bc

Lima Syarat Untuk Anya Li

book_age18+
3.9K
FOLLOW
19.7K
READ
family
arranged marriage
submissive
goodgirl
sensitive
CEO
drama
bxg
virgin
like
intro-logo
Blurb

[TAMAT] RATE 21+

Anya Li, gadis polos berusia 21 tahun dan belum pernah berpacaran, sudah dididik sedari kecil oleh nenek dan ibunya agar menjadi seorang gadis dan kelak istri yang sempurna.

Menuruti kemauan keluarganya, Anya diajukan sebagai salah satu wanita untuk menjadi calon istri bagi pewaris tunggal Han Company, Jackson Han.

Sayangnya hal terakhir di pikiran Jackson yang masih berumur 33 tahun dan berada di puncak karirnya, adalah pernikahan. Apalagi dengan gadis macam Anya yang di nilai pria playboy, arogan, dominan dan posesif itu sebagai gadis yang membosankan.

Mampukah Anya melewati syarat-syarat yang diajukan keluarga Han padanya, yang salah satunya adalah menaklukkan hati Jackson?

Cover: canva

chap-preview
Free preview
1. Syarat Pertama
Deg...deg...deg... Jantung Anya berdebar tak karuan. Tangannya meremas ujung rok yang di pakainya sambil melirik ke arah Annie Han yang sedang duduk membaca majalah disebelahnya. Baru kali ini dirinya mendatangi dokter kandungan. Yang dilakukannya demi membuktikan keperawanannya. Sesuai dengan syarat pertama yang diajukan Annie Han, calon mertuanya, padanya. Anya menutup matanya sebelum kemudian menarik nafas panjang, berusaha menurunkan bunyi detak jantungnya. Tangannya kirinya melemas di pangkuannya dan jemarinya mulai mengetukkan  tangga nada akan sebuah lagu yang bermain di dalam otaknya. Sesuatu yang sering dilakukannya ketika gelisah dan perlu untuk menenangkan dirinya. Membayangkan tuts piano berwarna putih dan hitam mengetuk, membentuk sebuah lagu, di bawah jemarinya yang lentik. Annie melirik ke arah Anya yang masih memejamkan mata dengan alis terangkat. Dirinya pernah mendengar Anya bermain piano di salah satu konser musik klasik yang pernah diadakan di balai kota. Datang atas undangan walikota, walau bukan penikmat musik klasik, tapi Annie mengakui kehebatan gadis itu dalam bermain. “Apakah kau gugup?” tanya Annie membuat Anya kaget dan membuka matanya. Gadis itu mengangguk. “Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Kau belum pernah… bersama laki-laki bukan?” lanjut Annie sambil menatap bola mata Anya yang besar. Berharap gadis itu menggeleng. “Ah..hmm… Belum, Aunty.” Annie tersenyum dalam hati melihat pipi Anya yang memerah. Sudah jarang sekali jaman sekarang bisa menemukan gadis yang masih suci dan polos. Hal yang tampaknya tidak terlalu penting bagi anaknya, Jackson, tapi adalah segalanya bagi Annie. Dia tidak ingin cucunya kelak, penerus nama keluarga Han, lahir dari rahim wanita yang sudah di pakai oleh orang banyak. “Anya Li!” Panggil seorang suster. Annie berdiri dan langsung berjalan masuk ke ruang dokter diikuti oleh Anya yang mengekor dari belakang. “Auntie Han!” sapa sang dokter ke arah Annie Han. “Kenapa tidak memberi tahuku kalau dirimu akan datang. Aku bisa menyiapkan waktu sehingga kau tidak usah menunggu.” “Ah… tidak masalah. Lagipula kini sudah tua, aku punya waktu luang yang cukup banyak. Bagaimana kabar anak-anak?” Sementara Annie dan sang dokter wanita itu bercakap cakap, Anya melayang kan pandangannya ke seluruh ruangan. Bernuansa putih dan bersih, mata nya tertuju pada ranjang yang di pakai sang dokter untuk memeriksa pasiennya. Gadis itu menelan ludahnya melihat kasur berwarna hitam yang beralaskan kain perlak itu. Dilengkapi oleh gagang besi di bagian bawah yang dipakai untuk menaikkan kaki, benda itu tampak sangat mengerikan di mata Anya. Apakah mereka berniat untuk memintaku naik ke atas ranjang itu dan… menaikkan kakiku ke atas? Anya bisa merasakan pipinya kembali memanas. “Anya, kemarilah dan sapa Dokter Fanny.” Suara Annie memanggilnya membuyarkan kegalauan Anya. Gadis itu berjalan mendekat dan mengulurkan tangannya. “Wah Anya, tanganmu dingin sekali. Apakah ini pertama kalinya kau mendatangi dokter kandungan?” tanya Fanny sambil tersenyum. Wajahnya yang ramah menenangkan Anya walaupun hanya sedikit. Dianggukkannya lagi kepalanya menjawab tebakan Fanny. Tenggorokannya terasa tercekik oleh rasa ngeri, membuatnya tidak mampu bersuara. “Tidak ada yang perlu di takuti. Akan kujelaskan prosedurnya, ok? Kau akan ditidurkan diatas ranjang, dan aku tahu ini posisi yang sangat canggung, tapi kau nanti akan kuminta untuk menaikkan kakimu ke atas tatakan besi ini. Aku akan memasukkan dua jariku ke dalam, untuk memeriksa apakah selaput daramu masih utuh. Setelah itu… kita selesai. Hanya butuh waktu 5 menit. Apakah ada yang ingin kau tanyakan sebelum kita mulai?” “Ehem… “ Gadis itu berdeham berusaha melonggarkan cekikan di tenggorokannya. “Apakah akan sakit Dok?” tanya bertanya dengan wajah masih memerah. “Akan ada rasa tidak nyaman sedikit. Tapi tidak akan sakit” “Uhm… baiklah.” Anya menghela nafas pasrah. Dirinya sudah tahu bahwa Annie akan melakukan pemeriksaan ini dan sudah menyiapkan mentalnya dari jauh hari. Tapi tetap saja hal itu kini ada di hadapannya, Anya menemukan lututnya mulai gemetaran. Dokter Fanny meminta Anya membuka bawahan dan celana dalamnya, sebelum menyarungkan kain putih ke tubuh bagian bawahnya. Walaupun di dalam ruangan hanya ada Annie, sang dokter dan seorang suster yang semuanya adalah wanita, tapi Anya melakukannya dengan penuh rasa malu. Selain dirinya sendiri, belum pernah ada orang lain yang melihat bagian tubuhnya di bawah situ. Kini, ada 3 pasang mata yang memelototinya. Deg...deg...deg... Bisa dirasakan detak jantungnya yang berpacu dengan rasa panas di wajahnya. Tidak terbayangkan baginya bila kelak dirinya harus berhadapan dengan Jackson, pria yang akan menjadi suaminya, anak laki laki penerus Keluarga Han. Tenang, Anya… Belum tentu Annie akan menerimamu sebagai menantu. Belum tentu juga Jackson akan menginginkanmu sebagai istrinya. Jangan berpikir terlalu jauh. Anya menidurkan badannya ke atas ranjang, dan sesuai instruksi menaikkan kakinya ke pegangan besi di kanan dan kiri ranjang yang terasa dingin menyentak kulitnya. Memaksakan pahanya yang sudah tidak bercelana dalam untuk terbuka lebar.  Hembusan angin dari Ac di dalam ruangan tidak membantu dan malah makin membuatnya merinding. Fanny duduk menempatkan badannya diantara kaki Anya, sambil menarik sebuah lampu mendekat untuk memudahkannya mengamati. “Ok Anya. Cobalah untuk tidak tegang dan relaks,” saran Dokter Fanny. Relaks? Bagaiaman aku bisa relaks dalam keadaan begini! Dewa Dewi, leluhur tersayang, Nainai Li… lindungi aku!, jerit Anya dalam hati. Tapi gadis itu hanya mampu mengangguk. Matanya melirik ke bawah, kearah Fanny yang sedang memakai sarung tangan karet dan melumaskan cairan bening ke jarinya. “Ini hanya pelumas, biar tidak terlalu sakit ketika aku memasukkan jariku ke dalam tubuhmu,” jelas Fanny ketika melihat Anya membelalak menatapnya. “Baiklah, sekarang tarik nafas mu dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Siap?” Anya kembali mengangguk, kali ini menutup matanya dengan telapak tangan. Ditariknya nafasnya dalam dalam sesuai perintah. “Uhmmff…” Dirasakannya sesuatu menekannya di bawah sana membuatnya meringis kesakitan. Jari Dokter fanny?  Beginikah rasanya ketika seseorang memasuki tubuhmu? Sakit? “Relaks, Anya. Jangan melawan. Akan semakin sakit bila kau tegang.” Anya hanya mampu mengatur nafasnya sambil merintih kesakitan hingga akhirnya Fanny menarik tangannya keluar. “Baiklah. Selesai. Kau bisa menurunkan kakimu dan memakai pakaianmu,” ucap Fanny sambil melepas sarung tangan karetnya dan berjalan mendekati Annie yang duduk di depan meja praktek Fanny dari tadi. Dari tempatnya duduk bisa dilihatnya prosedur yang di lakukan oleh Fanny. Dan seperti dugaannya, Anya sepertinya memang belum pernah tersentuh oleh siapapun. “Well… Auntie, bisa kukatakan dengan pasti bahwa selaput dara Anya masih utuh, menandakan dirinya masih perawan,” jelas Fanny meyakinkan tebakan Annie.. “Baguslah kalau begitu, terima kasih Fanny,” ucapnya gembira sebelum berpamitan. Sepanjang perjalanan pulang, Annie menatap wajah Anya yang duduk di sebelahnya. Masih terlihat tegang, entah apa yang ada di dalam pikiran gadis itu saat in. Annie tidak bisa menebak dan mungkin tidak terlalu peduli. Tapi satu hal yang pasti, Anya telah melewati syarat pertama yang diajukannya. Tinggal 4 syarat lagi, dan gadis ini akan menjadi menantunya. “Anya,” panggilnya membuat gadis itu tersentak kaget. “Ya Auntie.” “Sabtu besok, aku ingin kau akan menyiapkan makan malam untuk seluruh keluarga ok? Kebetulan Jackson akan datang.” Jackson akan datang Sabtu? Tiga hari lagi? Deg...deg...deg... Jantung Anya kembali berdetak tidak karuan mendengar nama calon suaminya itu. “Ba…. Baik Auntie. Masakan apa yang Auntie suka?” tanya Anya bingung. Selama ini dirinya terbiasa memasak makanan simpel untuk keluarganya, Anya takut jika menu yang di pahaminya mungkin tidak cukup mewah untuk keluarga Han. “Kejutkan aku,” jawab Annie singkat. ===== Note Jangan lupa follow akun author D.F.E Instagram : dragonflyeternal dan sss: deef e

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mrs. Rivera

read
45.2K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

Accidentally Married

read
102.5K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
48.8K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.9K
bc

Dependencia

read
185.8K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook