bc

Misteri Pulau Terpencil

book_age16+
detail_authorizedAUTHORIZED
2.5K
FOLLOW
13.3K
READ
adventure
bxg
kicking
straight
genius
lucky dog
realistic earth
like
intro-logo
Blurb

Ombak dingin menampar pergelangan kakiku. Aku berdiri seperti orang bodoh, melihat pantai dan hutan di bawah sinar mentari. Air mataku mengalir deras.

Tsunami, kapal karam, aku selamat dari musibah itu!

Aku dan sekelompok wanita cantik tidak sengaja terdampar di pulau terpencil. Tidak ada regu penyelamat, hanya krisis dan musuh yang terus muncul di setiap saat! Lihatlah bagaimana aku membangun kerajaanku dari nol! Akulah Raja Pulau Terpencil ini!

chap-preview
Free preview
Bab 1 Kapal Karam
Gelombang dingin mengenai pergelangan kakiku. Aku berdiri seperti orang kebingungan di bawah sinar mentari, sepanjang mata memandang yang terlihat hanya pantai dan hutan. Air mataku mengalir deras. Ternyata aku selamat dari badai yang menenggelamkan kapal yang aku tumpangi ini. Aku berteriak dan berlari mengelilingi pantai untuk sesaat, mengeluarkan segala perasaan yang berkecamuk di dalam hati. Di kejauhan, nampak sesosok wanita yang terbaring di pasir. Aku baru saja menyadari sosok ini ada mungkin karena aku merasa terlalu senang telah selamat dari marabahaya. Namun, perasaan gembira ini seketika sirna dan berubah menjadi perasaan hampa kembali. Aku tidak tahu di pulau terpencil mana aku berada, dan masa depanku tidak dapat diprediksi. Aku bahkan tidak tahu berapa banyak orang yang selamat dari kecelakaan kapal pesiar ini. Sambil memikirkan semua kemungkinan, aku berjalan melalui beberapa batu karang menghampiri wanita yang aku lihat tadi. Sebelum mendekat, aku mendengar rintihan kesakitan dari mulutnya. Aku tidak memperhatikan sebelumnya, tetapi setelah kulihat dengan saksama, aku begitu terkejut. Bukankah dia Nona Connie Sudiro? Ketika memikirkan wanita ini, aku tiba-tiba merasa sangat marah. Connie Sudiro adalah bosku, harus kuakui dia bos perusahaan yang cantik. Tetapi selama bekerja dengannya, dia selalu bersikap sangat dingin dan memandangku sebelah mata. Terlebih lagi, ini semua adalah idenya. Dia yang bersikeras untuk mengadakan karyawisata dengan kapal pesiar ini dalam rangka mempererat hubungan antar tim di perusahaan. Jika bukan karena ide wanita ini, aku tidak akan berada dalam kapal karam! Di sisi lain aku membencinya, tapi sisi kemanusiaanku berkata untuk menyelamatkannya. Aku dengan cepat meraih pinggangnya dan bersiap untuk membalikkan badannya guna memastikan apakah dia baik-baik saja. Tak kusangka, matanya yang terpejam tiba-tiba terbuka. Connie Sudiro seperti rusa yang ketakutan, dia menatapku kosong dengan tatapan mata yang penuh dengan kepanikan. Aku seketika membeku, berusaha memikirkan beberapa patah kata untuk meredakan rasa malu, tetapi kaki kecilnya sudah menendang perutku lebih dulu. Menatap sosok Connie Sudiro ini adalah ide yang buruk, dia berkali-kali menendangku dengan putus asa, tetapi kekuatannya benar-benar terasa. Aku menahan napas, kesakitan, tubuhku penuh memar, dan sebelum aku punya waktu untuk merespon, aku mendengar sebuah makian. “Kinan Jatmiko, akan kutandai dirimu, kau kupecat sekarang! Dasar b*****h busuk!” Connie menatapku dengan pandangan marah bercampur malu, matanya penuh rasa jijik, seperti sedang melihat sampah. “Haris Lesmana dan yang lainnya pernah bilang padaku bahwa kau bukan orang baik, kau penuh nafsu dan sinting. Aku tidak percaya mereka karena aku kira meskipun penampilanmu seperti orang miskin, kau adalah orang baik. Tidak kusangka kalau omongan mereka ternyata benar. Kau jelas bukan orang baik! Kau bahkan mencoba menodaiku saat aku sedang pingsan!” “Kalau aku tidak tersadar barusan, entah hal memalukan seperti apa yang akan kau lakukan padaku!” Connie memeluk dirinya sendiri sambil berjongkok di tanah, dia terlihat sedih dan hampir menangis. Aku melihat semua ini dengan kondisi hidungku yang bengkok dan difitnah. Aku berniat baik ingin menyelamatkannya, bukankah harusnya dia senang? Tetapi dia justru menendang dan ingin memecatku? Aku tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk membalasnya, aku berbalik dengan marah kemudian pergi. Saat ini sudah larut, aku melihat matahari akan terbenam, suhu di pantai pun mulai menurun, dan angin laut mulai berhembus menerpa tubuh, hal ini pasti membuat siapapun akan merasa lapar dan kedinginan. Untungnya, karena aku suka merokok, aku masih menyimpan korek api di saku. Satu-satunya yang disayangkan adalah tidak adanya rokok, menjadikanku benar-benar gelisah. Namun, aku masih hidup dan sehat di pulau terpencil ini setelah musibah itu, bagaimana bisa aku masih mementingkan rokok? Tidak lama kemudian, aku menemukan batu besar setinggi lebih dari tiga meter di pantai. Aku bersandar di batu itu, menumpuk ranting pohon yang kutemukan, lalu membuat api unggun. Api terang menyala di depanku, dengan api seperti ini tentu dapat menghangatkan siapapun yang berada di sekitarnya. Aku mulai melepas semua pakaianku yang basah, untuk sedikit mengeringkannya. Perlahan kulihat pakaianku mulai mengering. Duduk di dekat perapian membuatku merasakan kehangatan api. Tubuhku terasa rileks dan pikiranku menjadi lebih aktif. Hingga sekarang, sebenarnya aku masih memikirkan perkataan Connie, aku merasa sangat marah. Haris si penjahat ini benar-benar menusukku dari belakang! Ngomong-ngomong tentang Haris, aku pernah liburan bersamanya, tapi semuanya bermula dengan cerita dengan mantan pacarku, Shirley Kusumo. Shirley Kusumo adalah mantan pacar sekaligus kolegaku. Kami bekerja pada satu perusahaan di departemen yang sama, yaitu departemen periklanan, tapi perusahaan tersebut dimiliki oleh kelompok yang berbeda. Dalam tiga tahun terakhir, kinerjaku tercatat sangat bagus, aku juga sering lembur hingga nyaris mati, tetapi aku tidak mendapat kesempatan untuk naik jabatan. Sebaliknya, Shirley yang sehari-hari hanya bermain ponsel dengan santai di tempat kerja, justru dipromosikan menjadi direktur. Hal itu membuat aku terkejut, bingung dan tidak percaya. Dia bilang padaku bahwa semua itu berkat bakatnya. Dia juga menambahkan, jika aku tidak cocok untuk pekerjaan ini. Lebih baik aku mengundurkan diri dan pindah ke perusahaan lain. Dan meskipun nantinya kami sudah tidak berada di satu perusahaan lagi, dia berjanji bahwa kami akan tetap saling menyayangi. Aku hampir menurutinya, tetapi aku tidak menduga bahwa dalam beberapa hari, aku melihat Shirley dengan Haris, wakil presiden perusahaan, sedang berciuman dan berpelukan di sudut tempat parkir! Haris sudah berumur tiga puluhan, mereka berdua diperkenalkan oleh paman Shirley. Haris telah mendapatkan kepercayaan Shirley dan berkuasa di perusahaan. Tampaknya itu alasan Shirley memintaku mengundurkan diri, tentu saja dia takut perbuatannya akan terbongkar bukan? Saat itu juga aku langsung putus dengannya. Awalnya, aku ingin menyelesaikan pekerjaan di bulan yang sama dan mengundurkan diri setelah mengambil bonus. Namun, aku berubah pikiran karena aku ingin membongkar perbuatan mereka. Beberapa hari terakhir, kedua orang ini takut aku tidak akan mengundurkan diri dan mereka bekerja sama untuk mempermalukanku di mana-mana. Itu menjadi masalah besar bagiku. Aku merasa jengkel ketika memikirkan hal ini. Aku benar-benar merasa sial belakangan. Aku ikut liburan bersama perusahaan dan kapal kami malah karam. Terlebih Shirley dan Haris juga ada di kapal, mereka sangat murahan dan sombong. Mereka pasti sudah dimakan ikan! Mereka benar-benar layak mendapatkannya! Saat aku memikirkan ini, aku menyadari bahwa angin laut semakin dingin, langit pun bergemuruh, tak lama rintik hujan mulai turun. Untungnya, aku sudah menyadari sedari tadi kalau langit sangat mendung, itulah mengapa aku memutuskan untuk membuat api unggun di bawah batu laut besar ini. Meskipun sekarang hujan, api unggunku takkan terkena air karena terlindungi oleh bebatuan laut yang miring. Namun, Connie tidak seberuntung itu. Aku mendengarnya berteriak dan bergegas ke arahku dengan cepat. Dia bahkan terjatuh di pantai karena berlari terlalu cepat. Ketika berada di depanku, dia sudah pincang dengan raut wajah merah karena malu. “Kinan, pria macam apa kau! Kau melihatku terjatuh, tetapi tidak membantuku?” Connie berteriak padaku dengan marah. Aku tidak bisa menahan diri untuk meluapkan isi hatiku yang sudah kupendam sejak tadi. Sial, lagipula siapa yang berani membantunya? Aku takut dia akan berkata bahwa aku mencari kesempatan. Meskipun aku berpikir begitu, aku merasa sedikit iba melihat mata Connie yang menangis dalam hujan dan kabut. Bos cantik ini, Connie, yang selalu tampak berkuasa di perusahaan, sekarang terlihat sangat menyedihkan. Penampilannya membuatku merasa iba. Tentu saja, ini menunjukkan bahwa hatinya sudah sangat putus asa. Bagaimanapun juga, tidak peduli seberapa tangguh Connie, dia tetap seorang wanita. Aku menghela napas, berdiri, dan berjalan ke arahnya di tengah hujan. “Itu salahmu sendiri, jangan menyalahkanku!” Connie menatapku dengan waspada, kemudian mencondongkan tubuhnya padaku. Tak berapa lama tatapannya berubah menjadi sedih, membuatku merasa iba untuk sesaat. Tetapi siapa peduli, aku sudah membantunya, dia justru memfitnahku, wanita ini benar-benar luar biasa! Connie kecewa dengan jawabanku barusan, sehingga dia tidak lagi menginginkan bantuan dari orang sepertiku. Dia segera berbalik arah dan berjalan dengan cepat. Keadaan pantai yang saat itu licin akibat hujan, setelah beberapa langkah, menyebabkan tubuhnya terpeleset dan jatuh tertelungkup. Aku segera bergegas dan mendekapnya bagaikan seorang putri.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Menantu Dewa Naga

read
177.0K
bc

Aku Pewaris Harta Melimpah

read
153.4K
bc

Aku Pewaris Keluarga Hartawan

read
145.9K
bc

Breaking the Headline

read
23.2K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.5K
bc

Si Kembar Mencari Ayah

read
28.3K
bc

KEMBALINYA RATU MAFIA

read
11.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook