Part. 1 Kehidupan Daisha Kecil
Flash back * POV Ibu Daisha
Ibu Karyati adalah sosok wanita yang pekerja keras ia juga rajin beribadah, ia tidak pernah meninggalkan sholat bahkan ia rajin menunaikan sholat sunnah setiap kali dirinya hendak berangkat untuk berjualan rujak cingur ia menikah dengan suami yang pertama dan di karunia dua orang putri setelah tigabelas tahun menikah ibu Karyati berpisah dengan suaminya karena merasa tidak tahan, suaminya seorang pemabuk dan suka berjudi membuat ibu karyati memutuskan bercerai.
Selang setahun setelah bercerai ibu Karyati memutuskan untuk menikah lagi kehidupannya bahagia sampai akhirnya ia mendapatkan tiga orang putra, setelah memiliki tiga orang anak dan dua orang anak dari suami pertamanya bu karyati harus banting tulang untuk membiyai kehidupan putri dan putranya, setelah lima tahun menikah dengan suami keduanya suami yang keduanya justru meningggalkan ibu karyati.
Setelah dua tahun menjanda ia kembali membangun rumah tangga dengan harapan pernikahannya yang ketiga akan memberikan kebahagian, setelah setahun menikah ia dikarunia seorang putri bernama Daisha Zian Syafrina adalah wanita kuat hidupnya penuh kesabaran. Ibu Karyati pindak ke jakrta bersama suami dan putrid pertamanya, serta anak-anaknya yang lain. Namun setelah setahun tinggal di Jakarta suaminya selalu berpetualang ia hanya satu bulan sekali datang kerumah.
Ia menjalani hidupnya penuh dengan tantangan, semasa kecil Daisha tidak pernah mengenal kasih sayang dari sang ayah. Saat usia Daisha berumur 7 bulan Bu Karyati mengandung lagi usia kandungannya sudah menginjak dua bulan, merasa iba akan adik kandungnya kakak ibu karyati akhirnya mengadopsi atau mengangkat Daisha menjadi anak angkatnya. Istrinya tidak memiliki anak sudah hampir tiga tahun membina rumah tangga Pak adi merasa kesepian dan diangkatlah Daisha sebagai anaknya.
‘Nduk aku kasihan sama kamu, anak-anak kamu banyak sekarang ditambah lagi kamu sedang hamil, sudah dari pada kamu repot ngurus anak-anak kamu yang kecil, biar saya saja yang mengurus putrid kamu yang masih bayi, biarin puspa yang mengurus Daisha, sudah tiga tahun kita menikah tapi tidak juga diberikan anak mudah-mudahan dengan saya mengangkat Daisha saya memiliki keturunan.” Ucap Pa Adi.
Awalnya bu karyati menolak karena harta yang paling berharga yaitu anak-anaknya, dengan berbagai bujukan dari Pak adi dan istrinya akhirnya bu Karyati mengiyakan Daisha diurus oleh Pak Adi.
Daisha Kecil sangat cantik, putih juga sangat montok mereka memperlakukan Daisha seperti putrinya sendiri, kasih sayang dari Pak Adi dan Bu Puspa menjadkan kebahagian bagi Daisha, ia dari kecil sudah terlihat akan kepintarannya, ibu angkatnya selalu mengikut sertakan pada acara lomba-lomba balita, ia terpilih salah satu balita sehat, dan cerdas dikampungnya.
Pak adi dan Puspa merantau ke Jakarta ia juga membawa serta Daisha ikut merantau ke Jakarta, untuk berjualan Bakso dan mie ayam. Usaha Pak Adi cukup ramai usahanya semakin maju namun ia justru kembali lagi ke hobinya yaitu berjudi ia hampir mengalami kebangkrutan namun karena kesetiaannya bu Puspa pada Pak Adi akhirnya usahanya bangkit kembali. Setelah berjaya ia sudah kuwalahan jika harus memiliki satu karyawan ia kemudian merekrut dua pegawai lagi, usahanya semakin maju setelah adanya pegawai baru.
Setelah sekolah Dasar ia menginjak dibangku kelas enam barulah ia tahu bukan Pak Adi dan bu Puspa orangtua kandungnya. Meski Daisha kecewa namun ia akhirnya mengerti setelah diceritakan yang sebenarnya. Daisha merasakan kehidupan yang sangat bahagia, ia juga selalu mengatakan pada teman-temannya orangtuanya adalah orangtua yang sempurna karena ia selalu dimanjakan oleh ibu angkatnya.
Setelah tiga belas tahun menikah Pak Adi justru belum juga dikaruniai anak, ia merasa percuma banting tulang usaha yang maju tapi ia belum memiliki keturunan yang berasal dari darah dagingnya, entah kenapa justru Pak Adi mulai bermain Api dengan salah satu pegawainya sampai akhirnya ia hamil. Bu Puspa tidak terima akhirnya ia meminta cerai dengan Pak Adi dan kembali pulang kampung.
Diasha sangat sedih harus berpisah dengan ibu angkatnya, meski ia tahu ibu Puspa bukan ibu kandungnya daisha merasa sedih dan kehilangan kasih sayangnya, berbeda dengan Istri barunya Daisha bahkan tidak merasakan dirinya dikasihi dan disayangi karena ia sudah memiliki anak hasil perselingkuhannya dengan Pak adi.
Daisha kembali kerumah orangtua kandungnya, ia masih merasakan hangatnya kasih sayang seorang ibu tapi tidak dengan kasih sayang seorang ayah. Daisha memiliki adik yang usianya berdekatan dengannya, ia selalau mengalah terhadap adiknya, Daisha mulai tertutup ia tidak pernah meminta ini itu bahkan ia tidak pernah menuntut kepada ibu kandungnya, adik-adiknya serta kakaknya mulai sayang padanya.
Daisha harus rela dirinya menerima kenyataan bahwa orangtuanya hidup dengan kerja keras berbeda dengan ayahnya yang merupakan seorang petualang bahkan ia tidak pernah sekalipun merasakan kasih sayang seorang ayah, ia selalu ingat diusianya yang masih delapan bulan ia diangkat sebagai anak oleh pakdenya kakak dari ibu Daisha, ia diangkat oleh pakdenya karena istrinya tidak memiliki anak, tapi setelah usia 12 tahun ia harus kembali ke orangtuanya karena pakdenya menikah lagi dan telah dikaruniai seorang putri.
Meskipun di sekolah ia selalu juara ia tidak pernah terbuka pada keluarganya, sifatnya yang selalu murung karena ia merasa kasih sayang yang dulu didapat darri orangtua angkatnya kini berbeda dengan yang sekarang. Bu puspita telah mencurahkan kebahgiannya pada daisha berbeda dengan ibu Karyati daisha merasa mungkin ibu kandungnya memiliki banyak anak sehingga ia harus menyadari kasih sayangnya tidak lagi utuh kasih sayanngnya harus teerbagi-bagi dengan kakak dan adiknya.
Ayahnya pergi meninggalkan ibunya, ia tidak pernah kembali lagi sampai ia besar. Daisha dan adiknya sempat mencari keberadaan ayahnya namun tidak menemukan, akhirnya Daisha harus menyadari kini ayahnya telah pergi meninggalkannya, ia mengingikan kasih sayang seorang ayah, "Ya allah kenapa aku belum pernah merasakan kasih sayang seorang ayah, padahal aku ingin merasakan sentuhan kasih sayangnya, sejak bu puspa pergi aku tidak pernah merasakan kasih sayang seperti yang diberikan bu puspa padaku. jika memang aku masih bisa dipertemukan ayahku aku mohon pertemukanlah ayah dan sekali saja aku merasakan kasih sayangnya," ia meminta dan berdoa pada sang maha pencipta.
Ibu karyati mengajarkan dirinya sholat lima waktu, "Nak, jika kamu ingin sesuatu memintalah pada yang maha kuasa Allah swt. karena dengan kekuatannya kita akan meraih apa yang kita inginkan, selalu berdoa dan jangan tinggalkan sholat lima waktu. mungkin didunia kita belum mendapatkan apa yang kita inginkan tapi insyallah di akherat kita akan menemukan kebahagian yang sesungguhnya." ibu Karyati tidak pernah putus asa, meski harus hidup tanpa kepala rumah tangga dan ia harus mendidik serta membiyai semua anak-anaknya iya tidak pernah mengeluh.