bc

Just A Game

book_age16+
604
FOLLOW
3.2K
READ
possessive
goodgirl
badgirl
dare to love and hate
sweet
chubby
like
intro-logo
Blurb

Ketika sebuah permainan membawa mereka ke dalam cinta yang sebenarnya. Lalu, apa yang bisa Reyhan dan Reina lakukan?

Apakah cinta sederhana antara Reyhan dan Reina yang berawal karena sebuah permainan bisa bersama? Apakah mereka bisa, memulai semuanya dari awal lagi dan menganggapmereka bukan karena permainan? Dan apakah Reina bisa, melupakan rasa sakit yang Reyhan berikan padanya?

~JAG~

"Rei, jangan pernah suka sama gue."

"Pokoknya, jangan pernah suka sama gue. Gue nggak serius sama lo. Gue cuma mainin lo."

~JAG~

chap-preview
Free preview
-01(Awal dari segalanya)
         Reina Akilah Albert. Gadis pemilik rambut hitam pekat itu menatap laki-laki di hadapannya dengan kerutan dahi. Hal yang baru saja ia dengar benar-benar membuatnya tidak mengerti. "Lo gila, ya?" cetusnya.          Laki-laki di depannya menggeleng datar. "Yes or no?" tanyanya.          Reina ikutan menggeleng. Namun jenis gelengan seolah tak mengerti. "Lo kesambet hantu sekolah?" tanyanya.           "Jawab! Nge-bacot mulu!" kesal laki-laki itu. Ekspresi wajahnya yang datar membuat Reina ingin sekali melayangkan pukulan tepat di pipinya.            "Udah Rei, jawab aja." cewek yang berdiri di belakang Reina menimpali.             Reina menghela nafasnya kasar. Dia memberikan tatapan menilai pada sosok cowok di depannya saat ini. Otaknya dipaksa berpikir keras dengan apa yang baru saja didengarnya. Seorang Reyhan Gadriana Putra mengajaknya berpacaran? Ini gila!             "Jawab!"             "Jawab!"             "Jawab!"             Sorakan mulai terdengar dari orang-orang sekililingnya. Membuat Reina mendesah pelan. Ini akan menjadi topik hangat yang diperbincangkan oleh penghuni SMA Garuda. Mengingat siapa dirinya dan cowok di depannya.             Kembali, Reina menatap cowok yang beberapa saat lalu menyatakan perasaan---ah, ralat! Dia hanya mengajak Reina berpacaran tanpa mengatakan soal perasaan.             "Rei, tinggal bilang no aja ribet banget!" seru Rio. Cowok berkulit s**u yang ber-notabe sahabat Reina.              Reina masih bergeming. Menatap kedua bola mata Reyhan dengan tatapan penuh tanda tanya. "Yes!" satu kata yang lolos dari mulut Reina berhasil membuat semua yang berada di rooftop saat ini tercengang.               Bagaiman bisa? Reina selama ini sudah mendepak cukup banyak laki-laki yang mencoba mendekatinya. Tapi, apa sekarang? Reina menerima Reyhan, yang bahkan tidak pernah terdengar rumor tentang kedekatan mereka.         "Reina, gue rasa lo gila!" pekik Reva. Gadis berponi yang belum tersadar penuh dari ketekejutannya itu menatap sahabatnya dengan tatapan tak percaya.         Reina tak mengubris pekikan Reva. Gadis itu maju satu langkah mendekat ke arah Reyhan. "Gue terima lo. Jadi, sekarang lo cowok gue 'kan?" tanyanya diiringi seringaian penuh makna.         Reyhan cengo. Sungguh! Bukan jawaban itu yang dia inginkan. "Gue----"         "Oke, gue ada urusan. Sampai jumpa lain waktu, Pacar! Inget ya, sekarang lo milik gue. Jangan berani dekat dengan cewek manapun tanpa sepengetahuan gue." setelah mengatakan itu, Reina langsung melenggang pergi, diikuti oleh kedua sahabatnya, Reva dan Rio.         "Reina!"         "Reina, stop!" teriak Reva.         Reina berdecak pelan lalu memutar tubuhnya. "Apa?"         "Lo hutang penjelasan sama kita. Lo gila, ya? Lo nggak terlalu kenal Reyhan, Rei. Dia emang satu management sama kita, tapi kita bahkan nggak pernah ngobrol panjang sama dia. Terus, sekarang lo nerima dia? Lo aneh banget, sih!" tutur Reva. Reina memutar bola matanya. "Lebih anehan mana, gue sama dia?" tanyanya.         Reva dan Rio saling bertatapan sebentar lalu kembali menatap ke arah Reina. "Maksudnya?"         Reina berdecak. "Dia cukup famous di sini, dia juga selebgram. Lo fikir, dia kenapa bisa tiba-tiba nembak gue? Dia mau numpang tenar sama gue karena gue juga selebgram dan cucu pemilik yayasan sekolah? Nggak mungkin! Bahkan followers dia lebih banyak dari gue," jelas Reina. Rio tampak berfikir. "Jadi, maksud lo?----" "Iya. Dia punya maksud lain di sini. Lo tahu Alexa 'kan? Salah satu lawan gue di kompetisi dance?" tanya Reina. Reva dan Rio mengangguk. "So? Bisa aja, 'kan ... " Reina menggantung perkataannya. Matanya melirik Reva dan Rio secara bergantian. Seolah berusaha berbicara dengan kedua sahabatnya itu lewat tatapan mata. "Jadi, maksud lo ...." Reina mengedikan bahunya. "Udahlah, gue gak mau ambil pusing." "Rev, bolos, yuk!" ajak Reina. Rio yang mendengar ajakan Reina itu lantas membulatkan matanya. "Apaan? Nggak ada bolos-bolosan, ya! Gue aduin, mau lo berdua?" ancamnya. "Bodo amat!" seru Reina dan Reva bersamaan. Keduanya saling berpegang tangan lalu berlari menuju gerbang belakang sekolah. "Reina! Reva!" "Gimana sekolah mau maju, cobak?! Kalau cucu pemilik yayasan aja kayak begitu kelakuannya." Rio menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis fikir. ~JAG~        "Lex, lo yakin? Lo nyuruh gue pacaran sama Reina, berarti lo siap kalo gue bagi waktu gue buat Reina juga?" laki-laki berjaket biru dongker itu menatap Lexa yang tengah belajar bermain piano di depannya. "Aku gak nyuruh kamu ngabisin waktu bareng Reina loh, Rey. Aku cuma nyuruh kamu macarin dia---" "Cuma karena gelar itu doang? Lex, lo gak pernah mikir perasaan dia kayak gimana setelah tahu semuanya?" tanya laki-laki itu. Lexa mengedikkan bahunya. "Aku gak perduli. Ini hanya permainan, Reyhan. Jangan dibawa serius, ih," ucap Lexa. Gadis itu menghentikan permainan piano-nya. "Tapi ini udah kelewatan, Lex. Ini bukan perkara mudah, ini soal perasaan, soal hubungan. Gue gak suka Reina, dan lo nyuruh gue pacaran sama dia. Sedangkan lo sendiri tahu, gue paling gak suka deket-deket sama cewek yang gak ada arti apa-apanya buat gue," tutur Reyhan. Lexa tersenyum lalu bangun dari tempat duduknya untuk menghampiri Reyhan. "Cuma satu bulan. Aku mohon! Demi aku," pinta Lexa. Reyhan menatap gadis di depannya ini dengan tatapan malas. "Oke!" Lexa tersenyum puas. "Jangan sampe suka sama Reina ya, Rey!" seru Lexa. Gadis itu berjalan keluar dari ruang musik. ~JAG~ Suara bel pertanda berakhirnya jam sekolah berbunyi nyaring. Semua murid SMA GARUDA berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Reyhan berjalan menuju parkiran bersama Alexa, dan ketiga sahabatnya: Hendri, Dion dan Revan. "Besok main truth or dere lagi gak, nih?" tanya Dion. Seperti ada sindiran di nada ucapannya. "Najis! Nyesel gue ikutan tadi pagi." gerutuan itu keluar dari mulut Reyhan. Membuat Lexa, Hendri, Dion dan Revan lantas tergelak. "Nikmatin aja lah, Rey," ucap Revan. Reyhan memutar bola matanya malas. "Kak Reyhan, pengen fotbar dong." Reyhan dan teman-temannya langsung mengalihkan tatapan ke arah tiga cewek yang entah sejak kapan sudah berada di dekat mereka. "Gak ada! Apa-apaan, sih? Gak usah lebay deh, Reyhan udah ada yang punya!" sentak Alexa. "Iya, kita tahu kok. Kak Reyhan pacarnya Reina 'kan? Kita tadi udah minta izin kok, dan dia bilang nggak masalah. Malah katanya, kalo kak Reyhan-nya nolak, suruh dipaksa," ucap salah satu cewek dengan pita rambut berwarna hitamnya. Alexa menghentakan kakinya, sebal. "Apa-apaan, sih?" gerutunya. "Kak Reyhan, mau 'kan?" tanya cewek tadi, lagi. Belum sempat Reyhan menjawab, cewek ber-sweater maroon di ujung koridor sudah menyahuti lebih dulu. "Gak usah pelit kali. Cuma fotbar doang gak akan bikin muka ganteng lo luntur," ucap gadis itu. Punggungnya bersandar di tembok, dan matanya menatap sinis ke arah Reyhan, tidak lupa kedua tangan yang berlipat di depan d**a. Tanpa sadar, Reyhan mengepalkan tangannya. Reina Akilah Albert. ~JAG~

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.9K
bc

CEO Mesum itu Suamiku

read
5.1M
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.2K
bc

Rewind Our Time

read
161.2K
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
279.5K
bc

Call Girl Contract

read
323.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook