bc

Anak Juragan Sapi (Indonesia)

book_age12+
842
FOLLOW
5.8K
READ
arranged marriage
goodgirl
boss
drama
sweet
bxg
small town
secrets
lonely
friends
like
intro-logo
Blurb

Setelah menolak dijodohkan dengan dokter hewan bernama Lutfi, Mira (24) kembali ditawari sebuah perjodohan dengan seorang duda, investor di peternakan sapi ayahnya. Ia yang tak setuju akhirnya kabur ke kota Garut. Dalam pelariannya ia dipertemukan dengan seorang pria tampan bernama Iyan yang merupakan sepupu sahabatnya. Mereka terpaut usia empat belas tahun dan akhirnya saling jatuh cinta. Iyan melihat sosok Mira mirip mendiang istrinya. Hubungan dengan Iyan ternyata menggiringnya ke masa lalu kedua orang tua Mira. Sebetulnya ada hubungan apa antara keluarga mereka? Selengkapnya ada di cerita Anak Juragan Sapi.

chap-preview
Free preview
Part 1
Suasana kost kostan Bu Santi tampak sepi karena anak-anak kost yang tinggal di sana kebanyakan sedang mudik,mereka baru selesai UAS. Ditambah lagi liburnya yang panjang hampir 3 bulan, mereka yang berasal dari luar kota dan pulau memilih pulang ke kampung halamannya masing-masing. Dari 10 orang penghuni kostan tinggal tersisa 2 orang gadis cantik. Mereka pun siap-siap untuk mudik. "Teteh serius mau pulang kampung dan ga kan balik lagi?" gadis berkerudung hijau toska bertanya kepada temannya. Mereka kini berada di dalam kamar kost no 9. Gadis berambut panjang sibuk mengepak baju. Sementara si gadis kerudung toska duduk di kursi belajar memandanginya. "Iya Sa, makanya teteh beberes juga. Rencananya sih nanti abis Dzuhur teteh berangkat," jawab temannya. "Harusnya teteh sabar dulu siapa tahu atuh ada lowongan kerja di sini. Sambil nunggu panggilan kerja lainnya. Bukannya teteh kepingin kerja di Jakarta juga." Gadis bernama Nisa itu kembali bertanya. "Terlalu lama, lagian ini udah berapa bulan teteh nganggur. Engga enak sama orangtua yang masih memberi kiriman uang, mending balik kampung. Kalau di kampung mah bisa bantu-bantu mereka juga kan." gadis penghuni kamar 9 itu masih terus sibuk mengepak pakaiannya ke dalam kardus. Rencananya barang-barang itu akan dikirim lewat jasa expedisi ke Bandung. Sementara oleh-oleh minta dikirim langsung dari toko. "NiSa, barang-barang lainnya kalau kamu perlu ambil aja kalau tidak, berikan kepada siapa saja yang mau." ia menunjukkan barang perabotan seperti alat kebersihan, rak sepatu, dispenser, serta alat makan yang telah dikumpulkan di pojok ruangan. Sementara tempat tidur, TV, meja dan lemari tetap seperti semula karena itu milik ibu kost. "Asyik...Buat saya saja ya Teh Mira? Makasih banyak ya. Kebetulan perabotan saya sudah pada butut" Nisa sangat senang. "Kamu sendiri kapan mudik? Masa mau sendirian di kost?" Mira bertanya sambil mengering jahil. "Pulang atuh teh, mana berani saya sendirian. Serem. Rencananya nanti sehabis maghrib dijemput kakak sepupu saya yang dari Jakarta. Mending teh Mira ikut saya saja deh...Lumayan kan bisa hemat ongkos," Nisa mengajak Mira. "Makasih ya, tapi itu terlalu malam." Mira menolak. "Ya sudah kalau tidak mau mah, saya tidak akan memaksa."seru Nisa Setelah hampir sejam akhirnya semua beres dan seketika juga Mira langsung menelpon kurir untuk menjemput paket yang akan dikirim. Ada 3 dus berukuran besar yang semuanya berisi pakaian. Sementara barang-barang lainnya yakni buku-buku telah lebih dulu sebulan yang lalu diangkut ke rumahnya. *** Selepas berurusan dengan kurir J &T Mira dan Nisa kini berada di kamar 5. Kamar milik Nisa. Mereka asyik menonton film India dengan bintangnya Aamir Khan di laptop Nisa. "Nanti teteh main ke sini atau ke Garut ya." Ada rasa sedih dari nada bicara yang dilontarkan Nisa. Nisa adalah adik tingkat Mira. Mereka beda satu tingkat. Hubungan mereka sangat dekat karena sudah beberapa tahun tinggal di kosan Bu Santi. "InsyaAllah Sa, kalau tetehnya santai." Mira tersenyum. Sebenarnya ia juga sedih meninggalkan Nisa yang sudah dianggap sebagai adik. Ia pasti merindukan sosok Nisa yang manja dan selalu menghibur. "Harus nyempetin ke sini dong, memangnya teteh tidak kangen sama Pak Satria?" Nisa menggoda Mira. "Idih kamu apaan sih Sa, jangan keras-keras nanti terdengar sama Bu Santi" Mira memukul bahu Nisa pelan. Kalau dipikir-pikir selama ini ia merasa benar-benar bodoh. Bisa-bisanya jatuh cinta sama dosen Biologinya waktu semester 1. Hampir 4 tahun lebih Mira menjadi fansnya. Pak Satria itu dosen muda yang juga anaknya Bu Santi. Dosen ganteng berkacamata yang banyak dikecengin mahasiswanya. Makanya mulai dari semester 1 sampai hari ini ia masih betah ngekost di kosan Bu Santi. Alasannya cuma satu yakni Pak Satria. Mira ingin Setiap saat bertemu dengannya. Kebetulan Rumah Pak Satria itu bersebrangan dengan rumah Bu Santi. Walaupun sebenarnya konyol dan mustahil Mira mendapatkan Pak Satria karena dosen itu kan sudah memiliki anak istri. Tapi kehadiran Pak Satria selalu membuat dirinya semangat. "Takut ya kalau ketahuan sama Bu Santi dan mbak Fitri. Hi..Hi.." Nisa malah makin menjadi menggoda sahabatnya itu. "Teteh mau lupain dia, jadi..." "Jadi pulang kampung terus mau nikah sama dokter hewan itu." belum selesai bicara kalimat Mira keburu dipotong Nisa. "Ehmm... Assalamualaikum. Duh asyiknya ya mengobrol." Tiba-tiba ibu kost mereka datang. "Waalaikum salam. Eh ibu..." Mira menjawab dengan sedikit gugup Aduh jangan-jangan nih ibu kost denger obrolan saya sama Nisa. Celaka... "Kamu jadi pulang kampung sekarang?" Bu Santi masuk ke kamar mereka. Tanpa dipersilahkan ia langsung duduk di karpet bersama Nisa dan Mira. Ia menganggap semua anak kostnya adalah anaknya. Makanya semua yang kost sama dia selalu betah. "Ia Bu, saya mau cari kerja di Bandung saja atau ikut kerja sama Abah saja" jawab Mira. "Oh...Ya ibu doakan kamu sukses di sana. Maaf bila selama ini ada salah sama kamu dan hari ini ibu mau ke Jakarta. salam ya buat keluarga kamu" Bu Santi memeluk Mira erat. "Mira juga minta maaf ya, Mira sering bikin ibu ngomel.he..he.." Mira tersenyum pahit. "Enggak apa-apa, Ibu bakal kehilangan kamu. Kapan-kapan kamu main ya ke sini." Ibu kost tampak menghapus air mata yang menetes dengan ujung kerudungnya. "Ibu jangan menangis dong!" Mira jadi ikut nangis. "Ibu pamit dulu ya, ini udah hampir jam 11. Ibu ditunggu supir di luar. Kamu hati-hati juga ya Nis. Ibu pulang besok. Di rumah ada si bibi sama mang Adang," setelah sekian menit akhirnya Bu Santi tersadar jika ia harus pergi. Kedua anak kostnya langsung memberikan telapak tangannya dan menciumnya. "Assalamualaikum" Bu Santi beranjak meninggalkan mereka. "Waalaikumsalam. Hati-hati ya Bu" jawab Nisa. Setelah Bu Santi tak terlihat lagi. Mira mencolek lengan Nisa. "Lupa tadi teteh engga titip salam buat Pak Satria!" Mira tersenyum menatap Nisa. Sebelum lupain dia mungkin ia juga harus mengucapkan selamat tinggal kepada dosen idolanya itu. ***** TBC

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.1K
bc

Dua Cincin CEO

read
231.2K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
14.6K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.8K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook