bc

Twenty VS Thirty

book_age16+
65.7K
FOLLOW
1.5M
READ
possessive
sex
family
arrogant
goodgirl
CEO
student
sweet
bxg
campus
like
intro-logo
Blurb

SEQUEL DARI "CEO m***m ITU SUAMIKU"

"Apa? Dijodohin sama om-om? Oh, nooo! Anya nggak mau, Ma!"

Zivanya Deviandra

"Gadis manis yang sudah mencuri perhatianku sejak dulu, akhirnya menjadi milikku."

Kings Alandro Abelano

Senyuman manis gadis cantik yang menyita perhatian Kings Alandro Abelano (30) ya…gadis itu yang dari dulu selalu menyita perhatiannya. Semula berawal dari masa lalu saat dia tidak sengaja jatuh dari sepeda dan gadis cantik itu lah yang menolongnya, memberikan plester merah muda yang membuat Aland selalu terbayang karena jatuh cinta dari pandangan pertama.

Zivanya Deviandra (20) gadis manis yang masih menduduki bangku kuliah semester empat ini dilanda gelisah karena tekanan dari keluarganya untuk menjodohkannya dengan anak dari relasi bisnis ayahnya.

Akankah Vanya bisa membatalkan perjodohan itu? Bagaimanakah kisah Aland untuk memperjuangkan cintanya ?

chap-preview
Free preview
BAB 1
Kings Alandro Abelano terlihat sedang mengamati seorang perempuan yang saat ini duduk di sebuah kafe sendirian, perempuan itu sedang asyik dengan laptopnya seakan tak peduli dengan suasana sekitar. Aland ikut menyunggingkan senyumannya saat melihat si gadis tersenyum senang. Ya, Aland tak ubahnya seorang penguntit yang hanya berani melihat gadisnya dari kejauhan. Dia adalah Zivanya Deviandra, seseorang yang sukses membuat hati Aland terpikat. Gadis ini adalah alasan Aland menjomblo sampai saat ini karena dia menunggu gadis kecilnya hingga beranjak dewasa. Aland pertama kali mengenal Zivanya saat dia terjatuh dari sepeda. Zivanya yang kala itu berumur enam tahun memberikan plester merah muda pada Aland dari dalam tas kecilnya. Setelah memberikan plester itu Zivanya langsung berlari karena sang mama memanggilnya. Sejak saat itulah Aland merasa jatuh cinta untuk pertama kalinya. Walau terdengar gila karena selisih umur mereka yang terpaut cukup jauh, tetapi dia pun tak peduli. Cinta tak pernah mengenal usia, bukan? Semuanya karena getaran hati. Setelah membayar makanan yang dipesan oleh gadis yang dicintainya, dia pun langsung pergi menuju kantor karena sebentar lagi akan diadakan rapat penting di perusahaan miliknya. Melihat Zivanya meskipun dari kejauhan sudah cukup membuat semangatnya semakin bertambah. Ya, semangat untuk menjadikan Zivanya sebagai miliknya! ✧✧✧ Zivanya sedang mengerjakan tugas kuliah di kafe yang sering didatanginya. Salah satu alasan kenapa kafe tersebut menjadi tempat favoritnya karena memang Wi-Fi di sana paling kencang sinyalnya. Setelah selesai mengerjakan tugas dia pun tersenyum senang, "Yeay!!" pekiknya serasa terbebas dari penjajah karena tugasnya sudah selesai. Zivanya langsung merapikan laptop dan tasnya lalu bergegas untuk pulang. Sesampainya di kasir saat ia hendak membayar pesanan, mbak penjaga kasir mengatakan jika makanannya sudah dibayar. Nah! Padahal Zivanya ‘kan tak merasa membayar? Ini bukan sekali atau dua kali ada seseorang yang membayar makanannya, loh! Malah bisa dibilang dia sering ditraktir oleh seseorang yang nggak dia kenal. Vanya mengernyit, "Mbak, aku belum bayar, lho," ucapnya bingung. "Sudah, tadi ada seseorang yang membayar pesanannya, Kak," jawab mbak penjaga kasir tersebut. "Ya udah makasih, Mbak," sambung Vanya. Walaupun dia selalu bertanya-tanya siapakah orang yang selalu baik hati padanya itu, tapi pada akhirnya dia pun memilih untuk melupakannya. Karena semakin dipikirkan pun dia tak akan pernah menemukan jawabannya. "Ah, yang penting uang jajanku gak berkurang. Rejeki anak baik hati dan suka menabung nih," kata Zivanya, lalu bergegas pulang ke rumah menggunakan motornya. Zivanya adalah seorang mahasiswi di perguruan tinggi swasta di sini. Ya, dia mahasiswa manajemen bisnis yang sudah memasuki semester empat. Zivanya dikenal sebagai gadis yang mudah bergaul dan baik pada semua orang, dia juga orang yang ceria sekali hingga membawa kebahagiaan bagi orang-orang sekitarnya. ✧✧✧ Tak lama kemudian Zivanya sampai di rumah, "Haloo everybody, Princess Zivanya come back!" teriak Zivanya. "a***y! Berisik kali!" teriak abangnya yang sedang bermain PS bersama teman-temannya. Abang Zivanya adalah seorang mahasiswa semester akhir, tapi belum lulus-lulus juga sampai sekarang, ‘Kerjaannya, main-main mulu! Gimana mau cepet lulus, sih?!’ batin Vanya kesal. "Mama, Abang nih jelek banget omongannya sama Anya!" adu Zivanya kepada mamanya. "Zadeline! Sudah berapa kali Mama peringatkan, omongan tuh dijaga!" bela mamanya. "Anak Mama, ya jelas dibelain mulu," cibir Zade. By the way, Zade ini kakak laki-lakinya Zivanya. "Kalau kamu bener juga Mama bakal belain. Kamu bawain kue sekalian nggak? Mama baru buat. Teman kamu mau minum es jeruk sekalian?" tanya mamanya. "Boleh, Ma," jawab Zade singkat. "Ga usah repot-repot, Tante" kata teman-teman Zade, dasar pencitraan. "Halah pencitraan! Dalam hati juga ngomong, ‘yang banyak sekalian, Tante,’ basi ah!" ejek Zade lagi "Dek, kalau pakai baju yang bener, baju kok kekurangan bahan kayak gitu!" nasehat Zade, "Jangan liatin Adik gue, ya! Gue colok mata lo pada, baru tau rasa!" ancam Zade saat teman-temannya melihat adiknya tanpa berkedip. "Okee, bye Abang jelek," ledek Zivanya "Abang ganteng tau, udah jangan keluar kalau teman Abang belum pulang!" perintah Zade dan disoraki teman-temannya. "Huuuuu, nggak seru, lo!" protes teman-teman Zade. Zivanya langsung masuk ke kamarnya, dia ingin mandi karena badannya sudah lengket sekali karena beraktifitas seharian ini. Setelah mandi dia memutuskan untuk tidur siang. Yeay! Nikmat sekali. ✧✧✧ Aland berada di kantornya dan sedang menelpon orang kepercayaannya. "Gimana, udah sampai rumah?" tanya Aland memastikan Vanya sudah sampai rumah apa belum. "Sudah, Bos," jawab mata-mata itu. "Oke, kabari lagi kalau ada sesuatu!" Aland berkata tegas. Setelah telepon terputus Aland langsung menghadiri rapat. Ya, dia memimpin perusahaan milik mamanya, sedangkan papanya mengatur perusahaan miliknya sendiri. Dari awal Aland sudah memiliki passion di dunia bisnis makanya dia memegang perusahaan mamanya, sedangkan Alend cita-citanya menjadi pengacara makanya Derdi tak mau memaksa anaknya untuk melanjutkan perusahaannya itu. Toh Derdi masih mampu mengurusnya sendiri. Mungkin dia akan meminta bantuan Ali dan Aland untuk mengurus perusahaannya nanti. Aland memang sangat tegas kalau sudah di kantor, bahkan aura dinginnya sudah terasa saat dia masuk kantornya. Peraturan di kantor memang sangat ketat dan dia tak mau pegawai kantornya memakai pakaian yang seperti jalang. Sekali ketahuan akan langsung dipecat tanpa surat peringatan. Semuanya harus perfect kalau berurusan sama Aland si bos dingin itu, dia tak bisa menolerir kesalahan sedikit pun. Mungkin hanya gadisnya yang dapat mengatur Aland sesuka hatinya. Hanya membayangkan gadisnya tersenyum sudah membuat Aland turn on seketika, come on! Aland langsung fokus lagi memeriksa berkas hasil rapat hari ini. ✧✧✧ Di kediaman Zivanya, "Vanya, pokoknya besok kamu temanin Mama sama Papa ke pernikahan anak kolega teman Papa, ya?" titah mamanya. "Nggak mau ah, Maaa! Anya nggak suka, ih," tolak Zivanya sambil menghabiskan makanannya. "Harus dong, harus ikut pokoknya! Kamu ‘kan sekolah bisnis harus bergaul dengan mereka juga, Sayang." timpal papanya. "Ya udah deh, iya, kenapa nggak Abang aja sih yang diajak?" ketus Zivanya kesal. "Mama kapok ngajak Abang kamu, Nya, bulan lalu tau sendiri Abangmu ngapain. Godain anak teman Mama sana-sini. Mama sampai bingung dapat dari mana tuh sifat!" keluh mamanya, "Hahahah dapat dari Papa mungkin, Ma," celetuk Zade ikut nimbrung, "Ups, ketahuan deh," ucapan papanya membuat Anya dan Zade tertawa. Setelah selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga. Seperti biasanya mereka sedang ngobrol, Zivanya sih sedang tidur di pangkuan kakaknya. Gitu deh Zivanya kalau terlanjur lagi lengket sama kakaknya, tapi kalau sudah musuhan jangan tanya lagi, bagaikan perang! Berantakan banget nih rumah hingga membuat mamanya mengamuk barulah mereka akur lagi untuk merapikan rumah. "Bang, besok Vanya nebeng ke kampus dong. Males naik motor lagian besok juga Abang bimbingan, ‘kan?" tebak Vanya. "Kamu pulang jam berapa?" tanya Zade. "Cuma satu matkul aja kok. Yaa, ya, ya?" rayu Vanya. "Oke deh," "Makasih, Bang! Bang, beli martabak manis enak kayaknya," sambung Vanya. "Sa ae lo tong, bilang aja suruh beliin!" "Aku yang pesenin, Abang yang bayar." "Sama ae lah. Buru pesen ntar bayar ya, Ma," pinta Zade pada mamanya. "Sama aja kamu Zade, ujung-ujungnya Mama. Cepetan pesen, Mama juga pengen! Pa, bayarin, ya," timpal mamanya. "Ujung-ujungnya Papa," gerutu papanya membuat anak dan istrinya tertawa, hal kecil pun bisa membuat mereka bahagia. Keluarga mereka memang asyik banget, jadi iri. bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

CRAZY OF YOU UNCLE [INDONESIA][COMPLETE]

read
3.2M
bc

Destiny And Love

read
1.5M
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

HELP ME - BAHASA INDONESIA (COMPLETE)

read
9.9M
bc

Bastard My Boss

read
2.7M
bc

PERFECT PARTNER [ INDONESIA]

read
1.3M
bc

PASSIONATE LOVE [INDONESIA] [END]

read
2.9M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook