bc

Secrets of Marriage

book_age16+
1.9K
FOLLOW
10.1K
READ
love after marriage
fated
goodgirl
boss
drama
bxg
city
others
secrets
tricky
like
intro-logo
Blurb

[17+] Pernikahan. Cinta. Rahasia. Kejujuran

"Saya menyukai kamu, Lia. Sejak melihat kamu tersenyum pertama kali. Saya ingin kamu menjadi bagian dari hidup saya. Bersediakah kamu menikah dengan saya?"

Bagaimana jadinya bila pernikahan yang disangka baik-baik saja dan penuh lebahagiaan, rupanya justru menyimpan sebuah rahasia besar. Dahlia dikejutkan dengan fakta tak terbantahkan, ketika dirinya mendapati pria yang ia kira sangat setia, nyatanya memiliki wanita lain yang sudah berbadan dua. Lebih menyakitkan lagi saat Dahlia tahu bahwa faktanya adalah ia bukan yang pertama bagi Pras, melainkan yang kedua.

Bisakah Dahlia menerima semua kenyataan yang ada? Akan kah Pras punya alasan atau justru bantahan untuk semua itu? Mampukah pernikahan mereka dipertahankan disaat masalah begitu sakit menyayat tiba-tiba? Simak kisahnya di sini...

=======

NOTE : Skip preview bab buat YG GAK SUKA kena spoiler YA. Langsung meluncur ke bab selanjutnya saja.

Status : ONGOING SELAMA BULAN AGUSTUS-SEPTEMBER

Yuk, simpan di library masing-masing dan ikuti terus kisah seru pahit manis perjalanan cinta Pras dan Dahlia...

- SLOW UPDATE -

===========

Cr cvr yangyang and zhenshuang-love020

chap-preview
Free preview
Prolog
"Saya punya satu permintaan, Mas... boleh?" ujar Dahlia. "Ya, katakan, Lia?" "Tolong jangan pernah membohongi saya. Apapun yang terjadi, tolong tetaplah jujur pada saya. Bisa?" Jantung Pras bergejolak seketika. Ada yang menggemparkan di dalam dadanya. Ucapan Dahlia bagai letupan bom atom yang baru saja terlempar dan meledak tepat di ulu hatinya. Bisa kah Pras melakukannya? Sementara, ia sadar, sekarang pun dirinya telah berusaha menutupi sesuatu dari gadis itu. Wajah pria itu pias dan panik. Semburat bahagia perlahan sirna. Sorot mata kelam kini hadir menghias kemelut dalam raut bimbangnya. Pras tertegun dan terdiam. Tak bisa berkata apa-apa. Dahlia bisa melihat perbedaan itu. Ia meragu dalam sendu. Tergugu dengan kebingungan kalbu. Hanya doanya dalam hati terus meminta semoga Pras adalah pilihan terbaik yang dihadiahkan Sang Kuasa untuk ia jaga. "Nggak apa misalkan sebelum ini kamu ada bohong sesuatu. Simpan saja itu. Tapi, setelah resmi menjadi suami saya nanti, tolong jangan berbohong ya?" pinta Dahlia mengulangi. Pras menoleh kembali. Menyimpan rasa bersalah yang menggunung. "Lia, kamu percaya saya?" Dahlia mengangguk dibarengi senyum yang begitu indah. Rasanya, terpaan sinar mentari yang baru akan berpulang ke peraduan di sisi langit sana, kalah cantik dengan senyum di wajah Dahlia. Jantung Pras selalu dibuat berdebar kencang acap kali gadis itu melukiskan sunggihan termanisnya. Pras tak bisa menolak kecantikan Dahlia. "Saya bukan pria yang baik, Lia. Tapi, saya akan belajar menjadi seseorang yang lebih baik lagi," ujarnya tulus. "Mas Pras kenapa bisa suka sama saya?" tanya Dahlia tiba-tiba. Pras pun tak tahu jawaban pastinya. "Kamu sendiri, kenapa bisa menyukai saya?" "Entahlah... apa cinta itu butuh alasan?" "Lalu, kenapa kamu menanyakan hal yang saya sendiri tak memiliki jawabannya?" Keduanya tersenyum. Kadang, perasaan tak membutuhkan alasan untuk menyimpan cinta di dalamnya. Lebih baik mendapatkan satu balasan, ketimbang ribuan alasan tapi akhirnya alasan itu akan hilang juga seiring berjalannya waktu. Dahlia pulang diantar oleh Pras. Pria itu meminta maaf karena tak sempat mampir. Ia ada janji dengan teman katanya. Dahlia mengerti. "Titip salam ya, buat bapak sama ibuk?" "Iya, nanti kusampaikan, Mas." Pras membelai pucuk kepala Dahlia penuh sayang. Lalu mengecup kening gadis itu sekilas. "Kamu istirahat. Jangan lupa salat Isya dulu." Dahlia mengangguk. Wajahnya merona kemerahan. Gadis itu pun turun. Satu tangannya melambai ketika Pras berlalu. Niatnya tadi ingin turun sebentar untuk bersalaman dengan kedua orang tua Dahlia. Namun urung. Pak Harjo dan Bu Santi sedang di rumah Siti. Ia pun buru-buru juga entah ada urusan apa. Pria itu beberapa saat lalu sempat menerima telepon, lalu ia mengajak Dahlia pulang. Karena ia ada kepentingan mendadak yang tak bisa ditunda. *** "Makan dulu yuk? Lapar nih..." pinta Puspa. "Mau makan apa?" "Apa aja deh, seadanya." Gadis itu mengelus perutnya yang keroncongan, sambil menoleh ke sekeliling area. Memilah tempat makan yang sekiranya nyaman dan enak. Namun, dua matanya menangkap sosok tak asing tak jauh dari mereka berdiri. Gadis itu menjawil Dimas dan menunjuk sosok yang ia maksudkan. "Yank! Itu kan calon kakak iparku?!" selorohnya sambil membenarkan kacamata. Khawatir kalau minusnya bertambah. Dimas mengikuti arah telunjuk Puspa. Ia mengamati dengan seksama. Keduanya berjalan mendekati pria yang mereka lihat mirip sekali dengan Pras. "Mas Pras!" sapa Puspa dengan raut sumringah. "Ketemu di sini kita," lanjutnya. Pria itu tak memberikan respon baik. Keningnya mengernyit bingung. Seperti orang tak kenal. Belum sempat bicara, seorang perempuan yang perutnya terlihat agak sedikit besar datang menghampiri. "Udah. Yuk?" Perempuan cantik berambut panjang bergelombang itu mengulurkan tangannya ke pria tadi. Sang pria tersenyum dan menerima uluran tangan perempuan itu. "Mas Pras? Ini siapa?" tanya Puspa spontan. Perempuan tadi menatap Puspa dengan heran. "Kamu kenal suami saya?" Pertanyaan tersebut hampir membuat ledakan hebat di dalam sanubari Puspa. Gadis itu terhenyak tak percaya. Ia bergeming di tempatnya berpijak. "Suami?" tukasnya gugup. "Iya. Suami saya." Perempuan tadi tersenyum ramah. "Saya Hesti, istrinya. Kamu siapa?" Sebelum menjawab dan memaki tak karuan, Dimas segera menarik lengan Puspa dan membawanya mundur ke belakang tubuhnya. "Oh maaf, sepertinya kami salah orang, Kak," begitu ucapnya. Ia pun lekas mengajak Puspa pergi setelah mengatakan permisi. "Kenapa kamu malah bawa aku menghindar sih?!" protes Puspa. "Karena kalau nggak gitu, kamu pasti bakalan rusuh kan?" "Ya tapi itu tadi..." "Kita bahas nanti. Kamu lapar kan? Kalau lagi lapar jangan keluarin emosi dulu, kenyangin perutmu dulu." Dimas mengingatkan. Kekasihnya suka hilang kendali bila perutnya keroncongan tak jelas. Yang ada malah menimbulkan keributan nanti. Ia menghindari hal tersebut. *** Sementara itu di tempat Pras, seseorang menemuinya. "Ada apa, Pram?" "Kamu dalam masalah." "Aku? Kenapa?" "Tadi siang ada sepasang kekasih -sepertinya- melihatku jalan dengan Hesti. Agaknya dia kenal dengan kamu. Aku nggak sempat tanya siapa dia. Nggak sempat jelasin apa-apa juga." "Apa maksudmu? Siapa?" "Entahlah. Aku bingung harus mengatakan apa. Kenal aja nggak." "Ciri fisiknya gimana?" "Wajahnya manis. Kulitnya sawo mentah agak kuning langsat. Pakai kacamata. Terus, rambutnya lurus tapi pendek sebahu." Pras langsung tahu siapa yang dimaksud. "Puspa," tukasnya. "Siapa dia?" "Kamu bilang apa aja ke dia? Puspa ada negur kamu?" "Iya dia negur aku. Tapi, seperti yang kubilang sebelumnya, aku belum sempat jawab atau ngomong apa-apa ke dia. Hesti terlanjur datang." Pras mengurut kening. "Udahlah, gampang. Nanti biar kuurus sendiri soal Puspa. Kamu ke sini cuma mau kasih tahu soal itu?" "Nggak juga sih. Ada hal lain yang mau kubahas." "Soal apa?" "Ini udah kumintain tanda tangan Hesti." Pram menyodorkan amplop cokelat lebar. Pras membuka dan membaca isi yang tertulis di atas kertas. "Itu surat persetujuan dari Hesti. Udah ditanda tangani di atas materai." Pras mengangguk paham. "Sampaikan terimakasihku padanya." "Ada satu masalah lagi, Pras." "Apa?" "Gimana caramu hadirkan orang tua kita?" Pras mengurut kening pusing. "Aku udah pikirin itu sebelumnya. Biar kuurus nanti." =====♡ Secrets of Marriage ♡=====

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.3K
bc

My Secret Little Wife

read
92.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook