bc

Let Me Be Yours

book_age16+
1.0K
FOLLOW
9.0K
READ
billionaire
badgirl
powerful
CEO
sweet
bxg
city
childhood crush
first love
like
intro-logo
Blurb

SEKUEL "ISTRI UNTUK AYAH"

Menjadi satu-satunya anak laki-laki di keluarga yang sudah membesarkannya dengan penuh kasih sayang meskipun ia bukanlah anak kandung di keluarga ini membuat Ben memiliki tanggung jawab untuk meneruskan seluruh usaha yang sudah dirintis oleh ayahnya. Dean Davies mempercayakan seluruh usaha yang ia bangun mati-matian kepada putra sulungnya itu. Selalu ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga kerap kali membuat Ben lupa bahwa ia juga memiliki kehidupan pribadi. Di usianya yang menginjak 27 tahun, Ben bahkan belum pernah berkencan. Mustahil memang besar di New York namun belum pernah memiliki hubungan sekalipun. Namun memang itulah yang terjadi. Mampukah Ben menyeimbangan antara kehidupan pekerjaannya dan kehidupan pribadinya?

chap-preview
Free preview
Awal
Menjadi satu-satunya anak laki-laki di keluarga yang sudah membesarkannya dengan penuh kasih sayang meskipun ia bukanlah anak kandung di keluarga ini membuat Ben memiliki tanggung jawab untuk meneruskan seluruh usaha yang sudah dirintis oleh ayahnya. Dean Davies mempercayakan seluruh usaha yang ia bangun mati-matian kepada putra sulungnya itu. Selalu ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga kerap kali membuat Ben lupa bahwa ia juga memiliki kehidupan pribadi. Di usianya yang menginjak 27 tahun, Ben bahkan belum pernah berkencan. Mustahil memang besar di New York namun belum pernah memiliki hubungan sekalipun. Namun memang itulah yang terjadi. Ia selalu menghabiskan waktunya untuk bekerja. Kalaupun ada waktu kosong ia lebih suka menghabiskan dengan keluarga. Bagi Ben urusan percintaan itu bukanlah yang utama. Sesungguhnya jika pun menemukan wanita, entah mengapa ibunya Liliyana Carrington adalah standarnya. Ia ingin wanita yang memiliki sifat seperti ibunya. Orang yang begitu penyayang dan sangat berarti bagi hidup Ben selama ini. Meskipun Ben bukanlah anak kandungnya, namun sejak awal Lily selalu memperlihatkan perhatian dan kasih sayangnya pada Ben. Ben ingin wanita seperti itu untuk dikencani. Namun sayangnya sejauh ini ia belum menemukannya. Entahlah wanita seperti itu ada di belahan dunia mana lagi. Mampukah Ben menyeimbangan antara kehidupan pekerjaannya dan kehidupan pribadinya? Flashback On* Ben mematut dirinya di depan cermin besar di hadapannya, melihat dirinya dari pantulan cermin yang terlihat sudah sangat rapi dengan setelan jas hitam. Ia memperhatikan dirinya sendiri dengan begitu detail hingga tanpa sadar tersenyum di tengah-tengah rasa gugup yang sedang mendera. Bolehkah Ben merasa bangga pada dirinya sendiri? Ia merasa sudah tumbuh dengan sangat baik hingga bisa seperti saat ini. Tidak lama lagi bahkan ia akan mewujudkan cita-cita terbesarnya, yaitu menjadi seperti ayahnya. Ya, sejak kecil bagi Ben yang menjadi acuannya dalam melihat masa depan adalah ayahnya. Bagi Ben, Dean adalah sosok panutan. Semakin besar Ben semakin mengagumi cara ayahnya bekerja. Dean begitu luar biasa dalam berbisnis, jadi tidak heran kenapa bisnisnya bisa berkembang sangat pesat dari tahun ketahun. Diam-diam Ben ikut mempelajarinya, bahkan terkadang Dean juga suka mengajak Ben bercerita tentang bisnis sejak Ben beranjak remaja. Dean tidak pernah menekan Ben untuk menjadi seperti dirinya dan bekerja dengan bidang yang sama dengannya. Sejak dulu Dean selalu membebaskan Ben memilih apapun yang ia suka. Namun sebagai putra tunggal di keluarga Davies tentu saja di dalam lubuk hati Dean yang terdalam dan keinginan terbesarnya adalah ingin seluruh usaha yang ia bangun susah payah itu dapat diteruskan oleh anaknya. Berhubung Ben adalah anak laki-laki sementara Naomi adalah anak perempuan, Dean lebih memfokuskan pada Ben untuk menerusakan seluruh usaha yang ia punya. Lagi pula Naomi masih terlalu kecil untuk dilibatkan dalam urusan bisnis seperti ini. Dan akhirnya tibalah saatnya. Hari ini, di sebuah acara penting, Benka Davies akan diperkenalkan sebagai pemimpin baru Davies Corp dari segala bidang bisnis yang ada. Dean memutuskan untuk pensiun dan menyerahkan seluruh usaha serta kekuasannya pada putranya itu. Dean dan Ben sempat berbicara panjang lebar saat Dean mengutarakan niatnya untuk memberikan Ben kekuasaan mengambil alih perusahaannya kala itu. Awalnya Ben terlihat ragu karena takut kemampuan yang ia punya tidak sebanding dengan yang dimiliki Dean selama ini hingga nantinya malah berpengaruh untuk perusahaan mereka. Namun Dean meyakinkan Ben bahwa Ben bisa. Meskipun bukan anak kandungnya, namun Dean mengatakan bahwa darah bisnis yang dimiliki Dean juga mengalir dalam darah Ben. Dean yakin bahwa Ben pasti bisa menjalankannya bahkan lebih baik dari yang Dean lakukan. Ben masih sangat muda, ide-ide kreatif yang Ben punya dipercaya oleh Dean akan memberikan dampak positif untuk perusahaanya. Lagi pula Dean ingin fokus pada keluarga saja terutama istrinya. Baginya ia sudah terlalu lama bergelut dengan pekerjaannya selama ini, jadi sudah waktunya ia menikmati hari-harinya dengan istri tercintanya. Mendengar salah satu alasan dari ayahnya itulah yang membuat Ben mantap menyetujui permintaan ayahnya itu. Ben merasa bahwa memang sudah waktunya ayahnya beristirahat. Lagi pula dengan begitu ayah dan ibunya bisa lebih santai dan menikmati hari-hari mereka. "Wah anak ibu tampan sekali." Ben terjaga dari lamunannya dan mengalihakan pandangannya dari cermin menuju seorang wanita cantik yang tiba-tiba datang menghampiri. "Ben sangat gugup Bu," kata Ben. Lily tersenyum kemudian sedikit merapikan dasi putranya. Untuk sesaat Lily mengamati penampilan Ben yang luar biasa tampannya. Ben bahkan seperti Dean saat muda dulu. Tapi perbedaannya, Dean terlihat sangat dingin sementara Ben adalah sosok yang hangat di mata siapapun. "Tidak apa-apa, Ben santai saja." "Pasti tamunya sangat banyak." "Tentu saja, semuanya adalah rekan-rekan bisnis ayah yang sebentar lagi akan menjadi rekan bisnis Ben." "Bu, apa menurut Ibu Ben bisa melakukannya sebaik ayah?" Tanya Ben. Meskipun sudah yakin untuk mengambil alih perusahaan ayahnya, namun tetap saja Ben merasa ragu dengan kemampuannya. Apalagi mengingat kemampuan bisnis luar biasa dari Dean selama ini membuat standar yang harus Ben capai sangat tinggi. Tidak langsung menjawab, tangan Lily malah terangkat mengelus lembut pipi putranya penuh sayang. "Tentu saja Ben bisa. Ben bahkan bisa melakukan lebih dari yang ayah lakukan. Sejak pertama melihat Ben, ibu sudah bisa merasakan bahwa Ben adalah penerus ayah nantinya. Ayah memberikan kepercayaan yang sangat besar pada Ben, itu artinya Ben tidak boleh mengecewakan ayah. Tidak harus seperti ayah, Ben bisa melakukannya sesuai dengan versi Ben sendiri. Yang terpenting tujuannya samakan, memajukan usaha yang sudah susah payah dibangun ayah selama ini." Setiap kalimat yang keluar dari mulut Lily terdengar begitu menenangkan bagi Ben. Sejak dulu Lily selalu mampu menjadi penyemangat dan penenang paling ampuh bagi Ben. "Terima kasih Ibu, Ben sangat menyayangi Ibu. Ben akan melakukan yang terbaik." Lily tersenyum lembut, meskipun Ben adalah anak laki-laki yang kini bahkan sudah tumbuh dewasa, namun ia tidak pernah malu-malu untuk mengungkapkan rasa sayangnya pada Lily. "Ibu juga sangat menyayangi Ben." Lily membawa putranya itu ke dalam pelukannya. Ah putranya sudah tumbuh dewasa sekarang, padahal rasanya baru kemarin Lily bertemu dengannya saat ia masih berusia 9 tahun. "Ah disini rupanya, sudah payah-payah mencari tapi ternyata ibu dan kak Ben malah berpelukan tanpa mengajakku," celoteh seseorang yang tiba-tiba datang dan langsung bergabung untuk ikut berpelukan. Lily dan Ben terkekeh mendengarnya, Ben melebarkan pelukannya agar mampu memeluk adiknya itu juga, Naomi. "Astaga, kenapa kak Ben sangat tampan? Apakah ini bos baru Davies Corp? Ah sungguh beruntung yang bekerja disana bisa memiliki bos setampan ini," goda Naomi. Ben menarik hidung bangir adiknya itu merespon. "Ayo kita turun, tampaknya tamu-tamu sudah mulai berdatangan. Ayah juga pasti sudah menunggu." Ben dan Naomi kompak mengangguk mendengar ucapan Lily. Mereka bertigapun akhirnya keluar menuju ballroom hotel dimana acara akan berlangsung. Hari inilah di hadapan banyak orang yang merupakan rekan-rekan bisnis terbaik Dean selama ini, Dean mengumumkan dengan bangga bahwa mulai hari ini putra kebanggannyalah yang akan memimpin semua lini usaha yang selama ini Dean bangun. Sejak hari ini jugalah Ben berjanji bahwa ia akan melanjutkan usaha yang sudah dibangun mati-matian oleh ayahnya sebaik-baiknya hingga berkembang semakin pesat.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook