bc

Sekretarisku Canduku

book_age18+
638.9K
FOLLOW
6.6M
READ
possessive
others
friends to lovers
sensitive
CEO
boss
drama
mxb
office/work place
first love
like
intro-logo
Blurb

WARNING 21+++++

Fransiska Putri Adelina, yang biasa disapa Siska, wanita berusia 24 tahun, yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan DEV Company, milik Devan Rayanka Maherza.

Siska adalah satu dari ratusan ribu wanita atau bahkan hanya satu-satunya wanita yang memliki kelebihan hormon pada air ASInya. Ia bisa mengeluarkan ASI meskipun belum menikah dan mempunyai anak. Sedangkan Siska harus bertemu seorang pria yang sangat membenci segala jenis s**u, dia adalah Devan, seorang CEO di tempatnya bekerja. Akankah perbedaan diantara mereka, dapat menyatukan mereka?

chap-preview
Free preview
Satu
Matahari mulai terbangun dari peraduannya, memancarkan sinarnya yang menghapus titik-titik embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari udara dingin, dan membakar semangat baru di hari yang baru. Seorang wanita yang bernama Siska sedang melakukan rutinitasnya setiap pagi, yaitu menyiapkan segala keperluan untuk berangkat bekerja dan menyantap sarapan seorang diri. Fransiska Putri Adelina, wanita berusia 23 tahun ini memang hidup sebatang kara di sebuah apartemen kecil, dan sederhana yang ia beli secara kredit, dengan menabung uang dari hasil kerja kerasnya selama ini. Biar bagaiamanapun Siska menjalani hari-harinya dengan ikhlas dan juga bahagia. Karena kebahagian bukan berasal dari harta. Namun dari keikhlasan kita menerima dan menjalani hidup yang telah Tuhan berikan. Selain itu setiap pagi sebelum berangkat kerja, Siska juga harus memompa ASInya. Siska memang belum menikah, apalagi mempunyai seorang anak. Akan tetapi Siska memiliki kelebihan hormone pada air ASInya. Itu terjadi semenjak Siska berusia 20 tahun. Siska pernah memeriksakan masalah ini ke dokter, biar bagaimanapun Siska juga takut, karena ini bukanlah hal yang biasa terjadi pada seorang wanita. Namun saat Siska memeriksakannya, ternyata Siska baik-baik saja dan tidak memiliki tumor ataupun masalah yang menyebabkan hal itu terjadi. Dokter pun juga heran, ini tidak pernah terjadi dan mustahil bagi ilmu kedokteran. Mungkin ini adalah suatu anugerah atau cobaan yang telah Tuhan berikan padanya. Orang tua Siska sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Karena menjadi salah satu korban bencana alam gempa yang terjadi di kampung halamannya. Siska bisa menghadapi semua ujian setelah ditinggal oleh orang tuanya, karena sejak kecil Siska sudah dilatih mandiri oleh orang tuanya, sebab mereka memang dari keluarga yang sangat sederhana. Siska baru tiga bulan bekerja menjadi sekretaris di sebuah Perusahaan DEV Company. Meskipun baru, Siska sudah merasa sangat nyaman, karena sahabatnya juga bekerja di sana, yaitu Sinta. Sinta adalah sahabat Siska sejak SMP. Selain itu, karena Siska mempunyai sifat yang sangat ramah, supel, apa adanya, dan mudah bergaul dengan orang lain, jadi karyawan-karyawan lain juga welcome dengan Siska. “Rapat kita akhiri sampai disini dulu, terima kasih.” Ucap seorang laki-laki muda dan tampan yang memimpin rapat. Yah dia adalah CEO sekaligus pemilik perusaaan DEV Company, yang bernama Devan Rayanka Maherza. Usianya tidak jauh berbeda dari Siska, yaitu 27 tahun. Mungkin karena nasib baiknya, dengan usia semuda itu dia sudah menjadi pengusaha yang sukses tanpa bantuan dari orang tuanya. Meskipun sebenarnya keluarganya sudah sangat terkenal dengan semua bisnisnya, namun Devan tetap ingin mendirikan perusahaan sendiri dengan kerja kerasnya. Tidak ada seorang wanita pun yang tidak dapat terpesona olehnya, karena bisa dibilang Devan itu paket komplit, mantu idaman para emak-emak. Selain dia kaya dan tentu sangat tampan, apalagi ditambah dengan body nya yang sangat proposional, d**a bidang, pundak sandarable, alis tebal, dan bibir sexy, yang membuat para wanita ingin mencicipinya, dia juga baik dan ramah kepada semua karyawannya. Tapi tentu saja tetap terlihat tegas dan bewibawa sebagai seorang boss. Banyak wanita yang mencari tahu semua tentang Devan, termasuk apa makanan favorit, hobi, semua kesukaannya dan apa yang tidak disukainya, hanya untuk bisa merebut hati CEO tampan tersebut. Jadi sudah menjadi rahasia umum bahwa laki-laki tersebut sangat menyukai makanan pedas dan sangat benci dengan segala jenis s**u. Dia selalu mual hanya dengan mencium aroma s**u, apalagi meminumnya. Setelah banyak wanita yang melakukan hal apapun untuknya, namun sampai saat ini sepertinya belum ada seorang wanita satu pun yang mampu merebut hati laki-laki itu. “Sis, nanti pulang kerja kita ngemall yuk? Mumpung habis gajian.” Ajak Sinta. “Oke Sin, gue sekalian pengen cari sesuatu.” Jawab Siska. Siska dan Sinta sekarang sedang berada di kantin untuk makan siang. “Apa lo masih sering makan-makan yang instan? Lo masih sering makan-makanan yang nggak sehat?” “Hehm ya begitulah. Karena itu yang paling mudah dan praktis.” “Lo tahu kan kalau itu makanan nggak sehat? Seharusnya lo bisa jaga diri lo sendiri.” “Ya mau gimana lagi Sin, kadang gue pulang kerja udah kesel banget, mau masak udah males banget, pengennya cepet-cepe rebahan aja. Mau beli makanan di luar, boros.” “Sis, kenapa sih lo nggak mau tinggal di rumah gue aja. Gue tu kasian lihat lo.’ “Kasihan kenapa?” “Karena tubuh dan kesehatan lo nggak terurus.” “Nggak ah Sin, gue nggak mau ngrepotin lo terus. Gue udah bahagia kok dengan keadaan gue yang sekarang ini.” “Bukan masalah bahagia atau nggaknya, tapi lo aja nggak bisa jaga kesehatan tubuh lo sendiri.” “Iya deh iya, gue janji akan mengurangi makan makan instant.” “Harus.” “Iya bawel. Lama-lama lo kayak emak-emak komplek.” “Biarin. Gue begini karena gue sayang sama lo.” “Iya sayangku terima kasih. Gue juga sayang banget sama lo.” “Lalu bagaimana dengan penyakit lo itu? Apa masih sering mengeluakan ASI?” Tanya Sinta. “Yah begitulah Sin, kalau sehari aja gue lupa buat mompa, rasanya akan terasa sesak dan sakit.” Jawab Siska dengan hati-hati karena takut ada yang denger. “Ya udah yang sabar aja, ambil hikmahnya. Banyak ibu-ibu di luar sana yang ingin menyusui anaknya tapi ASI mereka nggak keluar. Jadi lo ambil positifnya aja.” Nasehat Sinta. “Iya Sin. Thanks ya.” “Eh gue lihat-lihat itu lo jadi tambah gede ya?” Tanya Sinta bar-bar. “Sssssttttttt, jangan keras-keras napa.” Ucap Siska sambil membungkam mulut Sinta. Karena Sinta dari tadi ngomongnya nggak kira-kira, udah kayak di hutan. “Iya sorry Sis, kelepasan.” “Lo tu ya kalau ngomong suka nggak sikon. Kalo ada yang denger gue kan malu.” “Hehe iya maap Sis, kebiasaan. PEACE.” Ucap Sinta dengan mengangkat jari tengah dan telunjuknya membuat huruf V. “Kebiasaan yang harus dihilangkan. Iya nih Sin, Bra gue udah banyak yang nggak muat. Makanya nanti gue mau cari yang ukuran agak gede.” “Oalah, oke siap gue temenin. Kedua sahabat ini memang sudah seperti keluarga. Tidak ada yang mereka tutup-tutupi. Mereka saling menghibur di kala sedih dan terluka. Juga selalu melakukan hal-hal konyol untuk bisa berbagi kebahagiaan. Dan juga kalau bicara keduanya emang suka bar-bar, kayak nggak punya rasa malu lagi. Tidak jarang orang yang menganggap mereka kembar. Selain nama yang hamper sama, mereka selalu melakukan hal apapun berdua. “Ya udah yuk Sis balik kerja, makanan gue udah habis semua, lagia bentar lagi juga udah habis waktunya.” Ajak Sinta. “Oke bentar, gue habisin minum gue dulu.” Tanpa mereka sadari ada seorang laki-laki yang dari tadi mendengar semua pembicaraan mereka. Meskipun nggak niat nguping tapi karena jarak mereka yang terlalu dekat dan suara mereka yang bisa dibilang keras, jadilah cowok itu bisa mendengar semuanya. “What!!! Apakah Siska sekretaris gue itu sudah menikah dan udah punya anak? Tapi setahu gue belum menikah, waktu gue lihat di CV nya dulu. Apa jangan-jangan dia punya anak di luar nikah? Kalau belum bagaimana mungkin dia bisa ngeluarin ASI. Ah masa bodo, bukan urusan gue dia udah nikah apa belum. Ngapain juga gue ikut campur. Yang penting dia kerjanya bagus.” Batin Devan. Ya laki-laki yang mendengarkan pembicaraan Siska dan Sinta dikantin. Devan memang sering makan siang di kantin kantor. Selain makanannya enak, dengan makan di kantin, Devan juga berharap dapat lebih akrab dengan karyawan-karyawannya. Seperti biasa dia makan siang bersama asisten pribadi sekaligus bodyguard dan juga sahabatnya, yaitu Riko. Dia adalah sahabat Devan sejak masuk kuliah. “Heh Dev, ngapain lo bengong?” Tanya Riko, karena dari tadi dia ngeliat bossnya ngelamun seperti mikirin sesuatu. “Eh nggak kok Rik.” Jawab Devan sambil garuk-garuk kepala padahal nggak ada yang gatal. “Yang bener boss? Kalau ada masalah cerita aja ke gue.” Tanya Riko memastikan. “Nggak ada kok, ya udah yuk kita balek ke kantor. Jam istirahat udah habis.” Ajak Devan. “Siap boss.” Jawab Riko sambil mengangkat tangan hormat. Meskipun Devan dan Riko memiliki jabatan yang berbeda di perusahaan itu, tapi Devan yang memiliki jabatan lebih tinggi sekaligus pemilik perusahaan tersebut tidak mau kalau Riko memperlakukan dia layaknya antara bos dan bawahannya seperti yang lainnya. Devan ingin dia dan Riko tetap berperilaku layaknya seorang sahabat.   TBC ******

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

Partner in Bed 21+ (Indonesia)

read
2.0M
bc

Sexy game with the boss

read
1.1M
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

Pernikahan Kontrak (TAMAT)

read
3.4M
bc

Sepenggal Kisah Gama ( Indonesia )

read
5.0M
bc

Bermain Panas dengan Bosku

read
1.2M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook