bc

KETULUSAN HATI

book_age16+
740
FOLLOW
8.9K
READ
arrogant
badgirl
drama
sweet
bully
poor to rich
school
spiritual
brothers
sisters
like
intro-logo
Blurb

Kehidupan seoarang Azlan pun benar-benar berubah setelah kedua orang tuanya meninggal. Terlebih lagi dirinya yang harus mengurus ketiga adiknya yang begitu membuatnya frutasi. Belum lagi dengan masalah-masalah yang baru terungkap setelah kedua orang tuanya meninggal. Banyak hal yang mengejutkan Azlan sampai dirinya harus tinggal bersama dengan seorang wanita yang tidak pernah ingin di temuinya. Namun karena masalah yang di hadapinya terlalu rumit pun akhirnya membuat Azlan terpaksa harus tinggal bersama dengan Hulya. Wanita yang bagi Azlan telah m*****k kebahagiaan orang tuanya. Namun ternyata kehadiran Hulya justru membawa warna baru bagi keluarga Azlan. Banyak hal yang tak terduga terjadi pada hubungan Azlan, Hulya dan keluarganya. Akankah Azlan dapat memaafkan kesalahan Hulya pada orang tuanya dan menerima Hulya di kehidupannya?

Cover by canva

chap-preview
Free preview
1. Ketulusan Hati
“ Muhammad Azlan Raffasya, selamat anda mendapatkan nilai terbaik dalam kelulusan tahun ini.” Ucap seorang dosen yang baru saja memberikan selamat pada salah satu mahasiswa terbaiknya karena sudah berhasil menyelesaikan tugas akhirnya dengan begitu sempurna. Seorang mahasiswa yang dipanggil Azlan itu pun dengan begitu puas mendapatkan hasil  tersebut. Akhirnya usahanya untuk menyelesaikan dalam waktu yang tepat dan memberikan yang hasil yang terbaik pun terbayarkan dengan nilai yang begitu memuaskan. Azlan keluar dari ruang sidang skripsinya dengan begitu bahagia. Dia benar-benar sudah tidak sabar ingin mengabarkan kabar bahagia ini pada keluarganya. Namun, begitu dia keluar, Azlan sudah di serbu oleh teman-temannya. Mereka semua ingin mengucapkan selamat pada Azlan yang sudah berhasil menyelesaikan sidangnya dengan begitu baik. “ Lan, habis ini ada traktiran dong.” Ledek temannya. “ Ok, aku traktir kalian semua di kantin. Terserah mau pilih apa aja.” Balas Azlan yang langsung di giring oleh teman-temannya menuju kantin. Salah satu teman dekatnya pun duduk di samping Azlan dia adalah Abrar. “ Lan, kamu emang yang terbaik deh. Belum pernah aku liat mahasiswa laki-laki setekun dan sepintar kamu. Kamu memang kebanggaan kita semua.” Puji Abrar. “ Ngga usah lebay deh rar, kamu juga bisa kok dapetin nilai sepertiku. Asal mau serius.” Balas Azlan yang sedang sibuk menelfon. “ Walaupun aku serius lan, tapi otakku ini ngga akan bisa sampai berpikir terlalu jauh sepertimu. Biasalah anak IQ pas-pasan. Lan, kamu lagi nelfon siapa sih, dari tadi diajak ngobrol malah gelisah begitu.” Tanya Abrar. “ Aku lagi telfon papa sama mamaku rar, aku mau ngabarin tentang hasilku ini.” Jawab Abrar. “ Mungkin mereka lagi sibuk lan, namanya juga pengusaha hebat. Pasti jam segini papamu lagi sibuk.” Balas Abrar. “ Mungkin sih rar, tapi mama juga sama aja. Ngga bisa di hubungi.” “ Saba raja lan, tunggu sampai kamu tiba di rumah. Sekarang kita gabung sama yang lain buat ngerayain keberhasilan kamu” Balas Abrar yang langsung menarik tangan Azlan untuk bergabung bersama teman-temannya yang lain. Baru saja dia bergabung, tiba-tiba orang yang tidak asing bagi Azlan pun menghampirinya. Melihat seseorang yang Azlan kenal pun dia langsung mendekatinya. Dia adalah asisten papanya. “ Pak Guntur. Ada apa pak Guntur kemari.” Tanya Azlan yang heran melihat kedatangan pak Guntur ke kampusnya. “ Saya mau menjemput tuan Azlan.” Jawabnya. “ Ngapain jemput saya, saya kan bawa mobil.” Balas Azlan. “ Saya di suruh ibu untuk menjemput tuan Azlan.” “ Ada apa? Apa ada masalah.” Tanya Azlan yang langsung terlihat panik ketika menatap wajah pak Guntur. “ Tuan Ibrahim masuk rumah sakit tuan.” Jawab Pak Guntur. Saat Azlan mendengar kabar tersebut, tubuhnya benar-benar lemas. Dia tidak menyangka di hari bahagia ini tiba-tiba dirinya mendapatkan kabar yang tidak pernah terduga. Abrar yang medengar itu pun langsung menenangkan Azlan. “ Kamu tenang lan, aku yakin papamu akan baik-baik aja. Ya udah kamu sebaiknya segera kesana. Biar ini aku yang urus." Ujar Abrar. Tanpa berpikir panjang lagi Azlan pun langsung berlari menuju parkiran, dia awalnya mau naik mobil sendiri. Tapi pak Guntur melarangnya, karena di khawatirkan Azlan akan lepas kontrol dan iru bisa membahayakan dirinya sendiri. Dan akhirnya dia ikut pak Guntur, sedangkan mobil azlan di bawa supir pak Guntur. *** Saat tiba di parkiran rumah sakit, Azlan melihat kedua adiknya pun turun dari mobil. Mereka langsung memeluk Azlan saat melihat kakaknya pun baru tiba. “ Kak, papa kak. Papa akan baik-baik aja kan. Papa akan sehat kan kak.” Tanya Alea adik bungsu Azlan yang masih duduk di sekolah dasar. “ Alea tenang aja, kakak yakin papa pasti akan baik-baik aja.” Jawab Azlan yang sebenarnya juga khawatir dengan keadaan papanya. Terlebih lagi saat dirinya tadi mengetahui keadaan papanya dari pak Guntur. Dia mengatakan kalau sebenarnya papa Azlan sudah sakit sejak lama, tapi papa Azlan sering menyepelekan sakitnya itu. Karena dia tidak ingin membuat cemas semua keluarganya. Dan pagi ini saat di kantor, tiba-tiba papa Azlan mengalami serangan jantung, dan dia pun langsung di bawa ke rumah sakit. Keadaannya sekarang pun masih dalam kondisi kritis. Azlan dan kedua adiknya pun berjalan cepat menuju ruangan papa mereka. Dari kejauhan Azlan dapat melihat mamanya sedang mondar mandir di depan ruangan. “ Mama.” Panggil Azlan. Kemudian Alea pun langsung memeluk mamanya sambil menangis. Dan betapa takutnya Azlan saat melihat wajah mamanya yang terus memandang kearahnya sambil menangis. Pandangan sang mama pun membuat Azlan berpikir kalau sesuatu yang buruk memang benar-benar sudah terjadi. “ Ma.” “ Kita temui papa di dalam ya.” Ajak mamanya kepada ketiga anaknya. Dengan perasaan sedih mereka semua pun masuk kedalam ruangan sang papa. Dan betapa terkejutnya Azlan dan adik-adiknya ketika melihat tubuh kaku yang sudah tertutup kain putih. “ Mama, mana papa ma.” Tanya Azzam yang masih ingin berpikir kalau mereka salah masuk kamar. Mama Azlan pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia sudah tidak lagi bisa menahan air matanya di depan anak-anaknya. “ Papa sudah ngga ada lan, zam. Papa sudah meninggal.” Ucap mamanya dengan suara yang begitu lemah. Karena sebenarnya dia pun berat mengatakan semua ini pada ketiga anak-anaknya. “ PAPA…. PAPA.” Teriak adik-adik Azlan yang langsung memeluk sang papa dan membuka penutup kain di wajah sang papa. Disana terlihat papanya dengan wajah yang begitu pucat dan kaku. Sedangkan Azlan masih terdiam ditempatnya, dirinya seperti masih tidak percaya kalau laki-laki tua  didepannya itu yang sudah tidak bernyawa lagi adalah papanya. Seseorang yang begitu Azlan kagumi. Bagaimana Azlan bisa membayangkan hal ini akan terjadi padanya, karena baru tadi pagi dia bisa berbincang-bincang santai dengan sang papa. Selalu menjadi sesuatu yang menyenangkan ketika sang papa mengajaknya mengobrol. Dan Azlan tidak percaya kalau percakapannya dengan sang papa tadi pagi adalah percakapan terakhir mereka. Dia bahkan masih ingat dengan nasehat sang papa tadi pagi, dia tidak percaya kalau itu adalah permintaan papanya, dia pikir itu hanya sebuah lelucon yang tidak Azlan anggap serius. Flashback on. “ Lan.” Panggil sang papa yang langsung masuk ke kamar Azlan. Disana Azlan terlihat sedang bersiap untuk pergi ke kampus. “ Iya pa.” “ Apa kamu udah siap.” Tanya papanya sambil membenarkan kerah baju Azlan. “ Udah dong pa. Azlan selalu siap. Karena doa papa dan mama kan selalu menyertai Azlan kemanapun Azlan melangkah.” Jawabnya. “ Papa bangga karena Azlan selalu ingat ucapan papa dan mama.” “ Jelas dong Azlan selalu ingat, karena papa dan mama kan selalu jadi kebanggaan Azlan.” Balasnya. “ Papa pun bangga karena punya Azlan, Azzam dan Alea. Kalian benar-benar anugerah yang terbaik yang pernah papa dan mama miliki. Papa bersyukur Allah menghadirkan kalian pada kita.” “ Azlan pun bersyukur karena papa dan mamalah orang tua kita.” “ Lan, seumpama kalau nanti kamu udah lulus. Papa punya keyakinan deh kalau Azlan akan langsung bisa mimpin perusahaan.” “ Apaan sih pa, Azlan sama sekali ngga berpikir kesana pa. Itu masih sangat jauh dengan apa yang ada dalam pikiran Azlan. Tapi papa tenang aja, setelah Azlan lulus Azlan akan bantu papa. Azlan akan berusaha keras untuk belajar dari papa. Kan Azlan selalu ingin jadi kebanggana papa.” Balasnya. “ Tapi kan ngga ada salahnya belajar sambil memimpin lan.” Ledek papanya ;lagi. “ Pa, please deh jangan ngada-ngada. Azlan ini masih nol. Dan Azlan akan memulainya dari awal.” Balasnya. “ Tapi mau bagaimanapun Azlan harus tetap ingat. Kalau nanti papa ngga ada ataupun pergi. Azlan akan tetap jadi pemimpin. Entah itu di perusahaan ataupun di rumah. Karena Azlan anak sulung dan Azlan laki-laki, maka papa akan mengandalkan semuanya ke Azlan.” “ Pa, kok bicaranya seperti itu sih. Azlan memang anak sulung dan Azlan akui kalau Azlan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar. Tapi Azlan pun akan selalu membutuhkan bantuan papa. Jadi papa kalau pergi jangan lama-lama. Apa papa mau pergi ke luar kota lagi.” Tanya Azlan. “ Ngga papa ngga ada acara ke luar kota lan, tapi kita kan ngga ada yang tahu umur kita lan. Papa hanya ingin anak papa menjadi anak yang lebih tanggung jawab lagi.” “ Pa, kok ngomongnya begitu sih. Papa itu sehat, dan papa akan bisa melihat Azlan mencapai impian Azlan, kelak papa akan bisa melihat Azlan menikah dan punya anak. Papa akan berumur panjang “ Itu pun yang papa inginkan, andai papa punya cucu sekarang.” “ Pa, jangan bercanda deh.” Balas Azlan yang tidak menyukai candaan papanya. Kemudian papa Azlan pun langsung memeluk anak sulungnya. “ Lan, papa sayang mama, kamu, Azzam dan Alea. Kalian harta papa yang sangat berharga. Kalau kelak kamu tahu papa punya  banyak salah ke kamu ataupun kelak papa menyakiti keluarga ini, papa minta maaf ya.” Ungkap papanya. “ Pa. papa ngga punya salah apapun kok. Papa itu orang baik. Jadi Azlan yakin orang yang menyayangi papa lebih banyak di bandingkan orang yang membenci papa. Termasuk Azlan, papa ngga pernah buat salah apapun ke Azlan.” Balasnya. “ Makasih karena Azlan selalu bisa menenangkan hati papa. Papa akan doakan semoga hari ini Azlan bisa sidang dengan baik. Dan akan mendapatkan hasil yang luar biasa.” “Amin, duh pa. Azlan jadi nervous deh. Tapi dapat semangat dari papa membuat Azlan yakin kalau Azlan mampu melewati hari ini dengan baik.” Balasnya. Kemudian papa Azlan pun mengajak Azlan keluar untuk sarapan bersama keluarganya yang sudah berkumpul di ruang makan. Mama Azlan pun sudah menyiapkan sarapan yang istimewa untuk Azlan. Karena hari ini dia tahu anaknya akan melakukan hal yang penting. Adik-adik Azlan pun terus memberi semangat untuk kakaknya yang akan berjuang menyelessaikan ujian hari ini. Keluarga Azlan terlihat begitu harmonis dan tenang, hampir tidak pernah ada berita yang menjelek-jelekkan keluarganya. Apalagi melihat keromantisan yang dilakukan orang tua Azlan. Banyak yang merasa iri dengan pasangan yang tidak muda ini lagi. Flashback end Dengan langkah gemetar dan pegangi sang mama, Azlan pun mendekat ke tubuh sang papa. Air matanya terus mengalir tanpa permisi. Tangan Azlan mencoba memegang wajah papanya. “ Kenapa pa, kenapa harus sekarang. Kenapa ya Allah, kenapa Engkau harus mengambil papa sekarang.” Ungkap Azlan yang begitu terpukul menerima keadaan ini. “ Jangan bicara seperti itu nak, ini sudah takdir. Kamu ngga boleh bicara seperti itu.” Nasehat mamanya yang tidak menyukai ucapan Azlan. “ Tapi papa janji ma, papa janji akan lihat hasil Azlan. Papa belum liat ma. Azlan sudah berhasil jadi yang terbaik. Azlan Cuma pingin papa liat ini ma.” Ucap Azlan yang langsung mengeluarkan dan menunjukkan kertas nilainya pada sang papa. Hati mamanya begitu terluka melihat keadaan Azlan. Dia tahu betapa sedihnya dia di hari yang seharusnya dia bisa merayakan kelulusannya pun menjadi hari paling menyedihkan karena dirinya kehilangan orang yang begitu di kaguminya dan di hormatinya. Azlan memang begitu dekat dengan sang papa. “ Kalau papa mau Azlan jadi pemimpin Azlan akan lakukan itu pa. Tapi Azlan ingin papa melihatnya pa. Azlan ingin papa melihat keberhasilan Azlan pa.” “ Papa akan tetap melihatnya nak, papa akan tahu kalau Azlan berhasil. Papa akan selalu bangga punya Azlan, Azzam dan Alea. Kalian kebanggaan papa. Mama tahu ini sulit untuk kita semua. Tapi kita pun harus merelakan dan mencoba mengikhlaskan papa. Karena dengan begitu papa akan tenang dan baik berada di sisi Allah.” Ungkap sang mama yang terus memberi kekuatan pada ketiga anaknya yang masih begitu terluka akan kepergian papa yang selalu menjadi panutannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
92.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.3K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook