bc

Pregnant Plan

book_age16+
43
FOLLOW
1K
READ
possessive
family
pregnant
badboy
goodgirl
neighbor
drama
tragedy
sweet
straight
like
intro-logo
Blurb

Lamaran yang diajukan Bayu lagi-lagi ditolak oleh keluarga Ambar. Merasa sudah tidak punya pilihan lain, Bayu menjalankan sebuah rencana yang dinamakannya 'Pregnant Plan'.

Namun, Ambar-nya menolak. Perempuan itu lebih memilih agar Bayu meminta secara baik-baik kepada orang tuanya.

Jika demikian, apa yang harus Bayu pilih?

Melancarkan aksinya atau memenuhi permintaan sang kekasih?

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Ditolak Lagi
Lamarannya ditolak. Lagi. Tangan Bayu mengepal erat di kedua sisi tubuhnya. Pria dengan rambut acak-acakan itu berjalan dengan wajah dingin. Matanya menyorot tajam pada kuda besi hitam yang ada di hadapannya. Jika Bayu seorang milliarder, sudah pasti motor itu dihancurkannya sebagai pelampiasan dari emosinya yang meluap. Namun sayang, Bayu Legawa hanya seorang kuli bangunan yang tidak punya apa-apa. Untuk makan saja pria itu kekurangan, apalagi jika ditambah dengan membeli motor baru. Boro-boro untuk memikirkan makan, pikiran Bayu sekarang hanya tertuju kepada Ambar—kekasihnya. Kata 'namun' sekali lagi terlintas di kepala Bayu. Orang tua Ambar tidak merestui hubungan mereka. Bukan hanya tidak merestui, orang tua Ambar bahkan terang-terangan memberinya uang satu koper agar Bayu menjauhi Ambar. Bayu sempat tergoda. Tentu saja. Hal tersebut maklum bagi rakyat jelata seperti dirinya. Lagi, kata 'namun' muncul di benak Bayu. Pria yang jarang merawat rambutnya itu sudah terlanjur mencintai Ambar. Kehilangan cinta pertama di masa lalu membuat Bayu berusaha keras untuk mempertahankan Ambar, cinta kedua dan terakhirnya. "Mas Bayu!" Suara cempreng yang khas masuk begitu saja ke gendang telinganya. Tidak terlalu keras, karena mungkin si pemilik suara masih jauh dari tempat Bayu berdiri. "Mas Bayu enggak boleh nyerah, ya. Lama-lama mak sama bapak pasti nerima Mas, kok!" Sekarang suara cempreng itu terdengar makin dekat. Bayu memutar tubuhnya. Jantungnya menabuh gendang keras-keras ketika matanya menangkap mata Ambar. "Iya, Ona." Percayalah. Suara Bayu terdengar sedikit bergemetar saat mengucapkan kalimat singkat itu. "Mas! Aku enggak suka, ya, kalau Mas terus panggil aku gitu." Suara cempreng yang menjadi favorit Bayu terdengar kesal. Bayu tidak bisa menahan tawanya. Entah hilang ke mana wajah dingin dengan tatapan tajam tadi. "Kamu memang enggak suka, tapi pipi kamu mengatakan yang sebaliknya." Tangan Bayu menekan pipi kanan Ambar dengan jari telunjuknya. "Nih, lihat, makin merah." "Mas Bayu mah, gitu. Ini pasti gara-gara Mas kebelet nikah, 'kan?" Ambar meraih telunjuk Bayu dari pipi tembamnya. Perempuan itu kemudian menggenggam tangan kasar Bayu. Tawa Bayu terhenti. Jika boleh jujur, Bayu sebenarnya tidak hanya kebelet nikah. Pria kelahiran tanah Jawa itu juga sudah kebelet kawin. Kalau begini, Bayu jadi ingin cepat-cepat memperistri Ambar. "Bener, 'kan, Mas?" Pertanyaan Ambar makin memperkuat keinginannya untuk segera menikahi perempuan dengan mata agak sipit itu. Sekarang telunjuk Bayu sudah lepas dari genggaman hangat tangan Ambar, membuatnya sedikit merasa kehilangan. "Kamu benar." Bayu bisa melihat wajah Ambar yang tegang setelah ia menyelesaikan perkataannya. Apa yang terjadi dengan kekasihnya itu? "Enam kali. Sudah enam kali lamaran Mas ditolak. Mas benar-benar sudah berusaha keras." Bola mata Ambar bergerak gelisah. "Ini salah aku yang kurang usaha buat bujuk mak sama bapak. Maaf." Tangan Bayu terangkat. Telapak tangan kasar yang menunjukkan betapa kerasnya ia menjalani hidup itu mengusap puncak kepala Ambar. Bayu berusaha mengusap selembut mungkin agar tidak melukai kepala Ambar. "Enggak ada yang salah dari semua konflik ini. Mau itu aku, kamu, atau orang tua kamu. Sungguh. Kalau enggak ada tantangannya, hidup akan membosankan. Urip bakal ora duwe rasa. Hambar, Ona!" Kini tangan Bayu beralih kedua bahu kurus Ambar. "Aku janji, Ona. Aku sudah berjanji untuk menikahi kamu. Jika aku sudah janji, aku enggak akan ingkar. Kamu tau itu, kan?" Bayu melihat Ambar mengangguk sekali dengan kaku. Merasa perempuan itu sedikit lebih tenang, Bayu berkata, "Kalau perlu, aku akan menghalalkan segala cara agar bisa menikahi kamu." Iris cokelat Ambar menatap pada kedua bola mata Bayu. "Kalau begitu, Mas lakukan saja. Aku akan mendukung semua pilihan Mas Bayu." "Kamu yakin?" Bayu yakin suaranya sekarang terdengar lebih dalam dan serak dari biasanya. Anggukan polos diberikan Ambar kepadanya. Bayu mengacak rambutnya hingga menjadi makin berantakan. "Jalan ini mungkin tidak akan mudah. Opsi terburuk adalah dibenci mak sama bapak kamu." "Memangnya apa rencana Mas Bayu?" Bayu menelan ludahnya dengan susah payah. Berbagai opini mulai terbayang oleh Bayu. Ambar pasti akan menolak rencana ini. Bayu sangat yakin. Namun, tidak ada salahnya mencoba, bukan? Bayu mencintai Ambar, begitu juga sebaliknya. Nanti mereka akan melakukannya atas dasar cinta. "Ayo lakukan hubungan suami istri." Ambar mengernyit jijik. "Kayak Jihan dan Fadil? Enggak, deh, Mas. Bukannya direstui, bisa-bisa Mas dimasukkan ke rumah sakit jiwa sama bapak." Bayu ikut mengernyit. "Maksud kamu?" "Mas gimana, sih? Aku enggak suka kalau pakai rencana alay kayak manggil Mama-Papa. Enggak, pokoknya enggak akan pernah." Perkataan Ambar mengundang tawa keras Bayu. "Bukan gitu maksud aku, Ona. Lagian, aku juga jijik sama kelakuan pasangan aneh itu." Begitu melihat Bayu tertawa, Ambar juga ikut tertawa. "Oke, oke, cukup. Aku lelah ketawa. Jadi, rencana apa yang ada di otak ganteng Mas Bayu-ku ini?" Mendengar kata 'Bayu-ku' dari mulut Ambar membuat hati Bayu berdesir hangat. Selalu begini. Hal tersebut makin memperkuat keinginan Bayu untuk melancarkan rencananya bersama Ambar. Apa pun akan dilakukan Bayu agar bisa bersama dengan perempuan yang dicintainya. Iya, apa pun itu. "Bercintalah denganku, Ambar Ardhiona!" Tatapan tegas Bayu melayang tepat di kedua mata Ambar. Mata hitamnya meneliti reaksi Ambar. Kekasihnya sejak tiga tahun yang lalu itu terlihat syok. Mata Ambar membulat dengan mulut terbuka sedikit. Dua menit berlalu dalam situasi hening dan canggung. Bayu segera memeluk Ambar untuk memutus rantai kecanggungan. Diusapnya punggung Ambar yang terbalut kaus biru dengan lembut. "Aku tidak bermaksud, Ona." Bayu mengembuskan napasnya tepat di leher Ambar. Sesaat, Bayu merasakan tubuh Ambar menegang. "Aku hanya ingin kamu hamil." Tangan Bayu berhenti mengusap punggung Ambar. Sekarang tangan itu beralih pada bahu kekasihnya. Bayu kemudian sedikit memberi jarak dengan mundur beberapa sentimeter supaya bisa melihat ekspresi Ambar. "Ta-tapi kenapa? Hamil sama sekali tidak ada hubungannya, Mas." Untuk pertama kalinya, suara Ambar terdengar lirih. Energi Ambar seolah tersedot habis oleh Bayu. "Kalau kamu hamil, pak Surya pasti akan segera menikahkan kamu dengan seseorang. Pak Surya dan bu Liana jelas enggak mau dipermalukan. Dengan be–" "Mas mau aku nikah sama orang lain? Mas udah enggak sayang sama aku?" Ambar memotong perkataan Bayu yang belum utuh. Napas Ambar tidak beraturan. Menggebu-gebu. Mata Ambar menatap Bayu sedih. Jadi, ke mana perginya Ambar yang canggung tadi? Sebuah senyum terlukis di bibir Bayu. Senyum lembut yang menenangkan. "Bukan gitu, Ona. Aku akan memastikan kalau kamu hanya akan menikah denganku." "Pokoknya Mas enggak boleh ngebiarin pria lain nikahin aku. Mas pasti enggak mau malam pertama aku direbut orang lain, 'kan?" Bayu menggeram kesal. Pria itu langsung menarik Ambar ke pelukannya, seolah tidak mau kekasihnya direbut oleh orang lain. "Aku enggak akan membiarkan hal itu terjadi, Ona. Enggak akan pernah. Kalau perlu, aku akan mengambil apa yang menjadi hakku sekarang juga." "Apa itu?" Bayu dengan santai mempererat pelukannya dengan Ambar. Tinggi Ambar yang hanya mencapai dadanya membuat Bayu harus sedikit membungkuk untuk meletakkan kepalanya di bahu Ambar. Mengecup singkat leher Ambar, kini bibir Bayu bergerak menuju telinga Ambar. "Mengambil sesuatu yang akan merobek selaput dara kamu." Selepas delapan kata itu terucap, Bayu meniup telinga Ambar dengan gerakan pelan. Sangat pelan. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marry Me If You Dare

read
222.8K
bc

The crazy handsome

read
465.3K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
114.0K
bc

His Secret : LTP S3

read
647.3K
bc

Bad Prince

read
508.7K
bc

A Million Pieces || Indonesia

read
82.2K
bc

Romantic Ghost

read
162.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook