bc

My Baby Girl (18+)

book_age18+
25.6K
FOLLOW
170.7K
READ
family
love after marriage
second chance
arranged marriage
independent
drama
sweet
bxg
first love
like
intro-logo
Blurb

18+

SPIN OFF FAT IN LOVE

WARNING! Sedia Tissue Sebelum Membaca!

Hidup berubah saat kau mempunyai anak.

Mungkin itulah yang dirasakan Maharani Varisha, Hidupnya menjadi lebih berarti saat ia mempunyai Adeeva Valarie, anak perempuannya yang kini berusia 5 tahun, Namun semuanya berubah saat anaknya divonis dokter menderita Leukimia Limfloblastik akut.

Ketakutan akan kehilangan cahaya hidup menghantuinya. Harapan satu-satunya hanyalah Pria itu, Pria yang bahkan tidak pernah tau Deeva hadir di dunia ini. Pria yang dulu tidak pernah mengharapkan kehadiran 'Baby Girl' nya.

Dapatkah Rani memohon kepada Pria itu untuk memberi sumsum tulang belakangnya dan menyelamatkan hidup Baby Girl-nya? Lalu,dapatkah 'Baby Girl' menyatukan kembali kedua orang tuanya yang terpisah di tengah penyakit berat yang dideritanya?

chap-preview
Free preview
Beautifull Girl's With An Angel's Smile
"Mommy ... Mommy ... Mommy ..." suara khas anak perempuan menggelegar dari depan kamar memanggil mamanya yang sedang tertidur. Anak itu membuka pintu, mengintip kamar ke dalam kamar sebelum dengan langkah mengendap mendekatkan diri ke arah ranjang. Dalam sekejap,ranjang yang ditiduri Rani berderit karena dinaiki anak perempuan itu. "Mommy ... Mommy...," panggil anak perempuan itu riang sembari melompat - lompat di ranjang Rani, sehingga membuatnya bergerak. "Mommy wake up, it's morning already." Rani tersenyum mendengar suara putri kecilnya dengan mata yang masih terpejam. Ia baru pulang jam 1 malam tadi, setelah lembur mengerjakan laporan yang harus diberikan kepada Direktur keuangannya. Matanya benar - benar tak dapat dibuka sekarang. Setelah mendapat promosi menjadi Manager Keuangan yang baru menggantikan atasannya yang resign setelah melahirkan. Rani terlihat lebih sibuk. Tak jarang, ia harus pulang subuh seperti malam tadi. Walaupun sebenarnya berat bagi Rani untuk meninggalkan anak kesayangannya sendirian bersama Acil Tami,pengasuh anaknya, tapi sebagai single parent ia harus melakukan semuanya demi kebahagiaan anaknya di masa depan. Tami,wanita yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Wanita asal Kalimantan ini sudah mengikutinya sejak anaknya masih di dalam kandungan membuatnya sedikit lebih lega meninggalkan anaknya di rumah "Mommy come on," ucap anak perempuan itu menggoyang tubuh Rani untuk membangunkannya. Senyumnya kembali terulas melihat tingkah putri kecilnya, masih berpura - pura tidur. Hingga tiba - tiba dia mengernyit saat guncangan itu berhenti. "Maybe i need to kiss you," ucap Anaknya dengan nada lucu. "Muach," tiba-tiba Baby girl mencium pipinya sehingga membuat Rani membuka mata dan tersenyum melihat tersenyum melihat senyuman manis yang anaknya perlihatkan. "Tuh kan Mommy bangun." Baby Girl-nya tersenyum manis menampilkan lesung pipi yang terlihat begitu indah. Rani tersenyum sumringah melupakan rasa ngantuk dan lelah yang ia rasakan, setelah melihat senyuman manis anak perempuannya. "Kok cium Mommy?" tanya Rani bangkit dari posisi tidur. "Biar kayak Di film Snow white sama Sleeping beauty, Mi. Kan, mereka bangun setelah dicium pangeran tampan. Nah, karena nggak ada pangeran tampan, putri cantik aja yang ngebangunin," jelasnya dengan wajah yang serius Rani tersenyum geli melihat muka malaikatnya. "Emang anak Mommy cantik?" ucapnya dengan nada bercanda membuat anaknya merenggut. Bibirnya dimajukan menampilkan duck face-nya yang begitu lucu. "Bercanda. Kamu cantik banget malah. Morning, Baby girl." Rani mengecup pipi nya membuat wajah anaknya kembali bersinar dan kembali menampilkan lubang indah di pipi. "Mommy sana ah cepet mandi Mommy bau," ucapnya sembari pura-pura menutup hidung. "Berani bilang Mommy bau ya.... Rasain ni!" Rani menangkap anaknya lalu mulai menggelitikinya. "Hahahaha ... Mommy ampun ... geli ... Mommy geli haha.." pekiknya sambil mengelijang kegelian akibat gelitikan ibunya. Rani terus menggelitik malaikatnya, lalu mengecup kening, pipi, mata, hidung serta hidung anaknya secara bergantian. Ia rela melakukan apapun asal melihat anaknya tertawa seperti ini setiap hari. "Ampun?" tanya Rani menurunkan frekuensi gelitikannya. Anaknya dengan cepat mengangguk lalu membuat puppy eyes yang membuat Rani luluh. Rani kembali menatap anaknya dengan senyuman. Adeeva Valerie, nama yang ia berikan kepada putri kecilnya ini. Nama yang berarti perempuan kuat pemberi kebahagiaan. Rani ingin anaknya menjadi anak yang kuat dan memberinya kebahagiaan di tengah ketidak bahagiaan yang dialaminya. Anaknya begitu cantik. Wajahnya putih berseri dengan bulu mata yang lentik, hidung bangir nya, bibirnya yang sedang tidak terlalu tebal, atau pun tipis membuat orang tidak bosan untuk melihat ia menggerakkan bibirnya, lesung pipi manis yang menghiasi kedua pipinya, pipinya yang sedikit chubby membuat Rani ingin selalu menciumnya. Rani tersenyum miris saat melihat iris abu-abu mata anaknya yang mengingatkan nya dengan seseorang, digelengkan kepalanya. Dia hanya masa lalu. Batin Rani menolak mengingat laki-laki itu. "Deeva sudah mandi?" tanya Rani yang dijawab Deeva dengan gelengan lalu nyengir kuda. "Ye.. sama aja,"ucap Rani berpura-pura kesal "Hehehe.” Deeva kembali menampilkan senyum manisnya. "Mau mandi sama Mommy?" ucap Rani yang langsung dijawab anggukan semangat malaikatnya. "Kolam bebek ya, Mi?" ucap anaknya semangat membuat Rani menggangguk mengiyakan. "Ye!" pekik Deeva kembali melompati ranjang miliknya dengan begitu riang. Rani terkekeh melihat kelakuan malaikat kecilnya. Beranjak dari tempat tidur lalu mengikat rambutnya dengan gelang yang selalu ada di tangan kiri dan membiarkan Deeva melompat di atas tempat tidur sembari terus bersorak riang karena akhirnya bisa mandi bersama dengan mamanya setelah sekian lama. Rani menatap ke arah jam dinding. 5.30. Ia bahkan tidur kurang dari 5 jam. Ingin rasanya ia kembali tidur untuk melepas lelah yang mendera. Tapi, melihat senyuman malaikat kecil membangunkannya membuat rasa lelah itu perlahan menghilang. Senyuman Deeva bagaikan vitamin penambah semangat membuatnya sejenak melupakan pekerjaan dan persoalan hidup yang mendera. "Va, udah yuk mandi," tegur Rani saat melihat anaknya terus saja membuat ranjangnya bergoyang. Mendengarkan ucapan mamanya membuat Deeva menghentikan lompatannya alu mengulurkan kedua tangan. "Gendong ...," ucapnya dengan nada manja. "Nggak. Deeva berat." Rani menolak permintaannya. Deeva kembali membuat duck face lalu menatap Rani dengan puppy eyes andalannya. "Ya.. Mi, bentar aja. Va kan nggak terlalu berat. Ya Mi …" ucapnya mendekatkan badan ke arah Rami seraya menggoyangkan badannya membujuk mommy agar menuruti permintaannya. Rani terkekeh melihat sikap manja anaknya, ia luluh melihat tingkah menggemaskan Deeva "Sampai depan kamar mandi?" tawar Rani yang dijawab dengan anggukan Deeva. Rani menggendong Deeva yang mengalungkan tangan di lehernya. Tersenyum lalu berjalan ke arah kamar mandi. Ia menurunkan Deeva lalu membuka daster ungu miliknya yang bergambar Snow white, tokoh kartun favorite-nya. Sesekali, Rani menanggapi ucapan Deeva yang menceritakan tentang teman-teman barunya di sekolah. Rani terperanjat saat melihat ada memar kebiruan di lengan Deeva. "Va, di sekolah ada yang nyubitin Deeva?" tanya Rani pelan. "Nggak ada. Teman-teman Deeva baik semuanya, malahan kita sering main bareng," ucapnya terus berceloteh ria. "Tangan Deeva kenapa biru? terus ini sakit nggak?" tanya Rani terus memandang memar itu. "Nggak tau, mi. Ini nggak sakit kok." Deeva menekan jari ke arah memar yang ada di tubuhnya. "Tuh kan, Mi," ucap Deeva kembali menampilkan senyuman nya. "Dah ah mi, yuk mandi." Deeva menarik tangan Mommy-nya. Rani terdiam namun tetap menuruti anaknya. Ia terlihat begitu khawatir melihat memar kebiruan di lengan Deeva. *** "Nah udah cantik. Yuk sarapan." Rani menggandeng Deeva menuju meja makan. Ia sudah siap dengan seragam TK begitupula, Rani sudah siap dengan seragam kantornya. Rani menggelengkan kepala saat Deeva memintanya untuk mengepang rambut berbentuk bando seperti yang ia lihat di salah satu sinetron yang ditonton Acil Tami malam tadi. Deeva terlihat begitu cantik saat rambut ikal panjangnya tergerai dengan bagian depan Rani anyam seperti bando. "Deeva mau makan apa?" tanya Rani saat ia sudah berada dapur, sedangkan Deeva sudah duduk manis di meja pantry yang menghadap langsung ke dapur. "Deeva mau sup Waluh. Kemarin Deeva minta Acil Tami bikinin," Pintanya dengan nada lucu sembari memainkan sendok dan garpu yang ada di depan. "Waluh?" tanya Rani terkekeh. Ini pasti kerjaan Tami yang mengajari Deeva bahasa Banjar. Batinnya. "Kenapa nggak makan nasi? Entar nggak kenyang." "Nggak, Mi. Mulut Va sakit kalau makan nasi lagipula, waluh mempunyai vitamin yang menambah kekuatan kita, biar Mommy bisa tambah semangat lagi kerjanya." ucap Deeva membuat Rani terharu. Deeva anak yang cerdas. Di usianya yang masih 5 tahun, Deeva sudah mengerti hampir semua kosa kata inggris yang Rani ajarkan. Belum lagi, pola pikir Deeva yang terlihat lebih matang daripada anak yang seumurannya. Rani menuangkan sup waluh kesukaan Deeva ke dalam dua buah mangkuk, lalu meletakkannya ke depan Deeva. "Mulut Va sakit? "tanya Rani dengan nada khawatir, selama ini Deeva jarang mengeluh sakit kepadanya. Deeva memandang ibunya lalu menggangguk. "Mommy boleh lihat?" Tanya Rani mengodekan Deeva untuk membuka mulut. Ia melihat ke arah gigi Deeva. Gusi Deeva terlihat meradang membuatnya tak tenang. "Nanti setelah Va pulang sekolah kita ke dokter ya, Nak,” kata Rani yang dijawab anggukan Deeva. Rani tersenyum. selama ini, Deeva anak yang begitu penurut. Ia anak yang kuat, tak pernah sedikit pun mengeluh sakit kepadanya. Deeva tak pernah menutut termasuk meminta menceritakan ayahnya. Saat Rani bercerita dengan menahan air mata bahwa ayahnya bekerja jauh dan akan kembali nanti di saat yang tepat. Deeva mengerti dan tidak pernah menanyakannya lagi. Rani tersenyum sedih saat melihat Deeva memakan sup. Ia kembali mengingat pria itu. Pria yang tau bahwa ia akan memiliki Deeva namun meminta untuk menggugurkannya. Padahal mereka masih berstatus suami istri waktu itu. Rani dilema. Dapatkah ia memberitahu Deeva bahwa ayahnya tidak pernah menginginkan kehadiran nya ataukah membiarkan Deeva menunggu dalam kepastian yang tak pasti. Rani sangsi mantan suaminya akan menerima Deeva jika mengetahui keberadaannya. Rani yakin bahwa pria itu masih ingin hidup bebas tanpa dirinya ataupun Deeva yang membelenggunya. karena itulah, pria itu memintanya untuk mengugurkan janin yang ada dalam kandungannya, padahal saat itu pernikahan mereka sedang baik-baik saja. Pria itu tiba-tiba kembali berubah dingin setelah dia mengatakan bahwa dia mengandung anaknya. Entah bagaimana, jauh dalam lubuk hati terdalamnya dia berharap bahwa pria itu baik-baik saja dan hidup dengan selayaknya orang yang terbebas dari orang yang membelengunya selama ini

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

Accidentally Married

read
102.6K
bc

Turun Ranjang

read
578.7K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.3K
bc

T E A R S

read
312.6K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook