bc

NOT A DRAMA QUEEN

book_age18+
3.3K
FOLLOW
17.0K
READ
billionaire
independent
drama
twisted
humorous
office/work place
chubby
gorgeous
selfish
stubborn
like
intro-logo
Blurb

Dua cobaan besar dalam hidup Shanly, datang dalam waktu bersamaan.

Pertama, ia diputusin pacar.

Kedua, Ia ditolak mentah-mentah saat melamar menjadi sekretaris.

Namun siapa yang menyangka bahwa dua cobaan itu ternyata belum juga cukup, dan sekarang muncul masalah baru. Ia kalah taruhan untuk menguruskan badan sehingga ia terpaksa menyatakan cinta pada pria asing yang ia temui di Mal.

Sialnya, pria yang ia nyatakan cinta adalah Wilson Lawrence, si angkuh berdarah dingin yang ternyata adalah calon atasannya.

People don't care with your past. No matter you doing good or not, how good looking were you in the past, all they know is how your apperance in the present. Yeah, This is life. - Shanly Dromicia Moz

Dunia jaman sekarang penuh dengan kepura-puraan. Satu-satunya yang dapat dipercayai adalah dirimu sendiri. Not others. - Wilson Lawrence

chap-preview
Free preview
PROLOG
*** “Aku mau mengakhiri hubungan kita,”ucap sang pria, to the point, pada wanita yang duduk tepat di hadapannya. Senyum wanita itu yang tadinya sedang merekah bahagia karena diajak makan siang romantis oleh sang kekasih, langsung meredup seketika. Dengan wajah shock yang tidak dapat disembunyikan, wanita itu meletakkan kembali alat makannya dan menatap pria itu dengan nanar. “Kamu pasti bercanda kan, Dann?”wanita itu bertanya sambil tersenyum miris, mencoba menghibur diri dan memastikan bahwa sang kekasih hanya bercanda. Danniel tidak menjawab, dia hanya menatap wanita bernama Shanly itu dengan tatapan tajam  nan dingin yang menunjukkan bahwa dirinya sedang tidak bergurau. “Aku serius, Shanly,” tukasnya singkat. Jawaban itu terlampau singkat, tapi terasa menusuk tepat di jantung Shanly. Shanly diam selama beberapa detik, menatap ujung jarinya yang dihiasi kutek cantik berkilauan dengan tatapan kosong. Beberapa saat kemudian, dia mengumpulkan segenap keberaniannya untukkembali menatap wajah sang kekasih. “Kenapa?” suaranya terdengar bergetar. Sekuat tenaga, Shanly menahan perasaannya dalam-dalam, berusaha menahan agar matanya yang mulai memanas tidak mengeluarkan air mata. “Kamu ingin tahu alasannya?”Danniel balik bertanya. Seulas senyum miring nan mencurigakan terpampang di wajahnya. Shanly mengangguk mantap, walaupun sesungguhnya dia memiliki firasat buruk saat melihat senyum Danniel. “Ya. Apa alasannya?” “Karena kamu memalukan!” Mata Shanly melebar karenanya. “Aku bilang kamu memalukan!” ulang Danniel untuk kedua kalinya.Ucapannya membuat hati Shanly berdenyut seperti dicengkeram kuat-kuat. Danniel yang ia kenal tidak akan tega mengatakan sesuatu yang menyakiti hatinya sampai seperti ini. “Bentuk tubuhmu berubah drastis sejak kamu mengerjakan tesis. Kamu masih tidak sadar akan hal itu? Belum puas membuatku menjadi bahan lelucon masyarakat?” “Apa maksudmu?” Shanly masih menatap Danniel bingung. Danniel menghela napas kasar dan menatap Shanly. “Mungkin aku harus memberi penjelasan yang lebih kasar agar kamu dapat memahaminya,” ucap Danniel sembari tersenyum sinis. “Alasan aku ingin mengakhiri hubungan ini hanya satu. Aku tidak tahan lagi punya pacar gemuk seperti kamu.” JLEB! Shanly merasa bagaikan ada sebilah belati yang menusuk jantungnya ketika Danniel mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya. Danniel Natawira adalah seorang senior yang usianya lebih tua dua tahun dari Shanly. Mereka sudah menjalin hubungan sejak tiga tahun yang lalu. Pria itu sekarang sudah bekerja disebuah bank swasta ternama di pusat kota sementara Shanly baru saja lulus sidang S2. Kesibukan keduanya membuat mereka kesulitan untuk bertemu. Sekalinya mereka bertemu kembali, Danniel menyadari bahwa kekasihnya tersebut semakin hari semakin membengkak. Awalnya Danniel tidak terlalu memusingkan hal itu.Tapi setelah beberapa kali kencan bersama Shanly di tempat umum, dan menjadi pusat perhatian orang-orang, dia pun mulai merasa terganggu. Dan kejadian hari ini benar-benar tidak pernah Shanly duga. Memang perlu diakui, Shanly merupakan tipe wanita yang mudah stres. Karena terobsesi untuk lulus sidang dengan nilai sempurna, dia pun mengurung dirinya di kamar saat mengerjakan tesis bersama dengan beraneka macam makanan berlemak. Dia mengira, Danniel baik-baik saja dengan keadaannya karena selama ini pria itu tidak pernah protes.Tapi siapa sangka, hari ini dia diputuskan Danniel karena masalah yang dia anggap ‘sepele’. “Ta...Tapi bukankah kamu bilang kalau kamu mencintai aku?”tanyanya nyaris putus asa. "Memang benar," Danniel mengiyakan ucapan Shanly.“Itu dulu. Saat kamu masih popular, langsing, dan cantik. Semua pria berlomba-lomba untuk mendapatkan kamu. Tapi lihat kamu yang sekarang!” Danniel menatap Shanly dari atas sampai bawah. Tatapannya berhenti pada perut Shanly yang tampak membuncit karena timbunan lemak, lalu tersenyum mencemooh. “Kamu yang sekarang, tidak lebih dari sampah.Percuma kalau kamu anak orang kaya, tapi kamu terlihat seperti babi gendut yang menjijikkan.” Bibir Shanly bergetar, kedua tangannya mengepal karena menahan amarah. Hatinya benar-benar hancur karena hinaan Danniel barusan. “Kuakui kalau kamu yang dulu sangat berguna. Selain anak orang kaya, kamu cerdas, dan juga seorang mantan model kampus. Aku tidak perlu mengeluarkan sepeser pun uang setiap kali kita kencan. Orang-orang segan padaku karena pacarku adalah anak dari salah satu konglomerat terkaya di negara ini. Tugas akhirku dulu selesai karena bantuanmu. Bahkan, para pria di kampus iri padaku karena punya pacar cantik. Namun sekarang?”Danniel tertawa sinis, kemudian melanjutkan ucapannya.“…setelah kamu naik 15 kilogram hanya gara-gara tesis, kamu tidak lagi berguna.” Usai berkata demikian, Danniel mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah dari dalam dompet dan meletakkan uang tersebut diatas meja dan berkata, “Karena hari ini adalah hari terakhir kita, biar aku yang bayar.” Danniel bangkit dari duduknya. Refleks, Shanly pun mendongak menatap sosok pria yang menjulang tinggi di hadapannya dengan perasaan yang sukar diartikan. Ingin sekali dia berteriak “jangan pergi” ketika pria itu berbalik dan berjalan menjauh, namun lidahnya terasa kelu. Ternyata masih ada harga diri yang tersisa di hatinya. Sedalam apa pun perasaannya terhadap Danniel, dia tidak akan pernah mengemis cinta demi pria itu kembali padanya. Cukup fisiknya saja yang dihina oleh Danniel, jangan harga dirinya yang diinjak-injak. Itulah mengapa, Shanly hanya bisa menatap punggung Danniel yang menghilang di balik pintu keluar, dan terduduk di sudut kafe dengan kepala tertunduk menangis seorang diri. ***  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

T E A R S

read
312.7K
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Accidentally Married

read
102.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook