bc

My Husband CEO Militery

book_age18+
5.1K
FOLLOW
23.9K
READ
love after marriage
goodgirl
tomboy
drama
sweet
mxb
brilliant
soldier
realistic earth
virgin
like
intro-logo
Blurb

Perjodohan antara Araela dan Rewindra sudah direncanakan sejak Araela masuk sekolah kedinasan. Rewindra yang seorang perwira Angkatan Udara berpangkat Letkol, dengan nito rahasianya, terpakda Harus merahasiakan idenyitas aslinya pada ibu mertua agar pernikahan tetap dilaksanakan.

Bajkan Rewindra juga merahasiakam status militernya pada sang istri demi melindungi wanita itu.

Hingga akhirnya Rewindra Harus mengatakan semua Saat timbul salah paham antara dirinya dan Araela yang hampir mengkandaskan rumah tanganya. Rewindra mengatakan semua Jati dirinya juga pekerjaannua demi melindungi sang Istri dari target musuh.

Walau para akhirnya kelompok Abraham tetap dapat menembus dirinya melalui aksi penculikan sang buah hati yang membuat Rewindra murka hingga pria itu tertembak dan memgalami kondisi kritis saat menyelamatkan putranya.

Dengan kekuatan cinta istri dan kedua anaknya, Rewindra berjuang antara hidup dan mati untuk bisa kembali bersama keluarga kecilnya.

chap-preview
Free preview
Araela Ayu Bestari
"Terlambat bukan berarti berhenti bergerak, hanya butuh waktu sebentar untuk kembali bergerak lebih cepat dari sebelumnya." *** Sinar mentari pagi merembes masuk melalui celah-celah tirai jendela kamar, dersik dedaunan tertiup semilirnya angin yang membawa kicau burung gereja ramai diantara ranting dan dahan pohon rambutan di belakang rumah. Dan saat sinar hangat itu masuk lalu menyinari wajah seorang perempuan yang masih terlelap dibalik selimut tebal bergambar bulan dan bintang, seketika itu juga perempuan itu terlonjak bangun dan segera membuka kedua mata yang dihiasi alis tebal yang cantik dengan bulu mata lentik dan sepasang netra coklat madu yang bersinar terang. Gadis itu menoleh kearah jendela kaca yang tertutup tirai berwarna biru dongker. "Kampret gue telat! bisa kena semprot pak ndut lagi, gue!"teriak Araela kaget ketika terbangun dari tidur nyenyaknya. Mata gadis itu membola sempurna saat melihat jam digital diatas meja belajarnya, dimana jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.45 wib sementara ini adalah hari senin yang biasakan akan didahului dengan apel pagi. Secepat kilat Araela turun dari ranjang empuknya dan berlari kekamar mandi. Untung orangtuanya berbaik hati, melengkapi kamar tidrunya dengan kamar mandi pribadi. Sehingga dia tidak harus ngantri dikamar mandi bawah dekat dapur seperti di kamar mandi umum. Hanya butuh sepuluh menit, Araela sudah siap dengan seragam PNS berwarna coklat. Rambut pendeknya tidak perlu membutuhkan sentuhan khusus, cukup pakai jari sudah rapi. Dan sebagai aparatur negara, tidak diperbolehkan berdandan terlalu tebal dan mewah seperti mau pergi kekondangan nikahan mantan. Cukup polesan tipis pelembab berupa sun block,alas bedak dan bedak padat. Memberi sedikit warna pada kelopak matanya dengan eye shadow warna natural dan lipsblam warna nude. Tidak perlu memoles blus on pada kedua tulang pipi karna pipi Araela sudah merona merah secara alami . Tanpa menghiraukan wajah cemberut maminya yang sudah siap dengan omelan yang tak kesampaian, Araela bergegas meraih kunci motor matic dan helmnya . "Mbak Ara! Zera numpang!"teriak Azera adiknya yang sudah siap dengan seragam putih abu-abunya dan memengang helm, tetapi gadis itu masih sibuk dengan kotak makan ditangan kanannya. "Ayo cepet! kalau mau ikut!ntar mbak telat apel pagi,"sahut Araela sembari mengambil sepotong roti isi selai sarikaya lalu mencium tangan mami dan papinya yang hanya menggeleng dan tersenyum maklum akan kelakuan anak kedua mereka sebelum Araela bergegas menuju garasi. Segera distaternya motor matic miliknya dan hampir saja Azera tertinggal, kalau saja gadis itu tidak cepat-cepat duduk di boncengan dan menempel dipunggung kakaknya. Araela sedikit menarik gas motornya keangka 60 km/jam, meliuk-liuk mencari celah kosong diantara barisan kendaraan yang merapat dijalan. Setelah menurunkan Azera di sekolahnya, Araela segera melajukan motornya menuju gedung pemerintahan kota dimana dia bekerja sebagai pegawai pemerintahan kota Jakarta Utara golongan 3 B. Dia memarkir motornya pada area parkir khusus pegawai Pemda, lalu secepat kilat berlari menuju halaman kantor pemerintahan, dimana sudah berkumpul pegawai lainnya membentuk barisan rapi berdasarkan unit kerja masing-masing . Nafasnya masih ngos -ngosan saat Pak Hilman yang merupakan atasannya memandang dengan pandangan tajam sambil menggelengkan kepala. Pria itu berdiri di barisan Kepala Bidang. "Araela! kamu terlambat lagi!"tegur Pak Arif atau yang kerab dipanggil pak Ndut yang berdiri didepannya. Pria bertubuh besar itu sudah seperti tembok China saja. "Hampir, Pak,"sahut Araela dengan cengirannya. "Sebagai hukuman, kamu menggantikan Yudha menjadi Komandan Upacara. Tidak ada protes! langsung mengambil tempat!"perintah tanpa perasan dari pak Arif membuat mata Araela terbuka lebar. Sesuai perintah tanpa boleh protes. Walau berat hati, Araela tetap harus menjalankan perintah atasannya. Tidak bisa menolak karena waktu semakin berjalan. Untung dia tidak salah kostum pagi ini, dan untungnya lagi dia pakai sepatu formal tidak pakai sneakers seperti biasanya. Hanya topi saja yang tertinggal karena terburu-buru dan merasa yakin kalau senin ini bukan dirinya yang bertugas. Untung saja Maya, rekannya dari unit kerja lain berbaik hati meminjamkan topinya, karena kebetulan Maya tidak sedang bertugas apel pagi. Gadis itu lalu berlari menuju tengah lapangan untuk posisi sebagai komandan upacara karena pembaca susunan acara sudah menyatakan kalau upacara sudah dimulai. Dan jadilah pagi itu , Araela harus merelakan suaranya untuk memimpin Upacara . Berteriak lantang dengan perut kosong sangatlah tidak nyaman,tetapi begitulah adanya dan dia bertekad setelah ini, semangkuk soto betawi bu Maryam yang ada di kantin kantor menjadi santapannya untuk mengisi perut. *** Bekerja di unit kerja aset daerah, membuat Araela tak sepi kerjaan. Tumpukan dokumen mulai dari laporan barang masuk, keluar hingga surat permohonan peminjaman peralatan dari dinas lain didalam lingkup pemerintahan daerah. "Ra! ikut makan siang, nggak?"tanya Mela yang merupakan sahabatnya sejak SMA mereka terpisah karena Araela lanjut ke IPDN sementara Mela masuk Fakultas ekonomi bersama Ivonne. Dan Mela memutuskan ikut seleksi CPNS atas saran ayahnya, yang akhirnya bertemu dengan Araela yang mendapat tempat tugas sesuai tempat tinggal dalam kartu tanda penduduk. "Mau makan dimana? aku nyusul bentar! pesankan saja dulu!"sahut Araela yang masih memberi paraf pada dokumen yang sudah diperiksanya. "Ogah! ntar seperti kemarin lagi. Sudah dipesan malah nggak nongol-nongol,"tolak Mela yang sudah sangat paham dengan kebiasaan temannya ini. "Isshh ... bumil satu ini ngomel mulu! ntar anakmu cerewet kek beo baru tahu rasa,"balas Araela seraya membereskan pekerjaannya. Mengganti sandal jepit dengan sepatu sneakersnya. Araela memang seperti itu, dan bukan hal yang baru jika mengenakan sandal jepit di dalam ruang kerja, karena tidak Araela saja yang melakukan itu. Seharian terbungkus sepatu rasanya kurang nyaman juga, apalagi seperti Araela yang tidak suka mengenakan sepatu pantofel lebih dari satu jam. "Suami kamu ngajak makan diluar?"tanya Araela saat mereka sudah berjalan keluar gedung. "Tidak, Mas David hari ini banyak pasien. Jadwal operasinya juga padat,"jawab Mela yang berpegangan pada lengan Araela. "Ohh ... tambah banyak saja saldo tabunganmu, Mel." "Aamiin ... bisa buat tabungan baby nanti, Ra!" Araela mengangguk lalu membantu Mela masuk ke mobil milik wanita itu, sementara dia yang menyetir. Sebenarnya Araela sendiri dapat fasilitas mobil dinas mengingat posisinya sebagai Kasi Aset daerah, tetapi gadis itu tak memanfaatkannya karena lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi untuk bekerja. mengikuti kemauan ibu hamil yang sedang ngidam iga bakar, akhirnya Araela memarkir mobil didepan restoran yang menyediakan makanan yang di inginkan sahabatnya itu. Dan dua porsi iga bakar pun tersaji dihadapam mereka berdua. Waktu makan siang hanya sampai jam dua siang saja, sehingga membuat keduanya harus cepat menyelesaikan makannya dan tak lupa, Mela membeli beberapa bungkus camilan untuk di kantor. "Sudah dibayar semuanya, Mbak!"ucap kasir rumah makan itu membuat Araela melongo. "Siapa yang membayar makan kami?"tanya Araela seraya menoleh kekiri kekanan untuk mencari orang yang mungkin saja dia kenal. "Pria dengan jaket hitam yang duduk dekat mbak tadi,"kata kasir sedikit tersenyum. "Oh iya, terima kasih kalau begitu!"jawab Araela lalu beranjak dari meja kasir,'Siapa yang sedang shodaqoh hari ini?'batinnya seraya berjalan kearah mobil dimana Mela sudah menunggu. "Berapa habisnya?"tanya Mela seraya membuka dompetnya saat Araela telah duduk dibelakang setir. "Sudah nggak apa-apa! untuk besok saja,"sahut Araela yang menjalankan mobil kembali ke kantor Pemda. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
624.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

PLAYDATE

read
118.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook