bc

The King's Slave (Indonesia)

book_age18+
16.4K
FOLLOW
189.0K
READ
revenge
dark
dominant
king
drama
twisted
bxg
slavery
royal
brutal
like
intro-logo
Blurb

(TAMAT)

“Lucuti pakaiannya.”

Suara Samael menggeram pelan. Memberikan perintah kepada kedua prajuritnya untuk menanggalkan gaun yang di pakai Ilsa.

“Mulai hari ini kau bukan lagi seorang Tuan Putri, melainkan tahananku. Kau akan melakukan apapun perintahku, dan menjadi bu-dak ku. Melayani apapun yang kuperintahkan tanpa perkecualian. Mengerti?”

Tidak ada yang bisa dilakukan gadis itu kecuali menurut. Apapun yang diperintahkan padanya.

***

Ini adalah kisah tentang seorang Raja dan bu-daknya.

Jaman dahulu kala, hidup seorang bu-dak, yang kemudian menjadi Raja.

Jaman dahulu kala, hidup seorang Putri, yang kemudian menjadi bu-dak.

Jaman dahulu kala, hidup keduanya ditemukan dalam sebuah cerita yang diawali oleh kebencian.

Ayah dari Sang Putri, menyiksa Sang Bu-dak selama bertahun-tahun, mengakibatkan dendam dan kebencian bertumpuk dalam diri Sang bu-dak.

Ketika Sang Bu-dak akhirnya bisa melepaskan diri, ia pun kembali dengan amarah yang tidak bisa dipadamkan hanya dengan darah.

Ia menginginkan lebih. Ia menginginkan Sang Putri untuk merasakan apa yang dirasakannya. Ia menginginkan Sang Putri untuk menjadi bu-daknya. Ia menginginkan Sang Putri untuk mengetahui apa itu penderitaan.

Ini adalah kisah Samael Malloy dan Ilsa.

chap-preview
Free preview
1. Selamat Malam, Putri
Kerajaan Valorent Ilsa menatap wajah pria yang sedang berdiri di depannya. Tubuhnya yang kekar terbalut pakaian perang dari kulit yang penuh dengan darah. Beberapa koyakan terlihat di dadanya yang kekar, menandakan bahwa sebagian dari darah yang menutupi wajah hingga ujung kakinya, ada kemungkinan berasal dari tubuhnya sendiri. Sisanya? Besar kemungkinan dari orang-orang yang baru saja di bunuhnya. Keluarga Ilsa. Mata pria itu beku, menunduk ke arah Ilsa yang sedang meringkuk dengan tubuh menggigil karena ketakutan. Tidak terlihat emosi lain dari pancaran matanya yang kaku, selain benci. Benci pada gadis yang berani membalas tatapan matanya dengan mata bulatnya. Muncul keinginan di dalam hati Samael untuk meraih belati di pinggangnya dan mengorek keluar bola mata indah gadis itu. Membuat kelereng bening itu agar berhenti menatapnya. Berani-beraninya keturunan dari pria yang sudah menghancurkan hidupnya menatapnya. Tapi Samael tidak bergeming. Kematian terlalu mudah untuk Sang Putri, pikirnya. Ia perlu merasakan apa yang kurasakan. Ketika aku selesai dengannya, ia akan berharap kematian adalah sebuah belas kasihan. Sementara Samael memikirkan rencananya, tatapan mata Ilsa tidak bisa lepas dari pria itu. Muncul teriakan di dalam kepalanya, menyuruhnya untuk menunduk. atau mengalihkan pandangan dari pria itu. Tapi dirinya terlalu takut untuk bergerak. Bahkan untuk bernafas sekalipun, Ilsa harus memaksa. Pancaran amarah dari pria itu memaksanya untuk mematung. Ia sudah sering melihat tatapan mata semacam itu setiap ia keluar dari pintu istana. Banyak orang yang mendendam pada keluarganya. Ayahnya, Raja Terrence bukanlah Raja yang bijaksana. Ilsa tidak tahu dendam apa yang dimiliki oleh Samael pada keluarganya. Tapi ia yakin bahwa apapun yang dilakukannya kini, tidak akan mampu membawa belas kasihan di mata pria itu. Ilsa sudah bersiap hendak merasakan tajamnya pedang yang digenggam Samael dan bergabung dengan keluarganya di gerbang keabadian ketika mendadak suara keluar dari bibir pria itu. “Aku sudah membantai seluruh keluargamu,” ucap Samael datar. Tidak nampak emosi lain di suaranya yang dingin kecuali kebencian. “Mulai hari ini kau bukan lagi seorang Tuan Putri, melainkan tahananku. Kau akan melakukan apapun perintahku, dan menjadi bu-dak ku. Melayani apapun yang kuperintahkan tanpa perkecualian. Mengerti?” Ilsa bisa merasakan lehernya tercekat ketika ia membuka mulutnya. Tidak mampu berkata-kata ia akhirnya hanya mengangguk. Tidak ada yang bisa dilakukannya sekarang kecuali menurut apapun yang diperintahkan padanya. Pria itu menarik lengan Ilsa dan menyeretnya keluar dengan kasar. Tubuh Ilsa yang gemetaran terseok-seok mengikuti tarikan dari Samael. Diluar kamarnya beberapa prajurit bawahan Samael terlihat berdiri dengan wajah penuh ekstasi akan keberhasilan mereka. Sudah lama mereka menanti kesempatan ini. Dibawah pimpinan Samael, perlawanan mereka mulai membuahkan hasil. Samael berhasil mengumpulkan pemberontak yang awalnya terpisah-pisah dan menyatukan nya di bawah pimpinannya. Ia melatih mereka berperang, dan dengan taktik yang di gunakannya, kini akhirnya mereka berhasil menumbangkan kekuasaan Raja Terrance yang kejam. Samael mendorong tubuh Ilsa maju kedepan membuat gadis langsung berhadapan dengan tatapan kelaparan dari prajurit Samael. “Lucuti pakaiannya!” perintah Samael pada dua orang prajurit yang berdiri tak jauh darinya. Tidak menunggu perintah kedua kalinya, keduanya langsung meraih gaun yang melekat di punggung Ilsa dan menyobeknya dengan kasar. Membiarkan kain satin halus yang indah itu langsung teronggok di bawah kaki Ilsa. Kini hanya mengenakan pakaian dalam yang tipis dan menerawang, Ilsa bisa merasakan seluruh pandangan yang terarah kepadanya tertuju pada bagian dadanya yang sedang menderu. Hawa panas mulai merebak di wajahnya yang pucat. Perpaduan antara malu dan ingin menangis. Tapi Ilsa menahan. Dirinya adalah seorang Putri. Ia tidak akan membiarkan siapapun mematahkannya. Karenanya, Ilsa berdiri tegak. Dengan dua tangan menyilang di depan dadanya, Ilsa menatap pandangan liar itu dengan tegar. Hal itu rupanya di sadari oleh Samael, dan membuatnya semakin benci. “Kalian lihat! Putri tersayang Raja Terrance? Kini hanyalah seorang bu-dak.” Suara Samael menggema di dalam ruangan, diikuti oleh sorakan dan soraian dari prajuritnya. “Bawakan aku stempel,” perintahnya pada salah satu prajuritnya yang langsung berlari ke perapian dan kembali membawa tongkat dengan ujung membara dan menyerahkannya pada Samael. Tanpa perintah Samael, dua orang prajurit langsung meraih lengan Ilsa dan menariknya dari dadanya. Gadis itu hanya bisa menatap tidak berdaya ketika Samael berdiri di depannya dengan tongkat panas di tangannya. Ilsa tahu apa yang hendak terjadi. Ia sudah ratusan kali melihat ayahnya melakukan hal yang sama pada bu-dak-bu-daknya. Samael akan mengecap kulitnya dan selamanya menjadikannya propertinya. Hak milik yang bisa di gunakan sesuka hatinya. Ia bisa merasakan bibirnya yang mulai gemetaran ketika Samael meraih mahkota yang masih tersemat diatas kepalanya dan melemparkannya ke arah prajuritnya yang langsung berebut dengan benda itu. “Kau tidak akan membutuhkan nya lagi,” ucap Samael datar. Tidak terlihat emosi apapun di matanya yang biru terang, kecuali kebencian. Samael meraih ujung gaun yang menutupi bagian da-da Ilsa dan menyobeknya dengan satu tangan. Kain tipis itu langsung terkoyak hingga ke perut Ilsa, membiarkan payu-daranya yang mungil tereks-pos sebelah. Ilsa mengepalkan tangannya dan mulai memejamkan matanya ketika Samael mengangkat tongkat yang dipegangnya dan mendekatkan ujungnya ke tubuhnya. Besi panas itu langsung mendesis begitu menyentuh kulit Ilsa. Gadis itu bisa merasakan pedihnya yang membakar dan seberapa ia menahan, ia akhirnya melepaskan sebuah lolongan, memenuhi ruangan kerajaan Valorent dengan tangisannya. Ilsa masih bisa mencium bau kulitnya yang gosong ketika Samael akhirnya menarik besi panas itu dari da-danya dan menggeram pelan ke arahnya. “Aku akan melakukan apa yang ayahmu sudah lakukan pada ibu dan adik ku. Dan kau akan merasakan bagaimana rasanya menjadi tidak berdaya.” Tangannya meraih pipi Ilsa dan menariknya ke atas, memaksa gadis itu menatap wajahnya yang beku. “Mulai sekarang, kau adalah milikku, dan memanggilku Master. Mengerti?” Ilsa mengangguk pelan. Seluruh tubuhnya terasa tidak bertenaga karena baru saja menahan rasa sakit yang luar biasa. Jika bukan karena cengkeraman tangan dua prajurit yang menopangnya, bisa dipastikan bahwa Ilsa pasti sekarang sedang teronggok di atas lantai bak ceceran gaunnya yang kini tinggal serpihan. Anggukan Ilsa tidak memuaskan Samael. Ia mencengkeram pipi gadis itu dan meremas lebih erat. “Jawab!” geramnya. “Y..ya, Master. Mengerti,” balas Ilsa memaksakan pita suaranya untuk bekerja. Samael melepaskan cengkeramannya dan menegakkan tubuhnya. Puas dengan jawaban Ilsa ia menoleh ke arah dua prajuritnya. “Masukkan ia ke penjara. Pastikan tidak ada yang menjenguknya. Jaga dengan ketat karena kita masih belum menemukan panglima mereka.” Alis Ilsa terangkat mendengar ucapan Samael. Darius! Masih ada harapan bagi Ilsa jika Darius masih hidup. Yang ia butuhkan sekarang hanyalah bertahan hidup. Ada secercah harapan dalam langkah Ilsa yang terantuk-antuk ketika kedua prajurit itu menyeretnya pergi. Dari ruangan terang yang dulunya menjadi rumahnya. Menuju ruang bawah tanah dimana ia tidak pernah sekalipun berpikir untuk memasukinya apalagi kini menjadi penghuninya. Percakapan kedua prajurit yang menyeretnya menemani perjalanannya menuruni tangga menuju bawah tanah. “Tidak kusangka akhirnya kita bisa membunuh Raja Tua itu.” “Dengarkah kau bagaimana ia memohon agar Tuan Samael mengampuni nyawanya?” Keduanya kini tertawa mencemooh. “Dan bagaimana ia bahkan menawarkan anaknya sebagai gantinya?” “Cih!” Seorang prajurit itu meludah ke samping. “Ia layak untuk mati. Begitu juga keturunannya atas apa yang sudah dilakukannya pada rakyatnya.” “Ya… dan kurasa sekarang kita harus memanggil Tuan Samael sebagai Raja baru Valorent, huh?” “Seorang anak bu-dak yang menjadi Raja! Cocok sekali memiliki Putri sebagai bu-daknya.” Keduanya tertawa sambil terus menarik lengan Ilsa, membuka sel paling dalam di bawah tanah, dan mendorong tubuh nya kedalamnya. Salah satunya meringis ke arah Ilsa sebelum menutup pintu jeruji besi. Dengan suara kasarnya, prajurit itu menggeram. “Selamat malam, Putri. Beristirahatlah selagi kau bisa.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Time Travel Wedding

read
5.2K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.1K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Romantic Ghost

read
162.3K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook