bc

Playing Victim

book_age16+
detail_authorizedAUTHORIZED
263
FOLLOW
1K
READ
family
bxg
like
intro-logo
Blurb

Jadi anak pertama itu berat.

Kamu enggak akan kuat. 

Biar Dava saja yang menanggungnya.

Dava alberald Cohza.

Anak pertama dari Alxi yang tergabung dalam Squad Cohza.

Memiliki 4 adik yang membuat semua kakak pasti frustasi saat menghadapinya.

Bahkan karena tingkah adik-adiknya yang salah mengenali pacarnya.  

Dava tanpa sengaja malah menghamili saudara kembar dari sang kekasih.

Ketika akan bertanggung jawab pada Karina siapa sangka ternyata Katherine juga hamil akan perbuatannya.

2 wanita.

2 kehamilan dalam waktu bersamaan.

Siapa yang harus dia nikahi.

Siapa yang harus disalahkan.

Dan siapa korban sebenarnya.

Dava bingung karena semua terlihat Playing Victim.

chap-preview
Free preview
Bab 1. Anak Pertama
Bab 1. Anak Pertama Tampan pasti. Wangi pake banget. Baju kekinian. Bunga siap. Dan yang paling penting kalung untuk hadiah Katherine sudah berada dalam genggaman. Akhirnya Dava punya pacar permanen juga. Setelah sekian tahun hanya bisa pacaran paling lama seminggu akibat ulah para adiknya. Hari ini adalah pemecah rekor. Karena Dava akan merayakan hari jadian dengan pacar untuk satu bulan. Satu bulan mamen. Bagi orang lain itu pastilah waktu yang singkat. Tapi, bagi Dava itu sudah waktu luar biasa karena ada wanita yang bisa bertahan menghadapi dirinya sebulan ini. Apakah Dava mencintai Katherine? Entahlah. Yang jelas Dava suka padanya. Karena Katherine cewek paling cantik di kampusnya. Lagipula hanya Katherine yang sabar dinomorduakan setelah adik-adiknya. Selebihnya akan protes dan menganggap Dava tidak peka jika tidak memperlakukan pacarnya sebagai yang utama daripada yang lainnya. Dava itu anak pertama. Sudah menjadi kewajibannya memberi contoh kepada semua adik-adiknya. Ikut disalahkan jika ada adiknya yang berulah. Ikut dihukum jika ada ada adiknya yang berbuat kenakalan. Tapi belum tentu dipuji kalau berprestasi dan bisa membuat adikadiknya menjadi penurut. Yeah, sudah nasib itu mah. Karena menjadi anak pertama itu memang berat. Sangat berat. Kalian tidak akan kuat. Jadi biar Dava saja. “Katherine, I’m coming.” Dava merapikan kembali bajunya sebelum keluar dari apartemen. Masuk ke dalam lift bermaksud turun menuju parkiran mobil. Drrrttttt. Drrrttttt. Dava mengabaikan panggilan yang masuk. Dia sudah dapat jatah free dari Daddy-nya. Jadi jangan harap adik-adiknya akan dia biarkan mengganggu kencannya kali ini. Drrrttttt. Drrrttttt. Dava masuk ke dalam mobil lalu menjalankannya. Menyalakan lagu dan tidak menghiraukan ponselnya yang masih bergetar. Sepuluh menit kemudian Dava sudah sampai di tujuan. Baru saja Dava akan membuka pintu mobil dan keluar. Sudut matanya melihat ponselnya yang berkedip bukan karena panggilan tapi kode darurat dari adiknya yang paling kecil Dewa. Dava tidak jadi keluar dari mobil dan kembali memutar balik mobilnya sambil melihat ponsel mencari keberadaan Dewa. Anehnya ada Dika di dekat Dewa juga. Tapi, adiknya tetap memencet tombol darurat. Pasti ada hal urgent yang benar-benar tidak bisa ditangani mereka berdua. Karena macet butuh waktu sekitar 40 menit bagi Dava baru bisa sampai di tempat Dewa dan Dika yang ternyata kantor polisi itu. Dava semakin khawatir. Pasalnya kalau cuma masuk penjara adik-adiknya sudah biasa dan menghadapi polisi bukan hal yang baru. Kenapa sampai memanggilnya itu yang membuat Dava tidak tenang dan semakin buru-buru? “Selamat malam, saya keluarga dari Dewa dan Dika. Apa yang terjadi dengan kedua adik saya?” tanya Dava to the point. Polisi-polisi di sana langsung melihat penampilan Dewa yang untung saja dalam keadaan rapi. “Saya Kompol Adi Raharjo. Adik Anda bernama Dika Alberald Cohza ditangkap beserta kekasihnya saat sedang mengikuti balap liar. Lalu adik Anda yang kedua bernama Dewa Alberald Cohza ....” polisi menghela napas sambil menggeleng prihatin. “Dewa memukuli tujuh orang hingga masuk rumah sakit. Lalu berusaha melawan saat dibawa ke kantor polisi hingga menyebabkan dua polisi serta dua security yang bertugas juga mengalami luka-luka. Jadi kami terpaksa membiusnya agar tidak membuat ulah lagi.” “Boleh aku melihat mereka?” Dava tidak sabar. Apa yang menyebabkan adiknya paling kecil mengamuk bahkan sampai melawan petugas. Biasanya mau dipenjara berhari-hari juga tidak takut. Polisi itu mengangguk lalu menunjukkan di mana kedua adiknya dipenjara. Terlihat Dika memeluk seorang wanita yang menangis sesenggukan. Apakah dia pacarnya? Dava belum pernah melihat Dika pacaran selain one night stand apalagi sampai merelakan waktu hanya untuk menghibur cewek yang menangis. Dika itu anak paling cuek pada sekitar alias introvert. Jadi jika Dika punya pacar berarti itu sangat luar biasa karena minimnya pergaulan Dika pada sekitarnya. “Kalian baik-baik saja?” tanya Dava. Membuat Dika mendongak tapi bukannya senang dia malah terlihat cemberut. “Kakak ngapain di sini?” tanya Dika tidak suka. Ganggu dia lagi modus sama pacar barunya saja. Dava ingin sekali memukul kepala adiknya dengan kapak. Siapa yang panggil dia siapa juga yang bersikap seolah tidak butuh dirinya. Minta disleding ya. “Mengeluarkan kamu dari sini. Itu kalau kamu mau, kalau tidak ya sudah aku kembali saja. Aku masih ada kencan.” Yang mungkin saja sudah batal, batin Dava ngenes saat melihat jam di tangannya. “Dika, kakakmu bisa keluarkan kita dari penjara?” tanya Nuri melepaskan pelukannya dari Dika. Dika mau tidak mau tersenyum. “Iya, kamu tenang saja ya. Kita akan keluar dari sini segera. Aku kan sudah janji tadi.” Walau dalam hati masih ingin bisa memeluk Nuri. Walau di dalam penjara tidak masalah buat Dika mah. Yang penting berduaan saja bersama cewek pujaannya, Dika sudah merasa bahagia. “Dewa bagaimana?” tanya Dava pada Dika. Di mana Dewa masih pingsan walau ada dalam satu sel bersamanya. “Kakinya ditembak. Tapi sudah aku keluarkan pelurunya dan dia baik-baik saja. Hanya tertidur efek dibius. Entah kenapa dia mengamuk tidak jelas.” Dika juga heran kenapa adiknya itu terlihat panik. “Bisa bangunkan dia?” Dika mengangguk. “Sebentar ya, aku bangunin adikku dulu.” Dika berpamitan pada Nuri. Padahal Dewa hanya berjarak semeter darinya. “Dewa, wake up. Dewa.” Dika menepuk wajah Dewa keras. Tapi tak juga bangun. “Boleh minta air?” tanya Dava pada polisi. Lalu polisi itu memberikan Dika air di Aqua gelas. Byurrr. Dewa langsung membuka matanya begitu merasakan wajahnya disiram. “s**t, apa-apaan sih lo?” Dewa melotot ke arah Dika. Dika menolehkan wajahnya ke arah Dava agar Dewa ikut melihatnya. Dewa berkedip sebentar saat melihat jeruji besi dan baru ingat apa yang dia alami. Shitttt. Della. Dewa langsung bangun dan meringis merasakan kakinya yang terluka. “Jangan perdulikan aku. Cari keberadaan Della!” teriaknya. “Della?” Dava dan Dika menatap Dewa bersamaan. “Shitt, iya Della. Cari dan bawa pulang Della di mana pun berada. SEKARANG JUGA!” pinta Dewa. Dava mengangguk. “Aku akan mengirim Deva untuk mengeluarkan kalian. Aku cari Della dulu.” Dava langsung berbalik. “Apa Anda akan menjamin mereka?” tanya polisi di sebelahnya. “Tidak, aku masih ada urusan. Adikku yang akan ke sini untuk mengurus mereka.” Dava berjalan keluar dan langsung menuju ke tempat Della. Hotel Brawijaya. Sedang apa adiknya di sana? Oke Della memang jalang yang memiliki banyak teman pria. Dan Dava tidak heran jika Della sering pergi ke Hotel dengan pacarnya. Tapi, kenapa hotel Brawijaya? Inikah alasan kenapa Dewa terlihat panik. Apa Dewa khawatir Della bertemu dengan rival Dava dulu. Tapi, dia kan di luar negeri jadi tidak mungkin Smith sialan itu ada di sana. Dava langsung membuka pintu kamar hotel yang ditempati oleh Della. Tanpa perlu repot-repot bertanya pada resepsionis atau meminta kuncinya. Begitu membuka pintu aroma percintaan langsung menguat. Dava sebenarnya miris, bagaimanapun adiknya perempuan dan melihat adiknya bisa disentuh siapa saja itu rasanya tidak rela. Dava melihat Della tertidur lelap dan pasti telanjang bulat di balik selimutnya. Tapi Della hanya sendirian tidak ada siapa pun di sana. “Della,” panggil Dava. Della terbangun dan mengeryit heran melihat Dava ada di sana. “Dava?” “Pakai bajumu. Kita pulang sekarang,” ucap Dava dengan wajah kaku. Della hanya mengangguk. Tahu pasti sepertinya kakak pertamanya sedang mode badmood. Dava berbalik dan menunggu Della di luar kamar sedang Della segera memakai lagi bajunya dan melihat sekeliling. Berharap b******n itu sekarang sudah pergi. Benar saja kamar itu kosong. Hanya dia sendirian. Della lega sekaligus mengumpatinya dalam hati. Dasar b******n sialan. Berani sekali dia meninggalkan Della begitu saja setelah terpuaskan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

TAKDIR KEDUA

read
25.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Takdirku Menjadi Lelaki Kaya

read
4.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook