bc

Bells In Santa Fe

book_age18+
5
FOLLOW
1K
READ
dark
reincarnation/transmigration
independent
bxg
mystery
female lead
royal
superpower
kingdom building
like
intro-logo
Blurb

all of this is temporary ...

Saat mantra itu lahir, dua dimensi bertabrakan hingga hancur tanpa sisa. Kematian datang tanpa diduga. Hadirnya sang penyihir gelap dari dimensi asing membangunkan sesuatu yang tidak pernah ada di bumi sebelumnya. Mimpi buruk selamanya akan menemani umat manusia sampai napas meninggalkan raga. Daphne hidup di tengah kekacauan tersebut ribuan tahun setelahnya.

Pertemuannya dengan Gildan membawa kebenaran baru dari dunia tempat tinggalnya. Menyangkal semua keindahan dalam bentuk kamuflase, membuang mimpi buruk dengan berjuang bersama. Sihir itu harus hilang, selamanya.

Dan mereka sama-sama tahu bahwa jalan ini tidak akan pernah mudah.

chap-preview
Free preview
satu
Proxima Locomotor. Saat mantra kutukan itu terjadi, langit mendadak gelap, kelam yang tak tersentuh. Semua orang saling berpencar, mencoba menyelamatkan diri dari siksaan yang akan turun menyertai. Saling berlari berlawanan arah, bergegas menyeret keluarga dan harta benda untuk terkubur bersama.Mati adalah jawaban, tetapi berlindung dan hidup adalah suatu anugrah. Penyihir itu mendatangkan petaka.Bencana yang sudah beribu-ribu tahun terkunci.Raga dan jiwanya telah tenggelam bersama kegelapan, namun dongeng itu rupanya hanya isapan jempol belaka. Tidak ada yang benar-benar tahu bahwa mereka hanya ditipu, ilusi tentang kematian sang legenda hanya bunga tidur. Manusia pada dasarnya hidup hanya dengan tulang dan darah.Oksigen sebagai lambang semu dan paru-paru hanya kiasan.Mereka lemah, berpikir kuat selayaknya mampu menantang matahari dan mempercundangi diri sendiri. "Tuhan, lindungi kami." Gemuruh datang.Suaranya menggelegar memenuhi langit.Tanah-tanah mulai bergetar.Dimulai mimpi buruk itu berawal. Mereka tidak pernah menduga hari ini akan tiba, saat penyihir itu datang dengan membawa segudang dendam tak berujung. "Tuhan, lindungi kami." Yang tersisa hanya air mata dan kepasrahan.Manakala penduduk merasa diri mereka telah melakukan hal yang benar, secara harfiah sebagai makhluk dengan kasta tertinggi. Cahaya kemerahan muncul dari langit yang berlubang.Tiupan angin terasa semakin kencang, kehilangan kendali.Napas mereka seolah terkunci, begitu pula dengan tubuh yang terasa hanyut, siap tenggelam. "Jangan lakukan ini pada kami." All of this is temporary. Kilat kemerahan menyambar, menyentuh tanah dan membuat lubang besar.Jeritan manusia-manusia yang terpendam terdengar riuh, berpesta-pora menebar teror.Ancaman datang ke bumi, tempat manusia menenggelamkan cakar. All of this temporary. Tidak ada tempat untuk berlari, tidak ada ruang untuk bersembunyi.Rumah-rumah terpendam jauh ke dalam tanah.Bumi terbelah untuk membuka, membawa mereka yang tersisa di atas untuk masuk ke dalam.Tempat sesungguhnya. Neraka. Manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Perumpamaan itu benar, mereka dikembalikan ke tempat asal tanpa penyesalan walau bersikeras menolak. "Iblis sepertimu tidak akan pernah pantas menetap di bumi." Pendeta itu berteriak, menunjuk sang legenda dengan wajah berlumur kemarahan. "Neraka adalah tempatmu.Langit menjadi saksi bahwasanya kau hanya penghuni neraka abadi." Senyum itu kosong, tanpa makna. Kedua matanya yang menyala merah terang tidak mengandung arti apa pun. Kepalanya bertanduk, mengeluarkan petir yang menyambar ke langit.Kekuatan keduanya beradu, berbaur menjadi satu sebelum menghancurkan mereka yang berlarian mencari pertolongan. "I will." Pendeta itu mati dengan luka bakar di sekujur tubuh.Sambaran petir berhasil membuatnya tersungkur, kehilangan nyawa dalam satu tarikan napas.Semua orang mulai berlutut, memohon ampun dan belas kasihan agar dibebaskan hidup. Tidak ada kesempatan.Tidak ada permintaan maaf yang tulus.Manusia mengambil celah untuk kepentingan diri mereka sendiri. Langit membuka dan cahaya kemerahan berbentuk naga datang secara tiba-tiba.Ini benar-benar mimpi buruk berkepanjangan bagi umat manusia di bumi. Mereka akan lenyap, mati tanpa bekas. Bahkan tulang-belulang tidak akan tertinggal untuk menetap sebagai bukti bahwa mereka pernah ada dan bernapas. Semua orang telah berpasrah. Menghadapi amarah serta kebencian sang legenda yang tidak memiliki ujung hanya kesia-siaan belaka. Usaha mereka tidak berguna, tak akan pernah mampu meluluhkan hatinya yang terlanjur keras. "Selamat tinggal." Dan langit menghunjam turun untuk menghancurkan mereka semua dalam satu waktu yang singkat. . . . all of this is temporary. . . . "Lagi?" "Hm?" Sahabatnya menggeram kesal dengan bibir tertekuk ke bawah."Kau melakukannya lagi." "Apa?" "Menolak ajakan kencan seseorang." Daphne memutar mata bosan, terang-terangan muak dengan topik yang selalu terangkat. Topik sama berulang kali dari sahabatnya yang menjadi penggemar cerita koleksi romansa orang lain. "Kencan bukan prioritas," sahutnya. "Kau selalu bicara begitu."Ivy membalas murung."Coba pikirkan sekali lagi. Siapa yang akan menemanimu saat tua nanti? Kau akan mati sendirian. Cinderella yang menyedihkan saja memiliki pangeran." "Berhenti membicarakan omong kosong Disney ini."Daphne meneleng, menutup bukunya dan siap berhambur pergi."Kalau kau tidak berhenti membahasnya, aku akan mengunci kamar." "Kau mengancamku?" "Tidak boleh menginjak batas teritorial selama satu bulan.Apa itu cukup?" Mata senada warna langit di pagi hari itu berputar bosan."Apa kurangnya lelaki itu?" "Dia terlalu cantik?" "Kau bergurau," tukas Ivy jengkel. Daphne mendekat, menyerah karena sahabat pirangnya begitu sangat keras kepala.Senyum pahitnya terlihat penuh kepura-puraan."Aku menginginkan seseorang yang membuatku berdebar, bukan duduk dan memamerkan seberapa kaya mereka." Ivy tercengang."Apa dia begitu?" "Yes, he did." Sahabatnya mencibir kesal."Benar-benar bermulut manis. Aku tidak tahu kalau kiasan buaya darat itu benar adanya.Bagus kalau kau menolaknya.Jangan sampai terlena." Ivy tampak lebih lunak setelah mendengar alasannya.Sementara Daphne kembali larut, diam dengan buku bacaan di atas meja.Tidak ada gunanya mereka berdebat tentang hal yang tak penting. Sahabatnya selalu berisik dengan kencan dan asmara. Perihal yang tidak terlalu penting bagi kehidupan fana ini.Hanya karena takut sendirian di masa tua, bukan berarti memiliki pasangan adalah jawaban. "Kau tidak takut?" "Apa?" "Buku itu," tunjuk Ivy dengan dagunya."Kau selalu membacanya.Banyak bahasa asing yang tidak kumengerti.Apa kau memahaminya?" "Aku bisa membacanya." Raut itu berubah cemas."Aku memikirkan dirimu sebenarnya.Nasib buruk jika kau terus-menerus membaca dongeng ini." "Ini bukan dongeng." Ivy mendesah lelah."Ya, itu dongeng.Urban. Kau tahu apa maksudnya? Daphne, jangan menganggapnya terlalu serius karena kau bisa gila.Semua orang tahu kalau Mrs. Minerva gila karena buku itu." "Itu hanya kebetulan." "Aku menganggapnya nyata." Daphne menatap bukunya cukup lama sebelum membuang wajahnya ke arah lain. "Yang terjadi pada Mrs. Minerva hanya kebetulan.Gaya mengajarnya memang terlalu nyentrik dan berlebihan.Dia mengaku sebagai garis keturunan Suku Maya.Peramal paling hebat abad tujuh belas kalau kau belum lupa." "Aku belum lupa," balasnya. Ivy merenung sesaat sebelum akhirnya membuka mulut, bersuara."Hampir seluruh orang di muka bumi ini percaya bahwa tangan kanan Ratu Lavender adalah garis keturunan penyihir terhebat empat abad lalu.Apa kau percaya?" "Tidak." "Apa alasannya?" "Aku tidak pernah menduga penyihir masih ada. Ini abad dua puluh, mereka telah lama tewas. Terkubur."Daphne memaparkan alasannya dan Ivy terdiam."Jiwa mereka memang abadi, tetapi raga mereka tak lagi mampu.Tidak ada wadah untuk kembali hidup dan meneror seluruh umat." Kedua matanya terpejam.Napasnya berubah cepat.Ivy memukul kepalanya sendiri cukup keras."Bodohnya aku.Mengapa aku percaya dengan semua ucapan konyol Mrs. Minerva?" Daphne mengangkat bahu, hanya melempar senyum tipis sebelum membawa mereka pergi dari perpustakaan. *** Seseorang berdiri di tengah ruangan, memberikan suasana yang mencekam bersama lampu-lampu kekuningan menggantung di atas langit-langit ruangan.Tidak ada celah, tidak ada sinar matahari yang mampu menembus masuk ke dalam.Semua terlalu sempurna, tertutup tanpa cela. "Ratu Lavender jelas memiliki misi penting.Dia tidak ingin siapa pun mengacaukannya, termasuk kita.Apa kalian tidak menaruh curiga hilangnya bangsawan kelas rendah selama beberapa tahun belakangan ini?" Semua merujuk pada pemberitaan yang membahas kasus orang hilang secara berkala.Seolah publik terus-menerus dibuat resah tanpa jeda.Mereka menerka-nerka, mencoba mencari tahu alasan dibalik kasus kematian dan hilangnya para gadis secara tiba-tiba. Malam tidak lagi sama seperti sebelumnya. Sikap sang pemimpin mulai menunjukkan gelagat aneh. Tidak ada yang mampu menentang, tidak dari mereka berani melawan. "Dia sudah bersikap semena-mena.Dan ini alasan kita berada di tempat ini, sekarang.Semua demi kebenaran.Keadilan." Dia yang tertua, sedang berbicara.Gaya kepemimpinannya tidak lagi diragukan.Beberapa orang percaya dia utusan dari langit, yang diperintahkan untuk menumpas semua kejahatan di sini, negara tercinta mereka. "Mengacu pada kitab kuno, kita tidak bisa membiarkan kehancuran kembali seandainya Ratu Lavender benar-benar menemukan wadah." Salah seorang pengikut bersuara, rautnya tampak tegang.Tanda-tandanya semakin jelas terhitung sejak bulan purnama pertama.Langit saat itu tidak gelap, melainkan kemerahan.Seolah badai gerhana matahari baru saja tiba dari jangka waktu yang tidak sebentar. "Seseorang harus pergi mencarinya.Kita bisa membawanya datang dan menjelaskan beberapa aturan.Aku tidak yakin ini pekerjaan mudah." Yang termuda menjadi sorotan.Gildan membuka mata, menatap atensi yang terpusat ke arahnya dengan satu tarikan napas berat. "Apa?" "Kau bisa mengatasinya." "Menjaga seorang perempuan bukan keahlianku." "Kau harus meningkatkan kemampuanmu," tukas salah satunya mendorong Gildan seperti di tepi jurang."Ini hanya untuk sementara sampai Ratu Lavender kehilangan wadah." "Kita harus membunuhnya?" "Kita tidak bisa membunuh manusia biasa." "Dia bukan manusia," sahut salah satu dari mereka dengan geram."Kutukan itu sudah ada ribuan tahun lalu.Bagaimana bisa kau menyamakan manusia biasa dengan titisan iblis?" "Marco, apa kau lupa dengan kekuatan yang sebenarnya?Tanpa batas.Dunia ini punya dimensi bermacam-macam dengan latar yang berbeda.Dia bisa membangunkan dimensi hanya dalam satu kali mantra, menghancurkan mereka.Tatanan umat manusia akan hancur jika dia berhasil melakukannya." Kekuatan yang mereka takutkan jika bangkit.Ratu Lavender bukan seseorang yang bodoh.Dia sangat cerdik dan licik. Sebagian pengikutnya bicara bahwa sang ratu perwakilan dari Tuhan dengan kemampuan luar biasa. Dia pintar, mengemban banyak tugas dan belajar ilmu dari orang sekitar. "Kita tidak bisa menyebut diri kita cahaya semisal gagal mengatasi masalah ini." Ribuan tahun para manusia mencoba berlari mencari cara untuk mengalahkan para penyihir yang kejam. Mereka berhasil membunuh dan membakar raga serta jiwa hingga tak bersisa.Tetapi satu-satunya yang bertahan adalah terkuat.Yang mampu meruntuhkan semesta dalam satu kali tepukan. Dengan tatapan mencemooh, Gildan bangun untuk memandang semua orang di dalam ruangan. "Apa sebaiknya kita membubarkan organisasi ini dan mencari kehidupan masing-masing?Secara nyata terlihat kalau Ratu Lavender tidak terkalahkan." Sang pemimpin melempar tatapan sinis yang mengerikan. "Jaga bicaramu." *** Dunia menyebut negara mereka sebagai Wonderland, salah satu keajaiban dari dongeng fantasi yang melegenda.Tempat bernuansa surga dan menghadirkan beragam keindahan.Dengan pemimpin perempuan tercantik yang pernah ada, Ratu Lavender, banyak turis yang datang untuk menikmati keindahan tersebut sebagai momen keabadian.Berfoto bersama patung-patung yang mengenalkan nuansa baru pada khayalak luar.Membuat Helga menjadi salah satu sebagai negara teramah terhadap turis. Salah satunya adalah patung yang cukup umum, terkenal karena dibangun ribuan tahun lalu.Mereka menyebutnya sebagai The Red Witch, penyihir bermahkota merah dengan kekuatan yang mampu meruntuhkan seluruh dimensi semesta.Dongeng itu hadir sebagai kiasan, sebagian orang percaya dan beberapa lagi memilih hanya sebagai cerita pengantar tidur terbaik. Terletak di salah satu kota ternama, Krimea. Legenda asal-usul patung tersebut menjadi urban yang memicu banyak perdebatan.Sebagian ahli sejarah mempercayai hal tersebut terbukti dengan adanya teori-teori umat manusia dan bagaimana bumi berevolusi setelahnya.Dan sebagian lagi melihatnya sebagai halusinasi, cerita rakyat yang membuat masyarakat di masa lalu ketakutan dan bentuk propaganda agar menurut pada kekuasaan zaman feodal. "Patung itu cukup besar, bukan?" Ivy menghela napas, memandang patung yang kira-kira seukuran gedung pertemuan tertua yang ada di Krimea, ibukota Helga.Banyak turis yang datang untuk melihat sebelum mengarahkan kamera ponsel mereka dan mengambil gambar. Tidak ada larangan dalam menyentuh patung tersebut, kecuali mereka merusak atau mencoret-coret lambang legenda negara. "Kau tidak berpikir di dalamnya terdapat mayat, kan?"tanya Ivy sarkatis karena melihat sahabatnya sedang memasang tampang serius. "Kau selalu berpikiran out of the box.Tidak pernah masuk akal." "Kau ingin pergi makan stik atau tidak?" Ivy mengeluarkan sesuatu dari saku celananya."Apa ini masih berlaku? Tawaran diskon untuk membeli satu menu dan mendapat menu murah lain? Tanggalnya memudar.Aku tidak bisa mengenalinya lagi." Daphne mengambil voucher tersebut dan melihatnya dalam diam. Mengamati tulisan yang memudar karena sahabatnya berhasil membuat voucher itu tergilas bersama pakaiannya saat mencuci. "Minggu depan promo ini akan berakhir. Ayo, aku temani." Senyumnya berbinar lebih lebar.Ivy menarik tangan Daphne untuk berlari sebelum restoran yang menyediakan promo cuma-cuma itu penuh.Saat mereka sampai, pelayanan yang didapatkan tidak terlalu baik.Toh, Ivy tidak peduli. "Kita duduk di sini." Daphne menarik kursi lebih tinggi untuknya duduk. Sementara Ivy mengoceh tentang voucher yang berhasil dia dapatkan dari sebuah situs resmi. Mereka memberikan diskon dan potongan lain, Ivy semakin bersemangat. "Aku yang akan membayar menu makanmu kali ini." Pelayan mencatat menu makanan mereka dan bergegas pergi setelahnya. Ketika Daphne menurunkan buku menu, matanya menangkap bayangan sesosok laki-laki asing berpakaian santai tengah memandang patung sang penyihir cukup serius. Tatapan matanya lekat, menilai sekaligus mengawasi.Sebagian besar turis yang datang berpakaian santai, tidak terlalu formal.Tetapi sosok asing itu menarik perhatiannya dengan pakaian serba hitam dan topi senada yang melekat di kepala, menutupi seluruh rambutnya. "Kau melamun lagi?" Daphne berdeham, menarik napas dengan gelengan kecil sebelum memasang raut murung."Aku tiba-tiba kelaparan.Apa kita bisa meminta soda dingin keluar lebih dulu?" "Aku akan mengambilnya dari kulkas." Daphne terkekeh."Thank you, mate. Kau yang terbaik." Dan saat kepalanya menoleh untuk memeriksa sosok yang sama, laki-laki itu tidak lagi terlihat oleh matanya. Seakan telah lenyap, pergi tanpa berbekas. *** Ratu Lavender belum menikah. Banyak kabar mengatakan bahwa sang pemimpin tertinggi Helga tidak begitu memikirkan pernikahan serta masa depan kerajaan dan keturunan. Banyak yang berasumsi bahwa pemimpin mereka memiliki kelainan seksual atau semacam penyimpangan karena menyukai anak-anak dan menaruh perhatian berlebih pada para gadis muda. Perempuan-perempuan cantik yang memiliki potensi bagus di masa depan. Perempuan berbakat yang bisa membawa perubahan pada Helga secara tidak langsung.Dan kabar miring tersebut hanya menjadi isapan jempol belaka, tidak ada yang bisa membuktikan kebenarannya. Sang ratu menjadi satu-satunya tersisa setelah kerajaan hancur karena sebuah wabah mematikan.Setelah kedua orang tuanya menitipkan Lavender kepada salah satu pengurus kuda di kandang mereka, pasangan suami istri yang bekerja untuk istana melarikan diri ke tempat yang jauh sebelum membawa Lavender kembali ke tempat asalnya. Kerajaan yang semula kacau balau berubah lebih teratur dan tertata.Banyak para petinggi menentang kehadiran Lavender yang mengancam kursi mereka.Dan Lavender yang keras serta dingin terhadap sekitar tidak memedulikan hal tersebut.Dia memimpin dengan caranya sendiri, dengan logika dan menuruti kemampuan berpikirnya yang kritis.Pada akhirnya takhta kembali diraih, didapatkan Lavender untuk waktu yang lama. Saat itu usianya lima belas tahun. Sebelum kembali ke Krimea, para ahli menyebutkan bahwa Lavender bekerja untuk mengurus domba dan berkebun membantu orang tua asuhnya dalam mencari uang.Dia tidak pernah mengeluh dan berusaha sekeras mungkin membalas jasa mereka dalam melindungi serta merawatnya.Sebelum kedua orang tua asuhnya pergi karena suatu penyakit mematikan, Lavender memberikan pemakaman khusus untuk mereka yang telah berpulang.Penghargaan tertinggi bagi orang tua hebat yang membesarkannya. Rakyat Helga percaya dengan kekuatan serta kemampuan Lavender dalam memimpin sebuah negara. Lavender tidak seperti bangsawan lain yang menempuh pendidikan tinggi sampai ke negara seberang. Dia hanya mampu membaca dan menulis.Tetapi kecerdasannya sangat melegenda. Tersebar ke seluruh penjuru kota dan terbukti. Di era Lavender, para pengabdi istana tidak bisa berkeliaran bebas pergi dan masuk. Perlu proses panjang dan siapa pun berani membantah, maka hukuman menanti. Banyak dari mereka yang pada akhirnya pergi dan tak pernah kembali.Keluarga tidak pernah tahu bagaimana kabar anggota mereka yang bekerja untuk Ratu Lavender di dalam istana besarnya. Rahasia itu akan selamanya menjadi rahasia. Seolah sang ratu tidak ingin siapa pun membagikan rahasia miliknya ke dunia luar. Bahkan untuk semut sekali pun, aturan itu tetap berlaku. Penduduk yang tidak menyukai Ratu Lavender hanya bisa menebak-nebak kekejaman sang ratu dari balik tembok istana yang mewah. Hidup glamor serta kemewahan yang melekat pada diri sang ratu membuat mereka curiga, menaruh ketidakpercayaan serta rasa tidak adil karena Ratu Lavender tidak pernah memberikan pendapatnya tentang kehidupan mewahnya sendiri. Dia merasa itu hal yang wajar sebagai pemimpin paling tinggi, paling berkuasa dan absolut. Dua puluh tahun sudah sang ratu memimpin. Kini usia Lavender menginjak tiga puluh lima tahun dan wajahnya yang tampak seperti perempuan berusia dua puluhan memberi kesan baru bagi pencari teori konspirasi. Ada apa dibalik semua kebohongan yang tertata sempurna ini? *** "Aku belum pernah melihatnya secara langsung.Tetapi semisal penyihir itu bangun dan menghancurkan seluruh gunung es di bumi ini, maka Gidora benar-benar akan merusak segalanya." Gidora, naga berkepala tiga yang menjadi mitos ramai di seluruh dunia.Mereka melihat Gidora bukan sebagai keindahan, tetapi perusak.Penghancur segalanya.Gidora tidak terkendali dan temperamental. Ahli sejarah mengatakan bahwa Gidora pernah mengamuk dan hampir menghancurkan bumi dan isinya sebelum sang penyihir tiba dan berhasil melumpuhkan Gidora dalam satu kali serang. Kekuatan antar dimensinya yang luar biasa membuat Gidora takjub sekaligus takut. Semua bermula dari sana, saat Gidora mengabdikan dirinya sebagai pesuruh sekaligus hewan kesayangan sang penyihir. Sang tetua menunjukkan lukisan Gidora yang terkenal.Dilukis oleh pelukis lokal Helga dan sekarang telah terbaring sakit di kamarnya, gambaran itu cukup menakutkan.Memberi kesan mengerikan bagi siapa pun yang melihatnya. Seolah memang sang pelukis pernah melihat sosoknya langsung. Sang mitos yang menjadi kenyataan, bukan sekadar cerita fantasi biasa. Gidora berasal dari planet Venus, planet kedua yang terdekat dengan matahari dan menjadi tetangga bumi.Dia tidak berasal dari bumi, bukan raksasa yang lahir untuk melindungi bumi. Gidora hadir demi menghancurkan planet di tata surya, memberi tanda bahwa sang penguasa tertinggi adalah dirinya. Naga berkepala tiga besar dan berwarna abu-abu pekat.Lukisan itu cukup menjelaskan betapa besar dan berpengaruhnya Gidora terhadap kehidupan sebelum bumi sempat porak-poranda dan kembali berevolusi. "Kabar menyebutkan bahwa Gidora tertidur di Kutub Selatan.Salah satu gunung es paling besar menyimpan buktinya.Gidora tenggelam di dasar laut dan hanya menunggu waktu untuk bangun.Yep, kalian tahu siapa pemicunya." "Ratu Lavender berniat menjadikan Gidora sebagai hewan peliharaan?Apa dia sudah gila?" Sang tetua menghela napas."Gidora bukan kelas sembarangan.Dia pemimpin dari segala raksasa di dunia ini. Setelah gagal mengklaim bumi, dia tunduk pada sang penyihir. Bagaimana bisa ada manusia sehebat itu dan mampu mengalahkannya dalam sekali serang?" Tidak banyak dari manusia yang tahu bahwa Ratu Lavender menyimpan ambisi berlebih tentang mengorbankan seluruh umat demi hidupnya kembali sang legenda bersama Gidora, raksasa buas dari planet Venus. "Kau sudah menemukannya, Gildan?" Gildan menatap sang tetua yang menaruh tatapan cems ke arahnya. "Aku sudah melihatnya." "Ini tugasmu untuk membuat kalian dekat.Aku tidak peduli bagaimana caranya, kau tidak boleh melukai manusia biasa atau hewan sekali pun.Termasuk perempuan malang itu." "Dan bagaimana jika aku tersudut?" "Kau bisa mengatasinya sendiri," sahut sang tetua dingin. "Berpikirlah lebih rasional dari Ratu Lavender.Dia perempuan dengan penuh tipu daya dan intrik.Kau harus banyak belajar untuk bisa menyentuh istana besarnya." "Kau yakin? Apa dia perlu tahu siapa kita dan apa peran kita dalam memerangi sang ratu?" Sang tetua kembali duduk, melirik lukisan Gidora dalam diam sebelum menghela napas panjang. "Dia perlu tahu.Kita bisa membuka diri terhadap satu-satunya kemungkinan.Perempuan itu hanya kunci yang tersisa, kita tidak bisa menghindarinya lagi." "Rahasia demi rahasia akan terbongkar. Apa sepadan dengan hasilnya?"tanya salah satunya serius, memandang Gildan dan sang tetua bergantian. "Ratu Lavender terlampau kuat.Dia punya segudang rahasia terpendam di dalam tanah istananya dan kita tidak tahu apa itu." "Kita bisa memanfatkaan wanita itu untuk bekerja keras demi meraih informasi." Gildan bersuara, membuat seluruh orang terdiam.Sarannya cukup bagus walau mengandung risiko yang sangat besar.Ratu Lavender tidak segan menunjukkan betapa berkuasa dirinya atas seluruh negara ini. "Dia bisa mati terbunuh di tempat." "Kembali ke topik awal," sela Gildan datar, dagunya menunjuk pada lukisan Gidora."Dia tidak akan terbunuh semudah itu semisal ambisi Ratu Lavender adalah membangunkan Gidora.Dia butuh wadah. Gidora tidak akan bangun tanpa kekuatan sang penyihir." Semua orang terdiam, saling berbisik satu sama lain. "Kau mau melindunginya sebelum hari itu terjadi?" "Aku akan melakukan apa pun demi menghalangi niat jahatnya terhadap masa depan umat manusia. Penduduk Helga terbodohi selama ratusan tahun dan sekarang mereka harus menderita hanya karena satu orang?" Sang tetua mengambil napas berat, mengamati lukisan Gidora yang angkuh sekali lagi bersama satu senyuman tipis. "Aku menyukai cara berpikirmu, Gildan. Kali ini akan kuizinkan. Kita harus membangun rencana setelah Gildan berhasil membawa perempuan istimewa itu ke dalam ruangan ini." Semua orang saling berpandangan, berharap cemas sekaligus menanti dengan tidak sabar.Apa yang akan terjadi di masa depan masih berbentuk rahasia. Dan mereka berharap kebenaran itu akan terungkap. Kemenangan yang menjadi hadiah terindah untuk kebebasan semua umat.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Time Travel Wedding

read
5.2K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

Romantic Ghost

read
162.3K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.1K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook