuh? Itu tidak masalah? Ratu.. engkau sangat peduli terhadap anakmu. " Ratu yang mendengar perkataan Putri Arne langsung berdiri. Dia menatap Ratu dengan pandangan yang tidak suka.  "Kau menyindir ku Putri? Berani sekali kau berkata seperti itu!" "Sudah cukup! Kalian berdua selalu saja bertengkar." Ucap tegas sang Raja. Putri Arne dan Ratu pun langsung diam dan duduk di tempat semula. "Aku tidak bisa mengirim Putri Arne. Jika dia yang pergi, mereka akan berpikir kalau aku akan menikahkan sang Putri dengan Pangeran mereka." "Bukankah itu bagus Raja? Lagian umur Putri Arne sudah cukup untuk menikah. Lagian bagus jika kita membangun ikatan pernikahan diantara kedua kerajaan." Ucap sang Ratu. Semua orang hanya bisa diam. Tidak berani mengatakan apapun. Tetapi tidak dengan sang Putri. "Aku tidak mau!" seru Arne dengan suara yang lantang.  "Kau menentang ku Putri? "Iya! Aku menentang mu, Ratu. Aku tidak akan pergi. Bagaimanapun juga aku tidak akan pergi. Aku akan tetap di sini. Aku tidak akan tertipu oleh mu." Setelah mengatakan itu, Putri Arne langsung berjalan dan ingin meninggalkan tempat ini. Tapi tindakannya itu langsung dicegah oleh sang Raja. "Putri duduk di tempat mu!" perintah Raja.  Langkah Arne langsung berhenti dan melihat ke arah sang Raja. "Aku sudah selesai Ayah. Aku mau kembali ke kamar ku." Ucapnya. "Kau akan aku kirim ke kerajaan Syden untuk mengirim berbagai hadiah." Ucapan Raja membuat Arne langsung terkejut. Dia tidak percaya jika Ayahnya memerintahkannya untuk mengantar itu semua. Bagaimana bisa. "Ayah.. apa kau sedang bercanda? Aku yang mengantar?" Tanya Arne sekali lagi. "Iya. Kau yang akan mengantarnya. Lusa kau akan pergi ditemani oleh Kapten Sargon dan beberapa pengawal lainnya." "Tapi.. tapi aku ti--" ucapan Putri Arne langsung dipotong. "Ini perintah! Dan tanpa ada penolakan." Tutur Raja Mentar. Putri Arne hanya bisa diam. Dia tidak bisa lagi melawan perintah itu. Dia pun langsung berjalan menuju kediamannya. Amarahnya sangat ingin dia keluarkan. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun. Setelah sampai di kamar, Arne langsung melampiaskan semua amarah dan kekesalannya. Dia bahkan memecahkan beberapa guci yang tersusun rapi di atas meja. Para pelayan yang mendengar keributan di dalam kamar langsung dan masuk dan sangat terkejut mendapatkan kamar Putri mereka sudah sangat berantakan. Mereka hanya bisa menghela napas ketika melihat sang Putri sudah terduduk di atas kasur dengan napas yang masih memburu. Arne sangat ingin mendatangi Ratu dan menjambak rambutnya. Tetapi semua itu hanyalah hayalannya semata.  Sally yang melihat itu langsung mendekat ke arah Putri Arne. "Dengan keadaan seperti ini, sepertinya Putri lebih baik untuk menenangkan diri dan cari angin di luar. Akan saya temani."  Tawar Sally kepada Arne. Mendengar itu, Arne langsung berdiri dan merapikan bajunya yang sedikit berantakan. "Aku akan pergi keluar sendiri. Kalian benahi saja kekacauan ini." Semua pelayan menundukkan kepalanya dan setelah itu Arne langsung keluar. Mencari udara segar dan menenangkan dirinya. --- Arne sangat menikmati pemandangan yang ada di depannya. Menikmati pemandangan sungai dan udara yang sangat segar. Tanpa sadar dia memejamkan matanya dan menikmati udara yang menerpa seluruh tubuhnya. "Aku dengar Syden kerajaan yang sangat indah." Suara bariton itu membuat Arne langsung membuka matanya dan melihat siapa yang berbicara kepadanya. Setelah menoleh, Arne langsung menundukkan kepalanya, memberi hormat kepada sang Putra mahkota. Putra mahkota Areez langsung berjalan dan berhenti tepat di sebelah kanan Arne. Dia melakukan seperti yang dilakukan oleh Arne.  Arne yang melihat itu hanya diam. Beberapa detik kemudian, sang Putra mahkota membuka matanya dan menoleh ke arah Arne. "Aku sering memperhatikan mu. Jika kau dalam keadaan yang buruk, kau pasti berada di sini." Ucap Areez kepada Arne. "Terimakasih sudah memperhatikanku Putra Mahkota." ucap Arne dengan senyuman palsunya. "Berhenti memanggilku dengan sebutan itu Arne! Aku sama sekali tidak menyukai panggilan itu. Kau terlalu formal kepada ku." Tegur Areez. Areez kembali menatap sungai yang ada di depannya. "Kau masih ingat, Arne? Dulu kita bertiga selalu bermain di sini. Menikmati udara dan suara sungai yang mengalir. Bahkan kadang kita sampai ketiduran dan dicariin oleh beberapa pelayan. Kita juga kadang menaiki perahu itu. Kau selalu menampung air sungai dengan kedua tangan mu. Sedangkan aku dan Arthur yang mendayuh perahu itu. Tapi.. setelah perahu itu jatuh dan membuat kita bertiga jatuh ke dalam sungai, semuanya sudah berubah. Kau tidak pernah lagi tertawa kepadaku. Kau juga tidak pernah bermain kepadaku lagi." "Benar. Semuanya berubah setelah hari itu. Kau tau kenapa aku tidak mau bermain bersama mu lagi?  Kau tau kenapa aku tidak mau tertawa kepada mu? Karena aku sangat ingat kejadian itu. Kejadian yang sangat menyakitkan bagi ku dan Arthur." "Arne.. aku tidak mengerti maksud mu."  "Iya. Kau tidak mengerti. Kau juga tidak mengerti menjadi kami. Kau tau setelah kita tengelam hari itu? Semua pelayan langsung masuk ke sungai dan menyelamatkan mu. Hanya kau. Setelah mereka mendengar jeritan dari Arthur, mereka baru menolong ku dan Arthur. Dan saat itu kau pingsan. Mendengar kabar itu, Ratu dan Raja langsung mendatangi mu dan khawatir dengan mu. Aku dan Arthur mendapat banyak sekali amarah dari Ratu. Bahkan.. ibu kami, dia di hina karena kami. Karena kami hanyalah anak seorang selir. Dan kami tidak pantas bermain oleh sang Putra mahkota." Air mata Arne menetes ketika menceritakan semua masa lalu yang sangat ia ingat itu. Dia sama sekali tidak bisa melupakan kejadian itu. Kejadian yang membuat ibunya dipermalukan. Semuanya masih terasa jelas di ingatannya. "Arne.. aku benar-benar minta maaf. Aku tidak tau itu terjadi. Kau tau aku sangat menyayangi kalian berdua." "Benar. Kau sangat menyayangi kami. Tapi semua itu tidak berlaku untukku lagi. Semuanya sudah lenyap. Kebersamaan kita sudah lenyap hari itu juga." Ucap Arne. Setelah mengatakan itu, dia hendak berjalan meninggalkan Areez, tetapi dengan sigap Areez menahan tangan Arne untuk tidak pergi. "Kau masih tidak bisa melupakan semua itu Arne? Aku bahkan sudah melupakannya. Sekarang, ayo kita perbaiki semuanya." Ucap Areez. Dia juga memberikan senyuman yang sangat manis kepada Arne. "Kau pasi bisa melupakan itu dengan mudah. Tapi tidak untuk ku. Aku tidak mungkin bisa melupakan semua hinaan di hari itu. Tidak akan pernah." Ucap Arne dan menghempaskan tangan Areez. Tetapi Areez kembali menahan tangan itu. Tapi kali ini, dia menariknya dan membuat Arne jatuh ke dalam pelukannya. Arne yang mendapatkan perlakuan seperti itu sedikit terkejut. "Aku akan memastikan kau tidak akan mendapatkan hinaan itu lagi. Akan aku pastikan itu. Jadi ku mohon.. maafkan aku. Kembali seperti dahulu, Arne." Areez mengelus    rambut panjang Arne dengan tulus. Dan Arne dapat merasakan itu. Mendengar ketulusan Areez, tanpa sadar Arne meneteskan air matanya. Dia tidak tau kalau dia sudah sangat jahat kepada pria yang ada di depannya ini. Areez akhirnya melepaskan pelukan mereka. Dia menghapus air mata Arne yang menetes. Senyuman Arne terlihat jelas saat itu.  Areez menghela napas panjang. Setelah ia menghapus air mata Arne, dia berjalan mendahului Arne. Hendak meninggalkan Arne. Tetapi belum beberapa langkah ia berjalan, suara Arne membuatnya berhenti dan ia tersenyum. "Mau naik perahu, kak?" Mendengar itu, Areez langsung menoleh dan mendapati Arne yang tersenyum seperti dulu. Senyuman yang dulu sering ia lihat di wajah wanita ini. Areez pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dia mengulurkan tangannya kepada Arne.  Dan dengan senang hati Arne menyambut tangan itu. Mereka berdua berjalan menuruni tangga dan mendapati perahu berwarna merah di situ. Dengan cepat Areez langsung masuk ke dalam perahu tersebut dan setelah itu dia mengulurkan Tangannya kembali untuk membantu Arne. Akhirnya mereka berdua berada di atas perahu, seperti dahulu. Masa lalu yang dulu sangat ia sukai. Akhirnya sekarang Arne dapat merasakannya kembali. Biarpun ada sesuatu yang sedikit berbeda sekarang.  Areez pun langsung mendayuh perahu itu. Senyuman Arne tidak luntur sedari tadi. Dia sangat menikmati pemandangan ini. Tanpa sadar ia menurunkan tangannya ke dalam air dan menampung air tersebut dengan kedua telapak tangannya. "Aku sangat merindukan momen seperti ini. " Ucap Arne. "Kita kekurangan satu orang Arne." Arne tertawa mendengar perkataan Areez. "Biarkan saja dia. Dia tidak di perlukan lagi di sini." Mereka berdua tertawa. Arne dan Areez tersenyum ketika melewati jembatan yang berada di atas mereka. Tapi pandangan mereka teralih ketika melihat dua orang yang berada di atas sana. Arthur dan kapten Sargon melihat mereka berdua dari atas jembatan. Arthur yang melihat itu langsung melebarkan kedua matanya. Dia tidak percaya apa yang ia lihat sekarang. "Apa yang kalian lakukan?! Kalian naik perahu tanpa ku?! Ya!" Jerit Arthur kepada Arne dan Areez. Mendengar itu, Arne dan Areez tertawa dengan sangat kuat. Arne yang melihat kekesalan kakaknya langsung mengulurkan lidahnya keluar. Bermaksud mengejek sang kakak. Melihat itu kekesalan Arthur kembali naik. "Lihat saja nanti!" Katanya. Tetapi tidak bisa ia pungkiri, kalau ia sangat senang melihat pemandangan yang ada di depannya. "Kau lihat itu Sargon? Aku sudah menantikan momen ini. Aku tau, cepat atau lambat Arne akan berdamai dengan masa lalu itu." "Putra mahkota Areez terlihat sangat senang. Aku belum pernah melihatnya seperti itu." Ucap Sargon. "Tentu saja. Dia hanya bisa bahagia seperti itu ketika bersama Arne. Aku bisa merasakan itu." "Maksud pangeran, Putra mahkota itu.." "Iya. Dia mencintai adik ku. Aku dapat merasakannya. Tapi itu tidak buruk. Jika dia menikah dengan Arne itu sangat bagus, bukan?" Arthur menoleh dan tersenyum kepada Sargon. Sedangkan Sargon hanya diam. "Ayo kita susul mereka. Aku tau di mana mereka berhenti." Arthur mengajak Sargon. Mereka berdua pun  pergi menyusul Arne dan Areez. ---- Arne melepas sepatunya dan meletakkan kedua kakinya ke dalam air. Menikmati dinginnya air itu. Setelah dia dan Areez selesai menaiki perahu mereka berdua hanya duduk di sini. "Kau selalu mencelupkan kaki mu di dalam air. Apa kah itu tidak dingin?" Tanya Areez. "Tidak kak. Ini sangat segar. Aku sudah lama tidak melakukan ini." "Kau akan sakit nanti." "Tidak akan." Arne kembali meletakkan kakinya ke dalam Air. "Kalian tega sekali kepada ku! Bagaimana bisa kalian melakukan itu. Aku tidak menyangka kepada kalian berdua."  Ketenangan Arne dan Areez langsung lenyap ketika suara Arthur di dengar oleh mereka. Areez langsung bangkit dari duduknya dan mendekati Arthur. Arne yang melihat itu pun juga ikut berdiri. "Aku tadi berniat mengajak mu, tapi aku sama sekali tidak melihat batang hidung mu. Lain kali kita akan menaiki perahu itu." "Kak.. kau tega kepadaku. Kau hanya mengajak adik durhaka ini." Arthur menunjuk ke arah Arne. Arne yang mendengar itu langsung menatap tajam Arthur. "Kau yang sebenarnya kakak durhaka. Aku ini adik yang sangat baik. Benar kan kak?" Ucap Arne. Dia langsung memegang lengan Areez erat dan menatap lembut sang kakak. "Tentu saja. Kau adik yang sangat baik. Aku sangat beruntung memiliki mu." Ucap Areez. "Kau dengan itu pangeran Arthur? Hanya kau kakak yang berkata kalau adiknya durhaka. Ckckck.." Arne menatap tajam Arthur. Areez melepaskan dirinya dari Arne dan mendekati Arthur. "Sudah lah Arthur. Nanti kita akan menaiki perahu itu." Areez dan Arthur berjalan meninggalkan Arne dan Sargon. Arne yang melihat itu hanya tersenyum. Dia berjalan dan hendak mengambil sepatu yang tadi dia lepas. Tetapi langkahnya berhenti ketika Sargon sudah lebih dahulu mengambil sepatu itu. Dia juga menundukkan badannya. Setelah itu, dia mengambil sapu tangan dari kantong bajunya dan menggunakan sapu tangan itu untuk mengelap kaki sang Putri. Putri Arne hanya bisa diam. Tapi senyum tipis terukir di bibirnya. Setelah mengelap kaki Arne, Sargon memakaikan Arne sepatunya. Setelah selesai dia berdiri dan menatap sang Putri. Arne langsung mengulurkan tangannya kepada Sargon. Sargon yang masih belum mengerti mengernyitkan dahinya. "Berikan sapu tangannya. Aku akan mencucinya." Ucap Arne kepada Sargon. Tapi Sargon langsung menolak niat baik sang Putri. "Tidak perlu Putri. Aku yang akan mencucinya. Kau tidak perlu repot-repot melakukan nya." Ucap Sargon. Dia langsung menyimpan sarung tangannya di dalam kantong bajunya. Tapi bukan Arne namanya kalau tidak bisa memiliki apa yang ia mau. Dia masih memaksa Sargon. "Berikan kepada ku! Ini perintah." Tapi sekali lagi Sargon tidak mengindahkan perkataan Arne. Arne menghela napas panjang dan mendekatkan dirinya ke Sargon. Detik berikutnya dia mengambil sarung tangan itu di dalam kantong baju Sargon. Setelah mendapatkannya Arne tersenyum. Sargon sedikit terkejut mendapatkan perlakuan seperti itu. Jarak dirinya dan Arne sangat dekat. Sargon bahkan bisa mencium wangi rambut Arne. Arne mendongakkan kepalanya dan menatap Sargon. "Akan aku balikkan nanti." Ucapnya sambil tersenyum. Melihat senyuman Arne, Sargon merasa tersihir. Dia tidak bisa melepaskan pandangannya dari Arne. Saat itu dia berpikir bahwa Putri Arne seperti Dewi yang sedang tersenyum kepadanya. ---

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mrs. Fashionable vs Mr. Farmer

read
421.0K
bc

When The Bastard CEO Falls in Love

read
369.9K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Everything

read
277.9K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook