bc

JENGGALA SENJA

book_age18+
218
FOLLOW
1.1K
READ
revenge
killer
scandal
confident
bxg
mystery
scary
campus
cruel
serial-killer
like
intro-logo
Blurb

JENGGALA SENJA

"Candala Berdarah"

PSIKOPAT SERIES : 1

BLURB :

Kota "Candala" yang hangat tiba-tiba berubah menjadi kota menyeramkan akibat teror pembunuhan beberapa pekan terakhir. Pembunuh tersebut melibatkan orang penting, orang kaya, orang berpengaruh, dan orang yang tidak bisa tersentuh hukum.

Warga kota menganggap bahwa "sang pembunuh" adalah dewa penolong yang menghukum mereka-mereka yang congkak dengan mengandalkan pemerintahan. Namun kekacauan pun mulai terjadi, teror semakin membabi buta. Keseimbangan kota semakin parah. Sang pembunuh pun tidak kunjung ditangkap.

Pemerintah, kepolisian, badan inteligen, badan khusus yang dibentuk dalam kasus itu, kalang kabut. Tidak ada bukti, tidak ada tersangka yang bisa dicurigai. Dan akhirnya, mereka memilih secara random untuk dikorbankan sebagai "si pembunuh". Menutupi bahwa kematian korban dikarenakan pembunuh berantai.

Semenjak hari itu ... Julukan "The Beautiful Candala" lenyap dalam sekejap. Digantikan dengan kekacauan di mana-mana.

Karen yang baru beberapa minggu pulang ke kota kelahirannya pun kebingungan. Mengapa kotanya yang indah tiba-tiba dibanjiri darah?

Jadi, apakah itu ulah seorang psikopat?

______________

Catatan :

1. Cerita ini hanya fiktif belaka dan murni imajinasi penulis. Harap bijak menanggapi seluruh isi cerita. Dilarang plagiat, copy-paste, menyadur ulang dan seluruh tindakan tidak menyenangkan lainnya. Nikmatilah alur cerita yang disuguhkan penulis tanpa berniat untuk memilikinya sebagai karya pribadi.

2. Menggunakan bahasa baku yang lumayan kaku, semoga bisa dinikmati dengan baik.

3. Menggunakan latar tempat yang tidak ada di dunia nyata.

______

DIHARAP BIJAK DALAM MEMBACA.

_______

Salam,

Penulis

chap-preview
Free preview
JENGGALA SENJA : Prolog
Tahun 1983 Siaran lewat televisi, radio, telegram, surat kabar, dan dari mulut ke mulut mulai tersebar. Presiden baru tahun 1983 di negara Alcantra mengadakan medical check up untuk seluruh bayi yang baru lahir pada tahun ini. Para dokter yang diutus langsung dari LCA atau Laboratorium Central Alcantra mendatangi setiap penjuru daerah untuk melakukan cek kesehatan pada bayi-bayi tersebut. Rakyat dari berbagai penjuru daerah sangat menjunjung tinggi rasa hormat mereka kepada sang Presiden baru yang dianggap sangat memperhatikan rakyat. Bahkan Presiden tersebut pun mengutus banyak sekali tenaga kesehatan untuk melihat tumbuh kembang bayi secara merata tanpa membedakan kasta. Sayangnya, cek kesehatan tersebut bukan sebagai alat untuk mengetahui bayi tersebut sehat atau tidak. Lebih dari itu tentunya! Mana mungkin seorang pemimpin sepertinya harus repot-repot membuatkan medical check up gratis hanya untuk melihat tumbuh kembang bayi yang bukan anaknya. Tentu saja ada harga yang sangat mahal yang harus dibayar untuk mewujudkan keinginannya, janjinya, dan harapannya tentang menciptakan dunia yang lebih baik. Seperti mottonya ketika pemilihan umum berlangsung beberapa bulan lalu; Alcantra bersinar, menciptakan dunia yang lebih baik. Presiden itu berusaha untuk melakukan yang terbaik walaupun dengan bermain kotor. Dia sudah tahu seperti apa dosanya kepada rakyat. Dengan membohongi mereka sudah pasti disebut sebagai penghianatan, bukan? Namun, sang Presiden tidak butuh pengampunan. Dia hanya berusaha untuk menjadikan negaranya sebagai negara yang aman tanpa ada masalah serius bagi pemerintahan maupun rakyatnya. Sehingga akhirnya, sang Presiden memberanikan dirinya untuk mengundang seorang peneliti yang namanya dikenal hampir diseluruh negara; Profesor Mark Rutterson. Mark Rutterson. Seorang ilmuwan yang sudah berkeliling dari negara satu ke negara lain. Ikut melakukan penelitian dari laboratorium satu ke laboratorium yang lain. Sayangnya, terjadi banyak pro dan kontra dari gagasan yang pernah dia kemukakan pada tahun 1982 lalu. Sebuah gagasan yang membuat sang Presiden nomor urut 2 itu tertarik. "Jika aku menjadi presiden tahun depan, maka aku akan membawa Profesor Mark untuk bekerja di LCA." Mungkin itulah ucapan dari dalam hatinya yang menjadi kenyataan dari sang Presiden. Tidak pernah ada keraguan sama sekali pada dirinya untuk memulai sebuah langkah besar untuk menciptakan kedamaian negara seperti yang dia impikan selama ini. Tentunya, tanpa adanya ancaman! Pada tahun 1982, Mark mengatakan gagasannya kepada media luar negeri tentang gen psikopat yang diteliti oleh temannya dan memberikannya salah satu alternatif untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan dari gen tersebut. Namun sayangnya, sebelum gagasan itu dikemukakan—ilmuwan lain sudah menolaknya. Beberapa ilmuwan menganggap bahwa Mark mengada-ada tentang cara terbaik mengidentifikasi gen psikopat. Apalagi pada saat itu para ilmuwan yang berada di sana meminta Mark untuk membawa temannya untuk menjelaskan temuan itu. Tentu saja Mark tidak bisa membawa temannya karena baru beberapa hari yang lalu meninggal karena bunuh diri. Dari sanalah nama Mark sebagai ilmuwan yang terkenal pun lenyap. Karena itulah Presiden Alcantra memanggil Mark untuk datang ke negara ini—menganggap bahwa saat ini adalah saat yang tepat. Ketika beberapa tahun lalu banyak sekali korban berjatuhan diakibatkan oleh pembunuh berantai kejam yang baru kemarin di- eksekusi mati, maka Presiden Alcantra tidak mau itu terjadi ke depannya. Dia ingin mempunyai kendali penuh atas seluruh manusia dengan gen psikopat. Memantau mereka pergi kemana, dengan siapa, apa yang mereka lakukan selama 24 jam, dan memastikan bahwa mereka tidak melakukan kejahatan. Sehingga penelitian Profesor Mark sangat menentukan terciptanya harapannya. Sehingga semenjak dirinya menjadi seorang Presiden, banyak langkah yang dilakukannya. Salah satunya adalah dengan meng- eksekusi mati para tahanan psikopat. Lalu untuk melakukan langkah pencegahan, dibantu langsung oleh Profesor Mark. Mereka mengidentifikasi setiap bayi dan memastikan adakah gen psikopat pada bayi tersebut. Jika ada, dengan berbagai alasan, mereka meminta orang tua bayi itu datang ke rumah sakit yang sudah ditunjukkan untuk pengobatan sang bayi—mereka berbohong tentang penyakit bayi itu, sehingga orang tuanya akan membawa anaknya ke rumah sakit untuk berobat. Mereka menganggap bahwa Presiden baik terhadap rakyatnya, memberikan pelayanan dan memberikan pengobatan. Namun dibalik itu semua, ada sebuah langkah yang sangat menakutkan. Bayi-bayi dengan gen psikopat akan dibedah kepalanya, dimasukkan chip khusus yang akan menghubungkan bayi itu dengan sistem pemerintah darurat—sistem yang dibuat untuk pemantauan bayi-bayi itu sampai mati nanti. Presiden merasa puas karena bisa memantau segalanya lewat komputer, melihat identitas orang tersebut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Karena sistem tersebut, mereka yang melakukan pembunuhan pun dapat segera ditangkap dengan melihat tracking perjalanan mereka. Dan semenjak hari itu, Alcantra menjadi negara yang minim terjadi kasus pembunuhan. Banyak sekali negara yang berusaha untuk mengetahui kemajuan teknologi apa yang terjadi di Alcantra, namun mereka tidak mendapatkan apa-apa. Karena kemajuan tersebut bukan tentang alat-alatnya, namun pada sebuah chip yang tersembunyi di dalam kepala manusia-manusia dengan gen psikopat tersebut. *** Tahun 2018 Setelah bertahun-tahun pergi dari Alcantra, Mark kembali lagi setelah mendapatkan panggilan serius dari seseorang. Ditambah lagi ada sebuah masalah serius yang menyangkut tentang eksperimen yang dilakukan olehnya beberapa puluh tahun yang lalu. Sudah lama dirinya ingin datang, namun belum ada kesempatan yang tepat. Setelah mendapatkan panggilan, maka Mark benar-benar datang. Kali ini bukan gedung putih yang menyambutnya sebagai tamu, tetapi sebuah rumah megah yang katanya tidak sembarang orang bisa masuk kesana. Penjagaan di rumah orang tersebut pun sangat ketat, seperti penjagaan untuk orang-orang penting pemerintahan. "Aku melihat namamu beberapa kali tertulis di jurnal yang disembunyikan Ayahku. Kebetulan ketika aku datang ke rumah lamaku, aku tidak sengaja menemukan jurnal tentang sebuah daftar angka-angka yang tidak aku pahami. Semua itu merujuk pada sebuah sumber yang berada pada Laboratorium Central Alcantra yang sudah ditutup semenjak Ayahku meninggal. Ada apa dengan itu?" Tanya pria ber- jas abu-abu itu penasaran sambil menyerahkan sebuah buku lusuh yang untungnya tidak rusak termakan usia. Mark mengambil buku itu, lalu membuka halaman per halaman untuk memastikan bahwasanya apa yang dilihatnya adalah buku yang sama milik orang yang sama. Setelah memastikannya, Mark menatap ke arah orang yang memberikan buku itu kepadanya. "Kau putra pertama Presiden Alcantra pada masa itu? Kau yang berkuliah di luar negeri itu?" Tanya Mark sambil melepaskan kacamatanya. Pria itu mengangguk, "hubunganmu dengan Ayahku rupanya cukup dekat. Aku penasaran apa yang membuat kalian begitu terikat sampai-sampai ketika Ayahku wafat, kau berusaha menutup LCA agar publik tidak bisa mengorek informasi dari sana. Ada apa dengan LCA?" "Apa kau sungguh-sungguh ingin mengetahui apa yang terjadi? Aku sudah berjanji untuk merahasiakan semuanya. Namun rupanya, hanya kau sekarang harapanku untuk menyelesaikan masalah yang terjadi akibat kasus beberapa tahun silam." Tandas Mark sambil menatap pria itu serius. "Aku mencari-cari namamu di media manapun dan sangat sulit sekali mengetahui tentang indentitasmu. Aku penasaran, mengapa seorang profesor yang terkenal sepertimu harus menghapus daftar namamu dalam pencarian di internet? Itu artinya ada sebuah hal yang sangat besar yang membuatnya tidak bisa ditemukan oleh orang-orang." Tebak pria itu lagi. Mark tersenyum tipis, "aku sudah tahu bahwa kau mempunyai semua jawaban dari pertanyaan yang telah kau ajukan padaku." Pria itu mengangguk dengan mantap. "Penelitian tentang bayi-bayi dengan gen psikopat! Penanaman chip khusus pada bayi-bayi yang teridentifikasi dan melacak mereka di manapun dan kapanpun sampai mereka mati. Itu yang kalian teliti, bukan? LCA yang sengaja ditutup setelah Ayahku wafat adalah karena takut bahwa rahasia eksperimen diam-diam itu akan bocor pada publik, bukan?" Tanyanya lagi setelah membeberkan fakta yang didapatkannya dengan menganalisis semua fakta yang ada. "Kau memang anak Antonio yang sebenarnya. Kau sangat cerdas dan kritis. Namun alasan sebenarnya aku menutup LCA adalah karena aku tak ingin data-data itu bocor dan jatuh ke tangan pemerintah. Aku tidak ingin mereka menggunakan hasil dari penelitian itu sebagai senjata bagi pemerintahan. Bisa saja pemerintah menggunakan mereka sebagai alat pembunuh massal ketika rakyatnya tidak patuh pada pemerintahan. Padahal tujuan Ayahmu adalah memantau mereka dari kejauhan dan memastikan tidak adanya kejahatan yang mereka lakukan. Bukan untuk alat bagi yang lainnya!" Jelas Mark serius. Pria itu mengangguk-anggukkan kepalanya, "lalu, ... kau tentunya masih menyimpan seluruh data dari penelitian itu, bukan? Kau masih memantau para bayi dengan gen psikopat pada beberapa tahun itu, 'kan?" Mark menghela napas berat dan menggeleng pelan. "Maka dari itu aku memilih datang memenuhi undanganmu." Ucapnya dengan suara lemah. "Pertama, kau putra Antonio yang cerdas. Kedua, aku ingin meminta bantuanmu tentang data-data itu." Sambung Mark. "Apa maksudnya dengan itu? Kau kehilangan datanya?" Tanya pria itu dan diangguki oleh Mark. Mark menyodorkan ponselnya kepada pria itu, "dua tahun lalu, data yang aku miliki tiba-tiba diretas orang tidak dikenal. Aku tidak mengerti mengapa sistem ini bisa diketahui sedangkan penelitian ini sangatlah tertutup. Hanya aku, Antonio, dan para peneliti di LCA pun hanya beberapa yang tahu. Namun sebagian besar dari mereka sudah meninggal beberapa tahun silam sebelum data ini berhasil diretas. Aku penasaran, peretas itu berasal dari pemerintah yang sudah tahu kebenarannya dan ingin memiliki data itu atau hanya para peretas iseng yang kebetulan menemukan sistem ini!" "Seberapa banyak mereka mengambil datanya?" Mark menggigit bibirnya, "seluruh datanya dicuri dan sebagian dihapus dari sistem. Aku masih bisa melacak keberadaan mereka, namun tidak dengan identitas mereka. Bersamaan dengan itu, dua orang tiba-tiba hilang dari data. Mereka mungkin sudah mati sehingga chip itu akhirnya menonaktifkan dirinya sendiri." Pria itu mengerutkan keningnya dengan bingung. Berusaha untuk memikirkan tentang benang merah diantara banyaknya kemungkinan yang terjadi. "Bagaimana jika peretas itu adalah salah satu dari bayi itu? Mereka tahu tentang chip yang ditanam di kepala mereka sejak bayi. Kira-kira, apa yang akan mereka lakukan?" ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.9K
bc

My Devil Billionaire

read
94.7K
bc

My Secret Little Wife

read
94.0K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook