bc

Princess Of Athanoxia

book_age16+
266
FOLLOW
1.0K
READ
dark
prince
princess
royalty/noble
fairy
bxg
mystery
another world
like
intro-logo
Blurb

Hidup penuh keterasingan karena dia berbeda, Namun perbedaan malah membuat sang Putra mahkota tertarik padanya.. Pertemuan tidak terduga, rahasia besar yang disimpan raja terdahulu dan keluarganya, dan keingintahuan tentang siapa ibunya membuatnya berani menanggung resiko.

Titik-titik perasaan ketertarikan itu berubah menjadi buah-buah cinta. Perjuangan mencari jati diri dan cinta itulah yang akan dilakukan seorang Calista.

chap-preview
Free preview
SATU
                Cahaya itu membungkus tubuhnya. Hutan ini gelap namun dia bercahaya, bercahaya bukan karena obor ataupun lampu minyak. Dia mengeluarkan cahaya dari dalam tubuhnya. Apakah dia peri? Dan ketika dia membalikan tubuhnya, mataku membesar menatap wajah sempurnanya, wajah tampannya dengan rambut pirang panjang sampai ke pinggangnya, lurus dan bercahaya. Seakan helaian rambutnya adalah lampu-lampu yang bersinar terang.                 Walaupun aku masih berusia delapan tahun tapi aku bisa mengatakan jika dia adalah pria yang paling tampan yang pernah aku lihat. Bahkan kakak-kakakku tidak bisa menandinginya.                 “Apa yang kau lakukan Gadis Manis?” pria itu bertanya dan aku merona dibuatnya. Aku menunduk malu karena memperhatikan dan mengaguminya diam-diam. “Kemarilah.. apa Kau suka cerita? Aku akan menceritakan beberapa cerita yang aku fikir akan menghiburmu”                 Dan semenjak saat itu sampai hari ini sepuluh tahun berlalu, tapi aku masih tetep mengunjunginya setiap hari. Setiap malam. Tanpa seorang pun menyadari aku menyelinap keluar dari kamarku, pergi ke hutan terlarang sendirian. Untuk mendengar cerita-cerita Aiden. Ya.. namanya adalah Aiden, peri hutan yang rupawan. Dan tidak pernah menua dalam pandanganku sampai saat ini.                 “Aiden… berapa umurmu sekarang?” tanyaku saat dia sedang menghias rambutku dengan bunga-bunga cantik yang ada di hutan.                 “Seratus sepuluh, Kau menanyakan itu hampir setiap minggu. Apa Kau tdk punya pertanyaan lain?” jawabnya seraya membalikan tubuhku dan menyematkan bunga terakhir di atas kepalaku.                 “Umur berapa Kau belajar menggunakan pedang?” tanyaku penasaran.                 “Apa menurutmu aku belajar pedang?”                 “Semua orang belajar bertarung dengan pedang.”                 “Kecuali wanita.”                 “Kau bukan wanita,” kataku menghardiknya                 Dia menghela nafasnya, “Yah aku memang seorang laki-laki, tapi aku peri. Apa Kau ingat hal itu?” tentu saja aku tak kan lupa bahwa dia seorang peri. Bahwa dia bisa menggunakan sihirnya dari pada menggunakan pedang yang akan menguras tenaga dan mengeluarkan keringat.                 Aku cemberut. Aku seorang wanita dan tidak mungkin belajar menggunakan pedang. Hal yang tidak boleh dilakukan seorang wanita adalah belajar bertarung. Tapi dibesarkan oleh seorang ayah dan empat kakak laki-laki membuatku iri setengah mati melihat mereka belajar memakai pedang kayu.                 Hal itu tampak menyenangkan. Dan aku satu-satunya dalam keluarga yang tidak bisa menikmati hal itu. Hanya bisa duduk dan memperhatikan ke empat kakak ku berlatih pedang di taman rumah kami.                 Aiden menyentuh pipiku dengan kedua tangannya “Apa yang membuatmu sedih?” tanya aiden. Dan aku menatap mata hijaunya yang memukau. Terhinoptis sesaat “Callista,” panggilnya lembut mematahkan hinoptisnya sendiri. Tidak  dia tidak menghinoptisku, itu hanya kekagumanku saja.                 “Setidaknya aku memerlukan itu untuk menjaga diriku sendiri,” kataku pada akhirnya.                 Aiden menghela nafas panjang.                 “Baiklah.. sepertinya aku akan ditangkap bila ketahuan mengajari seorang wanita menggunakan pedang,” katanya putus asa.                 Aku pun memeluk tubuhnya “Trimakasih Aiden, Kau memang yang terbaik”                 “Sudahlah ini sudah malam. Dan aku tidak mau para pengawal itu mengira Kau diculik,” Aiden berbisik di telingaku sambil mengusap punggungku.                 Aku berjalan meninggalkannya. Kembali menyelinap kamarku yang dijaga beberapa pengawal.                 Namaku Callista Dellmore, satu-satunya putri dari Elroy Dellmore ayahku dan Dillian Delmore almarhum ibuku. Bahkan aku belum pernah melihat ibuku sama sekali. Kata ayah, ibu meninggal saat melahirkan ku. Aku tak pernah tau detail ceritanya. Sampai sekarang ayah dan keempat kakakku tak pernah menceritakan kejadian itu. Yang aku heran tidak pernah ada lukisan ibuku dirumah. Maka dari itu aku pun tidak pernah tahu seperti apa wajah ibuku.                 Aku hanya membayangkan mungkin dia mirip denganku, karna ayah selalu bilang, mata mu seperti ibumu. Warna mataku hijau  terang, berbeda dengan ke empat kakakku yang memiliki warna mata abu-abu seperti ayah. Tidak.. tidak ada anak diluar sana yang bermata hijau, satu-satunya ialah aku. Bukan biru seperti anggota kerajaan ataupun abu-abu, coklat dan hitam seperti kebanyakan anak-anak normal.                 Itulah mengapa aku hidup terasing. Sebenarnya tidak begitu, dulu aku mencoba berteman dengan anak-anak lain yang berada di balik dinding rumah ini. Namun anak-anak menatapku aneh, orang tua mereka melarang anak-anaknya bermain denganku seakan aku memiliki sebuah penyakit menular.                 Dari sejak saat itu aku tidak berani keluar. Dan belajar dengan guru khusus di rumah ku. Aku tak pernah merasakan hidup normal seperti orang-orang lain, pergi belajar di sekolah dan bermain dengan teman-teman sepermainan.                 Hidupku terasing, yang biasa bermain dengan ku hanyalah kakakku dan Aiden.                 “Darimana saja Kau?!” bentak seseorang sampai-sampai aku terjatuh dari pijakan jendela kamarku, saat aku menyusup kedalam kamarku sendiri. Dia adalah Grant Dellmore, kakak tertua ku.                 “Mencari angin,” jawabku singkat sambil membelai-belai lututku karena terjatuh barusan.                 “Yang benar saja. Kau tahu ini sudah lewat tengah malam,” dia mendekatiku. Tubuh tinggi dan besarnya kadang membuatku takut. Tapi sebenarnya dia adalah kakak yang paling perhatian diantara kakakku yang lain.                 “Maaf aku ketiduran di taman,” kupaksakan senyum dibibirku dia tetap menatapku dengan tatapan menyelidik “Apa yang Kau lakukan dikamarku?” tanyaku mencoba menghilangkan kecuigaannya.                 “Ayah memintaku membawamu ke East Athan”katanya sambil duduk diranjangku. Aku membelalakan mataku. “Besok pagi,” lanjutnya.                 “Kenapa tiba-tiba?” tanyaku heran. East Atan adalah tempat terjauh dari Athanoxia, tempat yang tidak akan terjamah oleh orang-orang di kerajaan Athanoxia ini. Tempat terakhir ayah bila harus menyembunyikan ku. Aku benci itu.                 Aku mulai berfikir, apa aku benar-benar tidak bisa bergaul dengan yang lainnya? Apa aku harus selalu bersembunyi? Selama delapan belas tahun hidupku yang tidak pernah memiliki teman. Well, aku memang mempunyai Aiden, tapi dia bukan manusia, namun ini tidak adil bagiku.                 “Putra mahkota akan memilih putri mahkota. Dia akan berkeliling dari rumah kerumah menemui setiap putri pejabat dan mentri, ayah tidak ingin Kau menemuinya. Akan terjadi masalah besar, ayah takut Kau dianggap penyihir,” jelas Grant dia memandangku sedih. Aku tahu dia tidak tega melihatku diasingkan seperti ini “Ini demi kebaikanmu,” lanjutnya.                 “Apa ibu juga dianggap penyihir?” tanyaku sedih.                 “Tidak, dia bukan penyihir. Hanya saja dia berbeda, dia bukan dari kerajaan ini. Dan waktu itu ayah hanya prajurit biasa sehingga raja tidak tahu bahwa ibu berbeda, namun kini ayah menepati jabatan sebagai pejabat tinggi dan semua anggota keluarganya pasti mendapat perhatian dari keluarga kerajaan”                 Apakah aku boleh tidak pergi? Aku akan merindukan Aiden. Tidak aku tidak akan pergi.                 “Aku tidak mau,” rengekku.                 “Dengar Callista…”                 “Tidak.. aku sudah dewasa, aku akan menentukan kehidupanku sendiri dan aku tidak akan membahayakan keluarga ini. Kak.. aku mohon, sudah cukup keterasingan ini. Aku tidak mau lagi hidup seperti ini,” lirih ku.                     Mataku memanas, tenggorokan ku mulai mengering, dan air mata jatuh tak bisa lagi kutahan.                 Grant membalikan posisi tubuhnya dia merangkul pundakku. Pada akhirnya aku menangis di pundaknya semalaman.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K
bc

PERFECT PARTNER [ INDONESIA]

read
1.3M
bc

My Husband My CEO (Completed) - (Bahasa Indonesia)

read
2.2M
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.3K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.7K
bc

Pinky Dearest (COMPLETED) 21++

read
291.0K
bc

Living with sexy CEO

read
277.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook