bc

MAHA KARYA CINTA SANG PENGUASA (INDONESIA)

book_age18+
710
FOLLOW
2.4K
READ
billionaire
murder
possessive
sex
drama
bxg
another world
like
intro-logo
Blurb

Kendrick Lorge Mathelaw, manusia berhati iblis atau bisa di katakan jelmaan iblis berparas dewa. Ia bukan ketua mafia, tetapi memiliki ribuan pasukan rahasia. Ia juga bukan pengusaha dunia, tetapi memiliki perusahaan penunjang aset negara. Ia cerdas, di usianya yang ke dua puluh enam tahun ini ia berhasil menguasai negri tercinta. Hatinya keras, bahkan tak mengenal rasa iba.

Dunia kelam menjadi pengisi setiap detik kehidupan, tiada pernah ia mengetahui arti dari cinta sejati. Namun, setelah mengenal seorang wanita, ia terpaksa berebut kasih dengan seorang penerus tahta kerajaan tersembunyi pemilik nama Johanes Norvile.

Akibat keserakahan seseorang yang telah tega menculik diri bertukar dengan harta kekayaan, dua puluh tujuh tahun Johanes terpisah dari keluarga, bahkan tahta pangeran tersingkir darinya. Namun, tiada menjadikan beban hidup di kala seorang wanita hadir mengisi hati.

chap-preview
Free preview
CH - 1
Langit membelai alam, mencipta fenomena jingga menghiasi semesta. Tak seindah langit keunguan itu, situasi genting terjadi di dalam singgasana sang raja. Kericuhan terjadi ketika Alice mengetahui anaknya yang baru berusia dua hari telah hilang diambil orang. Sepanjang hari Alice tak henti meneriakan nama anaknya. Disertai tangisan histeris, ia meronta-ronta ingin melepas tubuh dari genggaman dua orang pria. Sungguh menyedihkan, diri terkesan gila. Karenanya ia selalu berlari tanpa arah dan tujuan untuk mencari di mana belahan jiwanya berada. Hujan telah berhenti mengguyur pusat kota di negara bagian barat itu, akan tetapi wajah Alice membasah karena deraian air mata. Bernard bergegas melakukan tindakan, karena merasa luapan kepedihan itu tak akan dapat terhenti sebelum anaknya kembali. Lekaslah ia memberi perintah kepada ahli medis agar memberi obat penenang untuk sang istri. Sesungguhnya ia tak tega melakukan hal itu, akan tetapi tiada cara lain selain membuat sang istri nyaman tertidur. Sesaat suasana menjadi hening, setelah Alice terlelap dalam tidurnya. Bahkan seorang ahli medis telah berundur pamit. Kemudian Bernard duduk pada kursi yang terletak di samping ranjang tidur, untuk berjaga jika saja istrinya kembali berulah. Tepat di saat angan melayang, mencari tahu makna dari tragedi nahas yang terjadi, seorang pria datang menghampiri. Ia menyambut dengan tatapan saja, mengharap pria itu membawa kabar bahagia. "Maafkan aku, Tuan. Aku tak bisa menemukan anakmu, tapi ... aku mengetahui siapa dalang di balik semua ini," ujar Jimmy berbuah tatap penasaran menusuk indra penglihatan. "Adikku?" "Benar, Tuan William lah pelakunya." Jimmy menyahut dengan rasa segan, ia ragu mengatakan jika saja kabar berita yang disampaikan akan membuahkan keretakan jalinan hubungan kakak beradik itu. "Mungkin kah pria itu menginginkan tahta raja?" tutur Bernard menerka-nerka. Namun, anggukan kepala membuatnya mempersembahkan senyuman miris. "Seharusnya tak melibatkan putramu, bukan?" ujar Jimmy. Bernard hanya mengangguk mewakilkan jawaban, sesaat tertahan dalam bungkaman mulut. Kerena ia berusaha mencari jawaban dari tindak tanduk adik lelakinya itu. "Atau kah ... beliau ingin menyerang mentalmu?" kata Jimmy memberikan kepuasan bagi Bernard. Bernard menyeringai penuh kepahaman, sudah dapat dipastikan dengan terjatuhnya mental diri, maka William akan mudah mendapat yang diinginkan. "Baiklah ... kita ikuti saja permainannya. Dan kau, persiapkan seluruh kebutukan untukku mencari putraku," tutur Bernard mendapat persetujuan dari pria yang berdiri di sampingnya. Tiada lagi bibir mengucap kata, Jimmy membungkukan tubuh meminta pamit dengan gerakan itu saja. Bernard pun tidak menghadangnya, mengetahui pria itu akan segera melakukan perintah. * Dua bulan kemudian .... Langit tak lagi terlihat mengesankan, meskipun ribuan bintang bertaburan ditengah kegelapan malam. Suasana tegang menjadi pengisi hari-hari yang dilalui Bernard, sebab hingga kini ia belum jua menemukan putranya. Tak sedikit pun secercah harapan menampakan diri, ketika ratusan orang telah dikirimkan untuk membantu menyelidiki perkara yang menimpanya tiada kunjung memberikan kabar gembira. Terlepas dari titah demi titah ia kemukakan kepada Jimmy, ia pun tak pernah berdiam diri. Seperti hal yang dilakukan kini, ia telah berdiri menghadap wanita tua yang disebut-sebutkan sebagai ibu kandungnya. "Apa kau terlibat dengan kasus kehilangan anakku?" tanyanya terkesan mengancam, sebab nada bengis menyertai baris kalimat. Yolanda tersenyum menyikapi kehadiran tamu yang tidak menyapa terlebih dahulu itu, sesaat ia mengedarkan pandangan pada tiap sudut ruang kerja miliknya. "Kau ingin membahasnya di sini?" tanya Yolanda ketika pasang mata berhenti arah pandang pada sebuah alat perekam kegiatan. Bernard membuntuti arah tatapan itu, sebelum kemudian ia berkata, "katakanlah ...." Yolanda melenguh frustasi, mengingat tiada pernah melakukan hal sedemikian keji itu. Namun, demi menjaga hubungan persaudaraan kedua anaknya, ia terpaksa mengorbankan diri. "Jika aku mengatakannya sekarang, aku yakin kau akan berbuat ulah. Maka dari itu ... tunggulah hingga pelantikan raja tiba." Sepenggal kalimat mengandung berjuta makna. Yolanda sengaja mengutarakan dengan hanya ungkap isyarat, pasalnya, ia mengetahui jika seseorang sedang memantau kegiatannya. Bernard mengangguk menyikapi ucapan misteri itu, kemudian mencibir sang ibunda dengan seringai kejinya. Tidak mudah ia menyangkal alasan yang terkemuka dalam ungkap berisyarat itu. Bahwa sang ibunda ingin melepas kedudukan yang diwariskan dari ayahnya kepada William. Pemilihan kandidat sebagai raja berikutnya adalah keinginan ayahnya, sedangkan sang ibunda menginginkan adiknya yang menyandang tahta itu. Hal itu telah diketahui sejak sekian lama, akan tetapi ia tidak mengungkap sebelum mendapat bukti akurat. Kemudian satu tahun lalu sang ayah wafat karena mengidap penyakit berbahaya, sang ibu memintanya untuk mengundurkan diri dari apa yang telah di setujui. Tentu, Bernard tidak akan menyetujui, bahwasannya ia mengetahui jika sipat tamak dan kejam adiknya akan mempengaruhi keadaan kehidupan rakyatnya. "Aku akan mengundurkan diri segera, sebaiknya kau beritahu aku di mana anakku berada!" Bernard berucap penuh penekanan. Yolanda terkujur kaku, tiada dapat ia menentukan pilihan. Karenanya ia tidak mengetahui di mana anak itu berada. Namun, demi mencegah kericuhan terjadi, ia terpaksa mendustai hati. "Sudah ku katakan, tunggulah hingga adikmu resmi menjadi raja." Diluar dugaan Bernard, ternyata tawaran yang ia berikan tak sedikit pun menggugah hati wanita berusia lima puluh tiga tahun itu. Jelas semua nampak memberi jawaban, bahwa sang ratu telah mengatur keseluruhan. Bahkan bagaimana ia memaksa dengan ancaman, keputusan sudah di pastikan jika diri akan kehilangan anak dan tahtanya. Maka, akan sangat percuma ia bersiteru dengan wanita itu. Hendaklah ia membawa diri meninggalkan ruang tanpa berpamitan, lantas membawa rasa kecewa dalam setiap langkah kakinya. * Jika di tempat Bernard berada hari sudah menjadi gelap, di tanah negara panda terik mentari sedang menghangatkan daerah pinggiran kota. Sebuah rumah sederhana milik seorang petani telah mendapat kunjungan dari tamu terhormat, membawa seorang bayi lelaki turut serta bersamanya dalam pangkuan. "Aku sarankan ... sebaiknya kau tak melewatkan kesempatan emas ini, David." Pria pembawa anak dalam pangkuan itu sedang memaksa kakaknya yang duduk besebrangan di dalam ruang tamu. Ketika tiba di dalam kediaman David, Tommy bergegas memberitahukan tujuan awalnya. Yakni, ia meminta sang kakak untuk merawat bayi berusia dua bulan yang berada dalam pangkuannya. "Bukankah cara ini terlalu hina? Aku tak ingin menjadi kaya jika harus memisahkan bayi tak berdosa ini dari keluarganya." Untuk kedua kalinya David menghadang permintaan itu, sebab ia mengira tawaran menggiurkan akan membuatnya sengsara dikemudian hari. Tommy menyeringai kelam, menutupi rasa kecewa dengan mimik menyeramkan. Kemudian ia berpikir kembali, mencari cara agar sang kakak sudi membantu dirinya. Seandainya ia tidak bekerja di samping William, mungkin tugas itu telah ia emban tanpa berpikir dua kali. Ia tergiur dengan upah yang di berikan William yang akan dapat menunjang kehidupan hingga tujuh turunan. "Tidak kah kau bosan dengan kemiskinanmu? Pikirkanlah baik-baik, jika kau menerimanya, kau tidak akan lagi kesulitan menggait wanitamu," ujar Tommy. Sejenak David mempertimbangkan yang membuat ucap kata tertahan di dalam tengorokan. Iming-iming telah membuat hati menjadi buta. Lantas, demi mendapat pengakuan dari keluarga calon istrinya ia rela menukar kebahagiaan dengan mengemban dosa. Maka, lekaslah ia tersenyum simpul, dan menatap wajah adiknya penuh percaya diri. "Baiklah ...." Sudah menjadi dugaan Tommy, jika wanita menjadi alasan untuknya mengancam, maka keberhasilan akan ia dapatkan. Segeralah ia menyerahkan bayi dalam pangkuan kepada petani itu, dan bangkit berdiri sebelum pria itu menarik kembali ucapannya. "Percayalah padaku, kau tak akan menyesalinya," ujar Tommy seharusnya sebagai ucapan pamit, karena setelah usai berucap ia bergegas melangkah pergi. Bersamaan dengan lenyapnya sosok Tommy dalam pandangan, hilang pula keserakahan yang datang secara tiba-tiba itu. David berharap keputusannya tak akan membuahkan penyesalan dikemudian hari, mengingat dosa besar akan bersemayam dalam angan dari mulai detik ini. "Kau seharusnya tak mengalami hal buruk ini," lirihan pedih berseru pada nada bicara melirih. David mengusap puncak kepala mungil itu penuh kelembutan hati. Seharusnya bayi tak berdosa itu tidak terseret dalam permainan dunia, akan tetapi ia mengira jika semua terjadi atas kehendak-Nya. Si kecil menangis dalam pangkuan, suara cempreng itu menyayat telinga hingga ke hatinya. Ia tak kuasa menahan rasa iba, kemudian derai air mata melengkapi kesedihan. "Maafkan aku ... kau tak perlu takut, aku akan menyayangimu layaknya anakku sendiri." Ikrar janji terucap penuh keteguhan hati, isak tangis itu berhasil menyentuh hati nurani. Ia tak lagi meneteskan air mata kepedihan, setelah mengingat jika keputusan telah diambil tanpa bisa dikembalikan. Kini ia bertekad untuk memperjuangkan kebahagiaan bayi yang telah di angkat sebagai putranya, bahkan berniat untuk memberikan segala apa yang diinginkan si buah hati tanpa terkecuali. • • • Tbc

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sweet Sinner 21+

read
885.0K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K
bc

Naughty December 21+

read
512.2K
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
923.1K
bc

Partner in Bed 21+ (Indonesia)

read
2.0M
bc

Dependencia

read
186.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook