bc

AIR MATA SAHDA (SEASON 2)

book_age18+
643
FOLLOW
4.6K
READ
family
pregnant
goodgirl
inspirational
single mother
bxg
supernature earth
another world
first love
wife
like
intro-logo
Blurb

Air Mata SAHDA COMEBACK ( ROMANCE SAD STORY SEASON 2)

Air mata Sahda season 2 ini menghadirkan ketabahan Sahda kembali, namun Sahda kali ini kembali menjadi Sahda yang mampu mengambil resiko lebih tinggi.

pernikahan Sahda dan Dendi adalah pernikahan yang di juluki couple wedding of the year, setiap tahun nya Sahda Dendi selalu menghadirkan romantisme pernikahan yang membuat orang-orang di sekitarnya merasa iri. Sahda sangat bahagia menikah bersama dengan Dendi, namun setelah merasakan cukup kebahagiaan, Sahda kembali di terpa beberapa ujian. namun bukanlah Sahda jika tidak mampu melewati semuanya, kisah ini sebagian dari kisah nyata seseorang wanita yang mampu melewati setiap masalahnya melalui tangan Tuhan.

- Air Mata Sahda Season 2-

chap-preview
Free preview
AIR MATA SAHDA SEASON 2 - Chapter 1
Tok Tok Tok Belum sempat memulai malam pertama yang telah tertunda itu, mereka mendengar suara teriakan Umma nya. Dendi dan Sahda pun hanya mampu menghela napas dengan berat, mereka menatap satu sama lain, namun Sahda mencoba membuat Dendi lebih sabar dengan mengusapkan tangan nya pada d**a milik Dendi. “Sahda, Dendi maafkan Umma harus mengganggu kalian kembali.” Teriak Risna, suaranya tidak terdengar panik Namun, Sahda tetap merasa panik di saat mendengar suara sang ibu yang saat itu berteriak sembari mengetuk keras pintu kamar miliknya. “Iya Umma,” Sahutnya sembari membuka pintu kamar miliknya. “Maafkan Umma karena mengganggu kalian,” ucap Risna, ibu dari Sahda itu. “Gak apa-apa Umma, kenapa Umma? Apa Umma sedang merasa khawatir?” tanya Sahda kembali kepada sang ibu. “Tadi Kia nangis terus, terus Umma kasih s**u botol eh sempat tersedak.” ujar Umma nya itu, Risna memang tidak pernah sekalipun memberikan anak-anaknya s**u botol. Bahkan semasa kecil Sahra, ia satu s**u Asi bersama kakaknya. Risna merasa takut sesuatu hal buruk terjadi terhadap cucu kesayangan nya itu, Risna pun tersenyum miris kearah sang anak. “Gak apa-apa kan kalau Azkia tidur bareng kamu lagi?” tanya Risna kembali. “Gak apa-apa Umma,” jawab Sahda tanpa berpikir panjang, Sahda segera menggendong Azkia dan membuat Azkia lebih tenang di dalam gendongan nya. Sahda pun mengecup kening Azkia, Dendi menghampiri mereka seraya melihat keadaan di luar kamar milik Sahda itu. “Umma gak kenapa-kenapa kan?” tanya Dendi kembali. “Gak Nak Dendi, Umma baik-baik saja Nak.” jawab Risna kembali. “Ya sudah, Umma istirahat ya.” ucap Dendi, “Ayo Dendi antar ke kamar Umma.” ajak nya kembali. “Gak usah Nak, Umma bisa ke kamar sendiri kok.” seru Risna kembali, Dendi pun mempersilahkan apa yang ri inginkan oleh Risna. Risna segera pergi menuju kamar pribadinya, Sahda dan Dendi masih memperhatikan sang ibu yang terlihat sekali merasa gundah gulana. Setelah Risna pergi, Sahda menatap kearah Dendi. Wajahnya menyimpan sesuatu perasaan yang muncul dari dalam dirinya, Sahda merasa tidak enak dengan apa yang terjadi terhadap dirinya dan Dendi. “Maafkan Sahda ya Mas,” ucap Sahda sembari menggoyang-goyangkan tubuhnya, ia mencoba membuat anak yang berada di dalam gendongan nya merasa tenang. Dengan di iringi senyuman, Dendi pun menjawab. “Gak usah gak enak gitu ah, kamu kaya sama siapa aja.” ucap nya sembari menyingkapkan rambut milik Sahda, tatapan sayu Sahda mengatakan bahwa Sahda merasa benar-benar tidak enak. “Sahda tidurin dulu Kia ya Mas,” ucap nya kembali, Dendi pun menganggukkan kepalanya. Dendi kembali menuju ranjang miliknya, Sahda pun segera mencoba menidurkan Azkia, Azkia yang kini sudah menjadi anak nya bersama Dendi. Sesekali ia menatap kearah suaminya, ia melihat suaminya sudah menunggu terlalu lama. Bahkan saat ini Dendi terlihat menunggu Sahda dengan mata yang terpejam, mungkin Dendi merasa kelelahan karena energi nya sudah banyak terkuras saat bekerja di dalam kantor. “Mas Dendi kayaknya ketiduran,” ucap Sahda kembali, ia juga melihat kearah Azkia. Azkia yang terlihat nyaman tertidur dalam gendongan Sahda pun segera ia pindahkan kedalam baby box yang berada di dalam kamar pribadinya, Sahda menyimpan tubuh bayi itu dengan sangat pelan, sungguh Sahda pandai sekali menidurkan Azkia. “Mas, maafin Sahda ya.” ucap nya kembali, ia berjalan menuju ranjang miliknya itu. Dengkuran Dendi terdengar sangat keras, ia terlihat sangat kelelahan. Sahda pun menarik selimut dan segera menyelimuti Dendi, ia mengecup kening Dendi dan sekilas mengecup bibir suaminya. Malam pertama yang selalu gagal tak membuat hubungan mereka menjadi renggang, bahkan mereka semakin saling merasa jatuh cinta terhadap satu sama lain nya. Malam pun sudah berganti menjadi pagi yang amat sangat dingin, Badan Dendi terasa menggigil karena merasa kedinginan. Dendi pun terlihat memeluk tubhh istrinya, ia memeluk nya dengan sangat erat. Ia juga terlihat mengecup pelan pungguk sang Istri, Sahda pun terlihat menggeliat kegelian. “Mas,” panggil Sahda. “Mmm,” jawab nya singkat sembari terus menerus mengecup pungguk Sahda. “Mau lanjutin yang malem?” tanya nya pada suami yang sangat ia cintai itu. “Hmmm,” jawab nya kembali. “Solat subuh dulu Mas,” ucap Sahda sembari melihat kearah jam yang menempel pada dinding kamarnya. “Emangnya sekarang jam berapa?” tanya Dendi, “Jam empat pagi Mas,” serunya menjawab. “Ya udah kita lanjutin dulu, setelah itu kita mandi barengan.” ucap Dendi sembari setengah berbisik di samping telinga milik Sahda, Sahda pun tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Dendi mulai meraba tangan Sahda sembari mengecup pelan leher milik Sahda, Dendi juga sesekali menyingkapkan pakaian milik Sahda itu. Ia seakan tak mampu menahan hasrat malam pertama nya, dan seperti nya Sahda pun merasakan hal yang sama. “Mas nanti pelan-pelan ya,” serunya berbisik, Dendi pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Saat Dendi ingin memulai hal yang lebih intim, Azkia menangis seakan kembali menggagalkan apa yanh sedang di lakukan pasangan pengantin baru tersebut. Dendi menatap ke arah Azkia, lalu ia menatap ke arah istrinya. Sahda yang terlihat pasrah itu segera mengerutkan dahinya, Dendi pun tertawa kecil. Ia tak merasa marah sedikitpun, bahkan menurutnya hal ini terkesan sangat lucu. “Mas Sayang,” ucap Sahda sembari mengerutkan dahi miliknya, “Azkia menangis,” keluhnya sembari merengek seperti anak kecil, Dendi segera beranjak dari atas tubuh Sahda, hal yang baru saja ingin ia mulai pun kembali gagal. Namun Dendi tak merasa kecewa sedikitpun, ia tersenyum dan segera menghampiri Azki, lalu menggendongnya dan mencoba menenangkan Azkia. “Mas Maafin Sahda ya,” ucap Sahda sembari memejamkan sebelah matanya. Dendi menganggukkan kepalanya dengan di iringi senyuman diwajahnya, “kenapa mesti minta maaf sih?” tanya Dendi, “Emang nya Sahda buat kesalahan apa sama Mas?” tanya Dendi kembali. “Kasihan sama Mas, gagal mulu. Padahal kita nikah udah hampir 2 minggu.” jawab Sahda. “Gak apa-apa, masih banyak waktu. Sahda sama Mas kan nikah bukan buat satu hari.” jawab Dendi kembali, “mas boleh minta tolong kan?” tanya Dendi, Sahda segera beranjak dari ranjang miliknya itu. Sahda pun menghampiri suaminya dan segera memeluk Suaminya itu, Dendi pun merasakan kehangatan yang di berikan oleh istri yang sangat di cintai olehnya itu. “Mas mau minta tolong apa?” tanya Sahda. “Tolongin Mas ya, buatin s**u Azkia. Kayanya dia laper deh,” ujar Dendi kembali. Sahda pun segera mengangguk, “Baik Abi nya Azkia,” ucap Sahda sembari tersenyum, ia segera menuju dapur untuk membuat s**u botol tersebut. Dendi menatap wajah Azkia, bayi mungil yang tidak memiliki dosa sedikitpun membuat hati Dendi merasa tenang saat melihatnya. “Abi dan Umi Sahda janji akan sayangi Azkia seperti anak Abi dan Umi sendiri,” ucapnya sembari mengecup kening bayi mungil itu, Dendi memang sosok lelaki penyayang, ia selalu menebar rasa kasih sayang dan empati kepada siapapun, mungkin bagi sebagian besar perempuan, Dendi adalah sosok lelaki dan suami idaman. “Dengar abi Nak, kamu harus menjadi sosok wanita seperti Siti Aisyah radhiyallahu anha. Siapapun kamu, kamu adalah anak perempuan yang istimewa.” ujar Dendi, “Abi dan Umi akan selalu menyayangi, kamu akan menjadi penerang bagi kami semua.” ujar nya kembali. “Abi akan mendidik mu, menyayangi mu, mencintai mu dengan segenap jiwa Abi. Kau akan menjadi anak yanh berbakti kepada siapapun, kau pun yang akan menjaga adik-adik mu.” ucapnya kembali, tanpa sengaja Sahda dan Risna yang saat ini berdiri di belakang Dendi, mendengar dan menikmati setiap kalimat yang di ucapkan oleh lelaki berusia 27 tahun itu. Sahda merasa kagum pada sosok suaminya, Sahda merasa bahagia karena mendapatkan sosok Dendi di dalam kehidupan nya, ia seakan menemukan sosok Baba nya yang telah pergi meninggalkan dirinya. “Ehem,” ucap Sahda. Dendi membalikkan tubuhnya, “Tuh s**u nya datang,” ucap Dendi sembari meraih botol s**u yang berada dalam pegangan Sahda, Sahda tersenyum dengan sangat manis sembari menatap wajah suaminya, begitupun dengan Risna yang saat itu mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Dendi. Dendi tak mengerti dengan maksud senyuman mereka, Adzan pun terdengar berkumandang. Dendi yang pada saat itu sedang memberikan air s**u pada Azkia pun segera mengucapkan takbir tepat di samping telinga Azkia, Azkia terlihat tersenyum sembari menatap wajah Abinya. “Mas mau solat sekarang?” Tanya Sahda. “Mas mau mandi dulu, nanti kita solat berjamaah ya.” ajaknya pada Sahda. “Umma juga ikut berjamaah ya Nak,” ucap Risna. “Iya Umma sayang, Dendi senang kalau seperti itu.” jawab nya dengan sangat sopan, Risna merasa beruntung dengan kehadiran menantu satu-satunya itu, apalagi di dalam rumahnya sudah lama ia tak memiliki imam seperti sosok Abqori. “Ya sudah Dendi mandi dulu ya,” ucap Dendi sembari menidurkan Azkia di dalam baby box kembali, Sahda dan Risna mengangguk bersama-sama.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

A Secret Proposal

read
376.2K
bc

Fake Marriage

read
8.3K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.5K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.0K
bc

Everything

read
277.4K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.9K
bc

f****d Marriage (Indonesia)

read
7.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook