bc

Terpaksa Menjadi Istri Bayaran

book_age16+
7.2K
FOLLOW
83.9K
READ
billionaire
contract marriage
goodgirl
drama
comedy
bxg
city
like
intro-logo
Blurb

Slow update..

Kisah seorang gadis, yang terpaksa meninggalkan kampung halaman atas perintah dari kakeknya. Karena Dia tidak rela, jika melihat cucunya dinikahi seorang pria tua hidung belang, dan mengganggu masa depan cucunya.

Hanna Yulia Ningrum.

Gadis desa yang cantik dan polos, usianya baru menginjak dua puluh tahun, Ibunya sudah lama meninggal, sementara Ayahnya, pergi entah kemana setelah pertengkaran dengan Kakeknya.

Kakek menyuruh Hana pergi ke kota, menyuruh Hanna pergi ke rumah adik dari almarhumah Ibunya, dan tinggal sementara disana. Namun, masalah besarlah yang harus dia hadapi di rumah itu.

Takdir pun mempertemukan Hanna dengan seorang Pria.

Aditya Permana.

Seorang pengusaha muda, berusia dua puluh delapa tahun, pemilik perusahaan terbesar dan ternama di kota Jakarta.

Pria yang telah menolongnya, dari jeratan beberapa orang yang telah membawa dirinya dengan paksa. Namun, semuanya tidak gratis. Pria itu meminta sesuatu dari Hanna, tanpa pikir panjang gadis itu menyetujui permintaan dari Aditya.

Dia tidak tau permintaan seperti apa yang akan Pria itu katakan.

Akankah, Hanna memenuhi permintaan Pria yang sama sekali belum ia kenal?

cover by STARY

chap-preview
Free preview
Satu
Aku baru saja memetik sayuran di kebun belakang rumah kakekku, saat sampai di depan rumah aku tidak sengaja mendengar Kakek tengah berbicara dengan seseorang. "Berikan kami waktu Juragan, saya akan melunasi hutang-hutang Anak saya, saya mohon," ucap Kakekku seraya mengatupkan kedua tangannya. "Baik, Saya kasih waktu kalian satu bulan untuk melunasi semua hutang beserta bunganya, tapi ...." juragan Joko menggantungkan kata-katanya, matanya melihat kesemua penjuru rumah, tatapannya berhenti pada fotoku yang menggantung di dinding. "Jika dalam satu bulan kau tidak bisa melunasi semua hutang-hutang yang anakmu pinjam maka ... Cucumu harus menikah denganku," Aku melihat seringai muncul dari bibir juragan Joko. "Tidak! Saya mohon, jangan lakukan itu Juragan, saya mohon. Saya berjanji akan melunasi semua hutang Anak saya." Kakek-ku memohon sembari menelungkup kan kedua tangannya pada juragan Joko. "Baiklah, akan Saya tunggu, tapi ... ingatlah Kek, jika kau tidak bisa melunasinya maka cucumu harus menjadi istri ke tiga-ku." Aku terkesiap mendengar kata-katanya, istri ketiga? Aku tidak mau, mana mungkin aku menjadi ibu tiri dari sahabatku sendiri. Lalu kulihat juragan Joko berjalan keluar dari rumah kakek. Saat berpapasan dengan-ku juragan Joko memandang-ku dengan pandangan yang sulit Aku artikan, dia mengusap air liurnya yang menetes menggunakan tangan. "Persiapkan dirimu, satu bulan lagi kau akan menjadi istriku gadis manis." ucapnya padaku, Aku menggelengkan kepalaku cepat, aku menghampiri kakek yang terduduk dilantai. "Kakek, bangun lah, nanti lutut kakek sakit. Hana akan berusaha mencari pekerjaan dan melunasi semua hutang Ayah, kakek jangan khawatir ya." Aku membopong tubuh rapuh kakek-ku dan mendudukkannya di kursi. "Kakek tidak akan membiarkan Cucu kakek menikah dengan laki-laki seperti itu." katanya, lalu mengelus kepalaku dengan sayang. "Lalu ... bagaimana denganku? Apa kau akan biarkan aku masuk kedalam penjara!!" tiba-tiba Ayahku berteriak pada kakekku, seakan meminta persetujuannya agar aku menikah dengan juragan Joko. "Aku tidak perduli, siapa yang menyuruhmu meminjam uang pada rentenir itu hah! Apa kau tidak pernah berpikir sebelumnya, bagaimana jika kau tidak bisa membayar hutang-hutangmu!!" Kakek balik memarahi Ayahku, tidak mengira dengan cara berpikirnya, aku hanya bisa menenangkan kakek sambil menepuk pelan punggungnya. "Sudahlah, lebih baik aku pergi dari sini!" ucap Ayahku tiba-tiba, Ayah melangkah masuk ke dalam kamar dan mengambil tas yang sepertinya sudah ia siapkan sebelumnya. Entah lah, kenapa ayah begitu membenciku, aku tidak tahu apa kesalahanku. Ibu-ku sudah lama meninggal dunia ketika beliau berjuang melahirkan-ku. Melihat ayah yang akan keluar dari rumah sembari membawa tas besar ditangan, aku memohon sambil memegangi salah satu kakinya. "Tidak Ayah! Jangan tinggalkan kami," Aku memohon, memeluk salah satu kaki ayahku yang hendak melangkah keluar melewati pintu. "Lepaskan! Aku tidak sudi lagi hidup dengan orang yang sudah menghilangkan nyawa istriku!" menepis tanganku, hingga aku tersungkur kelantai, sebegitu besarkah dia membenciku hingga ayah menuduhku yang menghilangkan nyawa ibuku? Aku hanya bisa diam, hatiku begitu terluka ... menyadari begitu besar kebencian yang ayah rasakan padaku. Tanpa terasa butiran kristal bening membasahi pipiku, Aku menangis dalam diam. Ayah akhirnya pergi meninggalkan Aku dan Kakek. "Pergi kau! Anak tidak tahu di untung!" seru Kakek, matanya merah menyala karena amarah. "Ayah ... Hanna mohon, jangan tinggalkan kami!" sekuat apa pun aku memanggilnya, ayah tidak menoleh atau menghentikan langkahnya. Aku berbalik menoleh pada kakekku dan melihat tangannya meremas dadanya. Aku mencoba berdiri dan menyeka air mataku, mendekati pria yang sudah rela membesarkan-ku sedari bayi, ku-genggam tangan keriputnya dengan erat. "Kakek kenapa?!" Aku sedikit meninggikan suaraku karena panik, melihat kakek meringis seperti tengah menahan rasa sakit. "Tidak apa-apa, Nak." ujarnya menenangkan-ku ia mengambil napasnya dalam dan perlahan mengeluarkannya lewat mulut. "Kakek ... Hana tidak apa-apa jika harus menikah dengan juragan joko, asal Kakek tidak terkena masalah. Hana bersedia melakukannya." ucapku tertunduk, tanpa permisi setetes kristal bening kembali lolos dari pelupuk mata. Hanna tidak tega melihat kakeknya menahan rasa sakit seperti itu, setidaknya jika dia bersedia menikah dengan juragan joko, kakeknya itu tidak perlu lagi memikirkan masa depannya lagi. Sekarang di dunia ini hanya kakeknya lah yang Hana punya. "Tidak Nak, Kakek tidak rela jika kau menikah dengan pria seperti itu, tunggu sebentar disini." dengan tergesa Kakek berdiri dari duduknya, lalu masuk kedalam kamar. Hana menautkan alisnya bingung lalu mengusap air mata yang tersisa menggunakan tangannya. Tidak berselang lama Kakek keluar dari kamar membawa buku ditangan, lalu menulis sesuatu di kertas itu dan menyobeknya, laki-laki paruh baya itu menyerahkan sobekan kertas pada Hanna. Kakek Ramli menyuruh Hanna untuk pergi ke kota, dan meminta tolong pada saudari Ibunya, agar ia bisa tinggal sementara dirumahnya. "Pergilah Nak, carilah alamat rumah bibi-mu di kota Jakarta. Kakek sudah menuliskan alamatnya di kertas," ujar Kakek sembari mengepalkan kertas itu ke tanganku. "Tapi, bagaimana dengan kakek? Hana tidak bisa meninggalkan kakek sendirian disini." ucapku lirih, aku tidak bisa pergi, siapa yang akan mengurus kakek-ku disini. "Kakek akan baik-baik saja Hana, percayalah." balasnya meyakinkan-ku, aku hanya bisa pasrah dan menuruti keinginan kakek. "Hanna akan mencari pekerjaan di sana kek. Hanna janji, Hanna akan melunasi hutang-hutang Ayah." ucapku sambil memeluk kakekku dengan erat, kakek membalas ucapan-ku dengan anggukan, kurasakan tangannya mengelus kepalaku dengan sayang. *** Setiap sore Hanna dan sahabatnya selalu bertemu di gubug dekat persawahan, dia selalu menumpahkan keluh kesahnya pada sahabatnya sedari kecil. Dia juga menceritakan kejadian tadi pagi padanya, sampai ayahnya tega meninggalkan mereka berdua. Sesekali Hanna terisak saat menceritakan semuanya. Hingga saat ini ayahnya selalu menyalahkan Hanna atas kematian ibunya. "Aku setuju dengan kakek Ramli," ucap Rini, Gadis itu menatap prihatin pada Hana. "Tapi ... aku bingung Rin, jika aku pergi, siapa yang akan menjaga kakekku?" Gadis itu bimbang antara harus pergi atau tidak, ia takut kakeknya tidak bisa mengurus dirinya sendiri. "Tenang aja Hanna, ada aku kan. Aku akan menjaga dan mengurus kakek-mu disini," Rini bicara sambil menggenggam tangan Hana, "aku tidak rela sahabatku ini menikah dengan laki-laki sepertinya." Rini merasa kesal sekaligus marah pada juragan joko, yang tidak lain adalah ayahnya sendiri yang ingin menikahi Hanna, dan menjadikan Hanna istri ketiganya, entah setan apa yang merasuki jiwa Ayahnya itu hingga dia sangat ingin menikah lagi untuk kesekian kalinya. "Tapi Rin, bagaimana dengan ayahmu, pasti dia bakal marah jika tau kamu membantu kami." Hanna merasa tidak enak dengan Rini, sahabatnya itu selalu membantunya disaat dia sedang kesusahan. "Percaya padaku Hanna, ayahku tidak akan berani memarahiku," Rini menghentikan ucapannya sesaat kemudian ia kembali berkata, " ya ... walau pun sifatnya seperti itu, tapi dia sangat menyayangi diriku." jelas Rini sambil tersenyum.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bukan Istri Pilihan

read
1.5M
bc

A Secret Proposal

read
376.5K
bc

Nur Cahaya Cinta

read
359.1K
bc

Tuan Bara (Hasrat Terpendam Sang Majikan)

read
112.5K
bc

Mrs. Fashionable vs Mr. Farmer

read
422.0K
bc

Istri Muda

read
392.1K
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
465.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook