bc

Broken Heart

book_age16+
529
FOLLOW
4.1K
READ
one-night stand
playboy
arrogant
goodgirl
drama
mxb
campus
city
like
intro-logo
Blurb

Dia adalah seseorang yang engkau cintai, tetapi sekarang mengingat namanya pun tak sudi. Namun bagaimana jika takdir mempertemukan kembali? Setelah sekian lama menghilang dia muncul dengan tiba-tiba. Memporak-porandakan benteng yang selama ini di bangun.

Ya. Itulah yang dirasakan oleh Kaysar Rahardia putra sulung dari Samudra Rahardian yang ditinggal pergi oleh seseorang hingga tak ingin lagi mengenal namanya cinta, hatinya seperti mati rasa mengeras dan membatu.

Namun, siapa yang sangka dibalik kepergiannya ada rasa tersembunyi?

''Maafin aku, Kay,'' ucap Helen dengan derai air mata.

''Maaf katamu? Aku gak butuh permintaan maafmu, pergi dari sini dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi,'' geram Kaysar.

chap-preview
Free preview
Episode 1
Terdengar suara jam walker yang terasa memekakkan telinga, tangan Kaisar terulur meraba mencari jam weker itu untuk mematikannya yang terus saja berbunyi nyaring menganggu tidurnya. Padahal ia masih ingin bersantai menikmati waktu libur dengan tidur sampai siang misalnya. Mumpung libur kuliah, tapi matanya seperti engga terpejam ia pun menyingkap selimut memilih untuk bangun menikmati udara pagi yang menyegarkan. Tak lupa ia melakukan olahraga kecil untuk meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Setelah merasa cukup Kaisar melayangkan kaki berdiri di depan balkon kamarnya bermandikan sinar mentari yang menghangatkan tubuh. ''Bang Kai ngapain?'' tanya Jeslyn membuyarkan lamunan Kaisar yang sedang memperhatikan kamar tetangga sebelah. ''Apaan, sih, rese!'' ''Lagi ngintip Kak Helen, ya?'' ''Anak kecil sok tau deh.'' ''Heleh pakai bohong segala. Kalau suka tuh bilang, tar ditikung orang baru tau rasa lho, nyesel yang ada.'' ''Ck! Bawel, pergi sana ganggu aja, deh.'' ''Dih ngusir suka-suka aku lah wle ....'' Jeslyn menjulurkan lidah meledak Kaisar. ''Nih anak.'' Gemas Kaisar pun memiting Jeslyn mengangkatnya tinggi-tinggi ke udara hingga membuatnya tergelak. Meski terlihat sering bertengkar Jeslyn dan Kaisar selalu saling menyayangi. Tak rela jika adik satu-satunya disakiti, ia akan maju garda ke depan untuk melindungi. ''Ampun, Bang, ampun gak gitu lagi,'' ucap Jeslyn merasa kepayahan. ''Awas ya kalau berani ngeledek Abang hiih, kamu. Abang pecat jadi adik.'' ''Ck! Dasar raja tega. Tar nyesel lho Bang gak punya adik cute, manis, lucu kaya aku.'' ''Dari Hongkong. Lucu dari mana? Ngerepotin yang ada. Manja pula.'' ''Abang ihgt ngeselin.'' Jeslyn menekuk wajah sambil melipat tangan di depan d**a. Dari seberang sana Helen menyingkap horden terkikik geli melihat tingkah Kaisar dan Jeslyn yang sedang sibuk bertengkar. Baginya adalah pemandangan yang biasa seru dan menghibur, berbeda dengan suasana rumahnya yang terlihat selalu sepi. Bahkan Helen betah jika bermain di rumah Kaisar bisa melakukan banyak hal sikap hangat keluarga yang utama. Merasa diperhatikan Kaisar pun menoleh, tanpa sengaja pandangan mereka bertemu saling melempar senyum. ''Dah lah males kalau ada yang pandangan-pandangan gitu berasa jadi obat nyamuk,'' keluh Jeslyn menatap interaksi Abang dan tetangga sebelah. Ia memilih untuk pergi dari pada cengo kaya kambing conge. ''Kalau naksir bilang aja, sih, apa susahnya. Helen, aku suka kamu. Tinggal bilang gitu doang aoa susahnya, sih. Apa perlu, aku wakilin.'' ''Jeslyn ... berisik. Pergi sono!'' sergah Kaisar melotot tajam ke arahnya seraya mendorong bahu Jeslyn hingga keluar kamar. ''Gak usah dorong-dorong, aku bisa jalan sendiri. Bang Kai.'' ''Kaisar buka Bang Kai,'' cibir Kaisar. ''Lama-lama, Abang musiumkan juga, nih anak. Punya adek satu rese kaya gini.'' Setelah kepergian Jeslyn, Kaisar kembali lagi menuju balkon ia sempat memberi kode pada Helen untuk menunggunya. Ada hal yang ingin Kaisar bicarakan. ''Sorry, ya. Adek aku emang rese,'' keluh Kaisar. ''Gak usah dengerin omongannya.'' ''Seru Bang rame daripada aku sendirian. Gak ada teman yang bisa diajak ribut.'' ''Iya juga, sih, tapi dia aktifnya kelewatan. Meresahkan. Ada aja ulahnya heran, aku mama nyidam apa waktu hamil dia.'' Helen tergelak mendengar ucapan Kaisar. Hampir lima tahun keluarga Helena dan Samudra bertetangga, hingga hubungan mereka cukup akrab sering menghabiskan momen bersama layaknya keluarga besar. Bahkan tak segan Kaisar memberi tumpangan pada Helen saat berangkat ke kampus. Umur mereka juga tak terpaut jauh hanya beda dua tahun. ''Morning,'' sapa Kaisar pada Helen. ''Pagi juga,'' jawab Helen dengan senyum kecil. ''Telat banget nyapannya.'' ''Dari pada gak sama sekali.'' ''Ck.'' Ini juga salah satu alasan kenapa Kaisar sering nongkrong di balkon kamarnya, ia bisa cuci mata tiap hari melihat Helen anak tetangga yang kebetulan kamarnya berhadapan dengan miliknya. Bahkan terkadang hanya melompat untuk menyelinap ke kamarnya. Sudah lama Kaisar menaruh hati, tapi belum berani mengungkapnya jadilah hanya pemuja rahasia. Entah sampai kapan akan memendam perasaan itu. ''Tar malam jalan mau gak?'' tanya Kaisar tiba-tiba. ''Boleh.'' ''Oke. Nanti aku jemput.'' ''Jalan ke mana, Bang?'' ''Ke hatiku eak ....'' ''Dih, becanda dia.'' ''Emang mau diseriusin?'' tanya Kaisar menatap lekat Helen yang wajahnya terlihat merona atau efek sinar matahari mungkin. ''Abang, aku masuk dulu ya mau mandi, gerah ....'' Ia tak tau harus menjawab apa pertanyaan Kaisar yang bisa ia lakukan hanya berusaha menghindar. Untuk menekan degup jantung yang kian mengencang. Baginya kata-kata yang keluar dari bibir Kaisar hanya candaan, karena bukan sekali dua kali pria di sebelah rumah itu berbicara seperti itu. ''Tuh, 'kan gak dijawab. Pergi lagi, aku gak jelek-jelek amat deh kayanya. Giliran bilang serius dikata becanda, giliran becanda dikira serius. Heran gimana, sih, maunya,'' gumam Kaisar yang masih setia menatap kamar Helen meski sang empunya sudah berlalu masuk ke dalam rumah. Terlihat Cristal sedang sibuk memasak, di dapur dengan langkah riang Jeslyn mendekati berdiri di sampingnya. ''Wangi banget. Masak apa, Ma?'' ''Tebak Mama masak apa coba?'' ''Gak tau, Ma.'' ''Kamu ini bisanya makan doang, bantuin Mama masak sini. Biar kalau gede pinter masak.'' ''Takut, Ma. Kena minyak panas iyuh ....'' ''Ck! Dasar. Harus belajar masak dong nanti kalau punya suami kamu gak bisa masak gimana?'' ''Jeje masih kecil, Ma. Baru kelas satu SMA. Ada restoran Ma tinggal delivery.'' ''Kamu ini. Coba, nih masakan Mama kurang apa coba? Udah enak apa belum?'' Jeslyn membuka bibir menyuapkan satu sendok masakan Cristal ke dalam mulut. ''Masakan Mama selalu juara. Jadi, lapar.'' "Mandi dulu baru makan. Pasti belum mandi, kan?'' ''Makan dulu, ya, Ma. Cacing diperut dah pada demo, nih,'' ucap Jeslyn sambil mengusap perutnya yang terasa keroncong. ''Enggak. Gak ada pokoknya mandi dulu. Baru boleh makan,'' ujar Cristal memperingatkan. ''Hari libur, Ma. Mandinya nanti-nanti aja deh. Masih wangi kok.'' Jeslyn menghidu aroma tubuhnya sendiri. ''Astaga ini anak. Gak, pokoknya harus mandi baru boleh makan. Jorok.'' ''Ya udah minta makan ke tetangga sebelah aja.'' ''Jeslyn!'' tegas Cristal penuh penekanan. ''Iya, Ma, iya aku mandi kok.'' Cristal hanya menggeleng melihat tingkah anak bungsunya yang kini berlari kecil menuju kamar rambut ekor kudanya bergerak seirama dengan langkah kakinya. . Malam beranjak naik seperti janjinya tadi siang Kaisar dan Helen jalan berdua. Mengenakan polo shirt berwarna hitam dipadu dengan jaket bomber. Tak lupa menyemprotkan minyak wangi dibeberapa titik. Setelah merasa cukup Kaisar menuruni anak tangga dengan bersemangat, sampai-sampai dia melompat dua bahkan tiga anak tangga sekaligus. Ada Samudra, Cristal dan Jeslyn di lantai bawah yang sedang berkumpul sambil bercakap-cakap ria. Sesekali mereka tergelak bersama. ''Ma, Pa pergi dulu, ya,'' pamit Kaisar. ''Mau ke mana, Bang? Tumben jam segini dah rapih biasanya sibuk main game?'' tanya Cristal memperhatikan penampilan Kaisar. ''Main bentar, Ma.'' ''Main ke mana, Bang?'' tanya Cristal penasaran. ''Mama kepo banget, deh. Biasa anak muda. kaya gak pernah muda aja.'' ''Paling jalan sama Kak Helen. Hobbynya doang ngajak jalan anak orang dikasih kepastian engga. Dasar tukang PHP,'' sindiri Jeslyn yang masih tetap fokus pada novel dalam genggamannya. ''Anak kecil tau apa, sih.'' ''Dih, aku udah gede Abang.'' ''Gede apanya. Hidung yang gede.'' ''Udah- udah kalian ini berantem mulu kerjaanya,'' ucap Cristal menengahi. ''Jangan kemalaman pulangnya. Jaga selalu kepercayaan Mama dan Papa.'' Kali ini Samudra yang berbicara. ''Siap Papa. Kai pergi dulu.'' ''Abang jangan lupa bawain, aku jajan ya.'' ''Ogah males. Beli aja sendiri.'' ''Dasar Abang pelit.'' Samudra dan Cristal hanya menggelengkan kepala melihat tingkah dua anaknya yang selalu berantem dan berdebat jika bertemu, tapi selalu mencari jika salah satu tak ada. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.8K
bc

My Secret Little Wife

read
94.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook