bc

The Scandal of Love

book_age16+
212
FOLLOW
1.4K
READ
billionaire
possessive
sex
arrogant
dominant
scandal
badboy
goodgirl
mistress
like
intro-logo
Blurb

Pernikahan yang Freya anggap surga, berubah menjadi neraka saat Banyu, suaminya, jatuh dalam pesona Helen Christian, wanita pihak ketiga yang ternyata telah berkeluarga.

Untuk membalas perbuatan Banyu, Freya berselingkuh balik dengan Alexavier Feliaz, suami dari Helen sendiri.

Hubungan yang semula hanya sebatas perselingkuhan, ternyata membawa Freya dan Alexavier pada emosi lain yang lebih rumit.

Alexavier, lelaki arogan, dominan, dan egois, ternyata menjadi satu-satunya lelaki yang mampu menjungkirbalikkan hati Freya yang penuh dengan luka dan jejak rasa sakit di mana-mana.

Bisakah hubungan yang bermula dengan cara yang salah mampu mendapat akhir yang sempurna?

chap-preview
Free preview
Fakta Buruk
Mata cokelat Freya menatap objek melalui teropong binokular dengan bibir terkatup rapat. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuh. Napasnya tek teratur. Melalui lensa bonikular, Freya mampu melihat sepasang kekasih yang saling b******u mesra di balkon sebuah vila besar kawasan Bogor. Tangan mereka saling terlilit erat, menggoda satu sama lain. Bibir mereka mengulum senyum, sementara mata saling berkedip nakal dengan semangat tinggi. Freya tidak tahu siapa wanita tersebut. Yang ia tahu, laki-laki itu adalah suaminya. Suami yang telah tiga tahun hidup bersamanya siang dan malam. Banyu Setya Nugraha. Lelaki yang pernah bersumpah kesetiaan untuknya di hadapan Tuhan. Freya menurunkan teropong dengan jari-jari bergetar hebat. Telapak tangannya lembab, dipenuhi keringat dingin. "Kamu baik-baik saja?" Sintia, teman sekaligus sahabat paling dekat yang Freya miliki, menatapnya penuh kecemasan. Mereka berdua kini berdiri di halaman vila sewaan dengan model semi tradisional. Matahari sore bersinar lembut, membawa kehangatan yang menyenangkan. Namun, bagi Freya, jiwanya yang dingin tak terpengaruh oleh sinar matahari. Jatuh dalam kebekuan karena pengkhianatan. "Jadi ternyata seperti ini." Suara Freya menyerupai bisikan, nyaris terbawa angin sore yang sesekali menerpa. Rambut Freya tertiup angin, membelai pipinya yang kini tampak pucat. Bibir Freya membentuk kurva kecil, menciptakan senyum getir untuk diri sendiri. "Dari awal, aku sudah bilang, instingku menganggap Banyu bukan laki-laki yang baik!" Sintia mengusap bahu Freya, mencoba memberikan ketenangan dan dukungan mental. Tidak ada yang lebih tahu dengan baik bagaimana naik turunnya perjuangan Freya mempertahankan Banyu selain Sintia. Untuk Banyu, Freya bukan hanya membuang statusnya sebagai putri utama keluarga Hardiansyah yang bergelimang dengan kemewahan. Dia bahkan bersedia melepaskan hak warisnya dan memilih menjadi wanita biasa tanpa latar belakang. "Aku kira rumor itu palsu. Aku pikir hal-hal buruk yang aku dengar dari orang-orang tentang Banyu hanya sekadar fitnah. Sepertinya aku yang terlalu naif kali ini!" Pandangan Freya nyalang, menatap langit senja yang kini berarak dalam warna keemasan yang memukau. Matahari bersinar di bagian barat, cahayanya sewarna bohlam lampu favorit Freya. "Banyu yang bersumpah setia, ternyata laki-laki yang menghancurkan sumpahnya sendiri." Senyum Freya tampak getir, semakin terlihat menyedihkan. Bibirnya yang biasanya berwarna cerah dan s*****l, kini tampak pucat dan bergetar. "Apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Sintia hati-hati. Mendengar pertanyaan ini, Freya mematung untuk sesaat. Apa yang perlu ia lakukan? Apa yang seharusnya ia perbuat? Pertanyaan ini seolah menarik kesadarannya lebih kuat lagi. Bagi wanita lain, mungkin marah adalah pilihan utama. Histeris adalah reaksi berikutnya. Kemudian, disusul dengan isak tangis dan sakit hati berkepanjangan. Jika tidak, mungkin menciptakan perang dunia dua yang menghancurkan banyak hal. Namun, reaksi yang dirasakan Freya saat ini adalah takut. Dia ingin datang dan menggedor vila asing tempat suaminya berada, tapi takut apa yang akan ia hadapi adalah konfirmasi dari rasa sakit yang lebih parah lagi. "Ayo kita pulang!" Melihat mental temannya yang nyaris hancur, Sintia tidak tega mendesaknya lagi. "Pulang?" Freya tertawa sinis. "Tidak. Aku perlu mengonfirmasinya. Aku ingin mendatangi suamiku!" "Apa?!" "Aku sudah lama berpura-pura buta dan tuli. Berpura-pura bodoh dan tidak tahu apa-apa. Tapi sekarang tidak lagi, Sin. Aku perlu melihat kebenaran yang sesungguhnya!" Bahkan untuk Freya yang selalu takut akan rasa sakit dan terluka, pada akhirnya, dia harus dewasa dan menerima kenyataan. "Kamu yakin?" Freya adalah orang yang selalu menjauhi konvrontasi mencoba berada di posisi aman. Jika mengalah adalah satu-satunya cara berdamai, ia tak segan untuk melakukannya. Namun, kali ini tampaknya berbeda. "Aku takut rasa sakit. Tapi aku lebih takut terjebak dalam ketidaktahuan yang membodohiku!" Freya memutuskan dengan tegas. Dia merapikan rambut bergelombangnya yang sepanjang lutut, mengikatnya dengan cepat tanpa memedulikan kerapian. Sintia mengikuti Freya di belakang saat wanita itu berjalan dengan punggung tegak ke arah vila di ujung jalan. Vila besar dengan gerbang tinggi yang didesain menggunakan arsitektur kontemporer. Ternyata, tidak mudah untuk memasuki vila berpagar ini. Freya ditahan oleh dua satpam berbadan kekar, wajah mereka tidak ramah dan terkesan meremehkan orang lain. "Maaf. Ini vila pribadi. Tamu tidak diijinkan masuk!" Kata salah seorang satpam dengan topi pet hitam. Terdapat name tage dengan tulisan "Hadi". "Saya ingin menemukan suami saya!" Freya menyodorkan ponsel yang menunjukkan potret Banyu di layar utama. Dua satpam memandang potret ini cukup lama, kemudian mereka saling berpandangan bingung. Tampaknya mereka jatuh dalam dilema. "Maaf. Sebaiknya Ibu pergi!" Satpam dengan goresan memanjang di dagunya menatap Freya dengan pandangan tak bersahabat. "Saya ingin bertemu dengan suami saya!" Bibir Freya mengerucut, alisnya berkerut karena kesal. Apakah kesalahan masih patut ditutupi? "Kami tidak mengijinkan siapa pun yang berniat kurang baik membuat keributan di sini. Masuk ke properti orang lain dengan paksa bisa dituntut pidana!" Pak Hadi sengaja menakut-nakuti Freya dan menganggapnya sebagai pengganggu. "Selain itu, tidak ada suami ibu di sini! Tolong jaga sikap Ibu!" Mendengar ini, Freya mencibir. Tidak ada suaminya? Lantas kenapa ekspresi dua satpam itu penuh kewaspadaan. Freya menatap balkon di bagian kiri bangunan dengan pandangan nanar. Balkon itu kosong. Hanya pot-pot berjajar di pembatas balkon yang kini menghiasi tempat tersebut. Tapi Freya tahu. Di balik ketenangan tempat tersebut, terdapat sosok suaminya yang b******u dengan mesra bersama wanita lain beberapa waktu lalu. Sebagai istri, bisakah Freya menyerah mencari tahu? "Kenapa Bapak melindungi perselingkuhan? Kenapa Bapak menyembunyikan kebenaran?" Sintia yang kesal karena perilaku dua satpam tersebut, berteriak tak sabar dan menatap kedua satpam di hadapannya dengan penuh tuduhan. Semakin lama, semakin banyak orang yang tak memiliki hati nurani. Hal-hal buruk sengaja disembunyikan, punya banyak pembela yang kuat. Termasuk perselingkuhan. "Biarkan saya masuk!" Freya menstabilkan emosinya yang mulai memanas, mencoba sebisa mungkin tetap tenang dan rasional. Emosi boleh saja naik, tetapi harus tetap terkendali. "Tidak!" Kedua satpam menjawab bersamaan. Sintia yang tak sabar dengan penolakan satpam tersebut, mendorong gerbang di depannya untuk membuka celah agar ia dan Freya bisa masuk. Namun, tindakan ini segera dihentikan satpam. Tak ingin menyerah, Sintia mendorong satpam dan melawan mereka dibantu Freya. Perdebatan yang tadinya bersifat verbal, kini mulai terjadi secara fisik. Namun, sekuat apa pun Freya dan Sintia mencoba, pada dasarnya mereka hanyalah dua perempuan dengan tenaga terbatas. Tak butuh waktu lama bagi kedua satpam itu menghentikan usaha mereka. Saat keempat orang ini masih terjerat dalam keributan, terdengar suara wanita yang sangat lembut. "Ada apa ini? Kenapa ada ribut-ribut di sini?" Seorang wanita berusia tiga puluhan dengan dress merah sutra selutut datang mendekat. Wanita tersebut menatap Freya, mata mereka saling bersirobok. Waktu seolah berhenti dalam stagnasi. Freya ingat dengan baik wanita tersebut. Dia adalah pasangan wanita suaminya yang ia lihat sedang b******u di balkon kamar. Wanita itu adalah selingkuhan Banyu. Wanita yang menjerat suaminya. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
94.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.9K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook