bc

Permainan untuk Cinta

book_age18+
681
FOLLOW
4.3K
READ
billionaire
possessive
CEO
sweet
campus
assistant
like
intro-logo
Blurb

Kedekatan Elsa dan Dani membuat Sarah terbakar oleh api cemburunya. Vian, kakak Sarah, menuruti permintaan Sarah untuk menjauhkan Elsa dari Dani. Karena sebenarnya, Vian juga mempunyai masalah tersendiri kepada Elsa. Pada suatu hari, Vian yang menemukan Elsa dalam pengaruh obat, membantu dan membawanya ke tempatnya. Pada saat itulah, akhirnya kesucian Elsa terenggut oleh Vian. Vian yang mengira Elsa bukan gadis baik, terus mencoba mempermainkannya. Walau dalam hati kecilnya, seringkali muncul perasaan yang dia tidak mengerti.

Bagaimana Elsa lepas dari belenggu Vian?

Apakah Vian akhirnya mau bertanggungjawab kepada Elsa?

Mampukah Elsa meraih mimpinya setelah hal hal buruk menimpanya?

chap-preview
Free preview
1. Perjuangan
Siang yang cerah ini, adalah hari di mana Elsa menyelesaikan kuliah jam terkhir di kampus impiannya ini. Kampus favorit di Kota Bunga. Dia merasa bangga, karena harapan Ibunya telah dia kabulkan untuk melanjutkan kuliah di sini. Karena dari kecil Elsa sangat menyukai Ilmu Komputer dan Progamer, Elsa juga menjalani kuliahnya dengan semangat. Ibunya sangat berharap setelah lulus nanti, Elsa bisa bisa mengembangkan ilmu yang digemarinya, sehingga dia bisa mendapatkan kebahagiaanya. Sejak tragedi kebakaran yang terjadi di keluarganya, kehidupan Elsa berubah 180 derajat. Ibunya yang dulu sukses sebagai pengusaha, sekarang harus terbaring lemas di kamarnya, karena sakit yang di derita pasca kejadian itu. Ayahnya, meninggalkan Elsa dan Ibunya dengan wanita lain yang menawarkan kemewahan hidup. Sekarang, Elsa menjadi tulang punggung untuk keluarganya. Saudara dari Ibu dan Ayahnya pun, seolah tidak mengenalnya sekarang. Dia harus berjuang sendiri untuk mencari nafkah makan, biaya rumah sakit dan obat untuk ibunya. Karena Elsa anak yang pintar, dia beruntung selalu mendapatkan beasiswa dikampus, sehingga untuk keperluan kuliahnya bisa terpenuhi dari uang beasiswa. Dari kejauhan, Dani melihat Elsa berjalan dengan terburu buru keluar dari kelasnya. "Sa- Elsa ... tunggu!" teriak Dani beberapa kali. Karena mendengar teriakan Dani, Elsa berhenti dan menoleh menghampiri Dani. "Iya Dan, ada apa? Sampe teriak teriak gitu lho..." sahut Elsa dengan senyum manisnya. "Habisnya kamu dipanggil dari tadi nggak nyahut, liat ni sampe kakiku kesleo terbentur pintu saat ngejar kamu tadi," timpal dani sambil merintih mengangkat kakinya. "Duch… kamu sih Dan, nggak hati - hati . Ayuk ikut aku biar aku obatin." Melihat raut wajah Dani yang menahan sakit, Elsa merasa kasihan. Elsa membantu Dani berjalan menuju taman belakang kampus untuk mengobati kakinya yang keseleo. Dengan tangannya yang mahir, dia memijat pergelangan kaki Dani dan mengolesi minyak tawon yang selalu Elsa bawa untuk memijat Ibunya di tas. "Gimana? udah enakan kan? Makannya lain kali kamu hati hati." sambil membersihkan tangannya dengan air di wastafel lalu merapikam minyak yang tadi dia pakai. "Udah enakan kog, makasih ya Sa... Kamu emang pinter urutnya, pantesan Pak Tommy langsung angkat kamu jadi asistennya." Sahut Dani dengan pipi yang memerah. Dani dari dulu emang mengagumi Elsa, dengan segala ketrampilan , keuletan dan pantang menyerahnya. "Sudah mujinya? kaya ma siapa aja kamu Dan. Tapi maaf ya Dan, aku harus segera pergi, takut telat, nanti dimarahi Pak Tommy. Bisa bisa gajiku dipotong nanti kalo telat, kan sayang." Elsa berbicara sambil tersenyum dan bersiap meninggalkam Dani di sampingnya. "Sa, tunggu ..." Sambil memegang tangan Elsa dan menariknya agar tetap duduk di sebelahnya. "Kenapa lagi Dan? kakimu apa masih sakit?" tanya Elsa polos. "Enggak Sa, udah baikan kog, Sa… udah 3 tahun ini aku menunggu jawaban kamu Sa, dari sejak kita di bangku SMA. Kamu tau kan Sa, kalo aku sayang banget ma kamu, Aku mau melindungimu dan juga Mamamu. Aku bisa membantumu! Kamu nggak usah kerja sana sini Sa. Jaga kesehatan kamu," ucap Dani sambil memegang tangan Elsa erat erat, seakan tidak mau melepaskan Elsa pergi. Elsa berusaha tenang, dia tau Dani sangat baik terhadap dia dan mamanya, tapi dia tidak memiliki perasaan apa apa kepada Dani kecuali perasaan sebagai seorang sahabat kepadanya. "Dan, kamu tau kan, aku bagaimana? Aku tidak bisa minta belas kasihan orang untuk bertahan hidup. Apalagi kamu Dan. Aku tidak mau merepotkan kamu Dan. Kamu juga tau kan, kalo orangtuamu tidak suka sama aku. Mana mungkin aku membebani kamu untuk masalahku. Lagipula kita masih sama sama kuliah Dan. Kamu juga masih jadi tanggungjawab orangtuamu kan? Jadi sekarang tugas kita adalah belajar, lulus dengan nilai baik, dan bisa sukses. Yah, udah jangan tegang gitu. Kamu adalah sahabat aku, dan udah aku anggap seperti saudaraku sendiri. Kamu orang baik Dan. Makasih yah." Sambil memegang pundak Dani dan memberikan senyum termanisnya untuk Dani, sahabatnya. "Iya Sa, Aku ngerti, maafin Aku ya Sa. Peluk aku ya Sa, agar aku bisa lapang hati menerimanya," rengek Dani berharap. "Hemmm mulai deh manjanya." Sambil memeluk Dani. Bagi Elsa, itu adalah pelukan seorang sahabat yang udah dianggap sebagai saudaranya sendiri. "Makasih ya Sa." Sambil memeluk Elsa kuat kuat seolah tak mau ditinggal. "Udah udah, tu kan aku dah mau telat, udah dulu ya Dan. Bye bye... sampe ketemu besok." sambil berlari meninggalkan Dani dengan senyum manisnya. Dani pun mengangguk membalas senyum manis Elsa. "Hati hati Sa dijalan." sambil melambaikan tangannya dengan wajah bahagia. Tanpa sepengetahuan Dani dan Elsa, ternyata ada tiga orang wanita mengawasi mereka berdua. Dengan senyuman yang sinis menandakan kalo mereka tidak menyukai kejadian tadi yang dilihatnya. Salah satu perempuan itu adalah Sarah. Wanita yang selalu berpenampilan mewah dan seksi di kampus dari keluarga pengusaha sukses. "Sarah, kamu liat sendiri kan, mereka berpelukan di kampus, apa kamu akan melepaskan Dani?" celetuk Nita kepada Sarah sahabatnya. "Iya tu, dasar cewek gak tau malu, pasti Dia pinter ngrayu cowok tajir, biar iba ma Dia" Sahut Erni. "Apa? menyerah? itu bukan kata untuk seorang Sarah ya. Liat aja perjuangan Sarah, dan hasilnya nanti. Danilah yang akan mengejar ngejarku, mengerti!?" tangkis Sarah kepada kedua sahabatnya Nita dan Erni yang selalu mengikuti kemana Sarah pergi jika dikampus . "Sarah tunggu, terus apa yang akan kamu lakukan sekarang? Dani itu selalu mendekati Elsa. Bahkan dari saat mereka masih sekolah bersama, itu info yang aku dapet kemaren," ucap Erni lagi. "Sudah sudah! sekarang kalian tetap disini jangan ikuti aku dulu, oke! Aku akan menemui Dani dulu. You you understand!?" menunjuk ke dua sahabatnya, lalu meninggalkannya melangkah mendekati Dani. Sarah berjalan dengan sepatu high heels, melangkah mendekati Dani, yang sedang duduk di taman kemudian duduk disebelahnya. "Hallo Dan, kog sendirian disini? boleh aku temenin duduk di sini?" ucap Sarah merayu. "Eh Sarah, boleh boleh silahkan duduk." jawab Dani gugup melihat sahabat kecilnya datang menghampiri. Dulu, memang Dani dan Sarah pernah dekat saat masih duduk di bangku SMP kelas 1. Tapi, karena keluarga Sarah menerima proyek besar dan pindah keluar kota, sudah tak ada komunikasi diantara mereka. Dani ingat bener, dengan sifat manja sarah kala itu. Dan sekarang, mereka dipertemukan di kampus favorit ini. "Sudah lama kamu disini?" ulang Sarah bertanya dengan Dani. "Enggak juga Sarah, tadi ada Elsa yang membantu mengobati kakiku. Tapi dia buru buru berangkat kerja," ucap Dani menjelaskan. "Oo begitu, emang dia kerja dimana? kamu pacaran ma Elsa?" selidik Sarah. Dani tersenyum melayang menjawab pertanyaan Sarah. "Elsa itu gadis yang hebat, Dia cantik dan mau bekerja keras, pintar lagi, siapa yang gak suka ma dia, tapi…" "Jadi kamu beneran pacaran ma Elsa?" ulang Sarah kembali. "Andai dia mau, mungkin kita udah pacaran, tapi dia terlalu sibuk bekerja sana sini. Mungkin, tidak sempet mikirin pacaran. Dia hanya memikirkan berjuang hidup dan lulus kuliah tepat waktu Sarah." jawab Dani menjelaskan. "Yaudah belajar lupain dia, pasti ada gadis yang lebih baik ada untukmu Dan" sambil senyam senyum berharap Dani menerimanya kembali untuk dekat. "Makasih ya Sarah, udah lama ya? kamu sudah berubah, tidak seperti saat SMP dulu, sekarang kamu cukup pintar menasehati." balas Dani dengan tersenyum. "Iyalah, Sarah gitu lhoh... gimana gimana kamu dah naksir aku lagi?" sambil ketawa menggoda. "Udah lama ya Sarah, dulu kamu gadis manja yang mau menang sendiri, sekarang kamu bisa menghiburku. Andai dulu kamu tidak pergi, mungkin aku yang tidak tahan untuk jauh dari kamu," ucap Dani sambil tersenyum mengenang masa lalunya. "Tapi, kamu juga terus mencari cari aku kan dulu?sampai kirim pesan banyak banget," kenang Sarah. "Iya Sarah, sejak kamu pergi dulu, aku merasa kehilangan seorang sahabat. Kamu tidak balas semua pesan aku, dan akhirnya nomor kamu gak bisa di hubungi lagi. Sampai lulus SMP, dan aku masuk SMA, baru kenal ma Elsa, dia yang bisa bikin aku ketawa lagi. Kasih semangat aku, menghibur dan menemaniku. Aku, baru bisa bahagia lagi saat kenal dia," kenang Dani sambil tersenyum membayangkan pertama kedekatannya dengan Elsa. "Udah udah, tidak usah bahas yang tidak enak. Sekarang kan kita udah dipertemukan lagi. Dan Aku seneng banget, jika bisa deket lagi sama kamu. Aku ingin mengulang masa masa indah dulu Dan." ucap Sarah penuh harap. "Tapi Sarah, aku... perasaan aku sekarang masih berharap kepada Elsa. Aku berharap bisa berjuang bersama Elsa, lulus menggapai cita cita kami, dan sukses bersama. Apalagi, dia sekarang seorang diri, merawat Ibunya yang sakit. Aku tidak bisa meninggalkannya berjuang sendiri," terang Dani kepada Sarah sahabat kecilnya itu. "Duch... kamu kenapa sih Dan, terlalu peduli dengan Elsa, katamu, dia kan nggak suka ma kamu, kenapa kamu masih bertahan! udah... nanti lama lama kamu juga akan lupain dia." Sambil tersenyum sinis mengingat Elsa yang menggantungkan Dani. Dalam Pikiran Sarah, pasti Elsa lah yang mencari keuntungan dari kedekatan bersama Dani. "Sulit Sarah, Aku sudah terlanjur suka dengan Elsa, Aku udah berharap bersama dia sekarang," terang Dani melanjutkan. "Jangan terburu buru menyimpulkan okey! Kamu mungkin, tidak tau Elsa yang sebenarnya gimana, di belakang kamu," pancing Sarah. "Maksudnya? apa Sarah?" selidik Dani penasaran dengan kata kata Sarah itu. "Hmmm, nanti kamu juga akan tau sendiri Dan. Kalo Elsa tidak sebaik yang kamu kira. Dia itu cuma manfaatin kamu Dan! Kamu harusnya sadar!" "Sarah! kamu jangan ngomong yang enggak enggak soal Elsa. Aku tau Elsa, Dia itu baik. Aku tidak mau mendengar hal seperti itu lagi Sarah, aku gak suka! Mengerti? Maaf Aku ada keperluan." Kemudian berdiri dan meninggalkan Sarah sendirian duduk di taman. "Dani! tunggu.... tunggu aja hari itu yach. Kamu nanti, pasti akan sadar Dan!" Sarah merasa marah ditinggalkan Dani begitu saja. Dengan pemikiran yang penuh dengan amarah dan rencana untuk Elsa. Dia akan buat Elsa menjauh dari Dani, agar Dani kembali dekat dengannya, dan menyukainya kembali. **

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook