bc

EX BASTARD (Kalo Cinta? Ngapain gengsi!)

book_age18+
955
FOLLOW
4.9K
READ
contract marriage
drama
comedy
no-couple
humorous
serious
brilliant
first love
intersex
surrender
like
intro-logo
Blurb

Tidak selamanya sosok menjadi Mantan itu harus berengsek. Belum tentu hal itu selamanya selalu diarahkan kesalahan mereka.

Mantan terindah, ketika memiliki kenangan saat bersama seseorang. Mantan pengkhianat, ketika mempunyai teman tapi seperti berengsek dibalik selimut.

Bagaimana ketika segala tentang mantan ternyata hanya satu titik temu dan semua itu adalah dalang karena egois.

Kisah ini hanya cerita fisik biasa, yang diambil dari segala bumbu dapur. Jika ada kesalahan dalam kata di alur cerita. Mohon maaf.

Ayo! Dibaca mumpung Free....

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

TGL. 17 Oktober 2021.

chap-preview
Free preview
Prolog.
"Kesya, bangun, sayang!" teriak Yulia dibalik daun pintu kamar Kesya. Dalam kamar berwarna biru muda penuh dengan hiasan gambar Frozen. Mulai dari pernak-pernik bintang menempel di dinding, kemudian diliputi oleh background sebagai imajinasi istana Frozen. Aksesoris ikat rambut sampai wing rambut juga ada, tas sekolah, semua ter-dekorasi sangat cantik layak seorang gadis kecil tomboi namun feminim. Yang sedang meringkuk dalam selimut tebalnya. Masih terdengar suara ketukkan pintu kamarnya, dan terdengar garing teriakan dari luar kamar gadis kecil itu. Yulia masih memanggil namanya yang tak kunjung untuk bangun dari dunia nyata. "Kesya, bangun, Sayang! Sudah jam berapa ini?! Mama akan terlambat ke kantor, kalau kamu tak kunjung untuk bangun?!" teriak Yulia kembali dan mengomel sembari melihat pergelangan tangan yang melingkar itu. Kesya, si gadis kecil miliki rambut berwarna brown, bangun dengan malasnya. Padahal gadis kecil itu masih ingin berpetualang dunia mimpinya. Akan tetapi waktu tak cukup untuk dirinya saat ini. "Uuuhhhh ..." lenguhnya gadis kecil itu melebarkan kedua tangan tinggi menatap poster di depannya.. "Selamat pagi Elsa!" ucapnya sembari senyum menatap poster yang cukup. Besar itu menatapnya. "Kesya!" Yulia kembali memanggil namanya. Kesya pun segera turun dari tempat tidurnya kemudian melari untuk membuka pintu kamar yang sedari tadi ditunggu oleh seorang wanita cantik yang sabar membangunkan gadis kecil itu. "Selamat pagi, Mama tercinta?!" sapa Kesya setelah membuka pintunya dan menyambut Yulia yang hampir mati bosan. Yulia memutar kedua bola matanya penuh kesal, apalagi embusan napas untuk sekiannya. Untung Kesya, gadis kecil penuh semangat dan ceria setiap bangun. Rasa jengkel Yulia pun terobati, namun hanya satu yang selalu membuat dirinya sulit melupakan sifat Kesya mirip dengan sifat seseorang yang amat di benci oleh Yulia hingga detik ini. Yulia berharap Kesya tak mempunyai keturunan dari pria yang sudah menyumbang benih cinta kepadanya. Walau pun begitu, Yulia tak bisa membenci Kesya, percuma. Kesya terlalu berharga. "Ayo, cepat mandi. Sudah berapa kali Mama katakan padamu. Jangan terlalu larut malam untuk tidur?! Sekarang kamu sudah memakan waktu jam kerja Mama?!" Yulia mendorong tubuh Kesya kembali masuk ke kamarnya, kemudian Kesya melepaskan baju tidur. Sedangkan Yulia menyiapkan pelengkapan sekolah Kesya. Kesya, gadis kecil penurut. Meskipun Yulia setiap hari mengomelinya, Kesya semakin bahagia. Sebab, Yulia ketika mengomel itu sangat lucu selalu membuat Kesya terus tertawa. Itulah kenapa Yulia kesal dengan sifat Kesya yang selalu di tunjukkan olehnya padahal sudah ia sumpah pada dirinya tidak akan mengingat sifat pria berengsek di masa lalunya. "Jangan main lagi, Kesya!" tegur Yulia pada Kesya. Setelah Kesya selesai mandi, Yulia membantu memakaikan seragam sekolah, mengikat rambutnya. Sekali-kali Yulia melirik jam dinding dekat televisi. Jarum pendek telah menuju angka delapan sedangkan jarum panjang telah menuju angka sepuluh lewat lima detik. "Aduh! Mama sakit!" pekik Kesya tiba-tiba menjerit membuat Yulia menoleh. "Maaf, Sayang!" respons Yulia menyisir kembali rambut Kesya yang lurus sedikit bergelombang di bawahnya. Kesya pun beranjak keluar dari kamarnya, Yulia membereskan kamar Kesya. Di meja makan telah terhidang beberapa potongan roti dan juga bekal untuk Kesya nanti siang di sekolahnya. "Selamat pagi, Bibi Desi?!" sapa Kesya meneriaki si pembantu rumah tangga itu. Bibi Desi, telah lama berkerja di rumah Yulia sejak Kesya lahir. "Pagi juga, nona manis!" sambut kembali Bibi Desi menyapa Kesya. Bibi Desi meletakkan potongan roti kepada Kesya, tak lupa juga dengan s**u cokelat kesukaan Kesya pastinya. Tak lama kemudian Yulia menyusul, untuk bergabung sarapan dengan Kesya. "Bi, ini belanja bulanan. Nanti beli beberapa sayur. Nanti siang, nenek Kesya akan berkunjung ke rumah. Jadi masak untuk beliau. Kemungkinan tamunya akan datang lima orang. Arisan mama solanya," ucap Yulia berikan beberapa lembar untuk dibelanja nanti. "Baik, Bu." Bibi Desi menerima dan menyimpan ke kantongnya. Beberapa menit kemudian Kesya selesai dengan sarapannya. Ia turun dari kursinya lalu menyalami Bibi Desi untuk pamit berangkat sekolah. Yulia akan mengantar Kesya ke sekolah, setelah itu ia akan menuju ke tempat kerja. Karena satu arah, lebih mudah. Jadi tidak akan memakan waktu di jalan macet ini. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook